“Siapa nama orang baru itu?” “Sam.” “Tidakkah lo pikir dia cool?” “Lo pikir gitu?” “Liat aja. Liat. Ia datang bersamaan dengan Titus. Ia jalan kaki, Titus turun dari mobil mewahnya, diiringi para pengawalnya. Tapi gak ada canggungnya sama sekali si Sam itu. Eh, dia menatap Titus seolah Titus itu hanya kecoak yang lewat. Tapi Titus gak memedulikannya, mungkin ia merasa berada jauh di atas angin dibanding Sam.” “Aku liat. Emangnya kenapa? Jangan berani-berani ngliatin dan komentar tentang boss ya. Gak sopan!” “Ya kalau gue yang ngliatin gak perlu melotot kayak mata lo, dong. Lagian yang gue liat itu Sam, bukan si boss.” “Gak sopan. Masak si boss malah gak diacuhin, lo malah ngliatin si Sam. Eits, ati-ati. Orangnya makin dekat. Maaakiiin deeekaaat,” ucap sang resepsionis menyenandungkan perkataannya. “Tenang aja, man. Tenang,” bisik Sonia, lalu menunduk, sedetik kemudian ia mendongak, mengibaskan rambu
Read more