Beranda / Urban / SKANDAL SANG PENGUASA / Bab 151 - Bab 160

Semua Bab SKANDAL SANG PENGUASA: Bab 151 - Bab 160

235 Bab

Bab 151. Kekacauan Hati Leon

"Daniel, apa saya bisa melihat wajah Liebe untuk terakhir kalinya? Saya ingin meminta maaf padanya dan anak kami." "Maaf, Tuan, jasad Nona Jessica hancur, bukan hanya tubuhnya, tapi wajahnya juga sudah tidak bisa dikenali karena Nona terpental jauh ke jurang."Daniel yakin tuannya tidak akan sanggup melihat tubuh kekasihnya yang sudah tidak utuh lagi.Leon tidak bisa berkata-kata lagi. Dengan langkah yang gontai ia mendekati peti mati Jessica dan bersimpuh di sampingnya."Liebe, maafkan saya," ucap Leon pelan. "Junior, maafkan Papa, Nak. Semua ini karena Papa. Berbahagialah bersama Mama di surga."Mendengar ucapan Leon, Tuan Jason melepas pelukannya pada peti mati anaknya."Apa maksudmu? Apa Jessi sedang hamil?"Leon hanya bisa mengangguk. Ia tidak bisa berkata-kata lagi. Dadanya terasa sesak menahan tangis. Rasa bersalah pada kekasih dan calon anaknya membuat Leon semakin frustrasi.Daniel mencoba membangunkan
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-04-13
Baca selengkapnya

Bab 152. Leon Depresi

"Nona Jessica meninggal dunia karena kecelakaan," kata Julie sambil terisak. "Kami baru mendengar kabar itu barusan dari pihak keluarga Nona.""Saya sudah tahu sejak pagi karena saya berada di daerah yang sama dengan lokasi kecelakaan itu," jawab Daniel. "Saya turut berduka atas kematian Boss anda, Nona Julie.""Kantor sudah ditutup, kami akan menghadiri acara pemakaman Nona Jessica. Kenapa anda ke sini? Apa anda tidak ingin menghadiri acara pemakaman?""Apa kamu akan pergi ke rumah Tuan Jason, Nona?" Daniel tidak menjawab pertanyaan wanita cantik itu, ia malah balik bertanya."Saya mau pulang dulu," jawab Julie. "Setelah itu baru pergi ke rumah duka," lanjutnya sambil terisak.Ia masih syok mendengar kematian boss-nya yang begitu mendadak. "Mari saya antar!" Daniel bisa merasakan apa yang dirasakan oleh Julie karena ia juga merasakan sakit saat melihat tuannya terlihat seperti orang depresi.Julie mengangguk, lalu meng
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-04-13
Baca selengkapnya

Bab 153. Takut Jatuh Cinta

“Kasihan sekali Tuan Leon." Julie merasa prihatin kepada Leon, walau masih membencinya. “Dia memang sangat mencintai Nona Jessi. Saya tahu itu."Julie adalah saksi ketulusan cinta Leon dan Jessi. Walau diawali dengan kebohongan, tapi ia yakin kedua orang itu saling mencintai terlepas dari status mereka yang ternyata dari dua kubu yang bermusuhan.“Kamu benar. Tuan Hans memang sangat mencintai Nona Jessica,” kata Daniel. “Melihat mereka seperti itu saya jadi takut jatuh cinta.”Daniel berharap dirinya tidak akan pernah mengalami hal yang mengerikan seperti tuannya. Untuk itu ia tidak mau jatuh cinta supaya terhindar dari kesialan, menurutnya.“Apa anda belum pernah jatuh cinta?” tanya Julie terdengar seperti sebuah ejekan.“Kalau saya sudah pernah jatuh cinta, tidak mungkin saya sewaras ini," kata Daniel sambil menyunggingkan salah satu sudut bibirnya. “Apa anda pikir jatuh cinta itu membuat orang menjadi tidak waras?” Julie tida
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-04-13
Baca selengkapnya

Bab 154. Demi Beauty Corporation

“Tidak mungkin," elak Daniel. "Saya tidak bersikap aneh kepada kamu, yang saya lakukan hal yang wajar.”“Kamu mau menunggu dan mengantar saya itu termasuk aneh bagi kita yang baru kenal. Dan itu tidak wajar bagi orang dewasa berlainan jenis seperti kita.” Julie kembali menggoda laki-laki itu.“Ini biasa dilakukan seorang teman,” kilah Daniel sambil memundurkan wajahnya.'Dia seperti wanita penggoda, pantas saja dia berani mencium saya waktu itu. Saya yakin itu bukan pertama kalinya dia mencium seorang laki-laki.' Daniel berbicara dalam hati sambil menatap bola mata indah milik sang sekretaris.'Kenapa dia? Apa dia takut saya perkosa? Apa jangan-jangan dia penyuka sesama jenis?' Julie bertanya-tanya dalam hatinya sambil menahan senyum melihat kelakuan Daniel.“Tapi, saya bukan teman anda, Tuan Daniel.” Julie semakin mendekatkan wajahnya pada sang asisten.“Sekarang kita berteman karena kita akan terus bersama untuk mengatasi masal
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-04-13
Baca selengkapnya

Bab 155. Acara Pemakaman

Daniel menoleh pada wanita yang berdiri di samping mobilnya. “Tidak apa-apa. Saya hanya sedikit pusing saja,” jawab Daniel. “Ayo masuk.”“Tuan Daniel jika anda sedang pusing, lebih baik pulang saja. Saya akan pergi sendiri.” Julie tidak mau merepotkan orang lain.“Sebenarnya kepala saya tidak sakit, saya hanya bosan, butuh teman mengobrol saja.” Daniel berbohong lagi. Tidak mungkin ia berkata jujur kalau ia sedang menyangkal tentang perasaannya.“Maafkan saya Tuan, tapi saya tidak bisa menemani anda, saya harus menghadiri acara pemakaman Nona Jessi," balas Julie sembari tersenyum. Tidak mungkin ia lebih memilih menemani Daniel dari pada mengantar sang nona ke tempat peristirahatan terakhirnya.“Saya tidak akan mencegahmu untuk menghadiri acara pemakaman Nona Jessica." Daniel keluar dari mobil, lalu membukakan pintu untuk Julie. "Masuklah. Saya akan mengantar kamu ke rumah duka.""Terima kasih," ucap Julie sebelum masuk ke dalam
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-04-14
Baca selengkapnya

Bab 156. Sama Gilanya

Julie tersenyum sambil mengambil ponselnya dan memasukkan kembali ke dalam tasnya. Wanita cantik itu turun dari mobil Daniel, lalu melongok dari kaca jendela mobil. "Pulanglah, nanti saya telepon."Daniel mengangguk sambil tersenyum, lalu bergegas pulang ke rumah Jessica untuk melihat keadaan tuannya.Sesampainya di depan gerbang rumah Jessica. Daniel mendengar suara tawa dari dalam rumah. "Tuan bersama siapa?" Daniel bergegas masuk ke dalam rumah, ternyata sang tuan sedang mengobrol bersama Dokter Jacob."Daniel, kenapa kamu pulang? Apa masalah perusahaan Liebe sudah beres? Kalau dia tahu kamu belum melakukan apa pun, dia pasti akan memarahi saya." Leon memarahi asistennya yang ia tugaskan untuk mengatasi kekacauan di perusahaan kekasihnya."Kantornya tutup, Tuan. Sepertinya mereka sedang merayakan hari besar perusahaan itu. Semua pegawai sedang liburan," jawab Daniel berbohong.'Si Daniel sama gilanya,' gumam Do
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-04-15
Baca selengkapnya

Bab 157. Larut Dalam Hayalan

"Dokter Jacob, saya memohon padamu. Sembuhkan Tuan Hans." Daniel mengatupkan kedua telapak tangannya memohon kepada dokter pribadi keluarga Karl.Ia sangat sedih melihat keadaan tuannya. Orang yang tidak tahu permasalahannya mungkin Leon terlihat seperti orang sehat pada umumnya.Leon masih bekerja seperti biasanya. Hanya saja sikapnya yang tidak menerima takdir atas kematian sang kekasih dan calon anaknya membuat ia terlihat sangat memprihatinkan."Tenanglah, Daniel. Dia juga sahabat saya. Saya tidak mungkin membiarkan Hans terus larut dalam hayalannya." Dokter tampan itu menepuk-nepuk bahu asisten sahabatnya.Sebagai sahabat dan dokter pribadinya, Jacob akan berusaha keras untuk bisa membuat Leon menerima kenyataan pahit dalam hidupnya."Terima kasih, Dokter," ucap Daniel masih mengatupkan telapak tangannya.Leon memicing saat melihat asistennya sedang memohon sesuatu kepada dokter pribadinya."Kenapa kamu memohon pada
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-04-15
Baca selengkapnya

Bab 158. Tak Bisa Melupakn

“Semoga saja," balas Daniel.“Daniel, kamu harus memastikan Hans meminum obat yang tadi saya berikan. Perlahan-lahan beri pengertian tentang Jessica, jangan biarkan dia terperangkap dalam hayalannya terlalu lama,” bisik Jacob kepada asisten sahabatnya.Daniel hanya mengangguk merespons perintah sang dokter.“Cepatlah, Daniel!” teriak Leon dari dalam mobil.“Baik, Tuan.” Daniel segera masuk ke dalam mobil dan menancap gas kendaraanya menuju kantor D. R Corporation.Seluruh keluarga, teman dan rekan kerja sang penguasa Beauty Corporation sedang berduka atas kematian pimpinan perusahaan mereka. Padahal orang yang mereka tangisi sedang memulai hidup baru dengan lingkungan dan teman-teman yang baru.“Alexa, apa aku boleh mengambil buah apelmu?” tanya Renate sambil memegangi buah apel yang terlihat sangat menggodanya.“Ambillah sepuasmu Renate,” kata Alexa. “Kamu tunggu di sini, aku ambilkan alat untuk mengambil buah yng sudah
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-04-16
Baca selengkapnya

Bab 159. Kehidupan Baru Setelah Kematian

“Renate, kamu wanita yang baik, buktinya Tuhan memercayakan malaikat kecil ini berada di rahimmu.” Alexa tampak bersedih karena sudah beberapa tahun menikah belum mempunyai seorang anak.“Alexa … jangan sedih. Kalian pasti akan segera mendapatkan seorang bayi yang lucu.” Renate menghibur wanita muda itu supaya tidak bersedih lagi.“Aku tidak akan bersedih lagi karena tidak lama lagi keponakanku akan lahir.” Alexa bangun dari duduknya. “Boleh aku meraba perutmu?”“Tentu saja boleh. Anakku sangat suka jika aku melakukan itu.” Renate tersenyum sambil mendekatkan perutnya pada Alexa.“Sayang, kamu sehat-sehat ya di dalam, kami semua sudah menantimu dengan suka cita.” Alexa mengelus-elus perut Renate yang masih rata. “Aku jadi tidak sabar ingin segera menggendongmu.”“Apalagi aku,” kata Renate sambil tertawa.“Oh ya Renate, kamu mau makan apa?”Alexa hampir lupa kalau tujuan dia mengajak Renate ke rumahnya untuk mem
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-04-16
Baca selengkapnya

Bab 160. Cinta Datang Karena Terbiasa

“Julie, kamu pulang dengan siapa?” tanya Nyonya Alice. “Apa kamu mau ikut dengan kami?”“Terima kasih, Nyonya. Saya pulang bersama teman kerja saya.”“Julie, jika dalam sebulan ini perusahaan tidak bisa stabil lagi. Kamu siapkan pesangon untuk para pegawai. Saya tidak bisa berpikir dengan jernih. Saya serahkan semuanya padamu karena kamu orang kepercayaan Jessi."“Baik, Tuan.” Tidak ada komentar lainnya. Ia hanya bisa menyetujui semua keputusan Tuan Jason. “Terima kasih kamu masih bekerja di Beauty Corporation, walau keadaan perusahaan sedang kacau.” Tuan Jason berterima kasih dengan tulus kepada sekretaris anaknya yang selalu setia dengan pekerjaannya.“Sama-sama, Tuan. Saya akan berusaha memberikan yang terbaik untuk perusahaan karena saya tidak mau kerja keras Nona Jessi menjadi sia-sia.”“Kami pulang. Terima kasih atas semuanya.” Nyonya Alice tersenyum walau masih terlihat jelas di wajahnya kesedihan yang mendalam.
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-04-16
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1415161718
...
24
DMCA.com Protection Status