Share

Kisah yang Mungkin Terulang (66)

Airin termangu di depan jendela kamar. Obrolannya dengan Alfian membuatnya jatuh dalam perenungan. Terngiang kembali ucapan Alfian di telinganya, ia tidak ingin Airin berkorban lagi. Bagaimana mungkin ini serupa dejavu? Airin dan Adrian di hadapan dengan situasi yang sama. Parahnya, ini adalah Moza. Sepupunya sendiri.

Airin bergerak menuju balkon kamar. Perempuan itu berjalan mondar-mandir. “Apakah aku boleh bertindak egois, walau untuk kali ini saja?” gumamnya dalam hati. Lalu, perempuan itu melemparkan arah pandangnya ke ayunan kayu tempat ia biasa menghabiskan waktu. Matanya menatap Alfian tengah di sana dengan rokoknya.

“Seandainya kami benar-benar tidak ada yang mengalah, apa kamu akan mendukungmu atau adikmu, Al? Lalu bila ternyata Adrian lebih memilihku, apa kamu akan membelaku?”

Usai Airin berkata demikian dalam hati, Alfian menoleh ke arahnya. Airin berdebar secara tiba-tiba. Ia tidak menyangka kalau laki-laki itu memergoki Airin yang tengah menatap arahnya. Alfian melambaika
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status