Permainan baru terlihat ujungnya ketika Dalton tiba.Jadi, sebenarnya aku hampir kalah. Ketika adu serangan membuat posisiku seperti sedang senam lantai—posisi pesawat—Profesor Merla membantingku. Aku mengerang, terkejut, dan tangannya langsung mengincar posisi batu. Di sana belum ada tanda-tanda aku kalah—karena aku berhasil menahan tangannya. Namun, tiba-tiba Profesor Merla mengerang, “Sayang, jangan begitu. Sedikit lagi.”Dia menyentil udara di atas wajahku, membuatku bersin.Tanganku terlepas. Profesor Merla menyeringai.Waktu melambat.Ah, tidak. Terambil.“TOLOONGG!” jeritku, putus asa.Dalton menapak di atasku. Dia mengayunkan besi sekuat tenaga ke Profesor Merla. Kalau kena, pasti sangat sakit. Namun, dia berhasil menghindar, dengan cara yang kelewat indah juga. Profesor Merla seperti kertas. Bisa meliuk-liuk.Bodohnya: aku langsung menyerang Dalton.Kupikir dia mau menga
Last Updated : 2023-09-20 Read more