Dengan cepat, setelah surat Hela terbuka, aku merasakan kengerian kuat.Seseorang.Ada di depan markas tim penyerang.Itu membuat mataku langsung bangkit dari tumpukan surat, memegang lutut Yasha sampai dia terkejut. Dia menuntut mengapa aku membelalak.“Dengar,” kataku, pelan, tetapi jelas. “Lavi, di depan, markas.”“Oh, benar.” Bibi mengonfirmasi. “Lavi terasa kemari.”“Sekarang jam malam,” ucap Yasha, enteng. “Mungkin dewan lewat.”“Nah, benar,” sahut Haswin. “Pasti dewan. Kudengar kau bisa merasakan keberadaan seseorang tapi tidak bisa tahu pasti siapa orang itu, kan?”“Tidak. Ini Lavi. Sungguhan,” timpalku, serius. Aku meminta Yasha agak turun dari beranda agar tidak terlihat dari luar. Yasha oke-oke saja. Dia turun, lalu sedikit mengintip keluar. “Aku tidak pernah memakai kemampuan deteksi selama di Padang Anu
Last Updated : 2024-09-01 Read more