Home / Romansa / Behind The Heirs (Indonesia) / Chapter 1 - Chapter 10

All Chapters of Behind The Heirs (Indonesia): Chapter 1 - Chapter 10

72 Chapters

Sudut Pandang 'Cinta'

Cinta bagiku hanya luka. Keindahannya hanya sebatas kata yang menyiksaku sepanjang usia. Namun cinta juga memberiku jiwa saat dia tiba-tiba hadir dan memanggilku mama. - Joanna Michelle (37 tahun) ❤Aku seorang pria pendosa, menyakiti dia yang memberiku cinta dengan segenap jiwa. Bukannya memberi bahagia, aku malah menumpuk luka dan membuatnya trauma. -  Dareen Tucker (39 tahun) ❤Mereka bilang aku hina karena tak memiliki seorang papa. Tapi bagiku, mama adalah segalanya. Aku tidak perlu dunia dan seisinya. Selama ada mama maka hidupku sempurna. -
Read more

Chapter 1 : Breakfast

Joanna Michelle atau yang akrab dipanggil Anna, tidak pernah tahu jika pernikahan justru membawa kesengsaraan untuknya. Seorang pria yang menjanjikan dia bahagia seumur hidupnya ternyata justru memberinya luka yang mungkin akan dia ingat sepanjang usia.Tidak hanya itu, keadaan kembali memaksanya untuk meninggalkan keluarga dan orang-orang terdekatnya. Membawa semua beban kehidupan seorang diri tanpa ada seorang pun yang menemani.Pernikahan yang baru berjalan 2 bulan harus berakhir begitu saja tanpa penjelasan. Tapi semua itu hanya cerita lalu, sekarang Anna telah memiliki kehidupan baru bersama seorang putra yang selalu memanggilnya mama.Sama seperti hari-hari biasanya setiap pagi di rumah Anna, dia selalu disibukkan dengan kegiatan membuat sarapan dan beberapa pekerjaan ringan rumah tangga. Tidak banyak yang Anna lakukan sebenarnya, karena untuk sebagian besar urusan rumah tangga juga sudah ada pembantu yang mengerjakannya.Anna memang tidak
Read more

Chapter 2 : A flash of the past

Dareen masih berkutat dengan berkas-berkas penting di kantornya. Dia sengaja lembur dan pulang telat, karena Dara anaknya juga tidak ada di rumah dan mungkin tidak akan pulang.Raiden, sekertaris sekaligus orang kepercayaan Dareen yang hendak pulang dan melihat ruangan atasannya masih menyala menghentikan langkahnya. Dengan penasaran dia mengetuk pintu ruangan tersebut untuk memastikan kalau si pemilik ruangan memang masih ada.Selang beberapa detik setelah pintu di ketuk, terdengar suara sahutan dari dalam. "Masuk." ternyata Dareen memang masih ada di dalam. Dan tanpa menunggu lama, Rai pun memutar kenop pintu dan masuk kedalam."Ada apa Rai?" tanya Dareen setelah melihat sekilas kearah Raiden dan kembali memusatkan perhatiannya lagi kepada pekerjaannya."Hm. Tidak ada, hanya penasaran apa yang membuatmu masih di kantor sampai selarut ini." jawab Rai yang kemudian memilih untuk duduk di sofa."Ada pekerjaan yang be
Read more

Chapter 3 : Welcome to Bristol

Tiba hari dimana Esa akan berangkat ke Bristol. Sejak semalam, Anna tidak melepaskan pelukannya dari sang putra. Tidak hanya itu, dia bahkan mengekori kemanapun Esa melangkah.Esa mendesah lelah, ibunya benar-benar tidak bisa di tinggalkan. "Bagaimana ini ojisan?" tanya Esa kepada Tomo dengan tatapan memelas karena ibunya masih setia bergelayut manja di tangannya."Anna, bisakah kau lepaskan Esa? Dia harus berangkat sekarang," Tomo mencoba mengingatkan Anna dengan pelan."Sebentar lagi, aku masih ingin memeluk putraku." jawabnya tanpa bergerak sedikit pun dari posisinya."Jika begini terus, kau akan menghambat keberangkatan Esa." kali ini Sean yang bicara mengingatkan.Anna sedikit tidak suka dengan Sean yang menginterupsi kegiatannya. Tapi biar bagaimanapun Anna sadar kalau apa yang dikatakan Sean itu benar. Dengan berat hati, Anna pun akhirnya melepaskan pegangan tangannya dari lengan Esa. "M
Read more

Chapter 4 : School

Pagi-pagi sekali Dara sudah menggerutu di toilet, pasalnya baju olahraga yang dia tinggalkan di loker tiba-tiba sudah basah dan bau amis, padahal baju tersebut pagi ini akan dia gunakan untuk mengikuti pelajaran olahraga. Jelas sekali kalau ini adalah perbuatan jahil dari orang lain.Satu hal yang tidak orang-orang ketahui, Dara selama ini tidak seceria dan sebahagia yang terlihat. Dia mungkin sangat bahagia karena di sayangi oleh orang tuanya dan juga keluarganya yang sangat kaya. Tapi, tidak semua orang di sekolahnya menerima dia dengan baik. Diam-diam selalu ada yang merundung nya meski secara tidak langsung."Tampaknya kebencian orang-orang sudah semakin dalam." sindir seorang anak perempuan yang baru saja masuk kedalam toilet dan melihat apa yang tengah Dara lakukan."Bukan urusanmu." jaw
Read more

Chapter 5 : First Meeting

Sudah 15 tahun Anna tidak pernah menginjakan kaki di sini, di tempat kelahirannya, Bristol, Inggris. Terakhir kali dia berada di sini, tepat sebulan setelah dirinya tahu sedang mengndung Khesa.Anna menatap sekeliling bandara, sebuah senyuman samar menghiasi wajah manisnya. "Benar-benar sudah berubah banyak ya." gumamnya pelan.Anna menyeret koper yang di bawanya dan masuk kedalam taksi yang sudah dipesankan oleh kedua orang tuanya. Niatnya untuk tidur sepanjang perjalanan terganggu begitu ingatan masa lalu mengambil alih pemikirannya.*Flashback"By, mau tahu satu rahasia?" tanya Anna yang sedang tidur di paha suaminya. By adalah panggilan sayang yang Anna berikan untuk suaminya."Apa itu?" tanya Dareen yang masih sibuk dengan buku bacaannya. "Aku mencintaimu, sangat." Anna terkekeh sendiri dengan kerecehannya."Ck, aku tahu." jawab Dareen acuh. "Kau tidak asik by." Anna memanyun
Read more

Chapter 6 : Their Son

Dan disini lah mereka sekarang. Di sebuah restoran mewah yang terletak di sebrang hotel milik Dareen. Tidak hanya mereka berempat, kini Raiden juga sudah ikut bergabung bersama."Sa, kenapa makanannya hanya kau pandangi saja? " Tanya Edwin yang sadar sejak tadi Esa tidak kunjung makan."Em, itu. Sebenarnya aku tidak suka bawang. " Jawab Esa ragu. Dia takut akan menyinggung orang yang sudah memberinya makanan tersebut. Mendengar jawaban Esa, Dareen sedikit melirik pada anak itu. "Kau bisa pesan yang lain. " Ucapnya tenang. "Wahh Esa seperti daddy, dia juga sangat membenci bawang. " Ledek Dara pada ayahnya."Kalau begitu biar paman pesan kan yang lain, Esa kau mau apa? " Tanya Edwin begitu perhatian. Edwin memang seperti itu, sangat lembut dan penuh kasih sayang pada semua orang."Pesan yang sama saja, tapi tanpa bawang paman. " Jawab Esa yang merasa tidak enak karena sudah merepotkan Edwin. Hari ini, dia terlalu banyak merasa t
Read more

Chapter 7 : Accident

Semenjak mengetahui kebenaran tentang Khesa dari Hana, diam-diam Edwin selalu memperhatikan anak itu. Dan melalui bantuan Hana pula, Edwin juga sudah membuktikan jika Esa adalah anaknya Anna. Bahkan ia sudah melakukan tes DNA terhadap Esa dan Dareen yang hasilnya 99% positif."Jika Hana tidak menutup-nutupi keberadaan mereka, pasti sejak dulu aku dan Dareen sudah menemukannya dan pekerjaanku akan menjadi sangat mudah. " Keluh Edwin yang masih setia pada posisinya memandangi foto seorang perempuan manis yang tengah menggendong seorang anak laki-laki kira-kira berusia dua tahun."Sekarang, meski aku sudah tahu semuanya. Aku justru tidak yakin akan memberi tahu Dareen atau tidak, mengingat bagaimana Hana sangat apik dalam menyembunyikan mereka, itu berarti Anna memang tidak ingin keberadaannya diketahui. " Gumam Edwin kepada dirinya sendiri.Dareen tiba-tiba masuk kedalam ruangan Edwin tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, hal itu membuat Edwin dengan buru-buru men
Read more

Chapter 8 : Encounter

Tubuh Anna menegang begitu matanya menatap lurus objek yang sedang duduk dihadapannya. Mata mereka bertemu, mencari-cari sebuah jawaban dari rasa penasaran yang tiba-tiba melingkupi. Sepercik amarah iba-tiba menyala di mata biru Anna, sedangkan lawannya menyipit seolah mencari kejelasan melalui indranya.Sedetik kemudian Anna segera memutus kontak mata tersebut kemudian beralih kepada sang guru. "Jadi bisa jelaskan apa yang terjadi disini? Aku sepenuhnya yakin jika anakku hanya korban. " Tanya Anna yang tidak terima karena anaknya menjadi satu-satunya yang mendapat luka."Papa. " Ucap Esa berniat menghentikan ibunya. Esa tahu ibunya akan susah diajak berdamai jika sudah menyangkut keselamtannya.Wenda mendengus pelan. "Berlebihan sekali. "Anna memutar bola matanya jengah. Ucapan Wenda yang terdengar di telinganya sedikit membuat emosinya meningkat. Kate yang mencium aroma keributan lanjutan menghela nafas panjang dan mulai menjelaskan semuanya.
Read more

Chapter 9 : Rumor

BRAKSebuah pintu baru saja dibuka dengan kasar sehingga menimbulkan bunyi debaman yang sangat keras. Semua orang yang sedang berada dalam ruangan pun terperanjat kaget. Sementara sang pelaku sudah melempar tubuhnya keatas sofa.Wenda baru saja membuka pintu ruangan kerja Dareen dengan kasar dan penuh emosi membuat Dareen dan Raiden yang berada dalam ruangan sontak terkejut."Wenda! " Desis Dareen begitu mendapati sang pelaku sudah duduk di sofa tanpa merasa berdosa."Wen, kau membuat umurku berkurang satu tahun lebih cepat. " Dengus Raiden yang masih mengelus dadanya akibat terkejut."Diam Rai! Aku sedang tidak ingin bicara denganmu. " Bentak Wenda."Ada apa denganmu? Datang dengan emosi yang meledak-ledak dan menerobos kedalam kantorku dengan tidak sopan. " Dareen berkata dengan mata dan tangan yang masih fokus pada kerjaannya."Serius! Ada apa dengan kalian semua? Kenapa hari ini kalian menyebutku tidak sopan. "
Read more
PREV
123456
...
8
DMCA.com Protection Status