“Aku tidak suka caramu, Al. Sungguh,” protes Airin sepulangnya dari rumah sakit.“Airin, aku tahu aku bersalah. Tapi, orang itu tidak boleh dibiarkan bebas begitu saja setelah apa yang dia lakukan padamu.”“Apa pedulimu, Al. Bahkan, seandainya kamu benar-benar peduli, harusnya dulu kamu menolongku.”Alfian terdiam.“Lihat, apa yang ayahmu lakukan padaku, Al. Seharusnya kamu malu telah menjebak laki-laki itu.”Airin mulai terisak. “Kamu tahu, Al. Akulah yang menjadi korban di sini. Aku!”“Airin, maafkan aku. Aku akui aku memang pengecut karena memperalatmu. Tapi, sungguh aku tak pernah berniat untuk mencelakaimu.”“Kau memang bajingan, Al…” desah perempuan itu. “Keluar dari kamarku… keluar!” Airin mendorong tubuh Alfian dengan kasar. Laki-laki itu pun tidak mau berdebat dengan sepupunya, ia pun keluar dari kamar Airin.Airin mulai menangis di dalam kamarnya.“Jangan ganggu dia dulu, Al,” Bibi Airin berujar ketika Alfian duduk di meja makan. Perempuan itu tengah menyiapkan makan malam u
Last Updated : 2022-11-22 Read more