Share

200. Bagian 19

Penulis: KSATRIA PENGEMBARA
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Bintang memandang pada Jin Santet Laknat Si nenek balas menatapnya dengan pandangan sayu. Ketika matanya berkaca-kaca kembali wajah aslinya membayang. Hampir raut wajah itu akan sempurna tiba-tiba lenyap kembali. Ramahila melirik pada Paduliu yang duduk di sebelahnya. Lelaki ini balas melirik lalu anggukan kepalanya.

"Kalau hatimu begitu teguh dan tak bisa dirubah Hai pemuda asing, aku ataupun Jin Santet Laknat tak dapat memaksa. Berarti pertemuan kita berakhir di tempat ini. Malang nasibmu Hai kerabatku Jin Santet Laknat. Entah sampai kapan kau akan tetap berada daiam keadaan ujudmu sekarang ini. Sebentar lagi masing-masing kita akan segera meninggalkan Tebing Batu Terjal ini. Namun sebelum berpisah, agar hati sama bersih, tiada perasaan yang jadi ganjalan, tak ada rasa sakit hati apalagi dendam kesumat, ada baiknya kita sama sama meneguk air suci yang di sebut embun murni”

Kata-kata Ramahila itu membuat hati dan perasaan Jin santer laknat jadi terenyuh. Dia ber

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Penguasa Negeri Jin   200. Bagian 20

    Ksatria Pengembara diam seperti merenung. Akhirnya dia berucap. "Menolong sesama manusia adalah satu kebaikan. Aku banyak menerima budi besar dari nenek ini. Kurasa kurang pantas rasanya kalau aku membiarkan dirinya sengsara seumur-umur. Padahal aku bisa dan mampu menolongnya ""Jadi kau bersedia aku nikahkan dengan Jin Santet Laknat?""Tidak dengan Jin Santet Laknat Tapi dengan gadis berpakaian serba putih yang kau sebut dengan nama Ruhrembulan itu " jawab Bintang.Jin Santet Laknat keluarkan pekik halus. Dua tangannya dinaikkan ke atas dengan telapak terbuka. Matanya dipejamkan dan mulutnya yang berbentuk paruh burung gagak bergetar. Makhluk ini kelihatan seperti tengah menghaturkan doa. Perlahan-lahan air mata mengucur ke pipinya yang tertutup bulu hitam. Ramahila bangkit berdiri dari duduknya, diikuti Paduliu. Dipegangnya bahu Ksatria Pengembara seraya berkata"Budimu sungguh luhur! Lihatlah, gadis bernama Ruhrembulan itu telah menunjukkan ujudnya di

  • Penguasa Negeri Jin   200. Bagian 21

    "Piala perak.." desis Ruhsantini. "Aku rasa-rasa pernah melihat piala seperti ini sebelumnya. Dimana... kapan ... ?" Ruhsantini dekatkan piala perak itu ke hidungnya. Dia menghirup bau minuman aneh. Mungkinkah minuman suci bernama Embun Murni?" Lalu berulang-ulang perempuan ini menyebut "Tebing Batu Terjal ... Piala perak. Bintang ... Jin Santet Laknat ... Agaknya telah terjadi satu upacara pemanjatan doa di tempat ini. Doa khusus karena jarang yang mempergunakan piala dari perak. Biasanya cukup piala dari tanah ""Ruhsantini, lihat! Ada tiga piala lagi bertebaran di tempat ini!" berseru Ruhcinta lalu menunjuk pada tiga buah piala yang bertebaran di pedataran batu yang gelap itu."Tiga piala perak. Empat dengan yang kupegang. Berarti ada empat orang melakukan satu upacara di tempat ini. Bintang, Jin Santet Laknat Lalu siapa dua orang lagi?" Ruhsantini coba berpikir menduga-duga. Dalam hati dia membatin. "Hanya ada satu kemungkinan. Dua orang itu mungkin Ramahila dan pe

  • Penguasa Negeri Jin   200. Bagian 22

    "Kita memang terlambat Ruhcinta. Upacara pernikahan sudah dilaksanakan... Mereka telah berpegangan tangan ""Mereka siapa?" tanya Ruhcinta dengan suara gemetar. Gadis ini sibakkan semak belukar lalu memandang ke depan. Saat itu terdengar suara lantang sang juru nikah Ramahila."Bintang dan Ruhrembulan! Kalian berdua telah aku nikahkan disaksikan langit dan bumi. Apa yang kalian ucapkan di dengar oleh para Dewa dan semua roh yang tergantung antara langit dan bumi. Semoga kalian mendapat berkah. Saat ini kalian telah resmi menjadi suami istri!""Menjadi suami istri?" Bintang kerenyitkan kening. Di batik batu besar dan semak belukar, Ruhcinta merasa lututnya goyah. Tanah yang dipijaknya seolah runtuh. Sosoknya niscaya jatuh terduduk kalau tidak lekas dipegang oleh huhsanthi."Siapa gadis berpakaian putih itu... Siapa dia?" Ucapan itu taerulang kali kesuar dari mufut Ruhcinta."Ruhcinta, ada apa dengan kau? Astaga kau menangis! Tubuhmu berguncang! Kau

  • Penguasa Negeri Jin   201. Terluka! Tapi Tak Berdarah

    MAITHATARUN yang nyawanya telah diselamatkan oleh Dewi Awan Putih dari tangan maut Patandai alias Jin Bara Neraka yang adalah saudara kandungnya sendiri. Sang Dewi yang menunggangi awan putih raksasa ternyata membawa Maithatarun ke satu tempat tak jauh dari telaga dimana Si Jin Budiman dan Jin Terjungkir Langit berada."Dewi Awan Putih, aku berterima kasih kau lagi lagi telah menyelamatkan diriku dari bahaya maut!" berkata Maithatarun begitu dirinya yang masih terbungkus jala api biru diturunkan ke tanah."Tak perlu berterima kasih padaku..Karena nasib baik sebenarnya yang telah menolong dirimu!" jawab Dewi Awan Putih sambil tegak membelakangi Maithatarun."Aneh sekali sikapnya 'kali ini," kata Maithatarun dalam hati. "Suaranya ketus dan dia bicara tidak mau melihat padaku ""Kau tahu!" Dewi Awan Putih kembali membuka mulut sambil tetap berdiri membelakangi Maithatarun. "Aku menolongmu karena aku butuh satu keterangan penting

  • Penguasa Negeri Jin   201. Bagian 2

    "Dewi Awan Putih, aku tidak akan melupakan apa yang hari ini kau lakukan terhadapku!" kata Maithatarun dengan suara bergetar menahan amarah dan sakit. "Apa yang terjadi dengan Negeri Atas Langit. Apakah sudah terjungkir balik hingga kau menjatuhkan tangan sejahat ini kepadaku?!"Tiga bayangan tiba-tiba berkelebat. Menyusul suara berucap. "Maithatarun, kami saudara-saudara angkatmu juga tidak melupakan apa yang kami lihat hari ini!" Maithatarun berpaling dan melihat Bayu serta Arya tegak di sampingnya. Di dekat mereka berdiri pula banci berkepandaian tinggi yang dikenal dengan nama Betina Bercula."Kalian..." ujar Maithatarun. "Apa kalian juga mendengar apa yang telah diucapkannya tentang saudara kita Bintang?""Kami sudah mendengar. Sebelumnya dalam satu pertemuan dia juga telah mengatakan hal itu! Tapi siapa yang percaya! Seperti katamu tadi kehidupan para Dewi kini jauh dari suci! Entah siapa yang menghamili, Bintang yang difitnah! Kete

  • Penguasa Negeri Jin   201. Bagian 3

    Sengatan sinar matahari di wajah dan sekujur badannya menyadarkan Ksatria Pengembara. Perlahan-lahan dia buka kedua matanya tapi serta merta dipicingkan kembali, tak tahan oleh silaunya cahaya matahari. Sambil melindungi matanya dengan tangan kiri Bintang mencoba bangkit dan duduk di tanah.“Ampun, sekujur tubuhku sakit bukan main. Tulang- tulang serasa copot. Kepalaku mendenyut tak karuan. Apa yang terjadi dengan diriku...?” Bintang buka kembali sepasang matanya. Lalu memandang berkeliling. Dia dapatkan dirinya berada di satu kawasan berbatu-batu di kaki sebuah bukit kecil. Pakaiannya kotor bahkan ada robekan-robekan di beberapa tempat. Lengan serta kakinya lecet. Ketika dia meraba kening sebelah kiri ternyata kening itu benjut cukup besar. Di depan sana dia melihat beberapa pohon besar bertumbangan. Semak belukar berserabutan dan bertebaran di mana-mana.“Kaki bukit batu... Pohon-pohon tumbang... Sunyi. Di mana ini... Bagaimana aku bisa berada di te

  • Penguasa Negeri Jin   201. Bagian 4

    “Jin Sinting palsu! Jahanam ini dulu yang hampir mencelakaiku di sarangnya Jin Muka Seribu...” membatin Bintang. “Kabarnya sejak didamprat saudara kembarnya Si Jin Sinting asli, dia telah berubah baik. Sekarang dia muncul di sini! Apa membawa niat baik atau niat jahat! Apa dia muncul bersama yang lain-lain ini?”Bintang melirik ke samping kiri. Di situ tegak sosok berjubah hitam berwajah dan bertubuh jerangkong. Makhluk ini bukan lain adalah Sang Junjungan, guru Jin Santet Laknat. Sebelumnya Bintang memang tidak pernah melihat makhluk ini hingga tidak mengetahui siapa dia adanya.Orang ke tiga berdiri berdampingan dengan orang ke empat. Yang di sebelah kanan ternyata adalah Jin Sejuta Tanya Sejuta Jawab. Otaknya yang terletak di atas kepala tampak mendenyut keras, mukanya mengelam pertanda orang tua berkepandaian tinggi ini tengah berusaha menindih hawa amarah yang saat itu menggelegak di dadanya. Dua matanya memandang garang tak berkesip ke ara

  • Penguasa Negeri Jin   201. Bagian 5

    Bintang melirik ke arah orang bermuka tengkorak berbadan jerangkong yang dipanggil dengan sebutan Sang Junjungan. Orang ini tegak tak bergerak. Rambut putih di batok kepalanya kelihatan aneh. Di dalam sepasang matanya yang bolong kelihatan cahaya merah seperti ada kobaran api di dalam kepalanya. “Agaknya si makhluk jerangkong ini tidak datang bersama Jin Sejuta Tanya Sejuta Jawab dan kakek jubah ungu itu,” Bintang menduga dalam hati.Tiba-tiba ada suara kerincingan disusul suara rebana ditabuh. “Na... na... na... Ni... ni... ni!” Di sebelah sana si Jin Sinting mulai menyanyi sambil menari. Pantatnya tersingkap ogel-ogelan kian kemari!“Jahanam sinting! Berhenti menabuh rebana! Tutup mulut dan berhenti menari! Aku tidak membawamu kemari! Kau yang mengikuti perjalanan kami berdua. Jadi harap kau tahu diri! Jangan mengacau urusan orang lain! Kalau tidak bisa berdiam diri lebih baik pergi dari sini!” Yang membentak penuh marah adal

Bab terbaru

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 23

    Tak lama, dua sosok tinggi besar muncul. Entah darimana asal keduanya datang. Tapi kedatangan kedua sosok ini membuat orang-orang yang ada ditempat itu langsung bersujud dihadapan keduanya, sosok keduanya begitu amat besar bahkan 2x besarnya dari ukuran manusia biasa. Keduanya tampak mengenakan pakaian seperti layaknya seorang pertapa. Di sisi lain, Zaynpun tampak memperhatikan kedua sosok besar yang kini tengah mendatanginya dan berhenti beberapa langkah dihadapannya. Kini kedua belah pihakpun sudah saling berhadapan dan terlihat jelas perbedaan diantara keduanya, sosok Zayn yang kecil berbanding sosok keduanya yang berdiri dihadapan Zayn. Sementara itu, salah satu dari kedua sosok besar itu tampak berpaling kearah sosok si pemimpin yang telah tewas dengan golok hitam yang menancap didadanya. “Bawa dia pergi dari sini!” ucap salah satu dari kedua pria besar itu. Para anak buah si pemimpin yang tersisa dengan cepat menggotong pemimpin mereka dan pergi meninggalkan tempat itu. Semen

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 22

    “Tendangan Berputar! Hyyaaa!”. tubuh Zayn berubah menjadi satu putaran cepat kearah para penyerangnya, dan ;“Dess...desss...dessss.......akhh....akkkkkhhhhh...”. dalam sekejap saja belasan orang yang tersisa sudah terlempar dan terkapar ketanah akibat serangan dasyat yang dilancarkan oleh Zayn dan kini dengan mantapnya Zayn kembali turun ketanah. Kini yang tersisa hanya si pemimpin saja lagi yang saat itu masih sangat terkejut melihat belasan anak buahnya kini sudah terkapar disana sini.Kini barulah terbuka matanya, kalau pemuda yang dianggapnya masih begitu ingusan itu bukanlah orang sembarangan dan hal ini cukup disadarinya, tapi untuk pergi melarikan diri dari tempat itu tak mungkin dilakukannya, bagaimana tanggapan teman-teman dan anak buahnya kelak jika dia sebagai seorang pemimpin harus melarikan diri dari pertarungan.Maka satu keputusanpun diambil.Weeeerrrr...! Weeeerrrr...!Pemimpin ini terlihat memutar golok dit

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 21

    “Ha ha ha! kau tak akan bisa lari dari golok pencabut rohku ini, bersiaplah kau untuk ma...”. belum lagi si pemimpin menyelesaikan ucapannya, tiba-tiba saja sosok pemuda yang tadinya masih berada beberapa langkah didepannya kini sudah berada dihadapannya, bahkan ;Desss...!!!Satu tendangan cepat telah menghantam wajahnya, hingga langsung membuat si pemimpin ini langsung terlempar jauh. Kejadian yang begitu amat cepat ini tentu saja sangat mengejutkan para anak buahnya, karena sedikitpun mereka tadi tidak melihat kapan pemuda yang saat itu masih berada beberapa tombak dari pemimpin mereka bergerak, tahu-tahu kini pemimpin mereka sudah terkapar ditanah dan kini dengan susah payah terlihat bangkit. Walau terkejut karena mendapati serangan yang sungguh tidak terlihat olehnya, tapi si pemimpin terlihat menggeram marah, apalagi saat melihat pemuda yang masih berusia ingusan itu tampak cengar cengir saja menatap kearahnya..“Hei! ayo cepat serang dia

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 20

    Serangan balik Zayn langsung menjatuhkan beberapa orang lawannya. Beberapa jurus berikutnya, satu demi satu para penyerangnya jatuh. Melihat hal ini Si pemimpinpun baru menyadari kalau saat ini lawan yang dihadapinya bukanlah pemuda biasa, maka ;“Mundur!”. perintahnya lagi, dan dengan serentak sisa-sisa anak buahnya langsung melompat mundur.Kini si pemimpin kembali menyerang kearah Zayn, dengan menggunakan sebilah golok berwarna hitam ditangannya. Sekali lihat saja, Zayn tau, kalau golok itu berbahaya, karena sangat berbeda dari golok-golok biasanya, maka Zayn pun tak ingin setengah-setengah lagi menghadapi lawannya. Pertarungan sengitpun terjadi diantara keduanya.Sementara itu. Si youtuber yang sejak tadi terus merekam secara live perkelahian itu, tampak tak berkomentar lagi. Mulutnya ternganga. Kaget dan juga kagum. Baru kali ini dia melihat perkelahian seperti itu, perkelahian yang menurutnya hanya ada di TV-TV. Tapi sekarang justru live diliha

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 19

    Bukan saja para anak buahnya yang kaget melihat pemimpin mereka dapat dikalahkan hanya dalam satu gebrakan saja, tapi sang gadis yang saat itu juga tengah memperhatikan pertarungan tersebut juga terkejut. Walaupun dia melihat Zayn seperti melakukan gerakan yang asal-asalan, tapi justru membuat pertahanan Si pemimpin jebol.“Apakah hanya itu kemampuan pemimpin kalian?”. ucap Zayn lagi dengan nada mengejek. Hal ini membuat Si pemimpin geram bukan kepalang.“Serang dia!”. teriak Si pemimpin memberikan perintah kepada para anak buahnya. Dengan serentak para anak buahnya yang berjumlah belasan orang itu langsung menyerang kearah Zayn. Ditempatnya, sang gais terkejut melihat belasan lelaki itu menyerang kearah Zayn, sang gadis ingin membantu, tapi segera diurungkan niatnya saat melihat pemuda itu tampak seperti tenang-tenang saja, walaupun serangan gerombolan lelaki itu sudah semakin dekat kearahnya.Sementara itu, di salah satu sudut tenggara

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 18

    “Pergi! Tinggalkan aku!” teriak si gadis“Maafkan kami tuan putri, tuanku maharaja memerintahkan untuk membawa tuan putri kembali”“Sudah kubilang. Aku ingin jalan-jalan dulu di negeri manusia ini, kalian kembali saja. Katakan pada ayahanda raja seperti yang aku katakan pada kalian” bentak sigadis dengan mata melotot“Maafkan kami tuan putri, tolong jangan mempersulit kami. Kalau kami kembali tanpa membawa tuan putri bersama kami. Tuanku maharaja pasti akan memancung kepala kami semua” kata seorang laki-laki yang berparas cukup sangar yang sepertinya merupakan pemimpin dari gerombolan lelaki tersebut.Sebelum perdebatan makin panjang, diantara mereka. Tiba-tiba saja perhatian mereka terpecahkan saat seorang pemuda yang datang dengan tergopoh-gopoh kearah mereka dengan mendorong motornya.Pemuda yang tak lain adalah Zayn itu, segera memarkirkan motornya tak jauh dari si gadis. Lalu dengan setengah berl

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 17

    Beberapa hari setelah Una Lyn mendatangi Zayn dengan cara yang sangat mengejutkan. Kini Zayn baru saja pulang dari tempat temannya dengan mengendarai skuter maticnya. Di tengah jalan, hampir-hampir saja Zayn harus mendorong motornya, karena kehabisan bensin, untunglah masih ada warung yang buka yang menjual bensin. Biarpun harganya sedikit mahal daripada pom bensin, tapi Zayn tetap bersyukur, karena ditengah malam begini masih ada yang buka.Setelah mengisi full tangki bensinnya, Zayn kembali melanjutkan perjalanannya untuk pulang kerumahnya, sepanjang jalan yang dilewatinya, hanya sesekali Zayn berpapasan dengan mobil truk pengangkut batu bara. Di depan sana, sebentar lagi Zayn akan melewati sebuah pemakaman umum yang menurut penuturan orang-orang sangat angker, karena terlihat penampakan disekitar area pemakanan ditengah malam oleh orang-orang yang melewati tempat itu.Saat sudah semakin mendekati pemakaman umum tersebut, Zayn mulai memacu lari motor maticnya sedikit

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 16

    “Kau satu-satunya orang yang berhasil membunuh Jin Muka Seribu” kata Una Lyn lagi. Kali ini wajah Zayn kembali berubah mendengarnya.Terbayang diingatan Zayn, saat-saat sebelum dirinya tersedot kembali ke dunia manusia, Zayn sempat menghantam Jin Muka Seribu dengan tapak petirnya dan dengan telak menghantam kening Jin Muka Seribu. Jin Muka Seribu tewas dengan wajah hancur tak berbentuk lagi.“Kini, namamu sangat terkenal di negeri jin Zayn, bahkan sampai ke telinga tuanku maharaja”. Sambung Una Lyn lagi, Zayn tetap diam mendengarkan. “Tuanku maharaja mengutusku kemari untuk membawamu kembali ke negeri jin. Sepertinya, tuanku maharaja ingin mengangkatmu sebagai prajurit kehormatan di negeri jin, Zayn”“Aku, Baron dan Bayu datang ke negeri jin adalah untuk menyelamatkanmu dan Surya. Aku senang mendengar dan melihat kau dan surya selamat, Lyn. Kini aku tak memiliki alasan lagi untuk kembali ke negeri jin”Wajah

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 15

    Saat jubah dikepala itu terbuka, terlihatlah seraut wajah cantik jelita, memandang kearah Zayn dengan penuh senyum.“Una Lyn..!” ucap Zayn tanpa sadar dengan kedua mata membesar saat mengenali sosok yang kini tengah berdiri dihadapannya.“Apa kabar Zayn?” tanya sosok jelita itu yang memang tak lain adalah Una Lyn.“B-baik...” entah kenapa tiba-tiba Zayn menjadi gugup.Una Lyn tersenyum melihat kegugupan Zayn, lalu dengan senyum semanis madu. Una Lyn mengambil duduk dihadapan Zayn dan dengan lembut menggenggam tangan Zayn.“Syukurlah kau masih ingat denganku, Zayn” katanya lembut“A-apa yang terjadi padamu Lyn, dimana Surya?”Una Lyn terlihat menarik nafas panjang, lalu kemudian berkata ; “Surya sudah tidak bersamaku lagi Zayn”.Wajah Zayn memucat mendengar hal itu. “Maksudmu, Surya sudah meninggal?”“Oh tidak! Tidak Zayn, Surya masi

DMCA.com Protection Status