Share

547. TAMENG DARAH #7

Dalton ingin tidur, tetapi aku tidak ingin membiarkannya tidur semudah itu, jadi aku mengganggunya dengan menceritakan pesta bakar-bakar tanpa menyebut kalau itu ulang tahunku—yang kurang lebih membuatnya jengkel. Dia bilang kalau sekarang akhirnya mengerti bagaimana perasaan Yasha saat tidak bisa merasakan kemeriahan pesta olahraga pertama setelah bertahun-tahun.

Reila masih di tempat dan kurang lebih usahaku mengajaknya ikut terlibat di penelitian blasteran gagal setelah pintu ruangan Dalton terbuka.

Reila menoleh. Aku tidak perlu menoleh untuk tahu siapa yang masuk. Saat aku sedang memangku kepala dan menghabiskan sisa roti Dalton, tangan seseorang meluncur melingkari leherku, dengan cepat dagu dan sisi pipinya ikut menyandar.

“Hai, Dalton,” sapanya.

“Hai lagi, Kapten. Jangan pacaran di depanku.”

“Bateraiku habis,” gumam Lavi. “Dan aku mau jemput dia.”

“Tidak istirahat?” tanya Reila.

“Sekarang sedang masa penting. Sayang, masuklah.”

“Astaga, berhenti saling rayu di depanku,” kata Da
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status