Home / Romansa / Terjerat Cinta Dosen / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Terjerat Cinta Dosen: Chapter 41 - Chapter 50

68 Chapters

Bab. 41. Rencana Tania.

       Tania gelisah tidur di samping Lia, tapi Lia sudah terlelap dalam mimpi indahnya. Mata tak bisa terpejam, padahal waktu sudah menunjukan pukul sebelas malam. Ia beranjak dari tidurnya. Ingin membangunkan tubuh Lia menemani rencana malam ini, tapi tak tega. Tapi di dalam hatinya ia membulatkan tekad menjalankan rencana malam ini.    'Aku tak boleh gagal, harus berhasil malam ini' batin Tania.   Segera beranjak menyingkap selimutnya. Ia turun ke bawah. Masih ada suara televisi menyala. Tania berjalan menyusuri tangga. Melihat dari dekat, siapa gerangan yang masih nonton tv. Ryan yang sedang menikmati acara bola. Pertandingan MU dan Arsenal.  'Ini kesempatan bagus' batin Tania.    "Hai Mas Ryan, mau ku temani? Sapa Tania bersikap seramah mungkin serta senyum tak lepas dari bibirnya.  Ryan mendongak mendengarkan sumber suara. Tapi matanya segera mengalihkan panda
Read more

Bab. 42.Tania Merasa Menang.

      Ryan tampak frustasi mengacak rambutnya, Ia merasa tidak melakukan apa di tuduhkan padanya. Tapi saat ini tak ada yang percaya padanya. Saat tubuh polos Tania meringkuk di bawah selimut. Itu menjadi sebuah bukti. 'Lalu bagaimana perasaan Amelia, dalam sekejap perasaan akan hancur tak bersisa' batin Ryan mengacak rambutnya sendiri. Ia melihat Tania tak merasa sedih kehilangan kegadisanya. Seakan dia telah menang walau mengorbankan sesuatu yang berharga dalam dirinya. Begitu miris Ryan menatap Tania. Rela melakukan apa saja demi mencapai kehendaknya. "Aarrrrggghhh ...." Ryan mengacak rambutnya Frustasi. Merasa jijik terhadap dirinya ia melangkah ke kamar mandi. Menguyur tubuhnya dengan air menghilangkan bekas tubuh Tania. Hendri dan Putri mereka hanya saling diam. Tahu perasaan Adiknya. Betapa Ryan sangat mencintai Amelia. Apa ini semua rencana Tania d
Read more

Bab. 43.Melamar Tania.

    Amelia menatap Hp sejenak. Perasaanya tidak enak, ada sesuatu yang menganjal. Entah apa itu. ia mencoba berpikir positif. 'Aah ... mungkin ini hanya perasaanku saja' batin Amelia. Segera ia melanjutkan kembali kerjaan. Saat ini untuk mengalihkan pikiranya Amelia menyetrika baju. Setelah itu  ia masukan  di lemari. Ada Buku kecil terselip di antara pojokan baju Ryan. Note kecil warna hitam. 'Ini buku apa ya?' Tangan Amelia berusaha menyibak lembaran kertas. Nama client, juga nama temen ada di situ. Amelia mengembalikan ke tempat semula. Di kediaman Tania. Tania menginjakan kaki di rumahnya, memanggil Ibunya dengan suara lantang. "Mama ...."  panggil Tania. Tapi tak kunjung muncul mamanya. Bi ijah datang muncul mendengar suara Majikanya. "Ibu Arisan Non,  mungkin sebentar lagi pulang Non," ucap Bi Ijah berdiri tak jauh dari Tania.
Read more

Bab. 44. Ryan Dan Tania Menikah

     Ryan duduk menunduk sambil mengengam hp miliknya. Tak ada kata yang ingin terucap, bibirnya kelu. 'Apa dosa di masa lalu hingga punya nasib seperti ini?'  Ia mencoba menelan salivanya sendiri. Ketika Mamanya begitu heboh dengan pernikahan ini, beda dengan Papanya juga kakak lelaki satu- satunya. Semua tampak sedih.    "Kenapa kalian tampak murung semua? Ayo berangkat sekarang keluarga Tania sudah menunggu !"  Mendengar ocehan Mamanya yang  bak meriam itu, ia beranjak. Menyeret kakinya yang terasa berat. Ingin rasanya masuk ke lubang tanah dari pada harus menjalani pernikahan yang tak di inginkan ini. Sesak di hati membayangkan wajah Amelia ketika mengetahui dirinya di madu.  Ryan melangkah gontai menuju mobjl, Hendri mengusap punggung adik satu- satunya. Tanda untuk bersabar menghadapi semua ini.    Mereka akhirnya sampai di rumah Tania. Tak banyak anggota keluarga yan
Read more

Bab. 45. Ryan Pulang.

   Ryan mengemasi pakaianya, terlihat Tania berdiri mematung di depan pintu. Menatap nanar di depanya. "Sayang, kau tak mengajaku," ucap Tania sedih. Sejak menikah seminggu denganya tak sedikitpun Ryan berbasa basi denganya. Menyentuh pun tidak. Padahal dirinya menginginkan anak dari Ryan. "Maaf, aku belum siap bicara sama Amelia," 'Amelia terus yang ada di pikiranmu' batin Tania. "Apa aku yang harus bicara dengan Amelia, bahwa kau telah menikah denganku? Tanya Tania mencari belas kasihan dari mata teduh Ryan."Jangan Tania, biar aku sendiri yang bicara dengan Tania,"  Untuk saat ini ia tak sanggup melihat air mata di wajah Amelia. 'Aah, seandainya kejadian itu tak terjadi, mungkin tak meninggal rasa bersalah ini' batin Ryan. Selesai packing ia keluar kamr. Berniat pamitan dengan kedua orang tuanya. Mereka sedang sarapan pag
Read more

Bab. 46. Pov Ryan.

      Pov. Ryan.    Aku semakin hari merasa bersalah pada istriku, walau sebenarnya aku merasa tak melakukanya. Apa aku di jebak Tania?  Aaaaggghh ...." 'Ya Tuhan, Aku masih mencintai Amelia jangan pisahkan kami' batin Ryan.  Tak sanggup untuk aku kehilangan Amelia, ia sangat berharga bagiku.  Menghembuskan nafas pelan, aku meraih Foto pernikahan di depan mejaku.  'Maafkan aku sayang ...' batin Ryan.   ****** Tinn ...tin     Amelia setengah berlari ke depan, ia memang tadi memesan dua botol susu. Alangkah kagetnya saat sosok dua orang berdiri di depan pintu. Mama mertua dan Tania. Ia menarik bibirnya dan berusaha ramah.  "Silakan masuk Ma," ucap Amelia ramah.  Tania mengekor di belakang Mama.  Firasat Amelia tak enak saat ini. Tapi mencoba tenang. Mungkin ini hanya firasatku saja?&nbs
Read more

Bab. 47. Amelia Cemas.

    Amelia meletakan gawainya di atas nakas kamar tidurnya. Merebahkan diri di atas tempat tidur. Tempat memadu kasih bersama suaminya. Selama ini Suaminya masih bersikap biasa tak ada yang mencurigakan. Perhatian dan romantis seperti biasa. Tapi saat ada Tania dan Mama mertua di sini, sikapnya langsung berubah. Ada apa ya?  Amelia memijit keningnya sendiri, takut apabila lelaki yang bersamanya saat ini mendua. Seandainya mendua apa aku harus melepaskan Mas Ryan? Batin Amelia.  Amelia bangkit, ia berjalan menuju balkon lantai atas ingin menutup jendela dan korden.  Ingatan bersama Ryan kembali hadir. Saat dia memeluk pinggangnya dari belakang dan membisikan kata cinta. Bersama menikmati keindahan kota Singapore yang sangat indah ketika malam datang. Ia menutup korden dan jendela, perasaan dari  tadi tidak enak. Untuk mengusir kegundahanya ia iseng mengecek akun medsos suaminya. Tapi tak ada
Read more

Bab. 48. Berita Untuk Amelia.

    Amelia shock melihat Mereka ada di depan pintu.  "Mana Ryan !" Tanya Mama.  "Lagi tidur Ma,"  Sedang di Belakang Mama, Tania sedang menangis.  'Ada drama apa ini?' Batin Amelia.  "Panggil Ryan!"  "Kasihan Ma, dia masih tidur,"  Mama danTania langsung masuk ke dalam. Mereka menghenyakan diri di sofa.  "Ambilkan minum Amel, Mama haus !" Perintah Mama. Amelia segera membuat teh hangat untuk mereka berdua. "Diamlah Tania! Jangan nangis terus Mama pusing dengernya!" "Bagaimana Tania bisa diem Ma, kalau Mas Ryan menceraikanku," Tania menangis semakin menjadi. Amelia membawa dua cangkir teh. Di berikan pada mereka berdua. Tadi sempet dengar Tania menyebut nama suaminya. Tapi tak denger begitu jelas. 'Aah sudahlah, aku mau masak saja
Read more

Bab. 49. Keputusan.

     Ryan memeluk Amelia erat, tak ingin wanita di cintainya saat ini menangis. Apalagi terpuruk. Ryan mengusap air mata Amelia.  "Maafkan aku sayang," ucap Ryan mencium puncuk kepala istrinya. Amelia menangis di dada bidang suaminya. Mendengar telah menceraikan Tania. Sedikit terobati sakit hati ini.   Ryan merangkul pundak Amelia. Mereka berjalan mendekati Tania dan Mamanya di ruang tamu.  "Tania maafkan aku, semoga kau mendapatkan  lelaki yang lebih baik dari aku," ucap Ryan tenang sambil kembali merangkul pundak Amelia.  Mata Tania membelalak, menatap tajam Ryan. Luruh sudah harapan memiliki Ryan seutuhnya. Tak terima dengan keputusan Ryan secara sepihak. Amarah memuncak. Ia memukul- mukul dada Ryan.  "Kamu jahat Ryan, setelah merengut kesucianku kau lempar aku tempat sampah ! Kau akan membayar semua Ryan!" Ancam Tania menuding wajah Ryan. 
Read more

Bab. 50.Gamang.

    Amelia menata bajunya di koper, sementara ini ingin pergi sebentar dari Kehidupan suaminya. Mengetahui suaminya pernah tidur dengan tidur dengan Tania membuatnya gamang saat ini. Ia menghela nafas berat. Kembali memikirkan langkah ini. Apakah tindakanku benar? meninggalkan Ryan? Amelia berusaha memejamkan matanya. Pikiranya pusing memikirkan semua ini.  "Aaah aku ingin menenangkan diri di rumah Ibu," gumam Amelia. Selesai packing ia memesan tiket lewat online.  Merasa belum masak, ia membuka kulkas kemudian memasak kesukaan Ryan. Tapi pikiranya tak fokus untuk memasak. Apakah diriku penghalang bagi suamiku  Tania? Tapi aku tak sanggup berbagi suami. Ryan pun lebih memilihku daripada Tania?  gamang  kembali menguasai hati Amelia. Selesai masak ia menata di meja. Di tutup tudung saji. Gegas  mandi sebelum Ryan menghalangi dirinya pulang.  ****     D
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status