Petugas mengikuti perintah Gifran. Mereka gegas menuju lantai tempat Serena terjebak di dalam lift.
Bagian atap lift terbuka. “Nona, silahkan naik melalui tangga darurat ini. Kami akan mengeluarkan anda dari sini,” teriak petugas.
“Sayang. Kamu tenang. Jangan panik. Kamu ikuti arahan petugas,” teriak Gifran dari atas atap lift yang dibukaoleh petugas.
Mendengar ucapan suaminya, Serena lekas berdiri dari duduknya. Sementara, Smith yang duduk di sampingnya ikutan senang karena petugas berusaha mengeluarkan mereka.
“Kemarilah, aku bantu kamu menaiki tangga ini!” ajak Smith. Laki-laki itu sejak tadi diam tidak mendekat ke Serena usai digertak oleh Gifran. Namun, karena merasa simpati dengan kondisi Serena yang hamil, akhirnya Smith tergerak menolong dengan tulus.
Tanpa ragu sedikit pun Serena menaiki tangga yang disediakan petugas dengan bantuan, Smith akhirnya ia bisa keluar dari lift.
Melihat istrinya selama
Melihat Serena menikmati jeruk yang ada di tangannya, Gifran pun bertanya perihal kedatangan istrinya yang datang mendadak. “Sayang, Aku mau nanya, kamu kok ke mari nggak bilang-bilnag sebelumnya. Biasanya kamu, ‘kan nelpon aku dulu,” kata Gifran merapikan surai hitam istrinya ke belakang telinga.“Awalnya, aku ingin membuat kejutan untuk kamu, Mas. ke kantor mengantarkan bekal makan siang. Eh, nggak tahu pas di lift terjadi insiden. Makanannya jatuh berhamburan,” jelas Serena, tangannya masih sibuk membuka buah jeruk yang masih tertinggal sebiji.Penjelasan istrinya membuat Gifran terharu. Ternyata istrinya ingin memberi kejutan. Namun karena suatu insiden yang terjadi, ia pun khawatir dengan kondisi janin yang ada di dalam perut sang istri. Walaupun, Serena terlihat baik-baik saja, tetapi rasa cemas dan khawatir membuat Gifran mengajak sang istri cek ke dokter.“Sayang, habis ini kita ke rumah sakit, ya!” Saat ini kedu
Semua anggota keluarga tengah berkumpul menunggu penjelasan Serena dan Gifran atas insiden yang menimpa menantu perempuan di keluarga Castanyo.Serena menoleh ke suaminya. Gifran seolah tahu apa yang dicemaskan oleh sang istri. Oleh karena itu ia pun langsung angkat bicara.“Sebenarnya, kedatangan Serena ke kantor berniat mengantarkan makan siang untukku. Tujuannya untuk memberikan kejutan malah, berujung pada sebuah insiden yang diluar kendaliku. Andai akan ada kejadian seperti ini, mungkin aku tidak akan membiarkannya datang ke kantor.”Gifran merasa bersalah perihal apa yang terjadi pada istrinya. Telat sedikit saja, ia tidak tahu apa yang terjadi pada istrinya. Apalagi, di dalam lift istrinya itu berdua dengan Smith. Makanya, saat mengetahui Serena bersama dengan Smith di dalam, Gifran semakin naik pitam. Ia tidak menyangka jika istrinya, bersama Smith.“Maaf, Mas. Ini semua kesalahanku yang tidak mengabarimu.” Serena menunduk
Di dalam ruangan kerja, Gifran dan papanya duduk berhadapan di depan meja kerja yang terbuat dari kayu.“Jadi apa rencanamu sekarang?” tanya Antoni membuka percakapan saat Gifran sudah ada di ruangan kerja.“Lebih baik, kita diam saja sambil melihat sejauh mana mereka berbuat. Toh, bukan salah kita juga yang mendapatkan kontrak kerja sama itu. Langkah yang paling aman saat ini adalah diam dan mengawasi.”Antoni menganggukkan kepala mendengar pendapat anaknya. “Baiklah, kalau itu mau kamu, Papa setuju. Dan satu lagi, apa kamu sudah menemukan pelaku dari insiden yang menerpa istrimu?”“Aku sudah memerintahkan Tayo untuk menyelidiki penyebab kejadian tersebut. Aku yakin, kejadian tersebut tidak dilakukan oleh satu orang saja. kemungkinanan ada beberapa orang dalam yang terlibat dalam kejadian tersebut yang tidak kita ketahui.”Sebagai seorang pimpinan perusahaan besar, Gifran sadar, tidak semua petinggi
Ketegangan yang terjadi antara pegawai yang ketahuan dengan Gifran akan perbuatan beberapa waktu yang lalu membuat pegawai bagian tehnisi itu menyesal. Di depan Gifran, ia mengaku dibayar lima puluh juta untuk mencelakai istri dari pimpinan perusahaan. Dengan Begitu, pikiran Gifran akan lebih fokus kepada istrinya daripada mengurusi proyek yang sedang dalam tahap pembangunan. Hal itulah yang dilakukan karyawan tersebut. Dengan nekat, ia menerima arahan tersebut dari salah satu petinggi perusahaan. dengan begitu, ia bisa mengobati istrinya yang tengah sakit.Tanpa pikir panjang ia langsung menerima tawaran tersebut. Tanpa memikirkan resiko yang ia hadapi kelak di kemudian hari. Menurutnya, keselamatan istrinya lebih penting saat ini.“Apa kamu lupa, siapa yang lebih berkuasa di perusahaan ini?” tanya Gifran pada laki-laki yang sudah berbuat jahat mencelakai istrinya.“Ma-maafkan, saya, Tuan. Karena kesalahan saya istri anda dalam bahaya. saya ak
“Apa bukti ini semua kamu dapatkan secara akurat?” tanya Gifran menatap karyawan yang saat ini menjadi sumber informan segala kelicikan para petinggi perusahaan.“Benar, Tuan. Kalau anda tidak percaya, silahkan saja cocokkan dengan data yang anda dapatkan dari Tuan Tayo.”Gifran mengangguk paham. “Baiklah, kamu boleh keluar. Ingat, jangan sampai ada yang mencurigaimu. Bersikap seperti biasa saja. Paham!”“Iya, Tuan.”Usai karyawan tersebut keluar, Gifran memeriksa semua catatan pengeluaran para petinggi yang menjadi saingannya. Sudut bibirnya terangkat ke atas saat melihat beberapa pengeluaran yang sangat drastis. Tentu ini akan menjadi acuan Gifran untuk melaporkan perbuatan mereka ke dewan pengawas.Beberapa nama terkait yang menyalahgunakan uang perusahaan ternyata kerabat dekat Gifran sendiri. Selama ini ia curiga pada Smith yang beberapa kali datang ke kantornya. ternyata, ia bekerja sama dengan
Kehamilan Serena memasuki bulan ke sembilan. Tentunya, Gifran sudah mengambil cuti untuk menjadi suami siaga. Semua pekerjaan sudah diambil alih oleh asistennya, Tayo. Sebab, dikehamilan pertama istrinya, ia ingin mendampinginya setiap saat. Bukankah, prediksi kehamilan kadang tidak sesuai dengan perhitungan dokter. Kadang maju, bisa jadi juga mundur. Untuk itu, Gifran tidak ingin jauh-jauh dari istrinya.Seperti malam ini, setelah melakukan ritual mereka sebagai suami istri, Gifran terus mengelus perut istrinya yang semakin besar. merasakan ada gerakan dari si jabang bayi, Gifran merasa senang.“Sayang, anak kita lagi bergerak. Dia memiliki insting yang kuat sehingga mengetahui mama papanya lagi romantis,” ujar Gifran senang. Senyuman yang tidak berhenti dari sudut bibirnya.“Ia tahu keberadaan papanya di dekatnya makanya dia senang saat dielus,” ungkap Serena tersenyum.Gifran pun mendekatkan wajahnya ke peurt sang istri. Sebagai
Setelah menjalani perawatan di rumah sakit selama dua hari. Hari ini, Serena diperbolehkan pulang kembali ke rumah. Tentu saja ini membawa kabar berita gembira bagi dua pasang kakek dan nenek yang menantikan mereka.Pasalnya sejak semalam, Gifran tidak mengizinkan mama dan papanya, begitupun mama dan papa mertuanya untuk berkunjung ke rumah sakit lagi. Karena menurutnya, hal itu akan merepotkan.“Mama, dan Papa tunggu di rumah saja. Paling, besok pagi dokter memberikan izin pulang pada Serena dan bayi kami,” ujar Gifran berdiri di dekat jendela menerima telepon dari mamanya.“Ya, sudah kalau gitu. nanti besok kami tunggu saja di rumah kalau gitu,” sahut mama Lusi dengan mode ngambek di sofa ruang tengah rumahnya.Melihat istrinya mematikan telepon dengan jutek, Antoni membuka suara. “Apa yang dikatakan Gifran benar, Ma. Kalau kita ke sana hanya akan menambah kerepotan mereka. biarkanlah, mereka belajar telebih dahulu mengasuh
Kehadiran si kecil baby boy membuat kehidupan Serena dan Gifran berubah total. Kedua orang tua baru tersebut disibukkan mengurus anak mereka sendiri. karena tak ingin menggunakan jasa baby sitter keduanya sepakat bahu membahu merawat dan mengurus anak mereka.Seperti malam ini, saat Serena terlelap, baby boy bangun menangis di dalam boksnya. Tentu sebagai papa yang baru, Gifran siap siaga membantu sang istri menggantikan perannya. Karena melihat Serena terlelap usai memberi ASI pada buah hatinya. Ia tidak tega membangunkan sang istri yang baru saja tidur.Dengan gerakan perlahan, Gifran menggendong anaknya. mengecek popok yang sudah penuh dan menggantikan yang baru.“Pantas saja jagoan, Papa menangis, popoknya sudah penuh, ya, Nak.” Gifran meletakkan anaknya di kasur tempat ganti. Melakukan tugasnya sebagai seorang orang tua. menggantikan peran sang istri.Eaakkk… eaakkk… suara tangisan baby boy semakin kencang.“Ush