Semua Bab Terjerat Cinta Dosen: Bab 51 - Bab 60

68 Bab

Bab. 51. Rencana Balas Dendam Tania

    Amelia di sambut Ines, Ayah dan Ibu saat kehadiranya. Mereka senang Amelia bisa mengunjunginya. Apalagi Ines langsung bergelayut manja di lenganya. Saat kakak sulungnya datang. Tak menghiraukan suami kakaknya yang berada di sampingnya.  Ryan melirik istrinya yang terlihat bahagia di tengah keluarganya. Ya saat ini dia ingin ketenangan. Mendengar suaminya telah menikah lagi diam- diam membuatnya merasa di hianati walau sekarang sudah di ceraikan tapi ke depanya. Takut Ryan akan melakukan lagi di belakang Amelia.  Ryan melirik istrinya sambil mengengam tangan mesra. Tapi Amelia mengangapnya biasa saja. Butuh waktu untuk menghadirkan rasa  itu lagi. Suasana hangat di meja makan. Saat makan siang.  Amelia sangat senang berada di tengah keluarganya.  Setelah selesai makan siang. Mereka masuk kamar. Kamar Amelia saat masih gadis. Kamar itu masih rapi karena Ibunya sering membersihkanya. A
Baca selengkapnya

Bab. 52.Tania Dan Arnold.

     Tania mampir ke kantor Arnold. Terpaksa merendahkan harga dirinya demi membalaskan sakit hatinya.  'Tok ... tok  "Masuk ...." ucap Arnold dari dalam ruangan.  Tania membuka pintu. Arnold duduk di belakang meja. Menatap tajam ke arah Tania. Setelah lelah mengejar Tania datang sendiri menghadapnya.  "Halo ... sayang! Makin cantik aja! Tau aja kalau aku merindukanmu, kini di hadapanku!" Arnold tersenyum mengoda Tania. Sosok yang dicintai selama masa  kuliah kini di hadapanya. Padahal dulu Tania susah di jangkau. Pendekatan dengan berbagai cara tak bisa meluluhkan hatinya. Mungkin Arnold terkenal lelaki playboy yang gemar main cewek dan tidur sama perempuan.  Tania eneg melihat wajah Arnold begitu dekat denganya. Dari dulu tak berubah perangainya.  "Hancurkan anak perusahaaan Chandra company.  "Apa imbalanya?" Tanya Arnold tersenyum m
Baca selengkapnya

Bab. 53.Aksi Arnold.

    Arnold kembali ke meja kerjanya. Membuka laptop berselancar mencari informasi tentang cabang perusahaan Chandra Company.  Dia mencari para pemegang saham dari Perusahaan Ryan. Setelah dapat, mencoba menghubungi. Tapi rata- rata  dari mereka menolak mencabut Investasi dari Perusahaan Ryan dan beralih ke Perusahaan miliknya. Memang Perusahaan Milik Ryan. Loyal terhadap para investornya. Mereka selalu mendapat keuntungan yang besar tatkala Perusahaan mengalami untung besar.  Arnold menghela nafas sejenak. Memikirkan langkah apa yang tepat menghancurkan perusahaan Milik Ryan. Dia juga punya dendam pribadi  dengan perusahaan milik Ryan. Ia selalu menang tender darinya. Saat ini adalah waktu yang tepat menghancurkan cabang perusahaan tersebut. Arnold mencoba sekali lagi merayu para investor untuk Menarik sahamnya di perusahaan Chandra Companya. Tapi jawaban mereka sama. Menolak memcabut investasi.  Hari ini Arnold
Baca selengkapnya

Bab. 54. Aksi Arnold 2.

    Suplier menepuk jidatnya sendiri lupa menanyakan nama orang suruhan Ryan. Ia terlalu percaya saat ada orang nyang membawa surat kuasa dari Ryan. Suplier itu terlalu percaya pada Ryan. Hingga tak menyadari telah di tipu.  "Bagaimana ciri- cirinya?"  Suplier itu menjelaskan cirinya. Dan Ryan merasa tak punya karyawan seperti itu.  "Akbar tolong cari tau siapa yang telah sabosate bahan!"  "Iya pak,"  "Tuan tolong kirim lagi bahan yang premium seperti biasa,"  "Baik tuan Ryan, maaf karena telah mempercayai orang yang salah," ucap suplier seraya menangkup kedua tanganya.  "Ya nggak apa- apa Tuan, nanti lagi konfirmasi aku dulu ketika orangku memesan bahan.  "Baik tuan Ryan,"  Suplier itu menganguk hormat. Lega Tuan Ryan tidak marah kepadanya.  "Karena Tuan sudah berbaik hati, saya kasih diskon,"  "Oke ... makasih," ucap
Baca selengkapnya

Bab. 55. Ryan Kangen.

    Tania  sudah hampir dua minggu berada di Belanda. Ia jalan- jalan menikmati kota Belanda. Tak lupa kulineran  bersama Kakaknya. Sejenak melupakan Arnold yang sudah menuntut tubuhnya. Ia tak mau melakukannya sebelum perusahaan Ryan hancur berkeping. Ia rela mengorbankan tubuhnya.    Tania menghela nafas sejenak. Panggilan Arnold terus menyeruak ke dalam telingga.  "Itu siapa sih Dek? Telepon terus? Pacar kamu ya?" Tanya Nando, kakaknya Tania.  "Bukan kak, Hanya temen." ucap Tania santai kemudian membiarkan telepon itu mati sendiri.  "Ya udah kita jalan lagi, di rumah kulkasnya kosong,"  "Oke ...."  Senyum Tania mengembang sempurna. Kini saatnya  meluapkan suntuk. Berusaha mengalihkan pikiranya. Walau udah minggu jauh berada dari Ryan. Tapi pikiranya tentang Ryan tak bisa jauh dari pikiranya.    ****** Di Kediaman Orang Tua Amelia.&n
Baca selengkapnya

Bab. 56.Ryan Menyusul Amelia.

     Ryan packing, tak banyak yang ia bawa. Baju di rumah Amelia masih banyak. Hanya beberapa baju yang ia bawa.  Selesai packing ia pesen Tiket ke Jakarta. Merasa semuanya beres. Ia menghubungi Akbar untuk sementara menghandle semuanya. Akbar cukup bisa di andalkan seperti saat ini.  "Haloo Akbar ...."  "Iya pak,"  " Besok ada Klien dari Thailand  kamu  handle ya, Aku mau jemput istri dulu," ucap Ryan memerintah.  "Baik Pak," "Terus kamu kesini antar saya ke Bandara,"   "Iya pak,"    Ryan menutup telepon. Gegas ia mandi. Berganti kaos tak lupa pake  jaket, Akbar sudah menunggu di ruang tamu.  "Kita berangkat sekarang Akbar,"  "Baik Pak,"  Akbar membawa koper kecil milik Ryan. Kemudian di taruh di bagasi. Dengan gerak cepat Akbar membukakan pintu untuk Bosnya. Ryan masuk ke mobil di ikuti Akbar. Tubuh Ryan s
Baca selengkapnya

Bab. 57. Isi Hati Amelia.

      Amelia merasa pipinya ada yang menepuk berulang kali, tapi tak di hiraukan. Di alam  mimpinya Ryan datang menciumnya.  "Mas Ryan, Amelia kangen banget ...." suara Amelia mengigau.  Ryan tersenyum mendengar isi hati Amelia. Selama ini ternyata dia juga merindukanya.  Tak sabar melihat Amelia membuka mata. Ryan mencium hangat  kening Amelia.  Cup. Amelia mengejap matanya. Ia merasa di alam mimpi. Suaminya kini di hadapanya. Mata Amelia membulat sempurna ternyata bukan mimpi. Ryan tersenyum ke arahnya.  "Mas Ryan !"  Amelia mengucek matanya berulang kali. Ini mimpi atau tidak ? Tapi laki- laki tampan ini malah tersenyum.  "Ini aku sayang ... kamu tidak mimpi," ucap Ryan tersenyum haru. Bahagia mendengar  isi hati Istrinya yang sebenarnya.    Amelia gengsi ingin memeluk suaminya. Ia menatap lelaki di depanya tampak kurus. Sebaga
Baca selengkapnya

Bab.58.Menemui Arnold.

     Ryan masih berpikir, kenapa dia melakukan itu. Menurutnya ini harus di luruskan tak ingin hubungan dengan Mr.Choi terganggu.  Ryan menemui Arnold di kantornya. Arnold tampak kaget saat Ryan di hadapanya.  "Silakan duduk Tuan Ryan,"  "Maaf apa yang bisa saya bantu?'  "Gimana kabar Mr.Choi Tuan Arnold?"  "Ohh ... Ayahku baik- baik saja,"  "Ad gerangan apa Tuan Ryan sampai menyempatkan kemari?"  "Suatu kehormatan mendapat kedatangan Tuan Ryan,"  "Ah ... anda terlalu merendah Tuan Arnold?" "Saya hanya ingin menawarkan kerja sama, kita Ekspor pakaian ke Indonesia, saya melihat konsumen Indonesia sangat bagus. Sangat bagus bila produk kita laris di sana," Arnold terdiam sejenak. Bagaimana aku akan menghancurkan dia ? dia malah baik seperti ini.  Tapi bayangan tubuh Tania mengoda iman Arnold.  "Heemm ... makasih atas tawaran k
Baca selengkapnya

Bab 59. Isi Hati Tania.

   Tania merasa kehilangan ketika Arnold hilang dari pandanganya. Perasaan apa ini?  Tania menghempaskan diri di sofa. Sakit hati di campakan Ryan masih bergulat di hati dan pikiranya. Semakin memelihara dendam ini. Semakin sakit rasanya.  'Haruskah aku menghilangkan dendam ini?' Batin Tania. Ia memijit keningnya sendiri. Pusing memikirkan itu semua. Drrrt ... Suara gawai berbunyi. Nomer Arnold terpampang di layar. "Ada apa Arnold? Tolong aku ingin sendiri dulu!" "Baiklah, tapi aku mencintaimu Tania, lebih dari apapun di dunia ini!" Tania tersentuh dengan kata cinta Arnold. Kemudian mematikan gawainya. Menghembuskan nafas pelan. Karena pusing ia tertidur di sofa.   Tepukan tangan membangunkan Tania.  "Tania, pindah ke kamarmu !"  "Iya kak,"  Tania berjalan lunglai ke kamar  Bayangan Arnold berputar di kepalanya. 'Hufft ... aku b
Baca selengkapnya

Bab. 60.

    Ryan menyuruh Mamanya duduk di sofa,  ia kembali berkutat dengan pekerjaanya. Agar tak mengganggu konsentrasinya.  Akhirnya Mama Lina mau menuruti anaknya duduk di sofa. Tapi mulutnya tak  bisa berhenti ngomel.  "Kamu tuh keterlaluan banget ya, udah lupa sama Mamamu ini hah?! Beberapa Bulan tak ada kabar!"  "Tapi Ryan selalu komunikasi sama kakak Ma?"  "Kalau kakakmu aja di hubungi masa sama Mama nggak?"  Lina semakin emosi. Anak bungsunya ini bikin gemes.  Ryan kembali menekuri pekerjaanya. Tanpa melirik Mamanya. Tapi Mamanya masih aja nyerocos.    "Kamu  tuh belum tau rasanya jadi orang Tua sih!"  Deg  Hati Ryan tercubit. Ada Nyeri menyapa. Mencoba sabar omelan Mamanya.  'Ya Tuhan, sabarkanlah hamba menghadapi Mama'    "Oh ya Si Amel udah hamil belum?"  "Belum, kenapa Ma?&n
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status