Melihat Serena menikmati jeruk yang ada di tangannya, Gifran pun bertanya perihal kedatangan istrinya yang datang mendadak. “Sayang, Aku mau nanya, kamu kok ke mari nggak bilang-bilnag sebelumnya. Biasanya kamu, ‘kan nelpon aku dulu,” kata Gifran merapikan surai hitam istrinya ke belakang telinga.
“Awalnya, aku ingin membuat kejutan untuk kamu, Mas. ke kantor mengantarkan bekal makan siang. Eh, nggak tahu pas di lift terjadi insiden. Makanannya jatuh berhamburan,” jelas Serena, tangannya masih sibuk membuka buah jeruk yang masih tertinggal sebiji.
Penjelasan istrinya membuat Gifran terharu. Ternyata istrinya ingin memberi kejutan. Namun karena suatu insiden yang terjadi, ia pun khawatir dengan kondisi janin yang ada di dalam perut sang istri. Walaupun, Serena terlihat baik-baik saja, tetapi rasa cemas dan khawatir membuat Gifran mengajak sang istri cek ke dokter.
“Sayang, habis ini kita ke rumah sakit, ya!” Saat ini kedu
Semua anggota keluarga tengah berkumpul menunggu penjelasan Serena dan Gifran atas insiden yang menimpa menantu perempuan di keluarga Castanyo.Serena menoleh ke suaminya. Gifran seolah tahu apa yang dicemaskan oleh sang istri. Oleh karena itu ia pun langsung angkat bicara.“Sebenarnya, kedatangan Serena ke kantor berniat mengantarkan makan siang untukku. Tujuannya untuk memberikan kejutan malah, berujung pada sebuah insiden yang diluar kendaliku. Andai akan ada kejadian seperti ini, mungkin aku tidak akan membiarkannya datang ke kantor.”Gifran merasa bersalah perihal apa yang terjadi pada istrinya. Telat sedikit saja, ia tidak tahu apa yang terjadi pada istrinya. Apalagi, di dalam lift istrinya itu berdua dengan Smith. Makanya, saat mengetahui Serena bersama dengan Smith di dalam, Gifran semakin naik pitam. Ia tidak menyangka jika istrinya, bersama Smith.“Maaf, Mas. Ini semua kesalahanku yang tidak mengabarimu.” Serena menunduk
Di dalam ruangan kerja, Gifran dan papanya duduk berhadapan di depan meja kerja yang terbuat dari kayu.“Jadi apa rencanamu sekarang?” tanya Antoni membuka percakapan saat Gifran sudah ada di ruangan kerja.“Lebih baik, kita diam saja sambil melihat sejauh mana mereka berbuat. Toh, bukan salah kita juga yang mendapatkan kontrak kerja sama itu. Langkah yang paling aman saat ini adalah diam dan mengawasi.”Antoni menganggukkan kepala mendengar pendapat anaknya. “Baiklah, kalau itu mau kamu, Papa setuju. Dan satu lagi, apa kamu sudah menemukan pelaku dari insiden yang menerpa istrimu?”“Aku sudah memerintahkan Tayo untuk menyelidiki penyebab kejadian tersebut. Aku yakin, kejadian tersebut tidak dilakukan oleh satu orang saja. kemungkinanan ada beberapa orang dalam yang terlibat dalam kejadian tersebut yang tidak kita ketahui.”Sebagai seorang pimpinan perusahaan besar, Gifran sadar, tidak semua petinggi
Ketegangan yang terjadi antara pegawai yang ketahuan dengan Gifran akan perbuatan beberapa waktu yang lalu membuat pegawai bagian tehnisi itu menyesal. Di depan Gifran, ia mengaku dibayar lima puluh juta untuk mencelakai istri dari pimpinan perusahaan. Dengan Begitu, pikiran Gifran akan lebih fokus kepada istrinya daripada mengurusi proyek yang sedang dalam tahap pembangunan. Hal itulah yang dilakukan karyawan tersebut. Dengan nekat, ia menerima arahan tersebut dari salah satu petinggi perusahaan. dengan begitu, ia bisa mengobati istrinya yang tengah sakit.Tanpa pikir panjang ia langsung menerima tawaran tersebut. Tanpa memikirkan resiko yang ia hadapi kelak di kemudian hari. Menurutnya, keselamatan istrinya lebih penting saat ini.“Apa kamu lupa, siapa yang lebih berkuasa di perusahaan ini?” tanya Gifran pada laki-laki yang sudah berbuat jahat mencelakai istrinya.“Ma-maafkan, saya, Tuan. Karena kesalahan saya istri anda dalam bahaya. saya ak
“Apa bukti ini semua kamu dapatkan secara akurat?” tanya Gifran menatap karyawan yang saat ini menjadi sumber informan segala kelicikan para petinggi perusahaan.“Benar, Tuan. Kalau anda tidak percaya, silahkan saja cocokkan dengan data yang anda dapatkan dari Tuan Tayo.”Gifran mengangguk paham. “Baiklah, kamu boleh keluar. Ingat, jangan sampai ada yang mencurigaimu. Bersikap seperti biasa saja. Paham!”“Iya, Tuan.”Usai karyawan tersebut keluar, Gifran memeriksa semua catatan pengeluaran para petinggi yang menjadi saingannya. Sudut bibirnya terangkat ke atas saat melihat beberapa pengeluaran yang sangat drastis. Tentu ini akan menjadi acuan Gifran untuk melaporkan perbuatan mereka ke dewan pengawas.Beberapa nama terkait yang menyalahgunakan uang perusahaan ternyata kerabat dekat Gifran sendiri. Selama ini ia curiga pada Smith yang beberapa kali datang ke kantornya. ternyata, ia bekerja sama dengan
Kehamilan Serena memasuki bulan ke sembilan. Tentunya, Gifran sudah mengambil cuti untuk menjadi suami siaga. Semua pekerjaan sudah diambil alih oleh asistennya, Tayo. Sebab, dikehamilan pertama istrinya, ia ingin mendampinginya setiap saat. Bukankah, prediksi kehamilan kadang tidak sesuai dengan perhitungan dokter. Kadang maju, bisa jadi juga mundur. Untuk itu, Gifran tidak ingin jauh-jauh dari istrinya.Seperti malam ini, setelah melakukan ritual mereka sebagai suami istri, Gifran terus mengelus perut istrinya yang semakin besar. merasakan ada gerakan dari si jabang bayi, Gifran merasa senang.“Sayang, anak kita lagi bergerak. Dia memiliki insting yang kuat sehingga mengetahui mama papanya lagi romantis,” ujar Gifran senang. Senyuman yang tidak berhenti dari sudut bibirnya.“Ia tahu keberadaan papanya di dekatnya makanya dia senang saat dielus,” ungkap Serena tersenyum.Gifran pun mendekatkan wajahnya ke peurt sang istri. Sebagai
Setelah menjalani perawatan di rumah sakit selama dua hari. Hari ini, Serena diperbolehkan pulang kembali ke rumah. Tentu saja ini membawa kabar berita gembira bagi dua pasang kakek dan nenek yang menantikan mereka.Pasalnya sejak semalam, Gifran tidak mengizinkan mama dan papanya, begitupun mama dan papa mertuanya untuk berkunjung ke rumah sakit lagi. Karena menurutnya, hal itu akan merepotkan.“Mama, dan Papa tunggu di rumah saja. Paling, besok pagi dokter memberikan izin pulang pada Serena dan bayi kami,” ujar Gifran berdiri di dekat jendela menerima telepon dari mamanya.“Ya, sudah kalau gitu. nanti besok kami tunggu saja di rumah kalau gitu,” sahut mama Lusi dengan mode ngambek di sofa ruang tengah rumahnya.Melihat istrinya mematikan telepon dengan jutek, Antoni membuka suara. “Apa yang dikatakan Gifran benar, Ma. Kalau kita ke sana hanya akan menambah kerepotan mereka. biarkanlah, mereka belajar telebih dahulu mengasuh
Kehadiran si kecil baby boy membuat kehidupan Serena dan Gifran berubah total. Kedua orang tua baru tersebut disibukkan mengurus anak mereka sendiri. karena tak ingin menggunakan jasa baby sitter keduanya sepakat bahu membahu merawat dan mengurus anak mereka.Seperti malam ini, saat Serena terlelap, baby boy bangun menangis di dalam boksnya. Tentu sebagai papa yang baru, Gifran siap siaga membantu sang istri menggantikan perannya. Karena melihat Serena terlelap usai memberi ASI pada buah hatinya. Ia tidak tega membangunkan sang istri yang baru saja tidur.Dengan gerakan perlahan, Gifran menggendong anaknya. mengecek popok yang sudah penuh dan menggantikan yang baru.“Pantas saja jagoan, Papa menangis, popoknya sudah penuh, ya, Nak.” Gifran meletakkan anaknya di kasur tempat ganti. Melakukan tugasnya sebagai seorang orang tua. menggantikan peran sang istri.Eaakkk… eaakkk… suara tangisan baby boy semakin kencang.“Ush
Setiap hari mengawali hari, Gifran selalu menyempatkan bermain bersama baby Danish anaknya. seperti hari ini, sejak subuh hari ia sudah bermain bersama Danish yang baru saja selesai ASI. Tingkah lucu baby Danish membuat Gifran seolah tak ingin lepas dari sang anak.Bahkan, andai boleh kata, ia ingin merawat anaknya saja dibandingkan berangkat bekerja. Kelakuan Gifran yang seperti ini terkadang membuat Serena harus turun tangan memperingati peran suaminya sebagai kepala rumah tangga, dan sebagai seorang ayah yang harus bertanggung jawab memberikan nafkah untuk keluarganya.“Kamu tenang saja, sayang. Aku di rumah saja, pundi-pundi rupiah tetap mengalir masuk ke rekening kamu dan baby Danish,” ujar Gifran enteng sambil memangku anaknya di tempat tidur.Mengambil baby Danish dari gendongan suaminya, Serena membawa bayi gembul tersebut ke dalam boks usai mandi. Aroma bedak baby dan minyak telon membuat indra penciuman siapapun akan betah menggendong baby
Kesuksesan perilisan produk di Dubai berhasil menyita perhatian dunia. Pasalnya iklan yang terpampang di layar besar yang ada di gedung-gedung pencakar langit di sana menampilkan pasangan suami istri yang menjadi model produk mereka sendiri. Gifran dan Serena bak model internasional yang sangat piawai bergaya di depan kamera. Pencapaian ini membuat nama mereka melejit sebagai pasangan suami istri yang sangat romantis. Awalnya banyak masayarakat awam yang tidak mengetahui identitas mereka, namun seiring dengan laku kerasnya produk clothing B&G membuat keduanya semakin dikenal masyarakat lewat wawancara sebuah majalah fashion dunia.Lusi dan Antoni siang itu bermain di taman samping dengan cucunya lekas memanggil kedua cucunya.“Danish, Dea! Lihat foto siapa ini?” tanya Lusi sembari memperlihatkan gambar foto Gifran dan Serena.“Mama dan Papa! Ini mama dan papa.” Jawab kedua cucunya serentak. Semenjak beredarnya foto Serena dan Gifran di majalah fashion, kedua anak mereka sangat antus
Dua bulan kemudianSetiap pagi manusia disibukkan dengan berbagai rutinitas. Mulai dari bangun tidur bahkan sampai menjelang tidur. manusia masih saja disibukkan dengan berbagai kegiatan yang tiada hentinya. Ini berlaku bagi manusia yang memiliki tingkat kesibukan yang tinggi dalam mengumpulkan pundi-pundi uang dan harta benda.Tidak terkecuali dengan pasangan suami istri yang baru. Tomi dan Tiara pagi-pagi sudah disibukkan dengan kegiatan mereka masing-masing di kantor. walau berbeda tempat kerja keduanya berusaha tetap kompak dan tidak mempermasalahkan hal tersebut.“Mas, pakaianmu sudah aku taruh di atas tempat tidur. Aku turun dulu.” ucap Tiara kepada suaminya yang ada di dalam kamar mandi.Perempuan yang berpakaian kemeja peach kerah bermodel V bertali pita dipadukan dengan rok pensil warna mocca di bawah lutut, menuruni anak tangga menuju dapur. Tiara selalu berusaha setiap pagi menyiapkan sarapan untuk suami tercinta. Walau dengan menu sederhana.Dua potongan roti sandwich menj
Pernikahan Tomi dan Tiara diadakan di salah satu hotel mewah di kawasan ibu kota. Setelah menyelesaikan tadi pagi serangkaian prosesi akad nikah kini dua orang manusia yang berbeda jenis kelamin itu akhirnya bersatu dalam ikatan suci tali pernikahan di mata hukum dan agama.Tiara yang tampil cantik dengan busana kebaya putih tulang membuat auranya sebagai pengantin sangat cantik. kedua sejoli itu memakai pakaian adat pada saat prosesi akad tadi. Tomi pun tampil gagah dalam balutan jas tutup berwarna putih senada dengan pakaian Tiara.“Semoga kalian langgeng dan segera diberi momongan,” ucap mama Tiara kepada keduanya saat proses sungkeman.Rasa haru dan bahagia melihat adik semata wayangnya melepas masa lajangnya membuat Serena menititkkan air mata bahagia. Melihat hal itu, Tayo merengkuh bahu sang istri dan memberi kecupan di pelipisnya.“Jangan sedih, sayang. Bukankah ini yang kau inginkan sejak kemarin-kemarin? Melihat Tomi bersanding dengan pilihannya.” Ucap Tayo menenangkan sang
Tiga bulan sudah, Tomi menjalani serangkaian perawatan untuk memulihkan kondisinya. Tiara dengan setia menemani calon suaminya memberikan dukungan yang tiada henti.“Dari seluruh pemeriksaan, kondisi Tomi sudah kembali baik. Kepala, lengan, dan kaki yang terluka sudah pulih kembali semula. Ini hal yang baik untuk Tomi bisa kelaur dari rumah sakit.” jelas dokter laki-laki paruh baya dengan kacamata yang menggantung di hidungnya.“Benarkah, Dok?” tanya Tomi tersenyum senang.Dokter paruh baya itu mengangguk. Lalu berkata, “Iya, Tuan. Hari ini anda sudah bisa pulang.”Tiara yang berdiri di samping ranjang Tomi pun turut bahagia mendengar penjelasan dokter.“Selamat, sayang. Akhirnya kamu keluar juga hari ini.” Tiara menggenggam kedua tangan Tomi.“Baiklah, kalau begitu Saya permisi,” ujar dokter laki-laki paruh baya itu.”***Kepulangan Tomi menjadi berita yang sangat membahagiakan bagi kakaknya. Pasalnya, selama di rumah sakit, Lela bolak-balik bergantian dengan Tiara menjaga Tomi. Belu
Setelah melakukan penyelidikan, Gifran sudah mengantongi bukti kasus yang menimpa Tomi. Ia sangat geram mengetahui ternyata ada yang senagaja ingin menjatuhkan citra perusahaannya. Selama ini ia berpikir, ia sama sekali tidak pernah mengusik lawan saingannya. Namun, semua itu di luar perkiraannya. Ternyata diam-diam, karyawannya ada yang sengaja berkoalisi dengan pihak lawan untuk menjatuhkannya secara pelan-pelan.Untung saja, Gifran mengetahui dengan cepat. Terlambat sedikit saja, bisa jadi pembangunan yang ada di kota V tersendat karena adanya isu yang mengkambinghitamkan dirinya.“Tuan, tidak usah kahwatir. Saya sudah menghubungi HRD untuk memecat yang bersangkutan. Bisa dipastikan ia tidak akan mendapatkan pekerjaan di manapun di negeri ini. karena kita sudah membeberkan kartu asnya. Begitupun, dengan Tuan Simon. Sekarang ini perusahaannya berada di ambang kehancuran.” Ujar Tayo.Gifran tidak menyangka jika Simon salah satu rekan bisnisnya ternyata memiliki dendam yang sangat dal
Sementara itu di proyek, Tomi yang baru saja berdiskusi dengan salah satu tehnisi berdampingan keluar. “Tuan awas!” teriak salah satu pekerja yang melihat rangka bangunan roboh. Rangka gedung timur yang sudah terpasang sempurna tiba-tiba saja ambruk menimpanya.Namun na’as, Tomi dan rekannya tidak sempat menyelamatkan diri. Sehingga mereka berdua mengalami cedera parah yang sangat serius. Para pekerja yang menyaksikan insiden tersebut langsung berlarian membawa Tomi dan rekan mereka cedera.Ambulans yang dipesan sudah datang. Kedua orang itu cepat dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan insentif.Di kediaman Tayo, Lela yang baru saja menidurkan Tala, terkejut mendapat kabar dari rumah sakit perihal tentang Tomi. “Tidak. tidak mungkin!” Ia langsung menguhubungi suaminya Tayo untuk mengkonfirmasi apakah berita tersebut benar atau tidak.Sementara itu kantor B&G pusat, semua orang sangat terkejut dan tidak menyangka jika Tomi mengalami kecelakaan kerja. Apalagi Tayo dan Gifran
Hari pertama, Tomi disibukkan meninjau proyek yang sedang dalam tahap pembangunan. Ia yang bertugas sebagai penanggung jawab proyek harus memastikan tidak ada kendala serius selama pengerjaan.Dengan memakai topi pelindung disertai rompi pelindung, Tomi memberikan arahan kepada para pekerja yang sedang sibuk.“Apa tidak ada kendala yang serius di sini?” tanya Tomi kepada salah satu mandor yang bekerja di sini.“Tidak ada, Pak. Sesuai dengan arahan, Bapak kami menyiapkan segalanya dengan baik,” jawab laki-laki umur 40-an yang bertugas sebagai kepala mandor.“Saya harap juga begitu. Sehingga proyek ini bisa selesai sesuai tenggak waktu yang telah ditentukan.”“Iya, Pak. Kami akan bekerja keras menyelsaikan sampai batas waktu yang, Bapak berikan.”Setelah perbincangan sedikit dengan kepala mandor, Tomi pun menuju bangunan yang ada di sebelah timur. Rangka dari bangunan tersebut sudah terpasang, sehingga ia ke sana untuk mengecek apakah sudah berjalan sesuai dengan rencana.Selama berkeli
Tomi bertolak ke kota V untuk memipin pembangunan proyek di sana. sebelum pesawat lepas landas, ia mengabarkan kepada Tiara bahwa sebentar lagi pesawat akan take off. Namun, panggilan video call dari Tiara di ponsel membuat Tomi menggeser icon hijau pada ponsel merek buah.“Kamu hati-hati di sana. Jaga mata. jangan genit-genit. Ada hati yang harus kamu jaga di sini.” pesan Tiara dari seberang dengan wajah yang ditekuk. Ia merasa sangat sedih melepas kepergian Tomi kali ini. tidak biasanya Tiara merasa gelisah. Namun, ia tidak utarakan secara langsung kepada calon suaminya karena tidak ingin membuat Tomi merasa terbebani.Tomi tersenyum mendengar nasehat dari wanita pujaannya yang sebenatr lagi akan menjadi istrinya.“Siap, Nyonya. Aku akan selalu ingat pesan dan nasehat Nyonya,” hibur Tomi di kursi bisnis yang saat ini ia duduki.“Kamu jaga diri. Jaga kesehatan. Jangan telat makan. Jangan begadang. Kalau lagi capek di kantor istirahat sejenak. Jangan terlalu memaksakan bekerja jika ko
Setelah proses lamaran, Tomi disibukkan dengan pekerjaan yang baru menang tender. Selama satu bulan kedepan ia akan berada di luar kota untuk memantau proses pembangunan sebuah kawasan taman kota yang rencananya dimulai pekan depan.“Bagaimana persiapan ke kota V pekan depan, apa persiapannya sudah 90 persen?” tanya Gifran saat Tomi masuk menyerahkan rancangan proposal yang sudah diperbarui usai meeting kemarin.“Iya, Tuan. Semua akan berjalan sesuai dengan rencana. Jadi mulai minggu depan kita Saya dan tim akan menuju lokasi untuk memantau secara langsung permbuatan taman kota yang ada di kota V.” jelas Tomi menyerahkan proposal untuk diperiksa dan ditandatanagi ulang oleh pimpinannya.Gifran megangguk. “Untuk kesekian kalinya aku mempercayakan proyek ini kepadamu. Aku yakin kamu bisa menghandle proyek ini. Berikan yang terbaik untuk walikota V agar ia kagum dengan kita sebagai pelaksana.”“Terima kasih atas kepercayaan, Anda Tuan. Saya akan memberikan yang terbaik untuk perusahaan i