Home / Romansa / Behind The Heirs (Indonesia) / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Behind The Heirs (Indonesia): Chapter 61 - Chapter 70

72 Chapters

Chapter 60 : Finnaly, they know

Jenny membantu memapah Esa berjalan dari atap menuju ruang kesehatan. Dengan panik dan tergesa-gesa, Jenny memapah Esa di bantu oleh Minie dan Edo yang juga tidak kalah panik."Sebenarnya apa yang terjadi, kenapa setiap kali berhadapan denganmu Esa selalu berakhir dengan pingsan?" ucap Minie begitu mereka tiba di ruang kesehatan."Kau pasti memukul Esa lagi!" bentak Edo."Bisakah kalian diam!" Jenny meninggikan suaranya. "Daripada kalian ribut disini, sebaiknya bantu aku memanggil dokter Sunu untuk memeriksa kondisinya," titah Jenny dengan nada suara dingin namun jelas terdengar khawatir.Jenny awalnya tidak percaya jika Esa benar-benar pingsan. Bagi Jenny, Esa adalah ahlinya dalam berakting tapi semua itu terbantahkan saat Jenny mendapati Esa yang tidak bergerak sama sekali bahkan ketika dirinya menggoyang-goyangkan tubuh lela
Read more

Chapter 61 : Critical

Jesfer menatap lawan bicaranya dengan tatapan mengejek. Bukan bermaksud tidak sopan, tapi pria di hadapannya datang tanpa diundang dan menawarkan kesepakatan yang membuatnya ingin tertawa.Mereka sebenarnya sudah beberapa kali bertemu, tapi belum mencapai kesepakatan. Jesfer tetap dengan keinginannya, begitupun dengan pria yang menawarkan kesepakatan tersebut."Aku rasa tidak seharusnya kita membuang-buang waktu lagi. Jika kau tidak memenuhi persyaratan yang kuberikan, sebaiknya kita hentikan pertemuan ini sekarang, aku tidak mau ada yang salah paham," ucap Jesfer tenang."Kenapa harus dia? Kau bisa mendapatkan sesuatu yang lebih daripada sekedar anak itu.""Aku tidak menginginkan apapun, cukup dia." Jesfer berkata dengan tegas."Tapi putriku juga menginginkannya.""Kurasa tidak lagi. Mereka sudah lama tidak terlihat bersama, dan putrimu sendiri bukankah sudah bertunangan?" tatapan Jesfer berubah memicing. "Jangan bilang kalau sekarang kau b
Read more

Chapter 62 : Jung Jeffrey

"Kenapa? Kenapa harus sejauh ini?" ucap Lucy penuh penekanan."Sudahlah. Aku tidak mau kau ikut campur," jawab Zayn seadanya."Kenapa harus melibatkan banyak orang yang tidak bersalah? Urusanmu hanya dengan Richard!" bukan hanya orang lain, bahkan Lucy sebagai istrinya sendiri tidak paham dengan yang dilakukan suaminya dan juga musuh suaminya itu."Itu karena dia lebih dulu menyeret orang lain.""Semua akan selesai jika kau mau memohon pengampunan darinya atas masa lalu. Dengan begitu, tidak akan ada orang lain yang terluka. Dan Jenny tidak akan menjadi salah satu korbannya," sebagai seorang ibu, Lucy lebih tahu apapun tentang anaknya termasuk perasaan sang anak. Jenny-nya yang terlihat baik-baik saja, Jenny-nya yang terlihat nyaman bersama Licky tapi dari sorot matanya Lucy tahu jika Jenny tidak baik-baik saja, Jenny tidak bah
Read more

Chapter 63 : Twins

Dareen menatap Esa yang tengah tertidur pulas setelah meminum obatnya. Ada gurat kesedihan yang tampak jelas di wajah tampan pria yang baru saja siuman dari pingsan itu.Satu jam yang lalu Dareen siuman, begitu dia bangun hal pertama yang dia tanyakan adalah keadaan istri dan anak-anaknya terutama Esa yang belum sempat dia temui sama sekali.Lama menatap Esa dalam diam, Dareen kembali mendesah pelan untuk kesekian kalinya. Pembicaraannya dengan Henry beberapa waktu lalu membuatnya frustasi. Esa harus segera di operasi, tapi permasalahannya siapa yang akan menjadi donor untuk putranya itu. Saat ini satu-satunya orang yang belum melakukan pemeriksaan hanya Anna.Sebagai ibu kandung Esa, Anna memiliki persentase kecocokan yang lebih besar dengan Esa, tapi Dareen tidak mau berharap terlebih Anna baru saja melahirkan dan kondisinya sekarang bahkan masih belum sadar
Read more

Chapter 64 : Sorry

Anna menatap kedua putranya dengan gemas. Sampai saat ini dia masih belum sepenuhnya percaya bahwa dirinya telah melahirkan dua orang bayi yang sangat menggemaskan ini dengan keadaan sehat dan sempurna tanpa kekurangan sesuatu apapun. Meski mereka lahir prematur, dan terkesan lahir karena 'paksaan' tapi beruntung keduanya bayi beserta ibunya sehat.Anna tersenyum lembut saat melihat salah satu putranya masih terjaga. Sepertinya Subin senang bertemu dengan ibunya sehingga dia memilih untuk tetap membuka mata setelah kenyang menyusu. Sementara Yuvin sedang tidur dengan nyenyak.  "Subin kenapa belum bobo hm?" tanya Anna dengan gemas saat putranya begitu intens menatap kearahnya.Subin dan Yuvin masih dalam perawatan sehingga Anna hanya bisa menjenguk mereka sesekali saat akan menyusui saja selebihnya dia harus bersabar karena hanya mampu melihat kedua putranya melalui layar kaca."Apa Su
Read more

Chapter 65 : Sly

Dareen mengerang frustasi saat menyaksikan layar laptop yang berada di meja sofa ruang rawat kamar Anna. Bagaimana tidak, di depannya sekarang tengah ada adegan live putra kesayangannya tengah berciuman dengan mesra di atas tempat tidur rumah sakit.Ya, dikamar Esa ada CCTV yang terhubung ke laptop yang sengaja dia letakkan dikamar Anna agar memudahkan Dareen untuk mengawasi keduanya sekaligus.Anna yang juga ikut menyaksikan adegan tersebut hanya bisa meringis. Bagaimanapun dirinyalah yang memberi ijin kepada Jenny untuk menemui Esa, dan sekarang dia harus mendengarkan omelan suaminya.Anna sendiri tidak pernah menyangka hal seperti ini akan terjadi dia bahkan masih tidak percaya jika putranya mampu melakukan hal berani seperti itu, oh Anna sepertinya lupa jika Esa dan Jenny pernah melakukan hal yang lebih berani dari pada itu.
Read more

Chapter 66 : Descendant

Ten berlari bagai orang kesetanan. Semua mata para penjaga rumahnya menatap bingung kearah majikannya yang tiba-tiba saja masuk rumah dengan terus berteriak."Mark!" panggil Ten dengan panik."Mark!" lagi Ten memanggil nama putranya.Para maid yang sedang bekerja pun segera menuju sumber suara untuk mengetahui apa yang sedang terjadi."Dimana Mark?" tanya Ten masih dengan nada panik."Mohon maaf nyonya, tuan muda Mark tidak berada di rumah," jawab salah satu Maid yang menunduk takut."What? Lalu dimana Mark? Siapa yang mengijinkan dia keluar?" emosi Ten seketika naik."Maaf nyonya, sepertinya tuan besar Track yang mengijinkan.""Ten, ada apa?" Track keluar dari ruang kerjanya dan menghampiri Ten yang tengah menatap para maid nya dengan tajam."Mana anakku?" desis Ten tajam.
Read more

Chapter 67 : Explanation

Dona keluar dari rumah sakit dengan wajah lelah. Sudah beberapa hari ini dia memiliki banyak jadwal operasi. Selain itu, dirinya juga disibukkan dengan pemikiran tentang Jesfer, Jeffrey dan kabar Jeno yang masih abu-abu.Hari ini Dona meminta ijin untuk pulang lebih cepat karena ingin mencari informasi tentang keberadaan Ten, sahabatnya dan satu-satunya orang yang ingin dia mintai penjelasan.Sebelum pergi menuju tempat parkiran mobil, Dona memilih untuk membeli minuman kaleng dan meneguk nya dengan kasar di bangku yang tidak jauh dari parkiran.Dona mendesah kasar begitu cairan tersebut melewati tenggorokannya. "Aku benar-benar bisa gila," desisnya pelan sambil meremat kaleng yang tidak berdosa tersebut hingga tidak berbentuk lagi dan membuangnya asal."Kenapa mereka mempermainkan ku? Siapa yang harus aku percaya sekarang?!" tanyanya pada dirinya sendiri."Maaf tante, ini sampahnya," seor
Read more

Chapter 68 : Exposition

Edwin membolak-balik berkas-berkas yang akan dia gunakan untuk menuntut Wenda. Sudah berhari-hari dirinya disibukkan dengan hal yang sama, tapi tidak sedikitpun dia merasa lelah atau putus asa.  Wenda memang masih dalam perawatan medis akibat depresi berat, tapi Edwin akan tetap memastikan perempuan tersebut masuk kedalam penjara dan menerima semua balasan dari perbuatannya.  "Hah, aku benar-benar tidak mengerti," desah Edwin pelan.  "Kali ini apa?" tanya Hanna yang setia mendampingi suaminya di ruang kerja.  "Zayn Boseman dan Richard Clay." "Bukankah sudah jelas kenapa mereka saling serang, lalu bagian mana yang membuatmu ma
Read more

Chapter 69 : Scheming

Dona menatap lekat sebuah album foto yang dia temukan di ruang baca milik keluarga Tucker. Tatapannya begitu fokus saat lembar demi lembar dia buka secara perlahan. Namun semakin lama, semakin banyak lembaran yang terbuka, ekspresi wajahnya justru semakin tidak terbaca. Ada kerutan di keningnya yang menandakan sebuah kebingungan.  "Kak Dareen?" gumamnya penuh tanya.  "Tapi kenapa fotonya di simpan di akhir, tidak berurutan seperti yang sebelumnya?" Dona mengambil salah satu foto yang tersimpan di bagian akhir album.  Album foto yang sedang Dona lihat adalah album yang berisi foto-foto masa kecil Dareen. Mulai dari foto bayi hingga foto saat Dareen memasuki sekolah dasar. Semua tersusun dengan rapi dan berurutan di dalam album tersebut. Tapi ada satu foto ya
Read more
PREV
1
...
345678
DMCA.com Protection Status