Semua Bab Pura-Pura Menikah: Bab 71 - Bab 80

140 Bab

Jebakan

“Apa?” Gifran terkejut dengan pernyataan Tayo yang mengatakan bahwa salah satu rekan bisnis bosnya itu sedang berbuat curang.“Cepat katakan, siapa orang yang berbuat curang kepadaku!” Gifran menatap Tayo berdiri di depan meja kerjanya saat ini.Melihat gelagat Tayo yang tidak membuka suara saat itu juga, membuat emosi Gifran kembali mencuat. Ia tidak pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya.“Dia Tuan Smith, Tuan,” ucap Tayo, menyerahkan bukti perbuatan kecurangan yang dilakukan Smith. Untung saja, dengan cepat Tayo melihat ada yang aneh dengan pergerakan saham hari ini. Setelah mengecek, ternyata ada seseorang yang menysup untuk memanipulasi laporan saham.Sebelumnya, Gifran tidak merasa curiga dengan sikap Smith yang sudah dianggapnya sebagai sahabat semenjak kuliah. Masuk ke perusahaannya sebagai invenstor menawarkan sejumlah kesepakatan yang menjanjikan bagi Gifran saat saham B&G turun gara-gara video viral
Baca selengkapnya

Terjebak Lift

Namun, kejadian na’as sungguh membuat Serena merasa lebih terkejut, tatkala dirinya mendadak limbung karena lift yang mereka gunakan tiba-tiba mendadak mati.“A-apa yang terjadi,” ucapnya panik. Ia berpegangan pada sisi lift untuk menyeimbangkan tubuhnya agar tidak jatuh. Namun, dengan cepat, Smith memeluk dirinya. Berusaha menenangkan. “Jangan, panik. Ada aku di sini.”“Jangan berani macam-macam kamu! Lepaskan tanganmu itu!” sergah Serena, menyingkirkan tangan Smith yang bertengger di bahunya. Walau merasa terjebak di dalam lift, ia tidak sudi tubuhnya disentuh laki-laki manapun selain suaminya.Tiba-tiba lift kembali bergerak. Namun terjadi sesuatu yang ambruk, membuat Serena berjongkok menutup telinganya. Smith berdiri di depan Serena seolah berjaga-jaga jika terjadi sesuatu.Sementara itu, Gifran mendengar keributan yang ada di luar. Biasanya ia tidak peduli dengan keributan yang dibuat karyawannya selagi masi
Baca selengkapnya

Pertolongan

Petugas mengikuti perintah Gifran. Mereka gegas menuju lantai tempat Serena terjebak di dalam lift.Bagian atap lift terbuka. “Nona, silahkan naik melalui tangga darurat ini. Kami akan mengeluarkan anda dari sini,” teriak petugas.“Sayang. Kamu tenang. Jangan panik. Kamu ikuti arahan petugas,” teriak Gifran dari atas atap lift yang dibukaoleh petugas.Mendengar ucapan suaminya, Serena lekas berdiri dari duduknya. Sementara, Smith yang duduk di sampingnya ikutan senang karena petugas berusaha mengeluarkan mereka.“Kemarilah, aku bantu kamu menaiki tangga ini!” ajak Smith. Laki-laki itu sejak tadi diam tidak mendekat ke Serena usai digertak oleh Gifran. Namun, karena merasa simpati dengan kondisi Serena yang hamil, akhirnya Smith tergerak menolong dengan tulus.Tanpa ragu sedikit pun Serena menaiki tangga yang disediakan petugas dengan bantuan, Smith akhirnya ia bisa keluar dari lift.Melihat istrinya selama
Baca selengkapnya

Introgasi

Melihat Serena menikmati jeruk yang ada di tangannya, Gifran pun bertanya perihal kedatangan istrinya yang datang mendadak. “Sayang, Aku mau nanya, kamu kok ke mari nggak bilang-bilnag sebelumnya. Biasanya kamu, ‘kan nelpon aku dulu,” kata Gifran merapikan surai hitam istrinya ke belakang telinga.“Awalnya, aku ingin membuat kejutan untuk kamu, Mas. ke kantor mengantarkan bekal makan siang. Eh, nggak tahu pas di lift terjadi insiden. Makanannya jatuh berhamburan,” jelas Serena, tangannya masih sibuk membuka buah jeruk yang masih tertinggal sebiji.Penjelasan istrinya membuat Gifran terharu. Ternyata istrinya ingin memberi kejutan. Namun karena suatu insiden yang terjadi, ia pun khawatir dengan kondisi janin yang ada di dalam perut sang istri. Walaupun, Serena terlihat baik-baik saja, tetapi rasa cemas dan khawatir membuat Gifran mengajak sang istri cek ke dokter.“Sayang, habis ini kita ke rumah sakit, ya!” Saat ini kedu
Baca selengkapnya

Menjelaskan

Semua anggota keluarga tengah berkumpul menunggu penjelasan Serena dan Gifran atas insiden yang menimpa menantu perempuan di keluarga Castanyo.Serena menoleh ke suaminya. Gifran seolah tahu apa yang dicemaskan oleh sang istri. Oleh karena itu ia pun langsung angkat bicara.“Sebenarnya, kedatangan Serena ke kantor berniat mengantarkan makan siang untukku. Tujuannya untuk memberikan kejutan malah, berujung pada sebuah insiden yang diluar kendaliku. Andai akan ada kejadian seperti ini, mungkin aku tidak akan membiarkannya datang ke kantor.”Gifran merasa bersalah perihal apa yang terjadi pada istrinya. Telat sedikit saja, ia tidak tahu apa yang terjadi pada istrinya. Apalagi, di dalam lift istrinya itu berdua dengan Smith. Makanya, saat mengetahui Serena bersama dengan Smith di dalam, Gifran semakin naik pitam. Ia tidak menyangka jika istrinya, bersama Smith.“Maaf, Mas. Ini semua kesalahanku yang tidak mengabarimu.” Serena menunduk
Baca selengkapnya

Tidak Peduli dengan Ancaman

Di dalam ruangan kerja, Gifran dan papanya duduk berhadapan di depan meja kerja yang terbuat dari kayu.“Jadi apa rencanamu sekarang?” tanya Antoni membuka percakapan saat Gifran sudah ada di ruangan kerja.“Lebih baik, kita diam saja sambil melihat sejauh mana mereka berbuat. Toh, bukan salah kita juga yang mendapatkan kontrak kerja sama itu. Langkah yang paling aman saat ini adalah diam dan mengawasi.”Antoni menganggukkan kepala mendengar pendapat anaknya. “Baiklah, kalau itu mau kamu, Papa setuju. Dan satu lagi, apa kamu sudah menemukan pelaku dari insiden yang menerpa istrimu?”“Aku sudah memerintahkan Tayo untuk menyelidiki penyebab kejadian tersebut. Aku yakin, kejadian tersebut tidak dilakukan oleh satu orang saja. kemungkinanan ada beberapa orang dalam yang terlibat dalam kejadian tersebut yang tidak kita ketahui.”Sebagai seorang pimpinan perusahaan besar, Gifran sadar, tidak semua petinggi
Baca selengkapnya

Introgasi

Ketegangan yang terjadi antara pegawai yang ketahuan dengan Gifran akan perbuatan beberapa waktu yang lalu membuat pegawai bagian tehnisi itu menyesal. Di depan Gifran, ia mengaku dibayar lima puluh juta untuk mencelakai istri dari pimpinan perusahaan. Dengan Begitu, pikiran Gifran akan lebih fokus kepada istrinya daripada mengurusi proyek yang sedang dalam tahap pembangunan. Hal itulah yang dilakukan karyawan tersebut. Dengan nekat, ia menerima arahan tersebut dari salah satu petinggi perusahaan. dengan begitu, ia bisa mengobati istrinya yang tengah sakit.Tanpa pikir panjang ia langsung menerima tawaran tersebut. Tanpa memikirkan resiko yang ia hadapi kelak di kemudian hari. Menurutnya, keselamatan istrinya lebih penting saat ini.“Apa kamu lupa, siapa yang lebih berkuasa di perusahaan ini?” tanya Gifran pada laki-laki yang sudah berbuat jahat mencelakai istrinya.“Ma-maafkan, saya, Tuan. Karena kesalahan saya istri anda dalam bahaya. saya ak
Baca selengkapnya

Membongkar Kelicikan

“Apa bukti ini semua kamu dapatkan secara akurat?” tanya Gifran menatap karyawan yang saat ini menjadi sumber informan segala kelicikan para petinggi perusahaan.“Benar, Tuan. Kalau anda tidak percaya, silahkan saja cocokkan dengan data yang anda dapatkan dari Tuan Tayo.”Gifran mengangguk paham. “Baiklah, kamu boleh keluar. Ingat, jangan sampai ada yang mencurigaimu. Bersikap seperti biasa saja. Paham!”“Iya, Tuan.”Usai karyawan tersebut keluar, Gifran memeriksa semua catatan pengeluaran para petinggi yang menjadi saingannya. Sudut bibirnya terangkat ke atas saat melihat beberapa pengeluaran yang sangat drastis. Tentu ini akan menjadi acuan Gifran untuk melaporkan perbuatan mereka ke dewan pengawas.Beberapa nama terkait yang menyalahgunakan uang perusahaan ternyata kerabat dekat Gifran sendiri. Selama ini ia curiga pada Smith yang beberapa kali datang ke kantornya. ternyata, ia bekerja sama dengan
Baca selengkapnya

Kebahagiaan Gifran

Kehamilan Serena memasuki bulan ke sembilan. Tentunya, Gifran sudah mengambil cuti untuk menjadi suami siaga. Semua pekerjaan sudah diambil alih oleh asistennya, Tayo. Sebab, dikehamilan pertama istrinya, ia ingin mendampinginya setiap saat. Bukankah, prediksi kehamilan kadang tidak sesuai dengan perhitungan dokter. Kadang maju, bisa jadi juga mundur. Untuk itu, Gifran tidak ingin jauh-jauh dari istrinya.Seperti malam ini, setelah melakukan ritual mereka sebagai suami istri, Gifran terus mengelus perut istrinya yang semakin besar. merasakan ada gerakan dari si jabang bayi, Gifran merasa senang.“Sayang, anak kita lagi bergerak. Dia memiliki insting yang kuat sehingga mengetahui mama papanya lagi romantis,” ujar Gifran senang. Senyuman yang tidak berhenti dari sudut bibirnya.“Ia tahu keberadaan papanya di dekatnya makanya dia senang saat dielus,” ungkap Serena tersenyum.Gifran pun mendekatkan wajahnya ke peurt sang istri. Sebagai
Baca selengkapnya

Penyambutan Baby Boy

Setelah menjalani perawatan di rumah sakit selama dua hari. Hari ini, Serena diperbolehkan pulang kembali ke rumah. Tentu saja ini membawa kabar berita gembira bagi dua pasang kakek dan nenek yang menantikan mereka.Pasalnya sejak semalam, Gifran tidak mengizinkan mama dan papanya, begitupun mama dan papa mertuanya untuk berkunjung ke rumah sakit lagi. Karena menurutnya, hal itu akan merepotkan.“Mama, dan Papa tunggu di rumah saja. Paling, besok pagi dokter memberikan izin pulang pada Serena dan bayi kami,” ujar Gifran berdiri di dekat jendela menerima telepon dari mamanya.“Ya, sudah kalau gitu. nanti besok kami tunggu saja di rumah kalau gitu,” sahut mama Lusi dengan mode ngambek di sofa ruang tengah rumahnya.Melihat istrinya mematikan telepon dengan jutek, Antoni membuka suara. “Apa yang dikatakan Gifran benar, Ma. Kalau kita ke sana hanya akan menambah kerepotan mereka. biarkanlah, mereka belajar telebih dahulu mengasuh
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
678910
...
14
DMCA.com Protection Status