Share

200. Bagian 19

Bintang memandang pada Jin Santet Laknat Si nenek balas menatapnya dengan pandangan sayu. Ketika matanya berkaca-kaca kembali wajah aslinya membayang. Hampir raut wajah itu akan sempurna tiba-tiba lenyap kembali. Ramahila melirik pada Paduliu yang duduk di sebelahnya. Lelaki ini balas melirik lalu anggukan kepalanya.

"Kalau hatimu begitu teguh dan tak bisa dirubah Hai pemuda asing, aku ataupun Jin Santet Laknat tak dapat memaksa. Berarti pertemuan kita berakhir di tempat ini. Malang nasibmu Hai kerabatku Jin Santet Laknat. Entah sampai kapan kau akan tetap berada daiam keadaan ujudmu sekarang ini. Sebentar lagi masing-masing kita akan segera meninggalkan Tebing Batu Terjal ini. Namun sebelum berpisah, agar hati sama bersih, tiada perasaan yang jadi ganjalan, tak ada rasa sakit hati apalagi dendam kesumat, ada baiknya kita sama sama meneguk air suci yang di sebut embun murni”

Kata-kata Ramahila itu membuat hati dan perasaan Jin santer laknat jadi terenyuh. Dia ber

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status