All Chapters of Wonderstruck: Chapter 211 - Chapter 220
281 Chapters
Cerita Cinta [2]
Ji Hwan bukannya tidak gentar dengan perasaannya. Dia belum pernah berhadapan dengan emosi seintens ini. Entah kenapa, Amara begitu berbeda di matanya. Hati cowok itu pun yakin jika dia membutuhkan Amara. Seakan gadis itu menjadi kepingan pelengkap yang akan menyempurnakan sukmanya.Ah, mungkin itu kata-kata gombal yang terdengar murahan. Namun Ji Hwan tak peduli jika memang dianggap demikian. Karena nyatanya, Amara memang sepenting itu baginya. Gadis itu membuatnya merasai emosi yang tak pernah dikecapnya sebelum ini.Perasaan yang aneh dan tak mampu dienyahkan Ji Hwan begitu saja. Terutama setelah makan malam di Wonderful Treehouse malam itu. Melihat Amara bisa bersikap santai membuat perasaan Ji Hwan kian menggemuruh. Tawa dan senyum gadis itu mirip hadiah utama dari sebuah undian berisiko yang nekat diikutinya.“Memangnya di rumahmu sering masak menu Indonesia, ya? Maksudku, waktu kamu ada di Singapura?” tanya Amara lagi.“Iya. Asist
Read more
Cerita Cinta [3]
Ji Hwan berharap bahwa Amara tidak serius dengan ucapannya barusan. Awalnya, dia mengira jika gadis itu cuma bercanda. Namun akhirnya dia tahu bahwa Amara tidak sedang bergurau. Apalagi, gadis itu memberi penegasan kemudian.“Hmmm ... iya. Karena kamu kan ngilang begitu aja. Kukira, kamu udah menuntaskan rasa penasaranmu. Kamu udah tahu seperti apa rasanya makan malam denganku, gadis galak yang suka marah tanpa alasan jelas,” imbuh Amara dengan tatapan tertuju ke depan.Ji Hwan terperangah. Dia menoleh ke kiri dan mendapati siluet wajah Amara dengan ekspresi seriusnya. “Kamu kira seperti itu?” tanyanya tak percaya.Amara menggumamkan sesuatu yang ditangkap Ji Hwan sebagai “Iya, tentu saja”. Sekedip kemudian cowok itu tergelak kencang hingga menghabiskan waktu berdetik-detik. Cemas akan konsentrasinya yang terbelah, Ji Hwan akhirnya menepikan mobilnya. Ditatapnya Amara yang tampak serbasalah dengan wajah memerah maksimal.
Read more
Cerita Cinta [4]
“Mara, kamu masih mau makan malam denganku, kan? Nggak akan menolak kalau kuajak lagi?” tanya Ji Hwan tiba-tiba. Cowok itu berdeham pelan. “Aku minta maaf kalau kamu jadi merasa kurang nyaman. Entahlah, di dekatmu aku jadi rajin mengoceh nggak keruan. Tapi aku bisa meyakinkanmu kalau semua kata-kataku itu bukan sekadar omongan kosong yang tak ada artinya.”Amara tersenyum tipis karena tidak mampu melakukan yang lebih dari itu. “Aku sama sekali nggak merasa terganggu, kok. Karena aku pun sering ngoceh ngalor-ngidul nggak keruan. Jadi, kita berdua impas.”Tuh, tampaknya dia sudah mulai tertulari kebiasaan Ji Hwan yang bisa dengan lugas membicarakan perasaannya. Amara mulai yakin, dia pun tidak keberatan melakukan hal yang sama tiap berdekatan dengan cowok itu.Ji Hwan bergurau, “Makasih karena nggak nggak menganggapku sebagai orang aneh.”Kali ini, Amara tidak kuasa untuk menutup mulut tanpa protes. “Seh
Read more
Cerita Cinta [5]
Saat Ji Hwan menawari Amara untuk mendatangi toko yoghurt sebelum mereka menonton di bioskop, gadis itu langsung setuju. Amara baru tersadar kalau mereka belum pernah nonton berdua. Selama ini Ji Hwan mengajaknya mengunjungi restoran-restoran yang cukup unik. Atau yang memang menyediakan makanan dengan cita rasa luar biasa enak. Akan tetapi, Wonderful Treehouse tetap menjadi favorit Amara. Mereka sudah mengunjungi tempat itu hingga tiga kali.“Kamu betul-betul suka datang ke sini, ya? Aku pun sama. Cuma, mungkin alasan kita nggak akan sama persis,” komentar Ji Hwan saat terakhir kali mereka mendatangi Wonderful Treehouse. “Boleh tau alasan kenapa kamu suka datang ke sini, Mara?”Meski merasa jengah, Amara tetap menjawab. “Karena tempatnya istimewa.”Ji Hwan tersenyum. “Kalau aku, karena bisa datang ke sini bareng kamu. Karena kamu akhirnya mau makan malam denganku. Tapi, sejujurnya, aku punya tempat favorit lain. Bisa me
Read more
Cerita Cinta [6]
Ji Hwan tampak kaget mendengar pertanyaan itu. Pupil matanya melebar dengan kedua alis terangkat. Wajahnya makin serius saat bicara sedetik kemudian. “Siapa bilang pendapatmu nggak penting? Penting banget, malah!”“Tapi,” Amara tersenyum patah, “keliatannya kamu memang nggak pengin tau gimana perasaanku yang sebenarnya. Apa....”Ji Hwan menukas, “Ah, kamu udah salah paham banget, Mara. Kenyataannya nggak kayak yang kamu pikirin itu.” Cowok itu melihat ke sekeliling. “Kurasa ini bukan tempat yang tepat untuk ngobrolin masalah kayak gini. Kita ke mobil aja, ya?”Amara akhirnya mengangguk. Menjelang akhir tahun seperti ini biasanya curah hujan cukup tinggi dan banyak tempat yang terendam banjir. Karena tidak ingin menghadapi risiko kehujanan, Amara meminta Ji Hwan meninggalkan motornya di rumah gadis itu. Berkendara dengan mobil jauh lebih aman.“Mara...” mulai Ji Hwan setelah mereka ber
Read more
Cerita Cinta [7]
Ji Hwan dan Amara saling menantang mata. Amara tak tahu cara menerjemahkan perasaan yang saat ini berlompatan di dadanya. “Amara, tadi aku udah bilang kalau aku ini orang yang egois, kan?” kata Ji Hwan tiba-tiba.Amara mengangguk, jantungnya mulai menggila lagi. Hingga dia mulai cemas jika jantungnya akan mengalami kerusakan fatal. “Kamu mau bilang apa? Jangan muter-muter dan malah bikin aku cemas setengah mati,” pintanya sungguh-sungguh.“Oke. Tapi ada syaratnya. Yaitu, jangan pernah mengira kalau aku cuma main-main sama kamu, ya?” Ji Hwan tampak sangat serius. “Ada perkembangan baru yang sampai saat ini belum kukasih tau sama kamu, Mara. Ada masalah serius.  Sekarang ini, aku udah nggak  suka sama kamu lagi.”Amara yakin jika wajahnya sangat pias saat itu. Dadanya terasa nyeri. “Tuh kan, berarti dugaanku selama ini memang benar,” katanya dengan suara bergelombang. “Aku nggak mau kalau
Read more
Keajaiban Cinta [1]
Apa pun reaksi Ji Hwan, Amara tidak mengira jika cowok itu malah memajukan tubuh dan menyeka air mata Amara dengan jari-jarinya yang panjang. Amara tidak berani menatap mata Ji Hwan, terlalu cemas jika dia akan mendapati sorot kekecewaan di sana. Namun, Amara tahu bahwa cowok itu berhak tahu tentang peristiwa buruk yang terjadi padanya.Meski gelap sudah menyelimuti Jakarta, lampu di halaman parkir toko yoghurt cukup membuat Amara bisa membaca ekspresi Ji Hwan. Karena kegentaran yang melanda hatinya, gadis itu memilih untuk memandangi dasbor.“Mara, apa kamu mau cerita gimana kejadiannya?” tanya Ji Hwan hati-hati.Telinga Amara menangkap suara Ji Hwan yang agak bergetar. Akhirnya gadis itu tidak punya pilihan kecuali memandang Ji Hwan. “Kamu nggak merasa jijik padaku, Ji Hwan?”“Kamu ini ngomong apa, sih?” suara Ji Hwan meninggi. Itu kali pertama Amara melihat cowok itu kalah oleh emosi. Selama ini Ji Hwan punya kemampu
Read more
Keajaiban Cinta [2]
Sejak berusaha memulihkan diri dari trauma yang dialaminya, Amara tidak pernah mengira jika suatu saat nanti dia akan memiliki kekasih seperti teman-teman sebayanya. Bagaimana bisa dia yang ketakutan setengah mati tiap kali mendapati ada kaum adam yang menatapnya lebih dari dua detik, mempunyai pacar? Itu sama sekali tak masuk akal. mimpi lama tentang menggandeng pasangan yang dicintainya sudah mati dari benak Amara.Hingga kemudian Ji Hwan masuk ke dalam hidup Amara. Setelah berbagai hal yang terjadi di antara mereka, di mata Amara, Ji Hwan adalah sosok cowok yang paling tepat untuk mendampinginya. Ji Hwan mungkin salah satu manusia paling sabar dan tenang yang pernah ditemui gadis itu. Sikap seperti itu sangat dibutuhkan Amara agar membuatnya lebih santai.“Makasih ya, Ji Hwan. Karena kamu mau terima aku apa adanya,” kata Amara. “Semoga kamu nggak nyesal nantinya.”“Hush! Kamu ngomong apaan, sih? Nggak ada yang namanya nyesal,&rdq
Read more
Keajaiban Cinta [3]
Brisha yang terlihat salah tingkah dan tak nyaman itu pun buru-buru membuat bantahan. “Bukan gitu, Sophie! Kalian jangan....”“Ah, ngake deh, Sha! Kami nggak akan tersinggung, kok!” Amara bersekongkol dengan Sophie.“Jadi, siapa cowok malang itu?” goda Sophie seraya memajukan tubuh. Isyarat bahwa dia sedang menunggu jawaban Brisha dengan serius. Amara pun melakukan hal yang sama. Sementara wajah Brisha memerah parah.“Hmmm, okelah. Dia memang cowok yang malang.” Brisha tampak malu. “Dia temanku di les Bahasa Jerman. Namanya Andaru. Nanti aku akan ngenalin dia sama kalian berdua, ya. Awas aja kalau kalian berani nge-bully dia.”“Aku dan Amara bukan tukang bully,” Sophie tak terima. “Si malang Andaru ini udah berapa lama jadi cowokmu, Sha? Apa kamu yakin sengaja nyembunyiin berita besar ini bukan karena dua sahabatmu masih jomlo?”Amara menengahi, ti
Read more
Keajaiban Cinta [4]
“Jangan mengomentari tampangnya!” Brisha memperingatkan. “Aku tau, dia nggak sekeren Ji Hwan. Tapi mau gimana lagi, aku jatuh cinta padanya.”Tawa Amara dan Sophie meledak lagi. Sementara Brisha tampak salah tingkah. Mungkin baru menyadari bahwa kata-katanya terdengar menggelikan.“Kamu itu ngomong apa, sih? Ji Hwan dan Andaru itu nggak bisa dibanding-bandingin, masing-masing punya kelebihan sendiri. Yang penting, kalian semua happy to the max,” sergah Sophie setelah tawanya reda. “Dan karena selama ini kamu udah merahasiakan dengan sengaja siapa pacarmu, kamu kudu dapat hukuman, Sha. Minimal kamu harus mentraktir kami berdua seminggu penuh. Berlaku mulai besok. Dilarang keras protes!” tandas Sophie.“Setuju. Dan nggak ada tawar-menawar,” imbuh Amara setia kawan.“Hei, mana bisa begitu!” protes Brisha. “Aku berhak dong merasa keberatan.”“Maaf ya, kam
Read more
PREV
1
...
2021222324
...
29
DMCA.com Protection Status