PERMINTAAN GILA KAKAKKU

PERMINTAAN GILA KAKAKKU

last updateLast Updated : 2024-07-06
By:  NendiaCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
46 ratings. 46 reviews
186Chapters
137.6Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Akibat pura-pura hamil, Klarisa dan Daffa dituntut untuk menikah. Pada awalnya tidak ada cinta antara keduanya, hingga yang dilakukan adalah menjalani skenario nikah kontrak. Namun, apa dengan tinggal bersama tidak akan tumbuh cinta antara keduanya? Ikuti keseruan bagaimana dua orang pemilik karakter unik ini menjalani pernikahan.

View More

Chapter 1

Bab 1

“Ayo dong, Ris!”

“Ih, kagak.”

“Please ....”

“Ogah!”

“Sekali aja.”

“Sekali gue bilang kagak. Berarti kagak. Paham!”

Kakakku memutar kursi kerjanya. Merogoh sesuatu dari kantong celana jeans dengan sedikit kesusahan.

“Padahal gue mau kasih duit!” serunya sambil menghitung lembaran-lembaran merah.

Wah. Duit itu? Lumayan banyak juga. Mata ini jadi terasa berbinar melihat kecerahannya.

Bedak, lipstik, skincare, sabun lulur, baju baru, dan benda-benda yang ingin kubeli melayang-layang di depan mata. Oohhh, sungguh menggiurkan.

Tunggu Klarisa! Jangan mata duitan. Inget kerjaan apa di balik uang itu? Lebih baik enggak, deh. Enggak!

“Em ... berapa itu?” Aku mengintip di belakang Kak Mandala, mengesampingkan benak yang sedang perang.

“Lumayan lah. Buat lo shopping.” Pria jomlo ini memutar kembali kursinya. “Tapi kalo lo gak mau, ya, gue tinggal cari yang lain.”

“Tambahin, lah. Lima juta.” Aku mengedipkan sebelah mata.”

“Gila lu. PSK aja kagak segitu.”

“Sialan!” Aku memukul tangan Kak Mandala yang sedang menggenggam uang.

“Lagian lo gak tau diri. Gitu doang minta lima juta. Udah kek mau jual diri aja.”

“Gitu doang, gitu doang. Mulutmu itu gitu doang. Yang udah-udah juga gak ada sejarahnya gitu doang. Selalu ada embel-embel tragedi di belakangnya.”

“Kali ini kagak. Lo cuma nemenin Daffa makan malam. Sumpah!”

“Udah kagak percaya gue sama sumpah lo.”

“Elah. Gak percaya banget.”

Ingin rasanya segera pergi dari hadapan Kak Mandala. Sayangnya lembaran-lembaran merah itu membuat kaki ini bagai terpaku.

Andai pekerjaan ini tidak berat, mungkin sudah kuiyakan saja. Sayangnya urusan dengan kakakku tidak pernah sederhana.

Kak Mandala dan Kak Daffa bersahabat sejak zaman sekolah dulu. Bisa dibilang mereka cowok idaman wanita. Katanya, sih, selain ganteng, dua cowok ini cool dan keren. Entah dilihat dari mana. Menurutku, sih, biasa saja. Ketampanan mereka itu gak sebanding dengan kelakuannya yang gak banget.

Dua cowok ini sering dikejar-kejar wanita. Dan untuk menghindarinya aku selalu menjadi tameng. Masih ingat jelas bagaimana kerjaan terberat dari Kak Mandala. Saat itu ada seorang cewek yang ngejar-ngejar dia sampai datang ke rumah. Lalu aku disuruh buat jadi adik yang menyebalkan.

Parah banget, sih, apa yang aku lakukan hari itu. Aku duduk deketin temen ceweknya Kak Mandala. Lalu SKSD. Aku bikin sesebel mungkin dia dengan perbincangan kami.

Ngupil. Terus colekin ke lengannya. Abis itu ngambil makanan, terus sodorin ke dia.

Usahaku berhasil. Temennya Kak Mandala bertahan hanya sepuluh menit.

Apa cerita selesai sampai situ aja? Aku pikir awalnya begitu. Sayangnya kagak. Cewek itu ternyata jadi seniorku di kampus. Apes!

Aku harus melewati masa-masa berat selama ospek. Parah banget, sih.

Selain itu aku juga pernah nyamar. Pura-pura jadi mama. Pura-pura sakit parah, sakit jiwa, pura-pura jadi bodyguard, dan banyak lagi. Dari semua peran itu gak ada yang mengangkat harga diri, semua menjatuhkan.

Yang baru ini, aku diminta pura-pura jadi pacarnya Kak Daffa. Katanya, sih, dia mau dijodohin gitu, terus aku harus bikin cewek pilihan ibunya ini mundur. Caranya gimana? Itu yang belum jelas. Kak Mandala sih jelasinnya simple. Cukup datang temani Kak Daffa, tapi jangan percaya! Aku sudah khatam sama modus mereka. Jelasin A. Fakta di lapangan Z.

“Gimana?” Dua alis Kak Mandala naik.

“Nemenin doang?” Irisku fokus pada uang. Lembaran merah itu menghapus segala logika.

“Hm ....” Kak Mandala memejam dalam.

“Emm ....” Aku menggaruk pelipis. “Tapi bener nemenin doang?”

“Suer!” Kak Mandala mengacungkan dua jari V. Masih duduk dengan bersilang kaki. Sebelah tangannya melingkar di perut sambil mengepal uang.

“Oke ... gue mau datang ke sana, tapi cuma sebatas nemenin. Gue gak akan ikut perintah kalian yang aneh-aneh. Berhasil atau kagak gue lepas tangan. Gimana?”

“Oke.” Kak Mandala menunjukkan kepalan tangan. Aku menjotosnya sebagai tanda sepakat.

“Duitnya!”

“Entar dong kalau lo udah kerja.” Kak Mandala memasukkan kembali uangnya ke dalam kantong celana. “Malam minggu jam sembilan jangan lupa!”

Aku berdecak sambil berlalu pergi.

***

Malam Minggu tiba. Dress hitam selutut sudah membalut tubuh. Tak lupa heels dan tas kecil warna senada. Kupoles make up secantik mungkin. Rambut sepundak kubiarkan tergerai rapi.

Kak Daffa ini anak orang kaya. Jadi, harus perfect kalau mau pura-pura jadi pacarnya. Setidaknya terlihat pantas, tak urak-urakan. Kalau jelek kan pasti tidak dipercaya.

“De ... Daffa sudah di depan.” Suara Kak Mandala diiringi ketukan pintu.

“Ya!” Aku berseru. Memakai heels dan langsung buka pintu.

“Mau pergi?” tanya Mama. Beliau melihat penampilanku dari atas sampai bawah. Sudah bisa kuprediksi apa yang Mama pikirkan, pasti bingung, heran, dan merasa aneh.

“Dia mau pergi sama Daffa, Ma. Ada acara di kantor, Mandala lagi males pergi. Jadi, diwakilkan Risa.”

“Hm ....” Mama mengangguk. “Ya, udah hati-hati. Sama Daffa, ‘kan?”

“Iya, sama Daffa,” ulang Kak Mandala.

“Ya, sudah. Tapi pulangnya juga harus sama Daffa.”

Aku menghampiri Mama dan mencium tangannya. “Pamit, ya, Ma.”

“Iya, hati-hati.”

Suara heels bertemu ubin mengiringi langkahku. Mama mengekor. Di halaman rumah, Audi biru menyambut. Kak Daffa berdiri di sisi pintu kemudi.

“Tan, Risa Daffa bawa dulu, ya.”

“Iya, Daffa. Hati-hati ... anterin lagi nanti. Jangan kemalaman!”

“Siap, Tan.”

Pria dengan jas hitam itu membukakan pintu samping, aku melambaikan tangan pada Mama lalu masuk mobil. Kak Daffa memutari kendaraan dan dia langsung bersiap pergi.

“Tumben kamu cantik, Ris.” Kak Daffa melirik sambil menggerakkan tuas perseneling.

“Iya, lah.” Aku mengibas rambut sisi kanan.

“Bagus ... bagus.” Dia mengangguk. Tatapan fokus ke depan.

Baru aku mengerti kenapa Kak Daffa memintaku pakai dress hitam. Ternyata tujuannya agar senada. Lihatlah. Dia pun pakai kemeja hitam, jas, dan celana warna senada. Dasi merah berbentuk pita menghiasi kerah bajunya. Ada sapu tangan merah juga di salah satu kantong jasnya. Rapi bener, dah.

“Ini acaranya formal banget, Kak?”

“Jelas, di hotel bintang lima.”

“Malu-maluin enggak gue?”

“Kagak.”

“Suer?”

“Hmm.”

“Terus tugas gue apa? Bener, ya, cuma nemenin doang.”

“Yaps.”

“Serius?”

“Lo iyain aja apa kata gue.”

“Gitu doang?”

“Yes.”

“Ah, gue sangsi.” Aku melempar pandang ke sisi kiri. Melihat kaca kendaraan. Perasaan kok jadi enggak enak gini ya.

“Eh, di sana panggilan kita sayang, beb. Jadi, gak ada lo gue.”

“Serah lo, ah. Perasaan gue gak bener ini.”

Bukannya menenangkan, Kak Daffa malah tertawa.

***

Setengah jam berlalu, kami sudah berada di sebuah restoran hotel bintang lima. Aku melingkarkan tangan di lengan Kak Daffa. Berjalan dibawah lampu-lampu kristal super besar.

Kak Daffa membawaku pada salah satu meja bundar. Tempat seorang wanita bergaun merah duduk manis.

Aku menghela napas penuh sesal. Lagi-lagi harus merusak harapan para perempuan.

“Selamat malam, Tamara,” sapa Kak Daffa di belakang kursi wanita itu.

Tamara langsung menengok. Pada awalnya, tatapan itu berbinar. Namun, berubah dengan sekejap.

“Kamu sama ...?”

“Ini cewek gue. Klarisa.”

Aku segera menyodorkan tangan.

“Hai ... Klarisa.” Senyum berusaha kuulas semanis mungkin.

“Oh.” Gadis malang itu tampak kecewa.

“Ayo, Sayang! Kita duduk.”

“Oke, Beb.”

Bweee! Pengin muntah rasanya.

Aku dan Kak Daffa duduk di seberang Tamara. Lalu pria di sampingku ini mengayunkan tangan memanggil pelayan.

“Lo belum pesan makan, ‘kan?”

Tamara menggeleng tanpa kata.

Pelayan datang. Memberi book menu. Satu untuk Tamara. Satu untuk aku dan Kak Daffa.

“Kamu mau pesen apa, Sayang?”

“Terserah kamu aja, Beb.”

“Oke, aku pesenin yang sehat buat anak kita, ya.”

Anak? GILA!
Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

10
100%(46)
9
0%(0)
8
0%(0)
7
0%(0)
6
0%(0)
5
0%(0)
4
0%(0)
3
0%(0)
2
0%(0)
1
0%(0)
10 / 10.0
46 ratings · 46 reviews
Write a review
user avatar
Mysha momo
kenapa sebagus ini novel. penuh pelajaran hidup dan menjadi ladang amal author .terus berkarya tor, sehat selalu
2025-03-13 08:21:31
2
user avatar
Ina Nutriani
sangatt menarik ceritanya, terimakasih bnyk loh KK, sudah membuat cerita sebagus ini o
2024-12-28 21:12:23
1
user avatar
Malinar 05
keren banget ceritanya
2024-12-06 05:58:26
1
user avatar
Mrs. Azzura
kok sekarang buka novel ini jadi terkunci lagi semuax? padahal dulu kan sudah dibuka kuncinya semua pdahal dulu sdh dtmbahkan k keranjang jg, skrg kok hrus dtmbhkan lg padahal aq ikut vote lho kak...
2024-11-24 18:25:21
2
user avatar
Dewi Gita pebrianti
seru banget ceritannya sampai sampai kebawa suasanna .... pkonya anak saya baca sampai tamat
2024-09-26 13:08:22
0
user avatar
Ayu Putri R
ceritanya seruuu
2024-08-29 00:31:05
0
user avatar
Yulia Irawati
ceritanya masih gantung, lanjut lagi Thor.....
2024-07-04 08:43:27
0
user avatar
Wiwi Kurniani
super untuk penulis
2024-07-01 16:30:16
0
user avatar
Zailla Ariza Nur
ceritanya bagus.. masih penasaran nasib Sovia, kisah ayahnya Daffa dan Raida.. kalau ada season selanjutnya, bagus itu thor .........
2024-05-01 13:03:45
0
user avatar
Trie Zahra Qolby
lanjut terus thor,, selalu gk sabar nunggu bab terbarunya
2024-04-21 05:10:42
0
user avatar
Mrs. Azzura
kok udah ditamatin aja sich thor? pdhl msh gntung bgt tuch bgmn sovia sbnrx apkh daffa sekali lg akan termkn hasutanx sovia? brhrpx daffa gk emosian kyk dl lg kami sabar kok thor nunggu up nya
2024-03-05 00:05:20
1
user avatar
Riska Rahmalia
cerita ini masih ada lanjutannya kah?
2023-12-06 17:53:13
0
user avatar
Risma Aprilia
saya suka,ceritanya bagus banget.......
2023-12-01 06:43:37
0
user avatar
SerenaCurly
bagus banget dah seneng bacanya
2023-10-27 16:58:20
0
default avatar
Khalisa Aiza
sangat bagus
2023-10-22 15:11:49
0
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
186 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status