Reece membawa Airysh ke suatu tempat tanpa berbicara apapun, sejak dari mansion itu Reece terlihat sangat dingin, Airysh mengerti Reece sedang dalam perasaan yang amat buruk, itulah sebabnya ia juga tidak berbicara ataupun mengganggu pria itu.
Airysh mengerti, mungkin perasaan Reece sedang terluka akibat dari tamparan keras sang kakek, namun Airysh juga tidak mengerti mengapa mereka bertengkar.
Tiga kali pergi ke mansion itu, Airysh menyimpulkan bahwa Reece dan kakeknya tidak pernah akur, terbukti sudah tiga kali ia pergi ke tempat itu, kakek Reece selalu saja mengatakan sesuatu yang kasar terhadap Reece namun bedanya Reece tidak pernah menjawab, biasanya ia hanya diam lalu pergi dengan acuh, berbeda halnya dengan hari ini, Reece bahkan berani membentak kakeknya.
"Kamu tidak perlu khawatir, aku tidak akan minum hari ini," ujar Reece setelah mereka keluar dari mobil.
Mereka datang di salah satu cafe yang terkenal di New York.
Airysh tidak tahu apa yang ingin Reece lakukan disini, biasanya Reece hanya pergi minum ke bar atau kemanapun yang berbau alkohol.
Namun kali ini berbeda, ini mungkin yang Reece katakan tadi siang tentang kontrak yang harus ia tanda tangani.
Ia akhirnya mengikuti Reece berjalan masuk ke dalam cafe tersebut.
Airysh begitu menyukai aroma kopi ketika mereka baru saja melangkahkan kakinya kesana.
Reece akhirnya duduk setelah melihat seorang pria paruh baya melambai kepadanya.
Airysh hanya memperhatikan apa yang terjadi antara mereka.
Namun tidak ingin perduli lebih lanjut gadis itu memilih untuk memainkan ponselnya.
"Aku setuju,"
"Aku akan menandatangani kontrak nya sekarang,"
"Bagus, terimakasih atas kerjasama nya tuan Andromeda,"
"Suatu kehormatan bisa bekerjasama dengan perusahaan anda," ujar Reece sambil menjabat tangan pria paruh baya itu.
Gadis itu menatap mereka yang tampaknya sudah selesai, Airysh menebak ini tanda tangan kontrak Reece dengan perusahaan mobil lain.
Reece sering menjadi model dalam suatu iklan di majalah, biasanya selain mobil ia juga tampil di acara-acara motor.
Airysh baru memikirkan satu hal..
'aku tahu kenapa kakek Reece marah, aku pikir karena Reece malah mendukung perusahaan lain daripada perusahaan keluarganya sendiri,'
'Reece memang gila, jika aku jadi dia tentu saja aku tidak akan melakukan hal seperti itu,'
Pria paruh baya itupun pergi setelah beberapa saat.
"Cepat sekali.." gumam Airysh tanpa sengaja.
"Dia sangat sibuk, jadi dia sangat terburu-buru," jelas Reece.
"Kau ingin memesan sesuatu?" Tanya Reece mencoba menawarkan.
"Tidak, Terimakasih," tolak Airysh.
"Aku ingin mengobrol denganmu," ujar Reece.
Airysh menaikkan alisnya, Reece tidak biasanya mengatakan hal seperti itu.
Jadi apa yang terjadi?
"Dua ice Americano," ujar Reece kepada seorang pelayan.
"Tidak, hot Americano untukku," kata Airysh setelah Reece mengatakan itu.
Reece menatap nya sekilas setelah ia mengatakan itu, tentu saja Reece tidak tahu apapun tentang kesukaan nya.
Cafe bergaya klasik dan juga dengan pelayanan yang unik itu menarik perhatian Airysh, terlebih tatanan tempat yang begitu artistik dan elegan.
Ini akan menjadi cafe favoritnya setelah ia tahu tempat ini dari Reece.
"Terimakasih untuk hari ini," ujar Reece yang sadar atau tidak telah mengucapkan kalimat itu.
"Ah.." gumam Airysh nyaris tidak terdengar.
"Sebenarnya aku mengajakmu hari ini karena perintah mommy, mommy harus melihat aku bersama mu, lagipula kamu juga sudah terlanjur mengetahui semuanya," ujar Reece.
"Aku tidak berpikir kamu akan mengajakku ke tempat ini ataupun bertemu Kakek mu, kupikir kamu akan mengajakku ke tempat hiburan seperti malam itu," ujar Airysh sedikit gugup.
Terkadang pembicaraan seperti ini malah membuat Airysh gugup, tapi jika Reece sudah menampakkan buaya yang sebenarnya pada dirinya, Airysh bahkan tak segan-segan untuk mengumpat atau mengucapkan kata-kata kasar kepada Reece.
"Tidak, mulai sekarang aku hanya ingin bersamamu, itulah mengapa aku mengajakmu," ungkap Reece.
Airysh menyipitkan matanya, ia pikir Reece sudah kembali ke sifat aslinya.
'sial!' umpat Airysh dalam hati.
Selang beberapa saat kopi yang mereka pesan datang.
Di waktu yang bersamaan Airysh menangkap sesosok pria yang menimbulkan kebencian di hatinya.
Ia melihat dia bersama dengan seorang gadis.
'dia pergi dengan gadis lain, bukan calon istrinya," ujar Airysh dalam hati.
Ia merasa begitu kesal.
Felix, alias Sang mantan pacar Airysh yang datang dengan seorang gadis itu melihat Airysh yang sedang menatapnya.
Merasa tertangkap basah, Airysh langsung mencari cara.
"Reece.."
"Ya?"
"Izinkan aku melakukan sesuatu hari ini saja…" Ujar Airysh yang membuat Reece tidak mengerti.
"Apa?"
"Cepat mendekat lah..," perintah Airysh gusar.
Reece yang tidak mengerti maksud Airysh menuruti, ia mendekati Airysh.
"Maksutku wajahmu, cepat lebih dekat,"
"Apa maksudmu?"
"Kumohon jangan tanyakan apapun," ujar Airysh dengan nada memohon.
Reece mendekat kan wajahnya, ia tidak mengerti apa yang akan Airysh lakukan kepada nya namun ia tetap menuruti permintaan gadis itu.
"Reece maafkan aku, tolong jangan salah paham,"
Kalimat terakhir yang di ucapkan Airysh sebelum sedetik kemudian Airysh mencium bibir Reece tepat saat pria itu mendekat kan dirinya kepada Airysh.
Ciuman yang terjadi selama beberapa detik itu pun membuat Felix yang melihatnya terkejut.
Airysh langsung melepaskan nya.
"Maafkan aku," ujar Airysh yang telah memerah karena malu.
Gadis itu langsung menyeruput kopi didepannya untuk mencegah rasa malunya yang terlalu berlebihan ini.
"Agh, panas!"
Refleks Airysh yang dengan bodohnya meminum kopi panas yang ia pesan sendiri.
Reece menatap Airysh dengan tatapan yang sulit diartikan, ia tidak mengerti mengapa Airysh tiba-tiba melakukan itu, dan sekarang terlihat salah tingkah dihadapan nya.
Pria itu tersenyum melihat tingkah laku Airysh.
"Kenapa kamu tidak berhati-hati, kamu bahkan yang memesan minuman itu sendiri," ujar Reece pelan.
"Tidak apa-apa, ini tidak panas, aku hanya sedikit terkejut," ujar Airysh bohong.
"Kamu terlihat salah tingkah, aku tahu itu," ucap Reece membuat Airysh benar-benar sangat malu sekarang, ia tidak berpikir jika itu tindakan paling bodoh serta memalukan yang pernah ia alami.
"Kupikir kamu sedang mabuk, aku tidak akan mempermasalahkan hal ini," ujar Reece menirukan kalimat Airysh saat kejadian Reece mencium Airysh di sebuah club.
Mendengar hal itu Airysh semakin malu sampai ia tidak berani melihat wajah Reece.
'kumohon lupakan hari ini Reece…' gumamnya dalam hati.
***
Airysh POV
Reece mengantar ku pulang, selama perjalanan kami tidak saling bicara, aku hanya mendengar Reece bersiul nakal, sedangkan aku memalingkan wajah ke jendela.
Ini adalah hal yang paling memalukan yang pernah ku alami, bodohnya aku adalah tidak berpikir dua kali ketika melakukan sesuatu.
Hanya untuk membuat Felix tahu bahwa aku benar-benar memiliki pacar, tapi kenapa aku malah berkorban untuk rasa malu yang teramat ini?.
Aku sangat menyesal.
Aku Sangat ingin berlari sekencang-kencangnya atau pun menghilang dari dunia ini jika itu mungkin.
Setelah sampai di pintu gerbang rumah ku, aku sedikit lebih lega.
Setelah ini aku berjanji untuk berguling-guling di tempat tidur ku sambil berteriak-teriak untuk melepaskan rasa Maluku yang paling dalam ini sampai-sampai aku ingin menangis.
Aku langsung bergegas turun dari mobil.
Lalu Reece membunyikan klakson setelah melihat ku melangkahkan kaki untuk berbalik arah.
"Airysh!"
Aku menoleh, menatap Reece yang tersenyum nakal.
"Selamat malam, aku berharap kamu mimpi indah, aku tidak sabar untuk melihat mu besok pagi," ujar Reece terdengar mengejekku.
Aku hanya membalas Reece dengan senyum tipis sebelum aku meninggalkannya sendiri.
Aku sangat malu.
"Bisakah kami kembali seperti dulu?" Felix menatap Airysh sendu.Pria itu sudah menunggu Airysh di depan kelas gadis itu untuk menunggunya datang.Airysh menggaruk kepalanya yang sama sekali tidak gatal, ia hanya bersikap santai tanpa terlihat salah tingkah didepan Felix."Aku hanya berpikir jika aku mencintaimu," ujar Felix lagi"kamu sudah punya calon istri," ujar Airysh tenang."Lalu kenapa?" Tanya Felix yang membuat Airysh menjadi kesal, namun Airysh ingin tetap terlihat tenang.Sekarang Airysh berpikir bahwa Felix lebih brengsek dari Reece."Berarti kami tidak perlu memulainya lagi, ini tidak ada artinya sama sekali karena aku tahu kami pasti akan putus lagi, jadi apa gunanya?" Ucap Airysh menahan dirinya."tapi aku ingin kamu,"Kalimat itu membuat Airysh tersenyum miring, sekarang ia tahu jika seorang Felix Wilson adalah pria yang sangat brengsek."Apa yang kamu bicarakan dengan pacar ku?" Tanya
Airysh POV Aku terkejut ketika Reece tiba-tiba mentransfer uang yang sangat banyak kepadaku, aku bahkan sempat meneleponnya tadi karena sangat penasaran dengan apa yang ingin ia lakukan kepadaku menggunakan hal seperti itu. Tapi sampai sekarang Reece belum mengangkat teleponku. Hingga beberapa saat setelah itu Reece yang menelepon ku. "Yes, baby," ujar Reece dari seberang saat ia meneleponku. "Aku lupa membawa ponsel, jadi aku melewatkan panggilan mu," Lanjutnya. "Kenapa kamu mentransfer uang sebanyak ini kepadaku?" Tanyaku tidak sabaran. "Aku mentransfer mu karena aku mengatakan akan membayarmu waktu itu," jawab Reece ringan. Aku mendegus, padahal aku sudah memperingatkannya. Lagipula kalimat itu tidak cocok dengan ku, aku sama sekali bukan wanita bayaran. "Aku bilang itu tidak perlu," ujar ku kepada Reece. "Apa salahnya memberikan uang kepada pacar sendiri?, Aku bahkan belum pernah
Airysh terbangun dengan mata yang masih sembab, gadis itu sempat mengerjapkan matanya beberapa kali karena terasa sakit. Airysh menatap cermin dan mendapati matanya bengkak karena menangis semalaman, beberapa saat kemudian ponsel nya berbunyi, suara pesan masuk yang sangat banyak membuat Airysh harus meraih ponselnya di atas kasur. Banyak pesan yang masuk dari Camilla dan juga Reece. "Mengapa Reece mengirim pesan?, tidak biasanya," gumam Airysh. Camilla Kamu tidak mengangkat telepon ku. Apakah kamu baik-baik saja? Apakah ayahmu memarahi mu? Airysh kenapa tidak menjawab😭 Aku sangat khawatir. Dan 5 panggilan tidak terjawab dari Camilla. Airysh tersenyum, setidaknya ia harus bersyukur memiliki sahabat yang begitu menyayanginya, jika tidak ada sahabat nya, Airysh yakin tidak akan bisa hidup seperti ini. Ia pasti tidak akan punya teman. Airysh membalas pesan Camilla.
Suasana pesta ulang tahun di rumah Lily sangat ramai, banyak tamu undangan dari kalangan mahasiswa yang datang, gadis itu sangat populer sehingga tamu undangan yang datang pun sangat banyak. Mata Lily menatap satu persatu tamu undangan yang hadir, gadis itu tampak mencari-cari seseorang, ia juga berkali kali menatap jam dinding, kemudian mendegus putus asa ketika tidak mendapati seseorang yang ia harapkan. Camilla yang melihat keresahan Lily mendekat. Seperti tahu segalanya Camilla menepuk bahu Lily, " Alex pasti datang, kamu tidak perlu cemas, dia tidak mungkin Setega itu kepada mu," ujar Camilla mencoba menenangkan Lily. Lily mengangguk, " Tapi, kami sempat bertengkar kemarin," ujar Lily lalu menunduk. "Kalian sudah sering bertengkar, tapi itu bukan masalah besar, kalian baik-baik saja setelah itu, sudahlah percaya padaku," ujar Camilla lagi. Emilly, Jessica, Camilla yang tiba-tiba datangpun kemudian memeluk Lily, bagi m
13 tahun lalu... "Airysh!" Suara Hendri, Ayah Airysh terdengar keras, namun Airysh sama sekali tidak bisa menjawab panggilan Ayahnya. 'Ayah aku disini...' batinnya lemah. Airysh begitu lemas, tubuhnya tidak mampu bergerak lagi, ia merasa pasrah. Sesak dan dingin... Air danau dimalam hari, membuatnya tenggelam. Gadis kecil berusia sepuluh tahun itu tidak bisa melakukan apapun setelah ia mencoba berkali-kali melambaikan tangan. Namun di detik-detik selanjutnya, saat Airysh merasa sudah tahan lagi, ia melihat seseorang melompat kedalam air. Seorang anak laki-laki remaja berenang ke arahnya lalu menarik Airysh. Anak laki-laki yang berusia sekitar lima belas tahun tersebut memeluk tubuh gadis kecil yang sudah memejamkan matanya. Ia membawa Airysh naik dengan cepat. "Hey, bangun..." Anak laki-laki itu berusaha memanggil nya. Namun Airysh sudah tidak bisa memb
"Hasil jepretan yang sempurna, pose menatap sang dewa matahari, dengan menyipitkan matanya yang besar." Emilly tertawa sambil menyodorkan kamera digitalnya kepada Jessica dan Camilla. Airysh tampak bingung dengan teman-temannya pagi ini, terlebih Camilla terlihat senyum-senyum sejak bertemu dengannya. "Ada apa ?" Tanya Airysh tidak mengerti. Airysh lalu berjalan mendekati mereka, "kenapa kalian memotret ku," ujar Airysh yang melihat hasil jepretan Emilly yang baginya terlihat sangat buruk. "Selamat untuk hari ini, atau tadi malam," ujar Emilly seperti mengingat ingat namun terlihat tersenyum nakal kepadanya. "Selamat untuk apa?" Tanya Airysh bingung. Jessica dan Emilly malah menahan senyumnya, sedangkan Camilla tidak memberitahunya sama sekali. "Dimana ponselmu sekarang?" Tanya Camilla tanpa menjawab pertanyaan Airysh terlebih dahulu. "Aku tidak tahu, mungkin terjatuh di kolam renang Lily atau hilang," "It
Airysh menatap retakan di ponselnya, kemarahannya semakin menjadi-jadi ketika ia ingat Reece yang membawanya, ia berpikir Reece telah melampiaskan kekesalannya pada ponselnya. "sial, sial, sial!" umpat Airysh pelan. Entah bagaimana ia menjadi sangat bodoh dalam beberapa bulan terakhir ini, pertama Airysh berpikir dengan menjadi pacar Reece selama setahun akan mengalihkan perasaannya dari Felix, kedua ia menuruti semua yang di katakan Reece bahkan ia juga terlibat dalam keluarga Reece yang sangat rumit, lalu yang terakhir Reece benar-benar mengacaukan hati sahabatnya. lalu ditambah lagi sekarang, ponselnya retak dan terlihat berantakan. "Mengapa Reece juga menghancurkan mu?" tanya Airysh kesal pada ponselnya. Airysh menatap jam tangannya kemudian ia teringat sesuatu. Airysh ingat hari ini adalah pertemuan pertamanya dengan seorang pria. Pria yang selalu bicara dengannya setiap hari karena kode undian toko buku lov
Setelah 2 jam berlalu, Airysh menjadi sangat gelisah, tidak ada siapapun di hadapannya membuat Airysh merasa tidak nyaman.Tapi entah mengapa melihat Reece yang terlihat menikmati acara ini membuat Airysh kesal, ia mungkin merasa iri dengan Reece, terlebih ketika melihat Reece banyak bicara dengan gadis di hadapannya.jangan bilang aku cemburu.Airysh tersenyum getir sambil menepiskan batinnya, mana mungkin dia merasa cemburu sedangkan ia sangat kesal dengan Reece.Airysh bahkan sangat yakin jika ia tidak memiliki rasa ketertarikan dengan Reece, apalagi jatuh cinta, itu sungguh tidak mungkin.Namun Airysh sangat penasaran untuk saat ini, Reece sama sekali tidak melihatnya, Airysh tidak tahu apakah Reece pura-pura tidak melihatnya atau ia benar-benar tidak melihatnya sekarang.Tapi dari pada memikirkan pria itu lagi, Airysh lebih baik menelepon Camilla untuk menjemputnya Sekarang, lagipula tidak ada yang ia harapkan lagi, acaranya mungkin akan seg
"Semua ini?" Airysh mengerjap tidak percaya ketika Reece membukakan sebuah lemari lalu menunjukkan banyaknya pakaian wanita disana."Ya, kau harus memakainya," ucap Reece sambil mengambil satu mantel dari dalamnya."Tapi ini yang paling penting, kupastikan kamu tidak akan kedinginan lagi," ujar Reece kemudian.Airysh menatap Reece yang menyodorkan mantel tebal kepadanya."Jangan bilang banyak gadis yang tidur bersamamu dan kamu membeli pakaian ini untuk mereka yang menginap," tuduh Airysh yang tak yakin jika Reece membelikan semua itu untuknya.Reece menaikkan alisnya, mendengar Airysh mengatakan itu membuatnya naik darah."Hei... nona merylia, apa kau pikir aku murahan?""Apa kamu berpikir aku terbiasa tidur dengan para gadis??" tanya Reece dengan nada tinggi meskipun ekspresinya tidak ada kemarahan sedikitpun."Em, bukan itu maksutku," Airysh jadi merasa bersalah dan canggung, ia sungguh tidak berniat untuk menuduh Reece dengan jahatnya."Tuan A
Mata gadis itu terpejam, suhu tubuhnya sangat panas saat Reece menyentuh dahi gadis itu dan bibirnya bahkan terlihat membiru.Reece menatap gadis itu cemas, ia mengompres dahi gadis itu dan menyelimutinya dengan selimut tebal, penghangat ruangan juga telah bekerja dengan baik sehingga Reece berharap Airysh akan cepat tersadar."Seharusnya aku datang lebih cepat," Ucap reece menyalahkan dirinya sendiri.Reece tahu Airysh tidak bisa berlama-lama diluar saat musim dingin, Reece tahu jika Airysh tidak pernah bisa meminum es, ia tahu Airysh tidak bisa berenang dan trauma dengan segala sesuatu yang dingin, Reece tahu semua itu tanpa Airysh memberitahunya lebih dulu.Diam-diam ia juga mengikuti Airysh, mengamati gadis itu dari jauh, melihat cara gadis itu tersenyum dan tertawa.Tapi Reece tidak pernah melihat gadis itu menangis dihadapannya kecuali saat membela Lily.Airysh selalu ingin melindungi orang-orang yang dekat dengannya.Reece mengatupkan rahangnya, ia
Gadis dengan setelan mantel tebal itu dengan langkah tergesa memasuki sebuah rumah yang tengah ramai dengan suara anak-anak, baru saja ia membuka pintu suara riuh dengan sapaan dan kebahagiaan terucap dari mereka.Gadis itu sedikit membungkukkan tubuhnya untuk ikut menyapa mereka, dan juga sedikit senyuman yang membuat anak-anak itu melihat kebahagiaan nya."Apakah kau akan membacakan cerita untuk kami hari ini?" tanya salah satu dari mereka.gadis yang tak lain adalah Airysh itu tampak menggeleng pelan, ia menunjukkan ekspresi menyesalnya."Anak-anak maaf ya, kali ini ada yang harus aku selesaikan, em tapi, aku janji hari Minggu saat aku kesini, aku akan membawa kue cokelat dan buku cerita," ujar Airysh menyesal.Anak-anak tampak mengangguk, meskipun terlihat kecewa namun anak-anak itu tampak kembali semangat ketika Airysh mengatakan akan membawa kue dan buku cerita.Airysh tersenyum, lalu meneruskan langkah ke dalam untuk mencari seseorang.Gadis itu me
Tiga belas tahun lalu...Ruangan dengan bau obat-obatan itu langsung tercium ketika seorang gadis kecil baru saja membuka matanya, Ia terlihat bingung sambil mengedarkan pandangannya ke segala macam penjuru yang bisa di jangkau oleh penglihatannya.Perlahan ia ingin bangkit dari tempat ia berbaring, namun seorang lelaki dengan cepat menghampirinya, wajahnya terlihat panik."Airysh kau sudah sadar," Kalimat itu yang pertama kali di ucapkan oleh lelaki itu.gadis kecil itu tidak menjawab, namun orang-orang dengan seragam putih dengan langkah cepat menghampiri nya sebelum ia mampu mengucapkan sebuah kalimat.Mereka memeriksa keadaannya, lalu berjalan menuju lelaki yang tak lain adalah ayah gadis itu, yang saat ini juga terdapat satu perempuan disampingnya."Syukurlah Airysh Sudah sadar, namun ia mengalami amnesia, ini sedikit lebih parah namun ingatannya bisa kembali meskipun membutuhkan banyak waktu," seseorang dengan pakaian putih itu dengan samar-samar mengat
"Jika kamu menghalangi rencanaku, maka aku tidak segan-segan untuk menghabisi nyawamu," Seorang perempuan cantik berusia tiga puluhan itu menempelkan sebuah pisau di leher seorang wanita tua yang tampak pucat pasi.Ucapan yang terdengar seperti ancaman itu mempu membuat seorang wanita tua tidak berkutik sedikit pun.Tanpa mereka sadari seorang gadis kecil berusia sembilan tahun mendengar apa yang di ucapkan oleh wanita itu.Mata bulatnya menatap seorang wanita yang masih meletakkan pisau di leher wanita tua itu."Aunty, mengapa kau meletakkan pisau dileher bibi?" ***Airysh terbangun, tiba-tiba ia merasa pusing, apa yang baru saja ia alami adalah mimpi, ia bahkan tidak melihat mimpinya dengan jelas.Gadis itu perlahan bangkit dari tempat tidurnya, lalu mengambil segelas air putih yang tersedia di dalam kamarnya.Ia bahkan tidak mengerti mengapa kepalanya tiba-tiba terasa pusing.sambil memijit pelan kepalanya, Airysh kembali memikirkan mimpinya y
Satu tahun lalu.."lihat!! ini sangat romantis," teriak Emilly heboh ketika mendapati salah satu lukisan yang terpajang disana.Airysh menoleh, menatap Emilly yang kemudian mengambil ponselnya untuk memotret karya lukisan tersebut."Ini tidak boleh di foto," peringat Camilla yang juga ada disana."Apa? dimana peraturannya?" gerutu Emilly yang pada akhirnya kembali meletakkan ponsel kedalam tasnya.Airysh mendekati lukisan tersebut, matanya menyapu seluruh detail yang ada didalamnya."Wahh, ini sangat menakjubkan," pujinya kemudian."Sayang sekali aku tidak bisa mengambil foto, tapi aku akan ambil diam-diam," ujar Emilly dengan sangat percaya diri.Camilla mendesis, "Kau akan mendapatkan Masalah," peringatnya lagi.Emilly mendegus kesal, "Oke tidak jadi," ucapnya putus asa.Airysh masih mengagumi lukisan tersebut, "Ini lebih cocok dinamai Romeo dan Juliet," ucap Airysh asal-asalan memberi nama lukisan tersebut."Tapi mereka tidak melak
Aroma lembut coffe latte menyapa nya, Airysh sudah tentu tidak asing dengan aroma ini ketika seorang pelayan cafe meletakkan dua cangkir coffe latte.Aroma yang membangkitkan suasana yang manis dan elegan.Reece dengan mata birunya yang indah menatap nya tanpa henti, seperti hanya gadis itu yang menariknya bagaikan Medan magnet hingga ia bahkan kesulitan untuk mengalihkan pandangannya."Kenapa kau suka kopi?" Pertanyaan itu muncul begitu saja ketika pelayan itu sudah pergi.Airysh yang baru saja tampak menenangkan hatinya berdehem dengan pelan."Aku suka rasanya yang menurutku tidak monoton. ada rasa manis, gurih dan ada sedikit rasa pahit," jawab Airysh yang langsung terdengar akrab ditelinga nya, ia pernah mendengar Airysh mengatakan itu kepada temannya."Kau seperti ingin mengatakan tentang filosofinya," Ujar Reece kembali memancingnya bicara lebih banyak lagi.Airysh tersenyum tipis, gadis itu menatap kopi di cangkirnya, coffe lat
Semakin malam keadaan menjadi semakin ramai, bahkan beberapa game juga dimainkan, sorakan dan teriakan juga terdengar memenuhi ruangan, Airysh merasa sangat tidak nyaman dengan suasana seperti ini, aroma alkohol juga membuatnya menjadi pusing dan mual.Airysh tahu jika tempat seperti ini tidak cocok dengannya, ini benar-benar salahnya telah mau pergi ke tempat seperti ini.Airysh ingin pulang, namun ia harus bilang kepada Emilly yang telah membawanya kemari, ia akan pulang sendiri.Namun gadis itu masih terlihat sibuk dengan beberapa orang disana."Kau ingin pulang?" Tanya Reece yang tiba-tiba kembali entah darimana.Airysh mengangguk sambil mengambil tasnya dari atas meja."Aku akan pulang denganmu," Ujar Reece lalu menyeimbangi langkah Airysh yang akan menghampiri Emilly."Hey, kami akan pulang!" teriak Reece pada Emilly dan gerombolannya disana.Airysh langsung menoleh mendengar kalimat itu dari Reece.Emilly yang men
Ini bukan pertama kalinya, Airysh juga sudah beberapa kali pergi ke tempat ini, ya, ia akhirnya datang ke pesta minum ini, acara yang sebenarnya di khususkan untuk mahasiswa baru yang bergabung dalam organisasi ini, hampir semuanya adalah anak populer di kampus, dan sisanya adalah anak aktifis kampus.Sulit bagi Airysh untuk menyesuaikan diri dengan mereka, ia hanya duduk di samping Emilly yang sering berlalu lalang mencari beberapa anggota mereka, sedangkan Airysh hanya duduk diam sambil mengamati keadaan sekitarnya.Airysh bahkan tidak tahu kenapa ia dengan mudahnya mau di ajak oleh Emilly,'ini sungguh bukan tentang Reece' tepis Airysh dalam hatinya.Lily yang cantik tampak memasuki bar, gadis itu dengan pakaian tebalnya yang berwarna cokelat terlihat sangat cantik, dan bukan pemandangan yang asing lagi jika semua pasang mata memandang kearahnya, tak terkecuali Airysh.Gadis itu sedikit tersenyum lalu menghampiri Airysh setelah gadis