Share

548. TAMENG DARAH #8

Dalam sekejap, suasananya langsung tajam. Semuanya serius. Tak ada lagi momen yang bisa dijadikan bercanda. Isha yang biasanya oke dengan lelucon kini terdiam sepenuhnya, mendengar, dan memutar otak pada setiap detail yang terjadi. Asva berdiri di sampingnya seperti asisten. Dan Lavi, kurang lebih tidak lagi punya aura yang cukup baik untuk mengobrol ringan. Dia meletakkan seluruh perhatian ke obrolan dan berpikir dengan putaran otak ribuan kali lebih cepat. Profesor Merla juga serupa. Dia sesekali menyahut penjelasan Dokter Gelda untukku.

“Jadi, penelitian hari ini dimulai berdasarkan asumsi Profesor Merla,” ujar Isha. “Ada senjata yang hanya mampu menyerang monster—yang entah bagaimana tidak bisa membunuh manusia, tapi bisa membunuh manusia setengah monster.”

“Kami mencoba menghancurkan beberapa inti monster dengan senjata roh milik Lavi dan melihat reaksinya,” kata Dokter Gelda. “Kalau senjata roh memang tidak membunuh

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status