MAITHATARUN yang nyawanya telah diselamatkan oleh Dewi Awan Putih dari tangan maut Patandai alias Jin Bara Neraka yang adalah saudara kandungnya sendiri. Sang Dewi yang menunggangi awan putih raksasa ternyata membawa Maithatarun ke satu tempat tak jauh dari telaga dimana Si Jin Budiman dan Jin Terjungkir Langit berada.
"Dewi Awan Putih, aku berterima kasih kau lagi lagi telah menyelamatkan diriku dari bahaya maut!" berkata Maithatarun begitu dirinya yang masih terbungkus jala api biru diturunkan ke tanah.
"Tak perlu berterima kasih padaku..Karena nasib baik sebenarnya yang telah menolong dirimu!" jawab Dewi Awan Putih sambil tegak membelakangi Maithatarun.
"Aneh sekali sikapnya 'kali ini," kata Maithatarun dalam hati. "Suaranya ketus dan dia bicara tidak mau melihat padaku "
"Kau tahu!" Dewi Awan Putih kembali membuka mulut sambil tetap berdiri membelakangi Maithatarun. "Aku menolongmu karena aku butuh satu keterangan penting
"Dewi Awan Putih, aku tidak akan melupakan apa yang hari ini kau lakukan terhadapku!" kata Maithatarun dengan suara bergetar menahan amarah dan sakit. "Apa yang terjadi dengan Negeri Atas Langit. Apakah sudah terjungkir balik hingga kau menjatuhkan tangan sejahat ini kepadaku?!"Tiga bayangan tiba-tiba berkelebat. Menyusul suara berucap. "Maithatarun, kami saudara-saudara angkatmu juga tidak melupakan apa yang kami lihat hari ini!" Maithatarun berpaling dan melihat Bayu serta Arya tegak di sampingnya. Di dekat mereka berdiri pula banci berkepandaian tinggi yang dikenal dengan nama Betina Bercula."Kalian..." ujar Maithatarun. "Apa kalian juga mendengar apa yang telah diucapkannya tentang saudara kita Bintang?""Kami sudah mendengar. Sebelumnya dalam satu pertemuan dia juga telah mengatakan hal itu! Tapi siapa yang percaya! Seperti katamu tadi kehidupan para Dewi kini jauh dari suci! Entah siapa yang menghamili, Bintang yang difitnah! Kete
Sengatan sinar matahari di wajah dan sekujur badannya menyadarkan Ksatria Pengembara. Perlahan-lahan dia buka kedua matanya tapi serta merta dipicingkan kembali, tak tahan oleh silaunya cahaya matahari. Sambil melindungi matanya dengan tangan kiri Bintang mencoba bangkit dan duduk di tanah.“Ampun, sekujur tubuhku sakit bukan main. Tulang- tulang serasa copot. Kepalaku mendenyut tak karuan. Apa yang terjadi dengan diriku...?” Bintang buka kembali sepasang matanya. Lalu memandang berkeliling. Dia dapatkan dirinya berada di satu kawasan berbatu-batu di kaki sebuah bukit kecil. Pakaiannya kotor bahkan ada robekan-robekan di beberapa tempat. Lengan serta kakinya lecet. Ketika dia meraba kening sebelah kiri ternyata kening itu benjut cukup besar. Di depan sana dia melihat beberapa pohon besar bertumbangan. Semak belukar berserabutan dan bertebaran di mana-mana.“Kaki bukit batu... Pohon-pohon tumbang... Sunyi. Di mana ini... Bagaimana aku bisa berada di te
“Jin Sinting palsu! Jahanam ini dulu yang hampir mencelakaiku di sarangnya Jin Muka Seribu...” membatin Bintang. “Kabarnya sejak didamprat saudara kembarnya Si Jin Sinting asli, dia telah berubah baik. Sekarang dia muncul di sini! Apa membawa niat baik atau niat jahat! Apa dia muncul bersama yang lain-lain ini?”Bintang melirik ke samping kiri. Di situ tegak sosok berjubah hitam berwajah dan bertubuh jerangkong. Makhluk ini bukan lain adalah Sang Junjungan, guru Jin Santet Laknat. Sebelumnya Bintang memang tidak pernah melihat makhluk ini hingga tidak mengetahui siapa dia adanya.Orang ke tiga berdiri berdampingan dengan orang ke empat. Yang di sebelah kanan ternyata adalah Jin Sejuta Tanya Sejuta Jawab. Otaknya yang terletak di atas kepala tampak mendenyut keras, mukanya mengelam pertanda orang tua berkepandaian tinggi ini tengah berusaha menindih hawa amarah yang saat itu menggelegak di dadanya. Dua matanya memandang garang tak berkesip ke ara
Bintang melirik ke arah orang bermuka tengkorak berbadan jerangkong yang dipanggil dengan sebutan Sang Junjungan. Orang ini tegak tak bergerak. Rambut putih di batok kepalanya kelihatan aneh. Di dalam sepasang matanya yang bolong kelihatan cahaya merah seperti ada kobaran api di dalam kepalanya. “Agaknya si makhluk jerangkong ini tidak datang bersama Jin Sejuta Tanya Sejuta Jawab dan kakek jubah ungu itu,” Bintang menduga dalam hati.Tiba-tiba ada suara kerincingan disusul suara rebana ditabuh. “Na... na... na... Ni... ni... ni!” Di sebelah sana si Jin Sinting mulai menyanyi sambil menari. Pantatnya tersingkap ogel-ogelan kian kemari!“Jahanam sinting! Berhenti menabuh rebana! Tutup mulut dan berhenti menari! Aku tidak membawamu kemari! Kau yang mengikuti perjalanan kami berdua. Jadi harap kau tahu diri! Jangan mengacau urusan orang lain! Kalau tidak bisa berdiam diri lebih baik pergi dari sini!” Yang membentak penuh marah adal
“Hemmm...” Jin Sejuta Tanya Sejuta Jawab keluarkan suara bergumam. “Setelah menerima budi orang kau unjukkan sikap baik, sengaja melindungi dirinya. Tidak mau memberitahu di mana dia berada! Makin jelas bagiku kalau kau memang terlibat cinta dengan nenek jahat buruk itu!”Bintang jadi kesal. Dalam hati dia membatin. “Tua bangka berotak geblek! Kalau kau melihat ujud asli Jin Santet Laknat, rasanya aku berani bertaruh mencungkil mataku sendiri. Kau pasti terpikat habis-habisan padanya!” Bintang pandangi otak si kakek yang bertengger berdenyut di atas kepalanya. Ksatria Pengembara lalu meneruskan ucapannya.“Aku memang tidak tahu di mana nenek itu berada! Bukan karena ingin melindunginya. Tapi karena aku orang tolol tidak tahu apa-apa! Sebaliknya kau orang pintar! Percuma kau bernama Jin Sejuta Tanya Sejuta Jawab kalau tidak mampu mengetahui di mana Jin Santet Laknat berada. Mungkin benar ucapan Si Jin Sinting tadi. Kau telah keh
Ketika Sang Junjungan memapasi serangan Jin Sejuta Tanya Sejuta Jawab, Ksatria Pengembara sebenarnya juga merasa heran. Semula dia menduga makhluk muka tengkorak itu menghalangi serangan Jin Sejuta Tanya Sejuta Jawab karena dia tidak ingin kedahuluan. Karena pasti dia juga membekal maksud untuk membunuh dirinya. Namun mendengar ucapan si muka tengkorak tadi, hati sang pendekar jadi bertanya-tanya.Setuju akan ucapan Pawungu maka Jin Sejuta Tanya Sejuta Jawab segera menyerbu. Dari tangan kanannya yang dihantamkan ke arah Bintang menderu keluar satu gulungan sinar putih sebesar batang kelapa. Dalam jarak beberapa langkah dari Bintang tiba-tiba sinar ini memecah menjadi tujuh! Inilah kedahsyatan ilmu pukulan yang disebut Menara Mayat Meminta Nyawa!Di bagian lain Pawungu sudah menghantam pula ke arah si muka tengkorak. Dua tangannya dipukulkan ke depan. Dua larik sinar ungu berkiblat dari ujung-ujung lengan jubahnya! Si muka tengkorak berseru keras ketika merasakan tubuhn
Dalam hati Pawungu membatin. “Kalau aku terus melayani makhluk ini dalam pertempuran jarak jauh, cepat atau lambat aku pasti akan kena dicelakainya. Tak ada jalan lain. Aku harus mengeluarkan ilmu Menyatu Jazad Dengan Alam. Tubuhnya harus aku pantek ke pohon atau ke batu. Tapi bagaimana caranya aku bisa merangsak mendekatinya!”Sementara itu di bagian yang lain Ksatria Pengembara tengah menghadapi serbuan serangan Jin Sejuta Tanya Sejuta Jawab. Tubuh si kakek telah berubah menjadi bayang-bayang putih. Tendangan dan pukulannya mendera ganas. Bintang yang sebelumnya pernah berkelahi melawan Jin Sejuta Tanya Sejuta Jawab dan hampir menemui ajal akibat tendangan Jin Racun Tujuh berlaku sangat hati-hati.Dalam lima jurus pertama Bintang keluarkan jurus Kelana Pemabuk. Walau dia bisa mengimbangi namun ada rasa khawatir lawan akan berhasil menjebol pertahanannya. Maka Ksatria Pengembara menghantam dengan pukulan Rembulan Dingin, disusul dengan terjangan Matahari T
Dari atas pohon kembali terdengar tabuhan rebana dan suara nyaring kerincingan si Jin Sinting. Kekeh panjang Sang Junjungan yang tadi sempat terhenti sewaktu diserang senjata rahasia yang dilepaskan Jin Sejuta Tanya Sejuta Jawab, kini kembali meledak. Di atas pohon Si Jin Sinting menimpali dengan tabuhan rebana dan goyangan kerincingan.Walau darahnya mendidih, amarahnya menggelegak, namun Jin Sejuta Tanya Sejuta Jawab masih bisa menggunakan jalan pikiran sehat. Dalam keadaan seperti itu tidak ada gunanya dia melanjutkan pertempuran melawan dua musuh yang ternyata memiliki kepandaian tinggi itu. Dengan cepat dia angkat tubuh Pawungu lalu dipanggul di bahu kanan. Setelah lemparkan pandangan menyorot pada Sang Junjungan dan Bintang, kakek ini segera berkelebat pergi dari tempat itu.Sang Junjungan hentikan tawanya, mengusap muka tengkoraknya dengan telapak tangan yang hanya merupakan tulang belulang putih lalu berpaling ke arah Bintang.“Anak muda! Lekas dat
Tak lama, dua sosok tinggi besar muncul. Entah darimana asal keduanya datang. Tapi kedatangan kedua sosok ini membuat orang-orang yang ada ditempat itu langsung bersujud dihadapan keduanya, sosok keduanya begitu amat besar bahkan 2x besarnya dari ukuran manusia biasa. Keduanya tampak mengenakan pakaian seperti layaknya seorang pertapa. Di sisi lain, Zaynpun tampak memperhatikan kedua sosok besar yang kini tengah mendatanginya dan berhenti beberapa langkah dihadapannya. Kini kedua belah pihakpun sudah saling berhadapan dan terlihat jelas perbedaan diantara keduanya, sosok Zayn yang kecil berbanding sosok keduanya yang berdiri dihadapan Zayn. Sementara itu, salah satu dari kedua sosok besar itu tampak berpaling kearah sosok si pemimpin yang telah tewas dengan golok hitam yang menancap didadanya. “Bawa dia pergi dari sini!” ucap salah satu dari kedua pria besar itu. Para anak buah si pemimpin yang tersisa dengan cepat menggotong pemimpin mereka dan pergi meninggalkan tempat itu. Semen
“Tendangan Berputar! Hyyaaa!”. tubuh Zayn berubah menjadi satu putaran cepat kearah para penyerangnya, dan ;“Dess...desss...dessss.......akhh....akkkkkhhhhh...”. dalam sekejap saja belasan orang yang tersisa sudah terlempar dan terkapar ketanah akibat serangan dasyat yang dilancarkan oleh Zayn dan kini dengan mantapnya Zayn kembali turun ketanah. Kini yang tersisa hanya si pemimpin saja lagi yang saat itu masih sangat terkejut melihat belasan anak buahnya kini sudah terkapar disana sini.Kini barulah terbuka matanya, kalau pemuda yang dianggapnya masih begitu ingusan itu bukanlah orang sembarangan dan hal ini cukup disadarinya, tapi untuk pergi melarikan diri dari tempat itu tak mungkin dilakukannya, bagaimana tanggapan teman-teman dan anak buahnya kelak jika dia sebagai seorang pemimpin harus melarikan diri dari pertarungan.Maka satu keputusanpun diambil.Weeeerrrr...! Weeeerrrr...!Pemimpin ini terlihat memutar golok dit
“Ha ha ha! kau tak akan bisa lari dari golok pencabut rohku ini, bersiaplah kau untuk ma...”. belum lagi si pemimpin menyelesaikan ucapannya, tiba-tiba saja sosok pemuda yang tadinya masih berada beberapa langkah didepannya kini sudah berada dihadapannya, bahkan ;Desss...!!!Satu tendangan cepat telah menghantam wajahnya, hingga langsung membuat si pemimpin ini langsung terlempar jauh. Kejadian yang begitu amat cepat ini tentu saja sangat mengejutkan para anak buahnya, karena sedikitpun mereka tadi tidak melihat kapan pemuda yang saat itu masih berada beberapa tombak dari pemimpin mereka bergerak, tahu-tahu kini pemimpin mereka sudah terkapar ditanah dan kini dengan susah payah terlihat bangkit. Walau terkejut karena mendapati serangan yang sungguh tidak terlihat olehnya, tapi si pemimpin terlihat menggeram marah, apalagi saat melihat pemuda yang masih berusia ingusan itu tampak cengar cengir saja menatap kearahnya..“Hei! ayo cepat serang dia
Serangan balik Zayn langsung menjatuhkan beberapa orang lawannya. Beberapa jurus berikutnya, satu demi satu para penyerangnya jatuh. Melihat hal ini Si pemimpinpun baru menyadari kalau saat ini lawan yang dihadapinya bukanlah pemuda biasa, maka ;“Mundur!”. perintahnya lagi, dan dengan serentak sisa-sisa anak buahnya langsung melompat mundur.Kini si pemimpin kembali menyerang kearah Zayn, dengan menggunakan sebilah golok berwarna hitam ditangannya. Sekali lihat saja, Zayn tau, kalau golok itu berbahaya, karena sangat berbeda dari golok-golok biasanya, maka Zayn pun tak ingin setengah-setengah lagi menghadapi lawannya. Pertarungan sengitpun terjadi diantara keduanya.Sementara itu. Si youtuber yang sejak tadi terus merekam secara live perkelahian itu, tampak tak berkomentar lagi. Mulutnya ternganga. Kaget dan juga kagum. Baru kali ini dia melihat perkelahian seperti itu, perkelahian yang menurutnya hanya ada di TV-TV. Tapi sekarang justru live diliha
Bukan saja para anak buahnya yang kaget melihat pemimpin mereka dapat dikalahkan hanya dalam satu gebrakan saja, tapi sang gadis yang saat itu juga tengah memperhatikan pertarungan tersebut juga terkejut. Walaupun dia melihat Zayn seperti melakukan gerakan yang asal-asalan, tapi justru membuat pertahanan Si pemimpin jebol.“Apakah hanya itu kemampuan pemimpin kalian?”. ucap Zayn lagi dengan nada mengejek. Hal ini membuat Si pemimpin geram bukan kepalang.“Serang dia!”. teriak Si pemimpin memberikan perintah kepada para anak buahnya. Dengan serentak para anak buahnya yang berjumlah belasan orang itu langsung menyerang kearah Zayn. Ditempatnya, sang gais terkejut melihat belasan lelaki itu menyerang kearah Zayn, sang gadis ingin membantu, tapi segera diurungkan niatnya saat melihat pemuda itu tampak seperti tenang-tenang saja, walaupun serangan gerombolan lelaki itu sudah semakin dekat kearahnya.Sementara itu, di salah satu sudut tenggara
“Pergi! Tinggalkan aku!” teriak si gadis“Maafkan kami tuan putri, tuanku maharaja memerintahkan untuk membawa tuan putri kembali”“Sudah kubilang. Aku ingin jalan-jalan dulu di negeri manusia ini, kalian kembali saja. Katakan pada ayahanda raja seperti yang aku katakan pada kalian” bentak sigadis dengan mata melotot“Maafkan kami tuan putri, tolong jangan mempersulit kami. Kalau kami kembali tanpa membawa tuan putri bersama kami. Tuanku maharaja pasti akan memancung kepala kami semua” kata seorang laki-laki yang berparas cukup sangar yang sepertinya merupakan pemimpin dari gerombolan lelaki tersebut.Sebelum perdebatan makin panjang, diantara mereka. Tiba-tiba saja perhatian mereka terpecahkan saat seorang pemuda yang datang dengan tergopoh-gopoh kearah mereka dengan mendorong motornya.Pemuda yang tak lain adalah Zayn itu, segera memarkirkan motornya tak jauh dari si gadis. Lalu dengan setengah berl
Beberapa hari setelah Una Lyn mendatangi Zayn dengan cara yang sangat mengejutkan. Kini Zayn baru saja pulang dari tempat temannya dengan mengendarai skuter maticnya. Di tengah jalan, hampir-hampir saja Zayn harus mendorong motornya, karena kehabisan bensin, untunglah masih ada warung yang buka yang menjual bensin. Biarpun harganya sedikit mahal daripada pom bensin, tapi Zayn tetap bersyukur, karena ditengah malam begini masih ada yang buka.Setelah mengisi full tangki bensinnya, Zayn kembali melanjutkan perjalanannya untuk pulang kerumahnya, sepanjang jalan yang dilewatinya, hanya sesekali Zayn berpapasan dengan mobil truk pengangkut batu bara. Di depan sana, sebentar lagi Zayn akan melewati sebuah pemakaman umum yang menurut penuturan orang-orang sangat angker, karena terlihat penampakan disekitar area pemakanan ditengah malam oleh orang-orang yang melewati tempat itu.Saat sudah semakin mendekati pemakaman umum tersebut, Zayn mulai memacu lari motor maticnya sedikit
“Kau satu-satunya orang yang berhasil membunuh Jin Muka Seribu” kata Una Lyn lagi. Kali ini wajah Zayn kembali berubah mendengarnya.Terbayang diingatan Zayn, saat-saat sebelum dirinya tersedot kembali ke dunia manusia, Zayn sempat menghantam Jin Muka Seribu dengan tapak petirnya dan dengan telak menghantam kening Jin Muka Seribu. Jin Muka Seribu tewas dengan wajah hancur tak berbentuk lagi.“Kini, namamu sangat terkenal di negeri jin Zayn, bahkan sampai ke telinga tuanku maharaja”. Sambung Una Lyn lagi, Zayn tetap diam mendengarkan. “Tuanku maharaja mengutusku kemari untuk membawamu kembali ke negeri jin. Sepertinya, tuanku maharaja ingin mengangkatmu sebagai prajurit kehormatan di negeri jin, Zayn”“Aku, Baron dan Bayu datang ke negeri jin adalah untuk menyelamatkanmu dan Surya. Aku senang mendengar dan melihat kau dan surya selamat, Lyn. Kini aku tak memiliki alasan lagi untuk kembali ke negeri jin”Wajah
Saat jubah dikepala itu terbuka, terlihatlah seraut wajah cantik jelita, memandang kearah Zayn dengan penuh senyum.“Una Lyn..!” ucap Zayn tanpa sadar dengan kedua mata membesar saat mengenali sosok yang kini tengah berdiri dihadapannya.“Apa kabar Zayn?” tanya sosok jelita itu yang memang tak lain adalah Una Lyn.“B-baik...” entah kenapa tiba-tiba Zayn menjadi gugup.Una Lyn tersenyum melihat kegugupan Zayn, lalu dengan senyum semanis madu. Una Lyn mengambil duduk dihadapan Zayn dan dengan lembut menggenggam tangan Zayn.“Syukurlah kau masih ingat denganku, Zayn” katanya lembut“A-apa yang terjadi padamu Lyn, dimana Surya?”Una Lyn terlihat menarik nafas panjang, lalu kemudian berkata ; “Surya sudah tidak bersamaku lagi Zayn”.Wajah Zayn memucat mendengar hal itu. “Maksudmu, Surya sudah meninggal?”“Oh tidak! Tidak Zayn, Surya masi