Serena ngedumel usai kepergian Usai kepergian Gifran yang seenak jidatnya meninggalkannya sendirian di atas rooftop. Lekas Serena melangkah turun ke parkiran melajukan motornya menuju toko kue milik keluarganya. Membelah jalanan di siang hari, dengan berjuang melawan debu dan polusi hanya agara bisa sampai di toko keunya. Serena turun dari motor usai memarkirkan di bawah pohon yang ada di sudut parkiran. Kemudian masuk ke dalam toko mencari keberadaan Lela sahabatnya.
"Lela mana?" tanyanya pada Cinta saat berpapasan di depan etalase kue.
"Dalam di ruangan Kakak!" jawab Cinta sambil memasukkan kue baru yang matang, ke dalam etalase.
Serena melangkah menuju ruangannya. Sampai di depan pintu kayu jati berwarna putih tulang, ia membuka dan mendapati Lela yang tengah tiduran di atas sofa.
"Ck! Nih anak kebiasaan banget tiduran di ruang kerja orang," gerutunya sambil meletakkan tasnya ke atas meja.
Meraih gelas yang ada di dispenser sambil menuangkan air, ia menegukkan ke dalam rongga mulut, untuk membasahi kerongkongan yang kering, setelah habis berdebat dengan si Pria Kedondong.
Serena lekas duduk di kursi kerjanya dan mengecek laporan sembari menunggu Lela terbangun.
Tiga puluh menit berlalu, Lela terperanjak bangun. Mendapati Serena yang sibuk mengecek laporan keuangan toko cake milik keluarganya.
"Dari mana aja sih loh?" gue udah nungguin sampai karatan tau," ujar Lela sembari melangkah menuju dispenser mengambil air membasahi tenggorokannya.
"Gue, habis ketemuan si Pria Kedondong," ujar Serena seraya menutup laporan dan melangkah ke sofa duduk di samping temannya.
Kembali menjatuhkan tubuhnya di atas sofa samping sahabatnya Lela pun bertanya "Jadi apa keputusan lo?" sambil meletakkan gelas ke atas meja.
Mengembuskan nafasnya melalui hidung, Serena menjawab, "Belum ada keputusan, malah gue nolak tawarannya." Usai mengucapkan kalimat itu Serena memejamkan kedua matanya.
"Astaga...astaga... kamu itu bego! Mikirnya terlalu lama. Kamu itu harusnya bersyukur ditawarkan bertunangan dengan CEO Glow & Bright secara langsung oleh Papanya. Asal kamu tau yah, banyak perempuan diluar sana yang mengantri untuk dijadikan istri seorang Gifran Aleandro Castanyo. Ini kesempatan yang besar jangan sampai kamu melewatkan, dan nantinya kamu juga akan menyesal."
Jengah mendengar omelan sahabatnya. Serena menimpali "Nggak usah ceramahin aku! Urus hubunganmu sendiri dengan Sam!" Malas banget tiap kali datang pasti bertengkar lagi," tebak Serena yang sudah tau kebiasaan sahabatnya itu, jika datang berkunjung mendadak ke toko tanpa pemberitahuan sebelumnya.
"Tuh kan pengertian banget. Belum juga diomongin udah tau aja," sahut Lela tersenyun manis seraya memeluk Serena dengan senang.
"Sudah ah, risih tau dipeluk-peluk begini sama kamu," ucap Serena berusaha melepaskan pelukan Lela.
"Sensi amat sih. Mentang-mentang abis ketemuan dengan calon pangeran si Carlos Daniel Go Jun Pyo," cibir Lela melihat Serena bersiap-siap.
Beranjak dari sofa. Melangkah ke meja kerjanya, Serena meraih tasnya. "Pulang ah. Mau tiduran sejenak menghilangkan penat yang bersarang di kepala. Seperti mau pecah saja," ucap Serena melangkah. Lalu diikuti Lela di belakangnya.
Sementara itu di kediaman Castanyo, Gifran disambut Papanya yang berdiri di ujung tangga saat akan naik ke atas menuju kamarnya. "Bagaimana, kamu sudah berbicara dengan Serena?" tanya Antoni menghentikan langkah Gifran.
Bersitatap dengan papanya Gifran pun berkata "Belum," jawabnya berbohong.
"Kamu ingatkan, waktumu tinggal dua hari lagi. Kalau tidak berhasil, siap-siap mau tidak mau, kamu harus menerima posisimu akan ditendang dari jabatanmu!" ujar Antoni berlalu meninggalkan Gifran yang masih diam terpaku menatap kepergian Papanya.
Menggelengkan kepala usai mendengar perkataan papanya "Apa aku ini anak tiri diperlakukan seperti itu," gerutunya. Kemudian melanjutkan niatnya menuju ke kamar dengan menaiki sat per satu anak tangga menuju kamarnya.
Usai membersihkan dan berganti pakaian santai. Gifran meraih ponselnya yang terletak diatas nakas kemudian menghubungi Serena sembari berjalan ke arah balkon kamar menatap ke arah langit dengan hiasan bintang-bintang bertaburan sangat indah menjadi pemandangan tersendiri bagi penduduk bumi.
"Kita ketemu di tempat biasa satu jam lagi!" seru Gifran sembari mengakhiri panggilan tersebut.
Di seberang sana, Serena yang bersantai di atas ranjang dengan membaca novel online favoritnya menggeram kesal karena Gifran seenak jidatnya menelpon lalu menyuruhnya keluar malam ini untuk bertemu.
"Dasar laki-laki kedondong! mau apa lagi sih dia!" gerutu Serena. Kemudian bangkit meraih jaket dan dompetnya. Tak lupa kunci motor. Menuruni anak tangga dengan tergesa-gesa, Raja dan Ratu heran melihat penampilan anak perawan mereka.
"Kamu mau ke mana malam-malam begini?" tegur Ratu mengikutinya sampai mengeluarkan motor dari bagasi.
Naik ke atas motornya sembari memasang helm " Aku keluar sebentar. Ada yang mau kubeli," bohong Serena pada Ratu. Serena lekas melajukan kendaraan roda duanya membelah jalanan di malam hari menuju cafe yang disepakati.
Di dalam cafe mereka kembali duduk saling berhadapan. Gifran yang datang memakai pakaian casual terlihat lebih tampan ketimbang berpakaian formal. Serena yang duduk dihadapannya, terpaku melihat penampilan laki-laki Kedondong itu.
Sedang dirinya saat ini, bisa dikatakan penampilannya natural tanpa makeup sama sekali. Rambutnya sedikit berantakan karena terkena terpaan angin malam yang begitu dingin menusuk hingga ke tulang.
"Jadi langsung saja, anda tidak punya pilihan selain menuruti permintaan Papa. Kalau anda menolak, saya bisa membongkar ke hadapan wartawan kalau saat itu anda benar-benar memukul saya!" ancam Gifran dengan formal.
"Jadi bagaimana, Apa keputusan anda ?saya tidak mau menunggu lagi!" ucap Gifran dingin.
Hati Serena menciut. Menelan salivanya, "Beri saya waktu Tuan, Saya belum mengatakan kepada kedua orang tuaku mengenai rencana pertunangan ini. Saya tidak ingin mereka syok saat tahu penyebab kita bisa bertunangan," sahut Serena yang mendadak keberaniannya tadi siang hilang.
Usai menyesap kopi yang masih mengepulkan asap ke udara Gifran berkata "Kalau soal itu anda tidak usah khawatir. Besok mereka akan menyetujui pertunangan ini, saya akan menjamin itu," imbuh Gifran percaya diri seraya melipat kedua tangannya didada.
"Hm...begini saya memberitahumu terlebih dulu supaya kamu tidak terkejut nantinya. Setelah acara pertunangan, akan dilangsungkan rencana pernikahan sesegera mungkin, tujuannya apa? Untuk menarik kembali kepercayaan investor yang sudah bekerja sama dengan perusahaan kami sebelumnya.
Wajah Serena mendadak pucat seketika. Ia menggaruk tengkuk lehernya, lalu beralih mengusap kedua lengannya, dan berusaha menelaah apa yang dikatakan Si laki-laki kedondong di depannya saat ini bukanlah suatu mimpi.
"A-apa harus menikah juga ?" tanyanya gugup.
"Melihat kegelisahan yang tampak di raut wajah Serena, Gifran tau apa yang ada di pikiran gadis itu. "Kalau masalah berhubungan suami istri yang anda khawatirkan, itu tidak akan pernah terjadi. Karena sejatinya kita hanya berakting di hadapan kedua orang tua kita. Kalau kita ini pasangan suami istri yang harmonis. Diluar dari mereka, Kita hanya 'Pura-Pura Menikah!" jelas Gifran mengutarakan.
"Saya rasa penjelasanku sudah cukup. Anda harus bersiap-siap nantinya. Permisi!" ucap Gifran seraya mengambil kunci mobil di atas meja dan melangkah keluar.
"Dasar laki-laki kedondong nggak punya hati! Seenaknya saja main tinggal saat sudah ngomong. Dasar monster! Kalau hanya ini yang mau diomongin bisa di telpon juga kan! Ngga usah nyuruh orang keluar malam-malam begini. Apalagi malam ini dingin!" omel Serena panjang lebar seraya berjalan keluar meninggalkan area cafe memilih kembali ke rumah.
Sampai di rumahnya semalaman Serena langsung merebahkan tidurnya karena sudah terlanjur kecewa dengan laki-laki kedondong itu. Hari ini, gadis itu bangun pagi-pagi sekali. Ia lekas keluar kamarnya menghampiri si 'Belen' kesayangannnya. Berdiri dengan sedikit membungkuk, Serena memberikan makanan untuk Ikan hias kesayangannya berjenis Platy Blue Mickey Mouse, yang sudah ia beli dari penjual ikan hias di Pasar seharga Lima belas ribu per ekor. Jenis ikan ini memiliki warna yang cukup menarik, dan bisa menyala seperti halnya ikan neon tetra.©"Bel, menurut kamu, apa aku harus mengatakannya kepada duo Raja Ratu, kalau Tuan Antoni menginginkanku bertunangan dan menikah dengan anak kedondongnya itu, orang yang sama sekali belum ku kenal?" curhat Serena terpaku menatap aquarium."Nggak mungkinkan Bel. Membayangkan bersanding dengan si kedondong membuatku merinding saja. Siapa juga yang tahan dengan sikap dingin laki-laki seperti itu. Bahkan, sifatnya yang jutek mem
Seperti biasa pagi hari Ratu sudah berteriak di dalam rumah. "Pakkk. Sini cepat!" teriak Ratu menggema di dalam rumah. Bahkan membangunkan Belen yang tengah tertidur di dalam aquarium.mendengar suara istrinya yang menggelegar. Raja datang cepat menghampiri istrinya yang sedang mengepel sembari menstalker sosial media. "Ada apa Ma?" tanya Raja usai memberi makan burung kesayangannya. Dengan langkah yang tergopoh-gopoh, dan sarung yang hampir melorot dari atas perut. Karena saking terkejut mendengar teriakan sang istri yang melengking di pagi hari."Ini coba liat baik-baik Pak. Perhatikan dengan teliti," ujar Ratu menunjukkan sebuah video di ponselnya."I-ini kan. Tidak!" teriak pasangan Raja dan Ratu lalu saling berpandangan."Ya Tuhan.... apa kesalahan kami di masa lalu sehingga anakku menjadi seperti ini," sesal Ratu memikirkan dosa yang dia perbuat saat muda."Pah, Mama tidak menyangka Serena melakukan penganiayaan
Dengan Ide cemerlang itu, Serena lekas mengambil poselnya. Mencari nomor laki-laki kedondong yang membuatnya gelisah gundah galau merana.Begitu nada tersambung dan seseorang mengangkatnya di seberang, tanpa ba bi bu, Serena langsung berkata "Hey Tuan muda Kedondong aku akan terima tawaranmu. Asalkan gedung tempat melangsungkan pertunangan dan pernikahan aku yang urus," usul Serena.Gifran hanya menarik nafas panjang begitu tahu suara yang menelponnya. "Persoalan gedung sudah ditangani oleh Tayo. Kamu tidak usah repot-repot mengurus hal yang tidak perlu. Lagian Tayo akan menyewa seorang WO, jadi tenagamu tidak dibutuhkan di sini," sahut Gifran.Tidak terima karena idenya ditolak. Serena tak henti-hentinya membujuk agar ia terlibat langsung dalam persiapan tunangan nanti. "Hah, dasar Tuan muda Kedondong yang sombong!" umpat Serena di ujung telefon."Hey! Gadis bar-bar apa yang barusan kamu ucapakan? coba ulangi sekali lagi!" sungut Gifran tidak
Keesokan harinya Gifran telah sampai di depan rumah keluarga Serena. Ia memarkirkan mobilnya di halaman luas, lalu keluar menghampiri duo Raja Ratu yang sedang duduk bersantai sambil menikmati teh hangat di atas teras. Ratu yang melihat kedatangan Gifran di rumahnya mendadak panik tidak karuan. Keringat dingin keluar dari tubuhnya. Mendekati kedua orang tua Serena di teras Gifran pun lekas menyapa "Selamat Pagi Bapak dan Ibu," sapa Gifran tersenyum. "Eh, Nak Gifran datang.Ayo silahkan duduk," ajak Raja mempersilahkan tamunya sembari tersenyum menyambut kedatangan Gifran. "Terima kasih Pak," ucap Gifran mendaratkan tubuhnya di salah satu kursi kayu. "Apa ada keperluan penting sehingga Nak Gifran datang berkunjung?" tanya Raja yang belum mengetahui kalau orang yang menelfon Ratu kemarin adalah orang yang ada di hadapannya saat ini. Ratu terdiam gugup ketika Gifran duduk bersebelahan dengannya.
Sampai di depan toko kue milik keluarganya yang dikelola olehnya. Seerena lekas turun dari mobil mewah Gifran usai melepas sabuk pengaman."Terima kasih atas kerja kerasmu hari ini. Saya harap kamu akan mempertimbangkan keputusan Papaku," ujar Gifran menahan Serena.Serena yang tinggal membuka pintu mobil itupun, dibuat terkejut dengan tingkah Gifran yang menahan lengannya. Melirik tangan yang sedang dicekat oleh tangan besar yang berotot.Melihat Serena melirik lengannya, Gifran seolah mengerti akan perasaan gadis itu. Degera dia melepaskan tangannya."Maaf. Aku nggak sengaja menyentuhmu,"tutur Gifran dengan mengalihkan pandangannya ke samping."Ingat. Ucapan yang saya. Jika kamu berani melanggarnya. Jangan harap, kamu masih bisa melihat toko kuemu berdiri kokoh,"ancamnya.Mendengar ucapan peringatan dari laki-laki kedondong di sampingnya itu, membuat Serena ingin sekali melakban mulut yang seenak jidatnya berkata ta
Ratu dan Raja melongo melihat bingkisan yang dirimkan untuk anaknya. Para pengirim yang notabene dari B&G langsung meletakkan di ruang tamu kediaman Serena. Aneka barang dari merek terkenal semuanya ada di atas sofa. Mereka berdua tidak mengerti, siapa laki-laki yang sengaja mengirimkan bingkisan hadiah pertunangan untuk anaknya. Sambil meunggu kedatangan Serena, Raja dan Ratu memilih menghubungi laki-laki yang akan menjadi pasangan anaknya di acara pertunangan. ["Tuan. Gawat. Ini tidak bisa dibiarin terjadi. Ada seseorang yang mengirimkan binkisan untuk pertunangan anak saya."] ["Terus?"] tanya Gifran di sebelah sana. ["Jadi bagaimana Tuan?" Apa yang harus kami lakukan sekarang?"] ["Nggak usah pedulikan itu. Yang penting kalian berdua sudah setuju dengan rencanaku."] ["Baik Tuan."] Usai mengakhiri panggilan itu, Gifran masih berpikir jika Serena belum memberi tahukan mas
Beberapa hari telah berlaluSemenjak saham B&G kembali normal dan meningkat, Gifran kini disibukkan dengan berbagai proyek. Salah satunya acara launching brand pakaian dan kosmetik B&G yang sempat tertunda.Para investor mulai tertarik untuk berinvestasi kembali di B&G. Akan tetapi, Gifran menyeleksi permohonan proposal yang datang silih berganti. Ia tidak ingin kejadian seperti kemarin terulang kembali. Para klien yang sudah meneken kontrak dengan B&G langsung memutuskan secara sepihak, tanpa pembicaraan terlebih dahulu. Hanya masalah video yang viral dengan mudahnya mereka tarik kesepakatan yang telah di setujui.Tentu saja, hal itu sudah menjadi pembelajaran bagi Gifran dalam menyelekftif setiap rekan yang akan bekerja sama dengannya. Agar kejadian tidak semacam ini tidak lagi terjadi.Masuk ke dalam ruangan atasannya Tayo membawa laporan. "Tuan, untuk launching produk kosmetik, apa sebaiknya kita menghadirkan Nona S
Acara brand launching busana dan kosmetik B&G berlangsung sukses. Para tamu undangan yang hadir memenuhi area venue utama, puas dengan penampilan para model yang berhasil memperagakan koleksi busana di atas catwalk. Begitupun penampilan memukau Serena dalam memromosikan kosmetik keluaran terbaru B&G. Para tamu dari berbagai kalangan yang turut menghadiri undangan, menatap takjub penampilan Serena. Seorang perempuan berpenampilan formal mendekati Serena di ruangan tunggu. "Permisi, bisa berbicara dengan anda sebentar?" tanya perempuan yang berstelan blazer hitam dengan rambut di cepol ke belakang. "Anda ingin bicara apa Mba?" tanya Serena yang sedang membersihkan sisa make up di wajahnya. Ia sedikit heran melihat penampilan perempuan di hadapannya sangat formal. "Perkenalkan saya Rani dari PNG entertainment, ingin menawarkan anda menjadi bagian dari agensi kami. jika anda bersedia bergabung bersama kami silahkan datang langsung ke kantor PNG en
Kesuksesan perilisan produk di Dubai berhasil menyita perhatian dunia. Pasalnya iklan yang terpampang di layar besar yang ada di gedung-gedung pencakar langit di sana menampilkan pasangan suami istri yang menjadi model produk mereka sendiri. Gifran dan Serena bak model internasional yang sangat piawai bergaya di depan kamera. Pencapaian ini membuat nama mereka melejit sebagai pasangan suami istri yang sangat romantis. Awalnya banyak masayarakat awam yang tidak mengetahui identitas mereka, namun seiring dengan laku kerasnya produk clothing B&G membuat keduanya semakin dikenal masyarakat lewat wawancara sebuah majalah fashion dunia.Lusi dan Antoni siang itu bermain di taman samping dengan cucunya lekas memanggil kedua cucunya.“Danish, Dea! Lihat foto siapa ini?” tanya Lusi sembari memperlihatkan gambar foto Gifran dan Serena.“Mama dan Papa! Ini mama dan papa.” Jawab kedua cucunya serentak. Semenjak beredarnya foto Serena dan Gifran di majalah fashion, kedua anak mereka sangat antus
Dua bulan kemudianSetiap pagi manusia disibukkan dengan berbagai rutinitas. Mulai dari bangun tidur bahkan sampai menjelang tidur. manusia masih saja disibukkan dengan berbagai kegiatan yang tiada hentinya. Ini berlaku bagi manusia yang memiliki tingkat kesibukan yang tinggi dalam mengumpulkan pundi-pundi uang dan harta benda.Tidak terkecuali dengan pasangan suami istri yang baru. Tomi dan Tiara pagi-pagi sudah disibukkan dengan kegiatan mereka masing-masing di kantor. walau berbeda tempat kerja keduanya berusaha tetap kompak dan tidak mempermasalahkan hal tersebut.“Mas, pakaianmu sudah aku taruh di atas tempat tidur. Aku turun dulu.” ucap Tiara kepada suaminya yang ada di dalam kamar mandi.Perempuan yang berpakaian kemeja peach kerah bermodel V bertali pita dipadukan dengan rok pensil warna mocca di bawah lutut, menuruni anak tangga menuju dapur. Tiara selalu berusaha setiap pagi menyiapkan sarapan untuk suami tercinta. Walau dengan menu sederhana.Dua potongan roti sandwich menj
Pernikahan Tomi dan Tiara diadakan di salah satu hotel mewah di kawasan ibu kota. Setelah menyelesaikan tadi pagi serangkaian prosesi akad nikah kini dua orang manusia yang berbeda jenis kelamin itu akhirnya bersatu dalam ikatan suci tali pernikahan di mata hukum dan agama.Tiara yang tampil cantik dengan busana kebaya putih tulang membuat auranya sebagai pengantin sangat cantik. kedua sejoli itu memakai pakaian adat pada saat prosesi akad tadi. Tomi pun tampil gagah dalam balutan jas tutup berwarna putih senada dengan pakaian Tiara.“Semoga kalian langgeng dan segera diberi momongan,” ucap mama Tiara kepada keduanya saat proses sungkeman.Rasa haru dan bahagia melihat adik semata wayangnya melepas masa lajangnya membuat Serena menititkkan air mata bahagia. Melihat hal itu, Tayo merengkuh bahu sang istri dan memberi kecupan di pelipisnya.“Jangan sedih, sayang. Bukankah ini yang kau inginkan sejak kemarin-kemarin? Melihat Tomi bersanding dengan pilihannya.” Ucap Tayo menenangkan sang
Tiga bulan sudah, Tomi menjalani serangkaian perawatan untuk memulihkan kondisinya. Tiara dengan setia menemani calon suaminya memberikan dukungan yang tiada henti.“Dari seluruh pemeriksaan, kondisi Tomi sudah kembali baik. Kepala, lengan, dan kaki yang terluka sudah pulih kembali semula. Ini hal yang baik untuk Tomi bisa kelaur dari rumah sakit.” jelas dokter laki-laki paruh baya dengan kacamata yang menggantung di hidungnya.“Benarkah, Dok?” tanya Tomi tersenyum senang.Dokter paruh baya itu mengangguk. Lalu berkata, “Iya, Tuan. Hari ini anda sudah bisa pulang.”Tiara yang berdiri di samping ranjang Tomi pun turut bahagia mendengar penjelasan dokter.“Selamat, sayang. Akhirnya kamu keluar juga hari ini.” Tiara menggenggam kedua tangan Tomi.“Baiklah, kalau begitu Saya permisi,” ujar dokter laki-laki paruh baya itu.”***Kepulangan Tomi menjadi berita yang sangat membahagiakan bagi kakaknya. Pasalnya, selama di rumah sakit, Lela bolak-balik bergantian dengan Tiara menjaga Tomi. Belu
Setelah melakukan penyelidikan, Gifran sudah mengantongi bukti kasus yang menimpa Tomi. Ia sangat geram mengetahui ternyata ada yang senagaja ingin menjatuhkan citra perusahaannya. Selama ini ia berpikir, ia sama sekali tidak pernah mengusik lawan saingannya. Namun, semua itu di luar perkiraannya. Ternyata diam-diam, karyawannya ada yang sengaja berkoalisi dengan pihak lawan untuk menjatuhkannya secara pelan-pelan.Untung saja, Gifran mengetahui dengan cepat. Terlambat sedikit saja, bisa jadi pembangunan yang ada di kota V tersendat karena adanya isu yang mengkambinghitamkan dirinya.“Tuan, tidak usah kahwatir. Saya sudah menghubungi HRD untuk memecat yang bersangkutan. Bisa dipastikan ia tidak akan mendapatkan pekerjaan di manapun di negeri ini. karena kita sudah membeberkan kartu asnya. Begitupun, dengan Tuan Simon. Sekarang ini perusahaannya berada di ambang kehancuran.” Ujar Tayo.Gifran tidak menyangka jika Simon salah satu rekan bisnisnya ternyata memiliki dendam yang sangat dal
Sementara itu di proyek, Tomi yang baru saja berdiskusi dengan salah satu tehnisi berdampingan keluar. “Tuan awas!” teriak salah satu pekerja yang melihat rangka bangunan roboh. Rangka gedung timur yang sudah terpasang sempurna tiba-tiba saja ambruk menimpanya.Namun na’as, Tomi dan rekannya tidak sempat menyelamatkan diri. Sehingga mereka berdua mengalami cedera parah yang sangat serius. Para pekerja yang menyaksikan insiden tersebut langsung berlarian membawa Tomi dan rekan mereka cedera.Ambulans yang dipesan sudah datang. Kedua orang itu cepat dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan insentif.Di kediaman Tayo, Lela yang baru saja menidurkan Tala, terkejut mendapat kabar dari rumah sakit perihal tentang Tomi. “Tidak. tidak mungkin!” Ia langsung menguhubungi suaminya Tayo untuk mengkonfirmasi apakah berita tersebut benar atau tidak.Sementara itu kantor B&G pusat, semua orang sangat terkejut dan tidak menyangka jika Tomi mengalami kecelakaan kerja. Apalagi Tayo dan Gifran
Hari pertama, Tomi disibukkan meninjau proyek yang sedang dalam tahap pembangunan. Ia yang bertugas sebagai penanggung jawab proyek harus memastikan tidak ada kendala serius selama pengerjaan.Dengan memakai topi pelindung disertai rompi pelindung, Tomi memberikan arahan kepada para pekerja yang sedang sibuk.“Apa tidak ada kendala yang serius di sini?” tanya Tomi kepada salah satu mandor yang bekerja di sini.“Tidak ada, Pak. Sesuai dengan arahan, Bapak kami menyiapkan segalanya dengan baik,” jawab laki-laki umur 40-an yang bertugas sebagai kepala mandor.“Saya harap juga begitu. Sehingga proyek ini bisa selesai sesuai tenggak waktu yang telah ditentukan.”“Iya, Pak. Kami akan bekerja keras menyelsaikan sampai batas waktu yang, Bapak berikan.”Setelah perbincangan sedikit dengan kepala mandor, Tomi pun menuju bangunan yang ada di sebelah timur. Rangka dari bangunan tersebut sudah terpasang, sehingga ia ke sana untuk mengecek apakah sudah berjalan sesuai dengan rencana.Selama berkeli
Tomi bertolak ke kota V untuk memipin pembangunan proyek di sana. sebelum pesawat lepas landas, ia mengabarkan kepada Tiara bahwa sebentar lagi pesawat akan take off. Namun, panggilan video call dari Tiara di ponsel membuat Tomi menggeser icon hijau pada ponsel merek buah.“Kamu hati-hati di sana. Jaga mata. jangan genit-genit. Ada hati yang harus kamu jaga di sini.” pesan Tiara dari seberang dengan wajah yang ditekuk. Ia merasa sangat sedih melepas kepergian Tomi kali ini. tidak biasanya Tiara merasa gelisah. Namun, ia tidak utarakan secara langsung kepada calon suaminya karena tidak ingin membuat Tomi merasa terbebani.Tomi tersenyum mendengar nasehat dari wanita pujaannya yang sebenatr lagi akan menjadi istrinya.“Siap, Nyonya. Aku akan selalu ingat pesan dan nasehat Nyonya,” hibur Tomi di kursi bisnis yang saat ini ia duduki.“Kamu jaga diri. Jaga kesehatan. Jangan telat makan. Jangan begadang. Kalau lagi capek di kantor istirahat sejenak. Jangan terlalu memaksakan bekerja jika ko
Setelah proses lamaran, Tomi disibukkan dengan pekerjaan yang baru menang tender. Selama satu bulan kedepan ia akan berada di luar kota untuk memantau proses pembangunan sebuah kawasan taman kota yang rencananya dimulai pekan depan.“Bagaimana persiapan ke kota V pekan depan, apa persiapannya sudah 90 persen?” tanya Gifran saat Tomi masuk menyerahkan rancangan proposal yang sudah diperbarui usai meeting kemarin.“Iya, Tuan. Semua akan berjalan sesuai dengan rencana. Jadi mulai minggu depan kita Saya dan tim akan menuju lokasi untuk memantau secara langsung permbuatan taman kota yang ada di kota V.” jelas Tomi menyerahkan proposal untuk diperiksa dan ditandatanagi ulang oleh pimpinannya.Gifran megangguk. “Untuk kesekian kalinya aku mempercayakan proyek ini kepadamu. Aku yakin kamu bisa menghandle proyek ini. Berikan yang terbaik untuk walikota V agar ia kagum dengan kita sebagai pelaksana.”“Terima kasih atas kepercayaan, Anda Tuan. Saya akan memberikan yang terbaik untuk perusahaan i