Di dalam cafe Cidaha, terdapat dua manusia berbeda jenis kelamin yang duduk saling berhadapan. Dibatasi meja bermaterial kayu jati sebagai penyekat antara keduanya. Makanan dan minuman yang sejak tiga puluh menit yang lalu, telah tersaji di atas meja, belum tersentuh juga oleh keduanya.
Baik Gifran maupun Serena belum ada yang memulai obrolan tersebut. Hingga bunyi ponsel Serena mengalihkan perhatiannya. Ia meraih gawai yang terletak di atas meja. Lalu menggeser ikon hijau mengangkat panggilan itu.
["Ada apa cinta?"] tanya Serena usai mendekatkan benda pipih itu ke telinganya.[
"Teman Kakak, Kak Lela datang mencari ke toko."] jawab Cinta di seberang sana.
["Oh Baiklah. Katakan padanya untuk menunggu di dalam ruanganku. Tiga puluh menit lagi aku ke sana."] usai mengakhiri panggilan itu, Serena kembali meletakkan gawainya ke atas meja.
"Situasi macam apa ini. Oh Tuhan," gumam Serena dalam hati.
Membuang segala gengsinya yang sejak tadi ditahan, Serena akhirnya membuka suara "Kalau tujuan anda ke sini hanya untuk duduk dan diam tanpa menjelaskan sesuatu, lebih baik saya pulang. Percuma anda menghubungi saya jika anda hanya duduk seperti patung tanpa mengeluarkan suara apa-apa. Hanya buang-buang waktu saya saja," omel Serena mengeluarkan uneg-unegnya yang sejak tadi ia pendam.
Gifran menegakkan posisi tubuhnya duduk di atas kursi yang dia duduki saat ini. "Hm..." deheman kelur dari mulut Gifran, seraya memandang gadis di hadapannya.
"Hm... Hmmmmmmmmmmm...." balas Serena tak kalah panjang dengan raut wajah yang sangat kesal. Sejak tadi, dia sangat bosan menunggu laki-laki kedondong dihadapannya itu berbicara. Tapi, setelah di gertak oleh Serena hanya deheman singkatsaja yang keluar. Betapa tidak, Serena semakin geram melihat gayanya yang sok berkuasa dan memerintah.
Andai saja, laki-laki kedondong di hadapannya ini bukan seorang CEO B&G, mungkin sedari tadi Serena memaki-makinya. Karena, tidak tahan dengan sikapnya saat ini.
"Silahkan Yang Mulia Tuan, apa yang ingin ada katakan?" tanya Serena langsung. Netranya bersiap menatap dalam laki-laki didepannya itu. Telinganya sudah dia pasang baik-baik untuk mendengarkan apa yang akan diucapkan laki-laki kedondong itu.
"Saya akan mengabulkan permintaan Papa untuk mengadakan pertunangan, dan juga akan melakukan konferensi pers di depan para wartawan. Ini saya lakukan demi perusahaan. Jadi, saya minta kamu jangan terlalu ke ge'eran," ujar laki-laki tampan yang wajahnya mirip Carlos Daniel Go Jun Pyo. Usai mengatakan hal tersebut, dengan santai tangannya meraih segelas jus yang sudah tak lagi dingin. Lalu menyeruputnya ke dalam mulut.
Serena jengah melihat tingkah laki-laki kedondong itu di hadapannya. Usai mengatakan hal yang menurutnya konyol dan tidak masuk akal.
"Hah! Tuan jangan terlalu sombong yah! Siapa juga yang setuju dengan rencana pertunangan konyol itu. Jujur, aku sangat keberatan! Jadi, jangan berpikir yang tidak masuk akal Tuan muda kedondong," balas Serena dengan menekan kata julukan yang diberikan untuk laki-laki sombong di hadapannya itu. Seraya mengibaskan rambutnya ke samping, layaknya model yang sedang syuting iklan sampo.
"Gadis ini berani juga dia. Baru kali ini aku menemukan perempuan yang terang-terangan jujur mengejekku secara langsung," ungkap Gifran dalam hati.
Menatap gadis bar-bar di depannya, Gifran membuka suara "Ingat kamu itu sudah berjanji di depan keluargaku!" tekan Gifran dengan nada keras. Untung saja, mereka memilih cafe yang ada di atas rooftof jadi Gifraan membooking selama dia berada di sana.
Serena memasang wajah garangnya. Memandang sosok laki-laki kedondong di hadapannya ini dengan tatapan yang mematikan.
"Kalian menjebakku. Aku tidak akan terima jika syarat yang diajukan Tuan Antoni seperti ini. Lebih baik, saya ganti rugi dari pada menyetujui syarat yang kalian ajukan. Katakan, berapa kerugian yang harus aku ganti. Akan aku ganti semua kerugian B&G atas apa yang sudah aku perbuat kepada anda Tuan muda kedondong! Aku akan bayar secepatnya. Dan tidak ingin berurusan dengan keluarga kalian. Terutama berurusan dengan anda!" seru Serena dengan amarah yang menggebu-gebu.
Raut wajah gadis itu sangat merah padam. Akhirnya dia mengeluarkan semua uneg-unegnya kepada Tuan muda kedondong di hadapannya itu.
Gifran hanya memandang Serena dengan datar. Kemudian berkata" Kamu berani sanggup membayar kerugian yang aku alami saat ini. Asal kamu tahu, hampir seluruh investor menarik kerjasamanya dengan kami. Kamu tahu, berapa nominal setiap investor yang mengucurkan dana ke B&G? Itu tidak cukup dengan toko kuemu yang hanya seujung kukuku."
"Bahkan sampai matipun hutang kamu tidak akan lunas. Kecuali, kamu menyetujui syarat yang diajukan Papaku," jelas Gifran dengan mimik mengejek. Seolah tahu ketakutan gadis itu.
Serena menelan salivanya. Tubuhnya serasa kaku sulit digerakkan. Keringat dingin mulai bercucuran membasahi pelipisnya. Tangannya mendadak tremor, sehingga dia menggengam keduanya. "Kalau kamu berani pergi tanpa persetujuanku, kupastikan toko kuemu lenyap seketika!" ancam Gifran.
Serena berusaha mengatur nafasnya hingga perlahan normal beberapa saat. Dia beranjak dari kursi hendak melangkah pergi. Namun seketika, ia berbalik menghampiri Gifran yang duduk menyilangkan kaki kanan dengan santai.
"Hey jadi kamu mengancamku Tuan muda Kedondong yang terhormat!" geram Serena sambil menggebrak meja.
Untung saja, suasana di cafe lumayan sepi, kalau tidak pasti orang-orang sudah memandang mereka dengan tatapan bertanya-tanya dan merekam aksi mereka berdua.
"Saya tidak mengancam, hanya saja, saya sekedar mengingatkan anda untuk menepati janji yang telah anda ucapkan sendiri dihadapan keluargaku," balas Gifran dengan nada menyeringai.
"Sungguh saya benar-benar muak dengan anda Tuan muda Kedondong!" gertak Serena dengan wajah memerah menahan amarah.
Mendengar kembali julukan yang diucapkan gadis bar-bar itu, membuat Gifran terkejut. "Apa tadi ia bilang? Kedondong. Apa gadis ini menganggap punyaku hanya sebesar buah kedondong. Cih...dasar! Ia tidak tau saja kalau senjata samuraiku ini masih original dengan kualitas excelent. Apa ia dengan mudahnya mengatakan hal semacam itu di depan laki-laki, dasar gadis bar-bar," ucap Gifran bermonolog dalam hati seraya matanya tertuju turun pada sesuatu miliknya.
"Kenapa anda diam! Anda takut?" tanya Serena yang masih berdiri menatap balik Gifran dengan tajam.
"Hey, gadis bar-bar apa kamu selalu seperti ini kalau berbicara dengan seorang laki-laki?" tanya Gifran dengan sebal.
Menatap laki-laki di hadapannya dengan setengah mendongak, Serena berkata "Yah, saya selalu seperti ini jika berbicara dengan laki-laki modelan seperti anda," omel Serena dengan suara tak kalah tinggi.
"Baiklah, saya beri kamu kesempatan dua hari lagi untuk memikirkan kembali penawaranku. Jika sampai dua hari itu tidak ada jawaban. Kamu tunggu saja apa yang akan aku lakukan kepadamu gadis bar-bar," ucap Gifran berdiri seraya melangkah keluar menuju mobil yang dikemudikan Tayo yang selalu standby menjemput dan mengantarnya ke mana pun.
Serena ngedumel usai kepergian Usai kepergian Gifran yang seenak jidatnya meninggalkannya sendirian di atas rooftop. Lekas Serena melangkah turun ke parkiran melajukan motornya menuju toko kue milik keluarganya. Membelah jalanan di siang hari, dengan berjuang melawan debu dan polusi hanya agara bisa sampai di toko keunya. Serena turun dari motor usai memarkirkan di bawah pohon yang ada di sudut parkiran. Kemudian masuk ke dalam toko mencari keberadaan Lela sahabatnya."Lela mana?" tanyanya pada Cinta saat berpapasan di depan etalase kue."Dalam di ruangan Kakak!" jawab Cinta sambil memasukkan kue baru yang matang, ke dalam etalase.Serena melangkah menuju ruangannya. Sampai di depan pintu kayu jati berwarna putih tulang, ia membuka dan mendapati Lela yang tengah tiduran di atas sofa."Ck! Nih anak kebiasaan banget tiduran di ruang kerja orang," gerutunya sambil meletakkan tasnya ke atas meja.Meraih gelas yang ada di dispenser sambil menuangk
Sampai di rumahnya semalaman Serena langsung merebahkan tidurnya karena sudah terlanjur kecewa dengan laki-laki kedondong itu. Hari ini, gadis itu bangun pagi-pagi sekali. Ia lekas keluar kamarnya menghampiri si 'Belen' kesayangannnya. Berdiri dengan sedikit membungkuk, Serena memberikan makanan untuk Ikan hias kesayangannya berjenis Platy Blue Mickey Mouse, yang sudah ia beli dari penjual ikan hias di Pasar seharga Lima belas ribu per ekor. Jenis ikan ini memiliki warna yang cukup menarik, dan bisa menyala seperti halnya ikan neon tetra.©"Bel, menurut kamu, apa aku harus mengatakannya kepada duo Raja Ratu, kalau Tuan Antoni menginginkanku bertunangan dan menikah dengan anak kedondongnya itu, orang yang sama sekali belum ku kenal?" curhat Serena terpaku menatap aquarium."Nggak mungkinkan Bel. Membayangkan bersanding dengan si kedondong membuatku merinding saja. Siapa juga yang tahan dengan sikap dingin laki-laki seperti itu. Bahkan, sifatnya yang jutek mem
Seperti biasa pagi hari Ratu sudah berteriak di dalam rumah. "Pakkk. Sini cepat!" teriak Ratu menggema di dalam rumah. Bahkan membangunkan Belen yang tengah tertidur di dalam aquarium.mendengar suara istrinya yang menggelegar. Raja datang cepat menghampiri istrinya yang sedang mengepel sembari menstalker sosial media. "Ada apa Ma?" tanya Raja usai memberi makan burung kesayangannya. Dengan langkah yang tergopoh-gopoh, dan sarung yang hampir melorot dari atas perut. Karena saking terkejut mendengar teriakan sang istri yang melengking di pagi hari."Ini coba liat baik-baik Pak. Perhatikan dengan teliti," ujar Ratu menunjukkan sebuah video di ponselnya."I-ini kan. Tidak!" teriak pasangan Raja dan Ratu lalu saling berpandangan."Ya Tuhan.... apa kesalahan kami di masa lalu sehingga anakku menjadi seperti ini," sesal Ratu memikirkan dosa yang dia perbuat saat muda."Pah, Mama tidak menyangka Serena melakukan penganiayaan
Dengan Ide cemerlang itu, Serena lekas mengambil poselnya. Mencari nomor laki-laki kedondong yang membuatnya gelisah gundah galau merana.Begitu nada tersambung dan seseorang mengangkatnya di seberang, tanpa ba bi bu, Serena langsung berkata "Hey Tuan muda Kedondong aku akan terima tawaranmu. Asalkan gedung tempat melangsungkan pertunangan dan pernikahan aku yang urus," usul Serena.Gifran hanya menarik nafas panjang begitu tahu suara yang menelponnya. "Persoalan gedung sudah ditangani oleh Tayo. Kamu tidak usah repot-repot mengurus hal yang tidak perlu. Lagian Tayo akan menyewa seorang WO, jadi tenagamu tidak dibutuhkan di sini," sahut Gifran.Tidak terima karena idenya ditolak. Serena tak henti-hentinya membujuk agar ia terlibat langsung dalam persiapan tunangan nanti. "Hah, dasar Tuan muda Kedondong yang sombong!" umpat Serena di ujung telefon."Hey! Gadis bar-bar apa yang barusan kamu ucapakan? coba ulangi sekali lagi!" sungut Gifran tidak
Keesokan harinya Gifran telah sampai di depan rumah keluarga Serena. Ia memarkirkan mobilnya di halaman luas, lalu keluar menghampiri duo Raja Ratu yang sedang duduk bersantai sambil menikmati teh hangat di atas teras. Ratu yang melihat kedatangan Gifran di rumahnya mendadak panik tidak karuan. Keringat dingin keluar dari tubuhnya. Mendekati kedua orang tua Serena di teras Gifran pun lekas menyapa "Selamat Pagi Bapak dan Ibu," sapa Gifran tersenyum. "Eh, Nak Gifran datang.Ayo silahkan duduk," ajak Raja mempersilahkan tamunya sembari tersenyum menyambut kedatangan Gifran. "Terima kasih Pak," ucap Gifran mendaratkan tubuhnya di salah satu kursi kayu. "Apa ada keperluan penting sehingga Nak Gifran datang berkunjung?" tanya Raja yang belum mengetahui kalau orang yang menelfon Ratu kemarin adalah orang yang ada di hadapannya saat ini. Ratu terdiam gugup ketika Gifran duduk bersebelahan dengannya.
Sampai di depan toko kue milik keluarganya yang dikelola olehnya. Seerena lekas turun dari mobil mewah Gifran usai melepas sabuk pengaman."Terima kasih atas kerja kerasmu hari ini. Saya harap kamu akan mempertimbangkan keputusan Papaku," ujar Gifran menahan Serena.Serena yang tinggal membuka pintu mobil itupun, dibuat terkejut dengan tingkah Gifran yang menahan lengannya. Melirik tangan yang sedang dicekat oleh tangan besar yang berotot.Melihat Serena melirik lengannya, Gifran seolah mengerti akan perasaan gadis itu. Degera dia melepaskan tangannya."Maaf. Aku nggak sengaja menyentuhmu,"tutur Gifran dengan mengalihkan pandangannya ke samping."Ingat. Ucapan yang saya. Jika kamu berani melanggarnya. Jangan harap, kamu masih bisa melihat toko kuemu berdiri kokoh,"ancamnya.Mendengar ucapan peringatan dari laki-laki kedondong di sampingnya itu, membuat Serena ingin sekali melakban mulut yang seenak jidatnya berkata ta
Ratu dan Raja melongo melihat bingkisan yang dirimkan untuk anaknya. Para pengirim yang notabene dari B&G langsung meletakkan di ruang tamu kediaman Serena. Aneka barang dari merek terkenal semuanya ada di atas sofa. Mereka berdua tidak mengerti, siapa laki-laki yang sengaja mengirimkan bingkisan hadiah pertunangan untuk anaknya. Sambil meunggu kedatangan Serena, Raja dan Ratu memilih menghubungi laki-laki yang akan menjadi pasangan anaknya di acara pertunangan. ["Tuan. Gawat. Ini tidak bisa dibiarin terjadi. Ada seseorang yang mengirimkan binkisan untuk pertunangan anak saya."] ["Terus?"] tanya Gifran di sebelah sana. ["Jadi bagaimana Tuan?" Apa yang harus kami lakukan sekarang?"] ["Nggak usah pedulikan itu. Yang penting kalian berdua sudah setuju dengan rencanaku."] ["Baik Tuan."] Usai mengakhiri panggilan itu, Gifran masih berpikir jika Serena belum memberi tahukan mas
Beberapa hari telah berlaluSemenjak saham B&G kembali normal dan meningkat, Gifran kini disibukkan dengan berbagai proyek. Salah satunya acara launching brand pakaian dan kosmetik B&G yang sempat tertunda.Para investor mulai tertarik untuk berinvestasi kembali di B&G. Akan tetapi, Gifran menyeleksi permohonan proposal yang datang silih berganti. Ia tidak ingin kejadian seperti kemarin terulang kembali. Para klien yang sudah meneken kontrak dengan B&G langsung memutuskan secara sepihak, tanpa pembicaraan terlebih dahulu. Hanya masalah video yang viral dengan mudahnya mereka tarik kesepakatan yang telah di setujui.Tentu saja, hal itu sudah menjadi pembelajaran bagi Gifran dalam menyelekftif setiap rekan yang akan bekerja sama dengannya. Agar kejadian tidak semacam ini tidak lagi terjadi.Masuk ke dalam ruangan atasannya Tayo membawa laporan. "Tuan, untuk launching produk kosmetik, apa sebaiknya kita menghadirkan Nona S