Home / Romansa / Pura-Pura Menikah / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Pura-Pura Menikah: Chapter 51 - Chapter 60

140 Chapters

Tidur yang nyaman

Keesokan paginya, tanpa mereka sadari guling yang menjadi pemisah diantara mereka berdua kini sudah tak ada. Pasangan suami istri yang masih canggung itu masih tidur dalam posisi berpelukan. Serena nampak, nyaman bersandar pada dada bidang suaminya yang kekar dan berotot. Mungkin, gadis itu mengira yang dipeluknya saat ini adalah bantal guling yang dipeluk sangat erat.Begitupun juga, dengan Gifran. Laki-laki itu memeluk istrinya dengan tenang. Dia tidak menyadari jika keduanya sudah tidur saling berpelukan.Mama Ratu sejak tadi menunggu anak dan menantunya sarapan bersama. Hampir satu jam menunggu, sepasang suami istri itu belum juga menampakkan tanda-tanda batang hidungnya.Sampai mama Ratu naik menuju kamar anaknya guna untuk mengecek mereka berdua. Sudah beberapa kali mama Ratu mengetuk pintu kamar anaknya, tapi tidak terdengar sahutan dari dalam. Bahkan, mama Ratu menempelkan telinganya ke daun pintu untuk mendengar apa yang dilakukan mereka berdua.
Read more

Rencana Dinner Romantis

Menjelang jam 11 keduanya baru bangun saat matahari sudah semakin meninggi. Serena yang masih dalam pelukan Gifran perlahan melepaskan diri. Merasa ada pergerakan, Gifran membuka matanya. Melihat istrinya baru saja bangun, Gifran ikut duduk.“Sekarang jam berapa?” tanya Gifran yang masih mengucek-ngucek matanya yang baru saja terbuka.“Jam 11 siang.” Serena menjawab singkat karena lekas ingin masuk ke dalam kamar mandi. Saat akan beranjak dari tempat tidur. Gifran menahan pergelangan tangan istrinya. Membuat Serena menoleh ke belakang.“Mari, mandi bersama,” ajak Gifran tanpa basa-basi. Ucapan suaminya membuat wajah Serena memerah. Seketika dia sadar dan melepaskan cekalan tangannya. “Jangan ngaco!” balas gadis itu tanpa basa-basi lalu dengan cepat masuk ke dalam kamar mandi yang ada di dalam kamarnya.Jangan tanyakan bagaimana debaran jantung Serena saat ini. Gadis itu, masih berdiri di belakang pitu menetr
Read more

TIDAK ADA PENOLAKAN

Seperti rencana sebelumnya, Gifran menepati janjinya. Sore hari di penghujung akhir pekan, laki-laki jangkung itu membawa istrinya ke sebuah hotel yang terletak di pinggir pantai.Gifran berulang kali membujuk istrinya agar ikut menemaninya. Menggunakan segala cara demi meyakinkan Serena untuk ikut bersamanya.“Ayolah, ini acara kantor. Masa, sebagai pimpinan aku sendirian di sana. biasanya ‘kan kalau acara seperti ada istri yang menemani. Aku nggak mau kalau kamu tidak ikut. Pokoknya, kamu harus ikut. Akan ada banyak wartawan di sana. Bagaimana, kalau mereka menanyakanmu. Apa yang harus ku jawab!”Gifran masih berseru keras agar Serena bisa ikut bersamanya. Laki-laki itu tidak ingin rencana yang sudah dia persiapkan dari jauh-jauh hari gagal.“Kenapa kamu maksa banget sih!” Tolak wanita itu. Serena yang sibuk memasukkan baju Gifran ke dalam koper sejenak melirik suaminya yang duduk di sofa kamar mereka. “Ya, kamu, &lsq
Read more

AJAKAN MAKAN DI RESTORAN

Gifran masih memandangi istrinya yang tertidur nyenyak. Merasakan Serena bergerak membuka matanya perlahan, laki-laki itu justru pura-pura menutup mata. Dia ingin tahu, bagaimana reaksi istrinya saat bangun.Benar saja, kedua mata Serena perlahan terbuka menyesuaikan cahaya matahari pagi. Gadis itu mendapati dirinya terbangun dari pelukan suami yang masih terlelap tidur. Perlahan Serena bergerak tanpa ingin membangunkan suaminya. “Ya, Tuhan kenapa bisa, aku tidur nyaman di dada bidang suamiku.” gerutu Serena sesaat memperhatikan suaminya yang berbaring di atas ranjang sangat lelap.Gadis itu menginjakkan kakinya ke atas lantai kamar langsung menuju kamar mandi membersihkan diri sebelum Gifran bangun. selama di dalam kamar mandi Serena mengutuk dirinya yang mudah terpesona pada paras rupawan Gifran yang tertidur damai. Bahkan ia berkali-kali menepuk kepalanya.Sementara itu Gifran bangun saat merasakan ranjang di sampingnya kosong. “Pasti dia su
Read more

Orang asing bikin kesal

Tak butuh waktu bagi mereka untuk mendapatkan pujian dari warga net. Usai menyelesaikan sarapan dan keluar dari area restoran, Serena dan Gifran menjadi trending topik seketika di situs pencarian. Kemsraan yang mereka lakukan saat sarapan tadi membuat warga net iri dengan. Bahkan, mereka memuji kecantikan Serena yang terlihat natural hanya dengan riasan make up yang natural.Pagi ini, Gifran mengajak Serena bertemu dengan rekan bisnisnya yang kebetulan liburan juga di hotel ini. mereka duduk di salah satu kafe yang terletak di tepi pantai.“Kamu, nggak keberatan, ‘kan kalau kita ke kafe dulu ngopi. Kebetulan, di sini ada rekan bisnisku yang tengah berlibur.” Terang Gifran.“Baiklah.” Sahut Serena singkat.Mereka berdua tiba di kafe yang berjarak 50 meter dari hotel tempat mereka menyantap makanan. Keduanya memilih berjalan kaki sembari menikmati pemandangan laut yang begitu tenang di saat pagi ini. burung-burung  beterba
Read more

Pernyataan Gifran

Gifran lekas mengambil ponselnya dari Smith. “Gue, nelfon istri dulu,” kembali  mendaratkan tubuh di kursi tempat mereka nongkrong  Gifran menekan kembali nomor istrinya.“Sayang, kamu di mana sekarang?” tanya Gifran sengaja berkata ‘sayang’ di depan Smith pasalnya, ingin menekan kata tersebut, agar Smith tahu kalau dirinya romantis.[“Aku kembali ke hotel”] jawab Serena kesal di seberang. Rencananya ia akan mengambil foto di sana dengan  suaminya.Sementara gifran sudah tahu dari nada suara istrinya, perempuan tersebut sedang ngambek.“Ya, sudah aku menyusulmu sekarang!” Gifran mematikan ponselnya. Menatap Smith yang ada di hadapannya.“Smith, maaf aku harus kembali menyusul istriku,” Gifran berkata seraya beranjak dari kursi.Smith mengangguk. “Tidak, apa-apa. Istrimu sekarang lebih penting. Cepat susul dia. Mungkin, saat ini dia membutuhkanmu!”
Read more

Malam yang Menggelora

Sejak pengakuan perasaan mereka satu sama lain, Gifran mengajak Serena berdansa menikmati alunan musik dari band usai menyelesaikan sesi makan malamnya.“Mas, aku nggak bisa dansa,” ujar Serena saat suaminya sudah menariknya turun ke area dansa.Gifran tersenyum. “Ada, aku yang akan mengajarimu, sayang. Kamu, cukup mengikuti gerakanku saja. mengikuti irama langkah kakiku.” Gifran meraih tangan istrinya dinaikkan ke pundaknya. Sementara, ia memegang pinggang ramping istrinya. Serena pun terpaksa mengikuti kemauan suaminya. Sekalian, ia juga belajar berdansa di acara elit kaum kalangan atas. Tujuannya, agar dia tidak mempermalukan suaminya, jika mereka diundang ke pesta tersebut.Keduanya bergerak ke kanan dan ke kiri sesuai irama. Alunan musik klasik menambah romantisme malam itu. Kedua insan yang sedang berbunga-bunga usai pengakuan isi hati masing-masing, saat ini tengah berbahagia.Saat ini, keduanya tengah berada di
Read more

Terbiasa

Menjelang sore hari, Gifran dan Serena bersiap kembali ke rumah. Pasangan yang baru saja saling mengungkapkan isi hati itu merasa sangat senang melakukan perjalanan ini. Sebab, Gifran sudah merencanakan perjalanan ini jauh-jauh hari sebelumnya. Dan ia tidak ingin merasa ada yang gagal.“Sebaiknya kamu, tidur saja, sayang!” Sejenak, Gifran menoleh ke samping istrinya seraya menggenggam tangan Serena.Serena mennggeleng. “Aku, ingin menemani kamu, menyetir sampai rumah,” sahutnya dengan menatap jalanan yang menyajikan panorama indah khas pantai.Gifran tersenyum mendengar ucapan istrinya. “Ya, sudah kalau itu mau kamu, aku nggak larang. Cuman, sedikit khawatir aja nanti kamu kelelahan.”Menempuh perjalanan kurang lebih dari  dua jam setengah, akhirnya mobil mewah sedan hitam tiba di carport. Lantas keduanya turun mengambil barang bawaan dibantu oleh asisten rumah tangga.Gifran dan Serena bergandengan tangan m
Read more

Rencana Kejutan Ulang Tahun

“Mama, Papa.” Serena langsung menghambur ke pelukan kedua orang tuanya. Dia tidak menyangka jika pagi ini akan mendapatkan kejutan dari kedua orang tuanya.Melepaskan pelukan, Serena menatap mama dan papanya bergantian. “Ngapain, Mama sama Papa ke mari? tumben banget,” seloroh Serena mendudukkan diri di kursi yang ada di ruangan tersebut. Diikuti mama dan papanya.Raja dan Ratu saling melempar pandangan seraya memberi kode satu lewat mata satu sama lain. “Kamu aja yang jelaskan.” Begitu kira-kira maksud kode tersebut.    Mama Ratu tersenyum. “Nggak, kami ke mari hanya ingin melihat suasana toko saja. Sudah lama, ‘kan Mama dan Papa terakhir berkunjung ke mari semenjak kamu nikah. Lagian, Mama dan Papa kangen sama karyawan dan suasana toko. Iya, ‘kan, Pah!” tanya mama Ratu pada suaminya.Papa Raja yang merasa terintimidasi oleh istrinya saat ini mengangguk saja. “I-iya, benar
Read more

Kejutan Tiada Henti

Sementara itu Raja dan Ratu berpamitan kepada anak mereka. Keduanya masuk ke dalam ruangan Serena berniat pamitan. “Mama sama Papa mau pergi dulu. ada sesuatu yang harus kami beli sebelum kembali ke rumah.” Alasan Mama Ratu kepada anaknya.Serena yang sibuk memeriksa laporan penjualan mengangkat kepalanya menatap kedua orang tuanya yang tengah duduk di sofa di ruangannya.“Bukannya, Mama dan Papa mau tinggal-tinggal dulu. Kok, mau langsung pulang?” tanya Serena menatap mama dan papanya bergantian.“Iya. Benar sekali, yang kamu katakan. Awalnya kami ingin tinggal dulu. Tetapi, Mamamu langsung teringat sesuatu. Ia belum membeli beberapa bunga dan makanan buah si belen. Makanya kami harus cepat-cepat kembali. Kamu, nggak mau ‘kan kalau sampai si belen nggak makan.” dusta papa Raja.Baru kali ini, mama dan papa Serena benar-benar seperti seorang aktor dan aktris. Keduanya pandai berakting di depan anak mereka. Padahal
Read more
PREV
1
...
45678
...
14
DMCA.com Protection Status