Home / Romansa / Pura-Pura Menikah / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Pura-Pura Menikah: Chapter 11 - Chapter 20

140 Chapters

Adik Ipar Laknat

Menjelang sore, Serena bersiap-siap pulang. Usai mengecek laporan harian, ia lekas mengambil tas dan meraih gawainya yang tergeletak di atas meja. Melangkah keluar ruangan, ia berpapasan dengan karyawannya yang membersihkan ruangan. "Semuanya aku duluan yah," sapanya lalu lekas melangkah menuju keluar, ojek online yang telah dipesan tadi sudah tiba.Untung dia memesan ojek online. Sehingga dengan cepat sampai di rumah. Tidak perlu repot-repot mengantri lama menunggu kendaraan bergerak satu sama lain. Duduk di depan teras rumah sore hari sembari menikmati cemilan pisang goreng dengan teh hangat, Ratu melihat anaknya turun dari ojek online. "Kamu dibawa kemana tadi sama pengawal keluarga Castanyo? Kamu nggak diapa-apainkan sama mereka ? Terus diantar sampai ke toko jugakan?" tanya Ratu kepo. Mengikuti dari belakang saat Serena tiba menapakkan kakinya di atas lantai rumah Berbalik menghadap ke arah mamanya Serena pun angkat bicara, "Mama Ratuku
Read more

Adik Ipar laknat 2

Jarum jam menunjukkan pukul sebelas malam, manik mata coklat milik Serena belum juga menampakkan tanda-tanda sayup kelelahan. Bergeliat ke kanan dan ke kiri mencari posisi tidur yang nyaman, tidak membuatnya terlelap juga. Memikirkan ucapan Tuan Antoni yang terus berputar di kepalanya membuatnya gelisah, galau, merana. Seperti mau sidang skripsi saja. Pikir Serena. Merasa bingung dan butuh seseorang mendengarkan curahan hatinya, tangannya bergerak meraih gawai yang terletak di atas nakas, samping ranjangnya. Kemudian mencari nomor sahabat seperjuangannya sejak SMA. ["Hm, halo ada apa Paulina?"]  tanya Lela di seberang sana dengan suara serak khas tidur. ["Tumben lo tidurnya cepat banget. Biasanya jugakan lo begadang sampai pagi.] seloroh Serena dengan lembut.  ["Ya ampun Serena Paulina Geum Jan Di! Menurut kamu. Ini sudah jam tidur tau! Masih nanya aja! Ada apa? Nggak biasanya kamu nelfon malam-malam begini?"] omel Lela di ujung ponsel.
Read more

Penawaran I

Di dalam cafe Cidaha, terdapat dua manusia berbeda jenis kelamin yang duduk saling berhadapan. Dibatasi meja bermaterial kayu jati sebagai penyekat antara keduanya. Makanan dan minuman yang sejak tiga puluh menit yang lalu, telah tersaji di atas meja, belum tersentuh juga oleh keduanya. Baik Gifran maupun Serena belum ada yang memulai obrolan tersebut. Hingga bunyi ponsel Serena mengalihkan perhatiannya. Ia meraih gawai yang terletak di atas meja. Lalu menggeser ikon hijau mengangkat panggilan itu.["Ada apa cinta?"] tanya Serena usai mendekatkan benda pipih itu ke telinganya.[  "Teman Kakak,  Kak Lela datang mencari ke toko."] jawab Cinta di seberang sana. ["Oh Baiklah. Katakan padanya untuk menunggu di dalam ruanganku. Tiga puluh menit lagi aku ke sana."] usai mengakhiri panggilan itu, Serena kembali meletakkan gawainya ke atas meja."Situasi macam apa ini. Oh Tuhan," gumam Serena dalam hati.&nb
Read more

Penawaran II ( Tidak Bisa Menolak)

Serena ngedumel usai kepergian Usai kepergian Gifran yang seenak jidatnya meninggalkannya sendirian di atas rooftop. Lekas Serena melangkah turun ke parkiran melajukan motornya menuju toko kue milik keluarganya. Membelah jalanan di siang hari, dengan berjuang melawan debu dan polusi hanya agara bisa sampai di toko keunya. Serena turun dari motor usai memarkirkan di bawah pohon yang ada di sudut parkiran. Kemudian masuk ke dalam toko mencari keberadaan Lela sahabatnya. "Lela mana?" tanyanya pada Cinta saat berpapasan di depan etalase kue."Dalam di ruangan Kakak!" jawab Cinta sambil memasukkan kue baru yang matang, ke dalam etalase.Serena melangkah menuju ruangannya. Sampai di depan pintu kayu jati berwarna putih tulang, ia membuka dan mendapati Lela yang tengah tiduran di atas sofa."Ck! Nih anak kebiasaan banget tiduran di ruang kerja orang," gerutunya sambil meletakkan tasnya ke atas meja.Meraih gelas yang ada di dispenser sambil menuangk
Read more

Si Belen

Sampai di rumahnya semalaman Serena langsung merebahkan tidurnya karena sudah terlanjur kecewa dengan laki-laki kedondong itu. Hari ini, gadis itu bangun pagi-pagi sekali. Ia lekas  keluar kamarnya menghampiri si 'Belen' kesayangannnya. Berdiri dengan sedikit membungkuk, Serena memberikan makanan untuk Ikan hias kesayangannya berjenis Platy Blue Mickey Mouse, yang sudah ia beli dari penjual ikan hias di Pasar seharga Lima belas ribu per ekor. Jenis ikan ini memiliki warna yang cukup menarik, dan bisa menyala seperti halnya ikan neon tetra.©"Bel, menurut kamu, apa aku harus mengatakannya kepada duo Raja Ratu, kalau Tuan Antoni menginginkanku bertunangan dan menikah dengan anak kedondongnya itu, orang yang sama sekali belum ku kenal?" curhat Serena terpaku menatap aquarium."Nggak mungkinkan Bel. Membayangkan bersanding dengan si kedondong membuatku merinding saja. Siapa juga yang tahan dengan sikap dingin laki-laki seperti itu. Bahkan, sifatnya yang jutek mem
Read more

Ide

Seperti biasa pagi hari Ratu sudah berteriak di dalam rumah. "Pakkk. Sini cepat!"  teriak Ratu menggema di dalam rumah. Bahkan membangunkan Belen yang tengah tertidur di dalam aquarium.mendengar suara istrinya yang menggelegar. Raja datang cepat menghampiri istrinya yang sedang mengepel sembari menstalker sosial media. "Ada apa Ma?" tanya Raja usai memberi makan burung kesayangannya. Dengan langkah yang tergopoh-gopoh, dan sarung yang hampir melorot dari atas perut. Karena saking terkejut mendengar teriakan sang istri yang melengking di pagi hari. "Ini coba liat baik-baik Pak. Perhatikan dengan teliti," ujar Ratu menunjukkan sebuah video di ponselnya."I-ini kan. Tidak!" teriak pasangan Raja dan Ratu lalu saling berpandangan."Ya Tuhan.... apa kesalahan kami di masa lalu sehingga anakku menjadi seperti ini," sesal  Ratu memikirkan dosa yang dia perbuat saat muda.  "Pah, Mama tidak menyangka Serena melakukan penganiayaan
Read more

Rencana Pemotretan

Dengan Ide cemerlang itu, Serena lekas mengambil poselnya. Mencari nomor laki-laki kedondong yang membuatnya gelisah gundah galau merana.Begitu nada tersambung dan seseorang mengangkatnya di seberang, tanpa ba bi bu, Serena langsung berkata "Hey Tuan muda Kedondong aku akan terima tawaranmu. Asalkan gedung tempat melangsungkan pertunangan dan  pernikahan aku yang urus," usul Serena.Gifran hanya menarik nafas panjang begitu tahu suara yang menelponnya. "Persoalan gedung sudah ditangani oleh Tayo. Kamu tidak usah repot-repot  mengurus hal yang tidak perlu. Lagian Tayo akan menyewa seorang WO, jadi tenagamu tidak dibutuhkan di sini," sahut Gifran.Tidak terima karena idenya ditolak. Serena tak henti-hentinya membujuk agar ia terlibat langsung dalam persiapan tunangan nanti. "Hah, dasar Tuan muda Kedondong yang sombong!" umpat Serena di ujung telefon."Hey! Gadis bar-bar apa yang barusan kamu ucapakan? coba ulangi sekali lagi!" sungut Gifran tidak
Read more

Pemotretan

Keesokan harinya   Gifran telah sampai di depan rumah keluarga Serena. Ia memarkirkan mobilnya di halaman luas, lalu keluar menghampiri duo Raja Ratu yang sedang duduk bersantai sambil menikmati teh hangat di atas teras. Ratu yang melihat kedatangan Gifran di rumahnya mendadak panik tidak karuan. Keringat dingin keluar dari tubuhnya.  Mendekati kedua orang tua Serena di teras Gifran pun lekas menyapa "Selamat Pagi Bapak dan Ibu," sapa Gifran tersenyum. "Eh, Nak Gifran datang.Ayo silahkan duduk," ajak Raja mempersilahkan tamunya sembari tersenyum menyambut kedatangan Gifran. "Terima kasih Pak," ucap Gifran mendaratkan tubuhnya di salah satu kursi kayu. "Apa ada keperluan penting sehingga Nak Gifran datang berkunjung?" tanya Raja yang belum mengetahui kalau orang yang menelfon Ratu kemarin adalah orang yang ada di hadapannya saat ini. Ratu terdiam gugup ketika Gifran duduk bersebelahan dengannya.
Read more

Rencana Pertunangan

Sampai di depan toko kue milik keluarganya yang dikelola olehnya. Seerena lekas turun dari mobil mewah Gifran usai melepas sabuk pengaman. "Terima kasih atas kerja kerasmu hari ini. Saya harap kamu akan mempertimbangkan keputusan Papaku," ujar Gifran menahan Serena.Serena yang tinggal membuka pintu mobil itupun, dibuat terkejut dengan tingkah Gifran yang menahan lengannya. Melirik tangan yang sedang dicekat oleh tangan besar yang berotot.Melihat Serena melirik lengannya, Gifran seolah mengerti akan perasaan gadis itu. Degera dia melepaskan tangannya. "Maaf. Aku nggak sengaja menyentuhmu,"tutur Gifran dengan mengalihkan pandangannya ke samping. "Ingat. Ucapan yang saya. Jika kamu berani melanggarnya. Jangan harap, kamu masih bisa melihat toko kuemu berdiri kokoh,"ancamnya. Mendengar ucapan peringatan dari laki-laki kedondong di sampingnya itu, membuat Serena ingin sekali melakban mulut yang seenak jidatnya berkata ta
Read more

Pertunangan yang trending

Ratu dan Raja melongo melihat bingkisan yang dirimkan untuk anaknya. Para pengirim yang notabene dari B&G langsung meletakkan di ruang tamu kediaman Serena.  Aneka barang dari merek terkenal semuanya ada di atas sofa. Mereka berdua tidak mengerti, siapa laki-laki yang sengaja mengirimkan bingkisan hadiah pertunangan untuk anaknya.  Sambil meunggu kedatangan Serena, Raja dan Ratu memilih menghubungi laki-laki yang akan menjadi pasangan anaknya di acara pertunangan.  ["Tuan. Gawat. Ini tidak bisa dibiarin terjadi. Ada seseorang yang mengirimkan binkisan untuk pertunangan anak saya."] ["Terus?"] tanya Gifran di sebelah sana. ["Jadi bagaimana Tuan?" Apa yang harus kami lakukan sekarang?"]  ["Nggak usah pedulikan itu. Yang penting kalian berdua sudah setuju dengan rencanaku."]  ["Baik Tuan."]   Usai mengakhiri panggilan itu, Gifran masih berpikir jika Serena belum memberi tahukan mas
Read more
PREV
123456
...
14
DMCA.com Protection Status