Home / Romansa / Behind The Heirs (Indonesia) / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Behind The Heirs (Indonesia): Chapter 51 - Chapter 60

72 Chapters

Chapter 50 : Nightmare

Track terbangun dari tidurnya, lagi-lagi dia bermimpi buruk. Mimpi yang sudah bertahun-tahun menemaninya. Selama beberapa tahun terakhir mimpi itu tidak pernah hadir terutama sejak kelahiran Mark. Tapi, setelah Dareen datang dan menanyakan semua tentang ayahnya, mimpi buruknya kembali datang.Ten yang ikut terbangun segera mengambil air minum dan memberikannya kepada Track. "Mimpi buruk itu lagi?" tanya Ten dengan raut wajah khawatir.Track tersenyum lembut. "Maaf aku membangunkan mu dan membuatmu khawatir."Ten menggeleng. "Tidak apa, aku mengerti. Sekiranya semua hal ini kembali mengganggumu, aku akan minta Dareen untuk tidak pernah bertanya apapun lagi padamu.""Aku tidak tahu. Tiba-tiba saja mimpi itu kembali. Mimpi saat aku melepas kepergian ibu. Hari dimana semua kehidupanku dan ayah berubah. Jujur sekarang aku mengkhawatirkan ayah. Dia mungkin jahat, tapi dia tidak pernah&
Read more

Chapter 51 : Misunderstandings

Jane baru saja akan memejamkan mata namun bel rumahnya tiba-tiba berbunyi. Tidak hanya sekali, tapi berulang-ulang bahkan terdengar tidak sabaran. Awalnya Jane berniat mengabaikan karena ini sudah mendekati tengah malam namun suara bel yang tidak kunjung berhenti membuatnya lama-lama menjadi jengkel juga.Jane sedikit mengernyit bingung karena tidak banyak yang tahu tentang alamat rumahnya. Dan yang sering berkunjung hanya keluarga Dareen dan juga Raiden. Jane pikir Dareen atau keluarganya tidak mungkin berkunjung karena Anna sedang sakit sedangkan Raiden? Laki-laki itu bahkan sejam lalu baru menghubunginya dan tentu saja dia masih berada diluar kota.Dengan langkah gontai dan malas, akhirnya Jane memutuskan untuk melihat siapa tamu tak diundang yang tidak punya sopan santun sama sekali itu.Mata Jane memicing tajam saat melihat siapa tamunya. Jane berdiri di
Read more

Chapter 52 : The secret condition of Esa

Esa memeluk Anna dengan erat. Hari ini dia merasa sangat lelah dan ingin bermanja-manja dengan ibunya. Sudah lama rasanya sejak terakhir kali dia menempeli sang ibu. Sejak ibu dan ayahnya rujuk, kesempatan Esa untuk bersama sang ibu juga berkurang terutama karena dia sendiri jarang di rumah untuk beberapa alasan penting.Anna yang memang sedang bedrest hanya menghabiskan kesehariannya di tempat tidur, dan kali ini ada Esa di sampingnya yang memeluknya dengan erat. Sedangkan Dareen berada diruang kerja."Mama--" panggil Esa yang kini menelusupkan kepalanya di depan dada Anna. Sementara Anna mengusap punggungnya dengan lembut."Hmm, kenapa sayang?" tanya Anna yang sedang menikmati cuddling bersama sang anak."Aku sangat menyayangi mama.""Mama juga," jawab Anna disertai senyuman hangat."Mama, sekarang aku tenang karena ada papa dan adik bayi. Jadi kalau aku pergi, aku tidak perlu mengkhawatirkan mama lag
Read more

Chapter 53 : Concern

Tiba dimana hari Dareen mengantarkan Esa ke sekolah. Meski dengan berat hati, namun demi memenuhi keinginan sang anak akhirnya Dareen rela mengalah.Begitu mereka sampai, Dareen tidak lantas membiarkan Esa pergi begitu saja, namun dia memberikan sejumlah aturan yang harus dan tidak boleh Esa lakukan. Bukan bermaksud mengekang kebebasan anaknya, hal ini Dareen lakukan justru untuk melindungi sang putra."Dengarkan papa baik-baik. Semua yang papa katakan tadi demi kebaikanmu." Dareen memegang kedua sisi lengan Esa."Aku tahu papa. Tapi bukankah itu berlebihan? Aku bukan Dara, setidaknya aku sehat dan baik-baik saja."Dareen menghela nafas, sepertinya Esa belum paham situasinya. Dia melarang putranya jelas karena Dareen tahu kon
Read more

Chapter 54 : Gap

Esa memang sudah mulai kembali sekolah seperti biasa, namun semua tidak lagi sama untuknya. Terlalu banyak perubahan, baik dari teman-teman nya maupun lingkungan sekolahnya.Tidak ada Edo dan Minie yang selalu bertengkar dimana pun mereka bertemu. Semua teman-teman sekelasnya tampak menjauhi Esa, karena sekarang bukan hanya Jenny yang diawasi oleh Bodyguard tapi juga dirinya.Esa mendesah pelan saat pandangannya bersama Jenny tidak sengaja bertemu satu sama lain. Esa segera memutus kontak mata tersebut, sementara Jenny justru menatapnya semakin intens seolah ada yang sedang coba dia sampaikan melalui pandangan tersebut.Terhitung tiga hari semenjak Esa kembali ke sekolah, dan selama itu juga mereka berdua belum sempat terlibat dalam sebuah pembicaraan. Bahkan bertegur sapa pun tidak. E
Read more

Chapter 55 : Leon's deat

Dareen tengah sibuk membolak-balik kertas yang berada di ruang kerjanya. Sudah beberapa hari ini, dia kembali pindah membawa pekerjaannya ke rumah, tetapi bukan rumahnya bersama Anna, melainkan rumah yang dulu dia tempati bersama Dara dan tanpa sepengetahuan siapapun kecuali Edwin.Bukan tanpa alasan mengapa Dareen melakukan semua ini, karena yang dia lakukan disini bukan bekerja melainkan sibuk mempelajari semua berkas riwayat hidup milik anaknya. Jika Dareen melakukannya di kantor atau di rumah, kemungkinan besar orang-orang di sekitarnya akan tahu dan Dareen belum siap untuk itu karena bagaimanapun Esa sendiri belum terbuka padanya, terutama jika semua itu diketahui oleh Anna.Anna sedang dalam kondisi lemah, baik secara fisik maupun mental. Beberapa hari y
Read more

Chapter 56 : Something about Jeno

Anna tengah menikmati usapan tangan Dareen di perutnya. Sudah hampir tengah malam, namun dia justru kesulitan untuk tidur sehingga Dareen terus mengelus perutnya agar segera terlelap."By, tidurlah. Kau pasti lelah setelah bekerja seharian," Anna menatap suaminya yang tampak mengantuk tapi masih bersedia menemaninya."Tidak apa sayang. Aku akan tidur saat kau sudah tidur," Dareen tersenyum dan mencium kening istrinya."Aku banyak tidur selama seharian ini, makanya sekarang aku tidak mengantuk. Sementara kau banyak bekerja jadi sekarang waktunya untuk istirahat.""Tidak apa-apa.""By," panggil Anna pelan."Hm, kenapa sayang? Kau ingin sesuatu?" tanya Dareen."Tadi siang ibu dan Dona menemaniku disini."
Read more

Chapter 57 : Blunder

Sesuai dengan yang sudah direncanakan, Dareen dan Esa hari ini pergi ke rumah sakit tanpa sepengetahuan Anna. Mereka pamit untuk berangkat ke sekolah dan bekerja, tapi kenyataan di tengah jalan mereka mengubah tujuan dan pergi ke rumah sakit.Dareen tidak ingin menyia-nyiakan waktu dengan membiarkan penyakit Esa semakin bertambah parah. Dia tahu, penyakit putranya hanya soal waktu. Dan selagi masih ada yang bisa diusahakan, maka Dareen akan melakukan segala upaya untuk kesembuhan putranya itu. Dareen tidak akan membiarkan dirinya kehilangan seorang anak lagi.Begitu sampai di rumah sakit, Esa langsung melakukan serangkaian pemeriksaan bersama Henry untuk mengetahui kondisi perkembangan anak itu.
Read more

Chapter 58 : Jinu's birth and death

PLAKSebuah tamparan keras mendarat di pipi kanan Wenda hingga membuatnya sedikit tersungkur."BODOH!" teriak Richard dengan wajah merah akibat menahan marah.Wenda hanya diam, dia tidak merespon apapun yang dikatakan dan diperbuat oleh kakaknya terhadap dirinya."Kenapa kau selalu bertindak bodoh?!" tangan Richard semakin terkepal kuat. Jika saja Wenda bukan perempuan, mungkin saat ini Richard sudah mematahkan semua tulang perempuan itu. "Aku sudah mengatakan padamu biarkan Jane menjadi urusanku, dan sekarang apa? Kau bertindak tanpa persetujuan ku lagi.""Aku tidak tahan melihatnya terus bertingkah," akhirnya Wenda buka suara."Cih," Richard tersenyum sarkas. "Bukan dia yang bertingkah, tapi kau yang tidak bisa mengendalikan perasaanmu."Wenda mendelik tidak suka. "Wajar saja jika aku marah, dia berusaha mengambil suami dan juga anakku!" kali ini Wenda lebih berani untuk meninggikan suaranya. Sepertinya dia melupakan rasa takutnya k
Read more

Chapter 59 : Fright

"Jeno," panggil Ten dengan suara lembut sambil mengelus kepala anak itu.Merasa namanya si panggil, anak yang bernama Jeno itu pun membuka matanya. "Mommy," panggilnya dengan senyuman lembut."Maaf mommy mengganggu tidurmu dear," sesal Ten.Jeno menggeleng cepat. "Tidak, Jeno senang mom datang." Jeno tidak berbohong, terlihat dari wajahnya yang seketika menjadi cerah begitu membuka mata dan yang dia lihat adalah Ten, ibunya. "Bagaimana kabarmu sayang?""Sudah lebih baik.""Mommy senang mendengarnya. Maaf mom baru bisa menjenguk mu sekarang, karena tidak ada yang menjaga Hila." Ten mencium jari-jari tangan Jeno."Tidak apa-apa mom, kan ada papa disini. Jeno tahu mommy pasti sibuk karena Hila masih bayi dan Mark juga harus sekolah," jawab Jeno dengan senyuman tulus membuat Ten merasa semakin bersalah.Bukan niat Ten mengabaikan Jeno, tapi b
Read more
PREV
1
...
345678
DMCA.com Protection Status