"Bisakah kami kembali seperti dulu?" Felix menatap Airysh sendu.
Pria itu sudah menunggu Airysh di depan kelas gadis itu untuk menunggunya datang.
Airysh menggaruk kepalanya yang sama sekali tidak gatal, ia hanya bersikap santai tanpa terlihat salah tingkah didepan Felix.
"Aku hanya berpikir jika aku mencintaimu," ujar Felix lagi
"kamu sudah punya calon istri," ujar Airysh tenang.
"Lalu kenapa?" Tanya Felix yang membuat Airysh menjadi kesal, namun Airysh ingin tetap terlihat tenang.
Sekarang Airysh berpikir bahwa Felix lebih brengsek dari Reece.
"Berarti kami tidak perlu memulainya lagi, ini tidak ada artinya sama sekali karena aku tahu kami pasti akan putus lagi, jadi apa gunanya?" Ucap Airysh menahan dirinya.
"tapi aku ingin kamu,"
Kalimat itu membuat Airysh tersenyum miring, sekarang ia tahu jika seorang Felix Wilson adalah pria yang sangat brengsek.
"Apa yang kamu bicarakan dengan pacar ku?" Tanya Reece yang tiba-tiba muncul, Airysh tidak tahu sejak kapan Reece ada disampingnya.
"Jangan menatap gadisku seperti itu," ujar Reece lagi sebelum Felix mengatakan apapun.
"Minggir lah, kamu menghalangi jalan kami," ujar Reece santai.
Reece langsung merangkul bahu Airysh untuk membawa gadis itu pergi bersama nya, sedangkan Felix merasa tidak terima atas perlakuan Reece langsung menarik kerah baju Reece dari belakang lalu memukulnya.
Reece yang hampir terjatuh menatap wajah Felix dengan tatapan yang sangat marah.
Tidak terkendali kan lagi, Reece langsung membalas pukulan Felix, hingga terjadilah baku hantam yang bertubi-tubi.
Airysh yang melihat mereka histeris, pasalnya Felix pernah berlatih taekwondo saat di bangku SMA, ia khawatir karena perkelahian yang tidak seimbang membuat Reece akan menjadi terluka parah.
"Hentikan!!" Teriak Airysh.
Namun mereka masih tidak memperhatikan nya, Reece dan Felix masih saling berkelahi.
Namun tampaknya tidak ada tanda-tanda kekalahan Reece, ia masih melawan Felix.
Hingga akhirnya teman-teman Reece datang dan memisahkan mereka berdua.
***
"Jika wajahmu seperti ini, aku tidak yakin kamu bisa pergi ke pemotretan hari ini," ujar Airysh yang berusaha mengobati luka di wajah Reece, ada luka memar di sudut bibirnya karena pukulan Felix tadi.
"Aku tidak pergi selama seminggu," kata Reece.
"Baiklah, tapi tetap saja kamu menjadi seperti ini,"
"Dia pernah mempelajari taekwondo dulu di sekolah, sangat ditakuti karena dia bisa memukulmu sampai mati," ujar Airysh membuat Reece tertawa.
"Dia masih tidak seberapa," ujar Reece sombong.
Lagipula Airysh juga hanya bercanda.
"Lebih baik daripada tidak bisa sama sekali," ungkap Airysh terdengar menyindir.
"Aku menguasai delapan jenis bela diri, taekwondo, kung Fu, karate, Judo, silat, Muay Thai, Kick Boxing, wrestling.."
"Aku tahu kamu tidak percaya itu, tapi aku menguasainya," ungkap Reece setelah menyebutkan macam-macam bela diri yang dikuasainya.
"Daripada harus mempercayainya aku lebih baik tidak perduli," ujar Airysh dingin.
Reece yang menatapnya tiba-tiba menjadi tersenyum.
"Tapi omong-omong kenapa kamu menjadi peduli padaku?" Ujar Reece Sambil pura-pura berpikir.
"Tidak, aku tidak pernah peduli denganmu, aku hanya melakukan ini karena kasihan melihatmu hampir tersungkur tadi," jawab Airysh sekenanya.
"Ah, shit" batin Reece.
"Tapi... Kenapa kamu..." Reece menggantungkan Kalimatnya.
"Apa?!"
Reece mendekat ke wajah Airysh hingga membuat gadis itu memundurkan kepalanya.
"Kamu terlihat memakai lipstik hari ini, tidak seperti biasanya," celetuk Reece yang membuat Airysh Sontak menjadi seperti kepiting rebus.
'sial Reece!! kenapa dia memperhatikan hal sedetail itu,' gerutu Airysh dalam hati.
Padahal Airysh hanya menggunakan lipstik yang tipis di bibirnya, tapi ternyata Reece sangat memperhatikan itu.
Selang beberapa detik Reece langsung tertawa terbahak-bahak.
"Agh.."
Reece sampai lupa jika bibirnya bahkan terluka namun melihat Airysh yang tampak salah tingkah di depannya benar-benar membuat nya ingin tertawa.
"Aku masih berpikir kamu tidak bisa melupakan kejadian semalam," ujar Reece lagi lalu tertawa.
Airysh yang semakin malu lalu pergi begitu saja meninggalkan Reece sendirian.
***
'aku tidak akan jatuh cinta dengan Reece,'
Gumam Airysh sambil berjalan keluar dari kelasnya, sejak tadi Airysh bahkan tidak bisa fokus dengan apa yang di sampaikan oleh dosen, ia masih teringat kejadian tadi malam yang membuatnya benar-benar membuatnya menjerit keras di kamarnya untuk melepas rasa malunya, ditambah hari ini Reece malah mengatakan sesuatu yang memalukan.
'lipstik sialan, mengapa aku harus memakai nya hari ini,' sesal Airysh dalam hati.
Padahal biasanya dia tidak pernah memakai nya, dan siapa yang menyangka jika Reece ternyata sangat memperhatikan hal itu.
"Kamu tidak berusaha menghindari nya!" Ujar Alex kepada Lily.
Lily terlihat hampir menangis, gadis itu hanya diam.
"Aku tahu sekarang kamu gadis seperti apa, tidak perduli orang lain mengatakan kalau kamu sangat cantik, jika kamu melakukan hal seperti itu, tidak akan ada yang bisa mencintaimu lagi," ujar Alex kasar.
Airysh mendengar mereka, ia tahu jika Alex adalah pacar yang begitu posesif, ini lah mengapa Airysh sangatlah takut ketika Reece mencium Lily hanya untuk mengancam nya saat tidak menurutinya waktu itu.
Lily begitu pendiam sampai ia tidak tahu harus mengatakan apa kepada Alex.
"Alex, hentikan!" Ujar Airysh menegahi.
Alex dan Lily yang terkejut atas kedatangan Airysh langsung menatapnya.
"Lily tidak salah sama sekali, Reece sedang mabuk dan dia tidak sadar dengan apa yang dia lakukan," ujar Airysh kepada Alex berharap ia mengerti.
Alex tampak tersenyum miring.
"Kamu pacarnya kan?"
"Apa kamu tidak merasakan apapun jika pacarmu telah mencium gadis lain?" Tanya Alex sarkastik.
"Aku merasa sangat marah dan kecewa, tapi aku berpikir bahwa apa yang dilakukannya adalah diluar kesadarannya, bagaimana aku bisa menghakiminya seperti itu jika itu adalah kesalahan yang tidak ia sengaja," ujar Airysh.
Alex menggeleng.
"Jika kamu punya akal kamu pasti akan marah ataupun melawannya saat itu terjadi, tapi dia tidak!, Dia sama sekali tidak melawan Reece!" Ujar Alex lagi.
Airysh menatap Lily yang sudah menangis, gadis pendiam seperti Lily pasti akan merasa sangat ketakutan.
"Aku pikir kamu pacar yang baik untuk Lily, tapi kamu sama sekali tidak tahu bagaimana sikap Lily selama ini,"
"Sekarang aku berpikir bahwa kamu tidak pernah memperdulikannya, kamu bahkan tidak tahu karakter Lily dengan baik meskipun sudah satu tahun kalian pacaran," ujar Airysh sambil menatap Lily yang berusaha mengusap air matanya.
"Sekarang pikirkan baik-baik, apa hanya karena hal kecil seperti ini kamu akan menyerah atas apa yang telah kalian lalui bersama selama ini?"
"Apa kalian akan putus hanya karena masalah kecil seperti ini?" Tanya Airysh.
Alex menatap Airysh kesal.
"Mengapa kamu harus tahu itu," jawab Alex.
"Ini bukan urusanmu," ujar Alex kesal.
Airysh berdecak.
"Aku tahu, ini bukan urusanku karena kamu disini, tapi aku dan Lily bersahabat, melihat dia disakiti oleh seorang pria yang egois seperti mu juga membuatku merasakan sakit,"
"Tapi jika kamu masih menganggap dirimu sebagai pria, kamu bisa selesaikan itu dengan Reece, dia yang membuat masalah ini, bukan Lily, dia hanya diam karena ia terkejut, tapi kamu membuat nya merasa bersalah dengan menyudutkan Lily," ujar Airysh.
Alex tampak marah, namun Airysh tidak takut menghadapi Alex, ia juga pernah menghadapi orang brengsek seperti Alex yaitu Felix. Mereka sama-sama hanya bisa menyakiti tanpa tahu apa yang sebenarnya terjadi.
"Lagipula, aku tahu kamu akan mendapatkan mobil dari Reece karena Reece juga telah melanggar kesepakatan," ujar Airysh mengingat bahwa Reece dan Alex melakukan perjanjian dalam permainan itu, jika Reece mengganggu atau menggoda gadis lain, maka Reece harus menyerahkan mobilnya kepada Alex.
"Kamu pasti akan senang karena itu," ucap Airysh sambil menatap Alex.
Airysh lalu menarik tangan Lily untuk membawanya pergi.
"Jika kalian harus putus kuharap kamu tidak menyesal telah putus dengannya, Alex sangat kasar, gadis secantik kamu sangat layak untuk mendapatkan pria yang lebih baik dari Alex," ujar Airysh yang berusaha menghibur Lily.
Airysh POV Aku terkejut ketika Reece tiba-tiba mentransfer uang yang sangat banyak kepadaku, aku bahkan sempat meneleponnya tadi karena sangat penasaran dengan apa yang ingin ia lakukan kepadaku menggunakan hal seperti itu. Tapi sampai sekarang Reece belum mengangkat teleponku. Hingga beberapa saat setelah itu Reece yang menelepon ku. "Yes, baby," ujar Reece dari seberang saat ia meneleponku. "Aku lupa membawa ponsel, jadi aku melewatkan panggilan mu," Lanjutnya. "Kenapa kamu mentransfer uang sebanyak ini kepadaku?" Tanyaku tidak sabaran. "Aku mentransfer mu karena aku mengatakan akan membayarmu waktu itu," jawab Reece ringan. Aku mendegus, padahal aku sudah memperingatkannya. Lagipula kalimat itu tidak cocok dengan ku, aku sama sekali bukan wanita bayaran. "Aku bilang itu tidak perlu," ujar ku kepada Reece. "Apa salahnya memberikan uang kepada pacar sendiri?, Aku bahkan belum pernah
Airysh terbangun dengan mata yang masih sembab, gadis itu sempat mengerjapkan matanya beberapa kali karena terasa sakit. Airysh menatap cermin dan mendapati matanya bengkak karena menangis semalaman, beberapa saat kemudian ponsel nya berbunyi, suara pesan masuk yang sangat banyak membuat Airysh harus meraih ponselnya di atas kasur. Banyak pesan yang masuk dari Camilla dan juga Reece. "Mengapa Reece mengirim pesan?, tidak biasanya," gumam Airysh. Camilla Kamu tidak mengangkat telepon ku. Apakah kamu baik-baik saja? Apakah ayahmu memarahi mu? Airysh kenapa tidak menjawab😭 Aku sangat khawatir. Dan 5 panggilan tidak terjawab dari Camilla. Airysh tersenyum, setidaknya ia harus bersyukur memiliki sahabat yang begitu menyayanginya, jika tidak ada sahabat nya, Airysh yakin tidak akan bisa hidup seperti ini. Ia pasti tidak akan punya teman. Airysh membalas pesan Camilla.
Suasana pesta ulang tahun di rumah Lily sangat ramai, banyak tamu undangan dari kalangan mahasiswa yang datang, gadis itu sangat populer sehingga tamu undangan yang datang pun sangat banyak. Mata Lily menatap satu persatu tamu undangan yang hadir, gadis itu tampak mencari-cari seseorang, ia juga berkali kali menatap jam dinding, kemudian mendegus putus asa ketika tidak mendapati seseorang yang ia harapkan. Camilla yang melihat keresahan Lily mendekat. Seperti tahu segalanya Camilla menepuk bahu Lily, " Alex pasti datang, kamu tidak perlu cemas, dia tidak mungkin Setega itu kepada mu," ujar Camilla mencoba menenangkan Lily. Lily mengangguk, " Tapi, kami sempat bertengkar kemarin," ujar Lily lalu menunduk. "Kalian sudah sering bertengkar, tapi itu bukan masalah besar, kalian baik-baik saja setelah itu, sudahlah percaya padaku," ujar Camilla lagi. Emilly, Jessica, Camilla yang tiba-tiba datangpun kemudian memeluk Lily, bagi m
13 tahun lalu... "Airysh!" Suara Hendri, Ayah Airysh terdengar keras, namun Airysh sama sekali tidak bisa menjawab panggilan Ayahnya. 'Ayah aku disini...' batinnya lemah. Airysh begitu lemas, tubuhnya tidak mampu bergerak lagi, ia merasa pasrah. Sesak dan dingin... Air danau dimalam hari, membuatnya tenggelam. Gadis kecil berusia sepuluh tahun itu tidak bisa melakukan apapun setelah ia mencoba berkali-kali melambaikan tangan. Namun di detik-detik selanjutnya, saat Airysh merasa sudah tahan lagi, ia melihat seseorang melompat kedalam air. Seorang anak laki-laki remaja berenang ke arahnya lalu menarik Airysh. Anak laki-laki yang berusia sekitar lima belas tahun tersebut memeluk tubuh gadis kecil yang sudah memejamkan matanya. Ia membawa Airysh naik dengan cepat. "Hey, bangun..." Anak laki-laki itu berusaha memanggil nya. Namun Airysh sudah tidak bisa memb
"Hasil jepretan yang sempurna, pose menatap sang dewa matahari, dengan menyipitkan matanya yang besar." Emilly tertawa sambil menyodorkan kamera digitalnya kepada Jessica dan Camilla. Airysh tampak bingung dengan teman-temannya pagi ini, terlebih Camilla terlihat senyum-senyum sejak bertemu dengannya. "Ada apa ?" Tanya Airysh tidak mengerti. Airysh lalu berjalan mendekati mereka, "kenapa kalian memotret ku," ujar Airysh yang melihat hasil jepretan Emilly yang baginya terlihat sangat buruk. "Selamat untuk hari ini, atau tadi malam," ujar Emilly seperti mengingat ingat namun terlihat tersenyum nakal kepadanya. "Selamat untuk apa?" Tanya Airysh bingung. Jessica dan Emilly malah menahan senyumnya, sedangkan Camilla tidak memberitahunya sama sekali. "Dimana ponselmu sekarang?" Tanya Camilla tanpa menjawab pertanyaan Airysh terlebih dahulu. "Aku tidak tahu, mungkin terjatuh di kolam renang Lily atau hilang," "It
Airysh menatap retakan di ponselnya, kemarahannya semakin menjadi-jadi ketika ia ingat Reece yang membawanya, ia berpikir Reece telah melampiaskan kekesalannya pada ponselnya. "sial, sial, sial!" umpat Airysh pelan. Entah bagaimana ia menjadi sangat bodoh dalam beberapa bulan terakhir ini, pertama Airysh berpikir dengan menjadi pacar Reece selama setahun akan mengalihkan perasaannya dari Felix, kedua ia menuruti semua yang di katakan Reece bahkan ia juga terlibat dalam keluarga Reece yang sangat rumit, lalu yang terakhir Reece benar-benar mengacaukan hati sahabatnya. lalu ditambah lagi sekarang, ponselnya retak dan terlihat berantakan. "Mengapa Reece juga menghancurkan mu?" tanya Airysh kesal pada ponselnya. Airysh menatap jam tangannya kemudian ia teringat sesuatu. Airysh ingat hari ini adalah pertemuan pertamanya dengan seorang pria. Pria yang selalu bicara dengannya setiap hari karena kode undian toko buku lov
Setelah 2 jam berlalu, Airysh menjadi sangat gelisah, tidak ada siapapun di hadapannya membuat Airysh merasa tidak nyaman.Tapi entah mengapa melihat Reece yang terlihat menikmati acara ini membuat Airysh kesal, ia mungkin merasa iri dengan Reece, terlebih ketika melihat Reece banyak bicara dengan gadis di hadapannya.jangan bilang aku cemburu.Airysh tersenyum getir sambil menepiskan batinnya, mana mungkin dia merasa cemburu sedangkan ia sangat kesal dengan Reece.Airysh bahkan sangat yakin jika ia tidak memiliki rasa ketertarikan dengan Reece, apalagi jatuh cinta, itu sungguh tidak mungkin.Namun Airysh sangat penasaran untuk saat ini, Reece sama sekali tidak melihatnya, Airysh tidak tahu apakah Reece pura-pura tidak melihatnya atau ia benar-benar tidak melihatnya sekarang.Tapi dari pada memikirkan pria itu lagi, Airysh lebih baik menelepon Camilla untuk menjemputnya Sekarang, lagipula tidak ada yang ia harapkan lagi, acaranya mungkin akan seg
Reece merasakan jantungnya berdegup dengan kencang, ini perasaan paling langka yang pernah ia alami.Selain ia tidak benar-benar memiliki seseorang untuk dicintai, ia juga tidak pernah memiliki perasaan khusus kepada gadis manapun.Tapi apa yang ia rasakan sekarang?Reece bahkan bingung kenapa ia merasa sangat senang dan bersemangat pagi ini, di tambah perasaan bergejolak akibat perbuatannya semalam membuatnya nyaris tidak tidur hanya karena menggendong Airysh di pelukannya."Apa ini hanya karena Airysh?" pikirnya sendiri.Reece tidak benar-benar merasa seperti itu karena Airysh dan dirinya tidak memiliki hubungan yang jelas, mereka bahkan terlihat sangat kaku satu sama lain."Lagipula mengapa aku harus memikirkan gadis kaku dan aneh seperti dirinya,""Dia tidak terlihat seperti tipe ku sama sekali," Gumam Reece pelan sambil menikmati kejadian semalam lalu tersenyum sendiri."Sial! ada apa denganku!" umpat nya pada diriny
"Semua ini?" Airysh mengerjap tidak percaya ketika Reece membukakan sebuah lemari lalu menunjukkan banyaknya pakaian wanita disana."Ya, kau harus memakainya," ucap Reece sambil mengambil satu mantel dari dalamnya."Tapi ini yang paling penting, kupastikan kamu tidak akan kedinginan lagi," ujar Reece kemudian.Airysh menatap Reece yang menyodorkan mantel tebal kepadanya."Jangan bilang banyak gadis yang tidur bersamamu dan kamu membeli pakaian ini untuk mereka yang menginap," tuduh Airysh yang tak yakin jika Reece membelikan semua itu untuknya.Reece menaikkan alisnya, mendengar Airysh mengatakan itu membuatnya naik darah."Hei... nona merylia, apa kau pikir aku murahan?""Apa kamu berpikir aku terbiasa tidur dengan para gadis??" tanya Reece dengan nada tinggi meskipun ekspresinya tidak ada kemarahan sedikitpun."Em, bukan itu maksutku," Airysh jadi merasa bersalah dan canggung, ia sungguh tidak berniat untuk menuduh Reece dengan jahatnya."Tuan A
Mata gadis itu terpejam, suhu tubuhnya sangat panas saat Reece menyentuh dahi gadis itu dan bibirnya bahkan terlihat membiru.Reece menatap gadis itu cemas, ia mengompres dahi gadis itu dan menyelimutinya dengan selimut tebal, penghangat ruangan juga telah bekerja dengan baik sehingga Reece berharap Airysh akan cepat tersadar."Seharusnya aku datang lebih cepat," Ucap reece menyalahkan dirinya sendiri.Reece tahu Airysh tidak bisa berlama-lama diluar saat musim dingin, Reece tahu jika Airysh tidak pernah bisa meminum es, ia tahu Airysh tidak bisa berenang dan trauma dengan segala sesuatu yang dingin, Reece tahu semua itu tanpa Airysh memberitahunya lebih dulu.Diam-diam ia juga mengikuti Airysh, mengamati gadis itu dari jauh, melihat cara gadis itu tersenyum dan tertawa.Tapi Reece tidak pernah melihat gadis itu menangis dihadapannya kecuali saat membela Lily.Airysh selalu ingin melindungi orang-orang yang dekat dengannya.Reece mengatupkan rahangnya, ia
Gadis dengan setelan mantel tebal itu dengan langkah tergesa memasuki sebuah rumah yang tengah ramai dengan suara anak-anak, baru saja ia membuka pintu suara riuh dengan sapaan dan kebahagiaan terucap dari mereka.Gadis itu sedikit membungkukkan tubuhnya untuk ikut menyapa mereka, dan juga sedikit senyuman yang membuat anak-anak itu melihat kebahagiaan nya."Apakah kau akan membacakan cerita untuk kami hari ini?" tanya salah satu dari mereka.gadis yang tak lain adalah Airysh itu tampak menggeleng pelan, ia menunjukkan ekspresi menyesalnya."Anak-anak maaf ya, kali ini ada yang harus aku selesaikan, em tapi, aku janji hari Minggu saat aku kesini, aku akan membawa kue cokelat dan buku cerita," ujar Airysh menyesal.Anak-anak tampak mengangguk, meskipun terlihat kecewa namun anak-anak itu tampak kembali semangat ketika Airysh mengatakan akan membawa kue dan buku cerita.Airysh tersenyum, lalu meneruskan langkah ke dalam untuk mencari seseorang.Gadis itu me
Tiga belas tahun lalu...Ruangan dengan bau obat-obatan itu langsung tercium ketika seorang gadis kecil baru saja membuka matanya, Ia terlihat bingung sambil mengedarkan pandangannya ke segala macam penjuru yang bisa di jangkau oleh penglihatannya.Perlahan ia ingin bangkit dari tempat ia berbaring, namun seorang lelaki dengan cepat menghampirinya, wajahnya terlihat panik."Airysh kau sudah sadar," Kalimat itu yang pertama kali di ucapkan oleh lelaki itu.gadis kecil itu tidak menjawab, namun orang-orang dengan seragam putih dengan langkah cepat menghampiri nya sebelum ia mampu mengucapkan sebuah kalimat.Mereka memeriksa keadaannya, lalu berjalan menuju lelaki yang tak lain adalah ayah gadis itu, yang saat ini juga terdapat satu perempuan disampingnya."Syukurlah Airysh Sudah sadar, namun ia mengalami amnesia, ini sedikit lebih parah namun ingatannya bisa kembali meskipun membutuhkan banyak waktu," seseorang dengan pakaian putih itu dengan samar-samar mengat
"Jika kamu menghalangi rencanaku, maka aku tidak segan-segan untuk menghabisi nyawamu," Seorang perempuan cantik berusia tiga puluhan itu menempelkan sebuah pisau di leher seorang wanita tua yang tampak pucat pasi.Ucapan yang terdengar seperti ancaman itu mempu membuat seorang wanita tua tidak berkutik sedikit pun.Tanpa mereka sadari seorang gadis kecil berusia sembilan tahun mendengar apa yang di ucapkan oleh wanita itu.Mata bulatnya menatap seorang wanita yang masih meletakkan pisau di leher wanita tua itu."Aunty, mengapa kau meletakkan pisau dileher bibi?" ***Airysh terbangun, tiba-tiba ia merasa pusing, apa yang baru saja ia alami adalah mimpi, ia bahkan tidak melihat mimpinya dengan jelas.Gadis itu perlahan bangkit dari tempat tidurnya, lalu mengambil segelas air putih yang tersedia di dalam kamarnya.Ia bahkan tidak mengerti mengapa kepalanya tiba-tiba terasa pusing.sambil memijit pelan kepalanya, Airysh kembali memikirkan mimpinya y
Satu tahun lalu.."lihat!! ini sangat romantis," teriak Emilly heboh ketika mendapati salah satu lukisan yang terpajang disana.Airysh menoleh, menatap Emilly yang kemudian mengambil ponselnya untuk memotret karya lukisan tersebut."Ini tidak boleh di foto," peringat Camilla yang juga ada disana."Apa? dimana peraturannya?" gerutu Emilly yang pada akhirnya kembali meletakkan ponsel kedalam tasnya.Airysh mendekati lukisan tersebut, matanya menyapu seluruh detail yang ada didalamnya."Wahh, ini sangat menakjubkan," pujinya kemudian."Sayang sekali aku tidak bisa mengambil foto, tapi aku akan ambil diam-diam," ujar Emilly dengan sangat percaya diri.Camilla mendesis, "Kau akan mendapatkan Masalah," peringatnya lagi.Emilly mendegus kesal, "Oke tidak jadi," ucapnya putus asa.Airysh masih mengagumi lukisan tersebut, "Ini lebih cocok dinamai Romeo dan Juliet," ucap Airysh asal-asalan memberi nama lukisan tersebut."Tapi mereka tidak melak
Aroma lembut coffe latte menyapa nya, Airysh sudah tentu tidak asing dengan aroma ini ketika seorang pelayan cafe meletakkan dua cangkir coffe latte.Aroma yang membangkitkan suasana yang manis dan elegan.Reece dengan mata birunya yang indah menatap nya tanpa henti, seperti hanya gadis itu yang menariknya bagaikan Medan magnet hingga ia bahkan kesulitan untuk mengalihkan pandangannya."Kenapa kau suka kopi?" Pertanyaan itu muncul begitu saja ketika pelayan itu sudah pergi.Airysh yang baru saja tampak menenangkan hatinya berdehem dengan pelan."Aku suka rasanya yang menurutku tidak monoton. ada rasa manis, gurih dan ada sedikit rasa pahit," jawab Airysh yang langsung terdengar akrab ditelinga nya, ia pernah mendengar Airysh mengatakan itu kepada temannya."Kau seperti ingin mengatakan tentang filosofinya," Ujar Reece kembali memancingnya bicara lebih banyak lagi.Airysh tersenyum tipis, gadis itu menatap kopi di cangkirnya, coffe lat
Semakin malam keadaan menjadi semakin ramai, bahkan beberapa game juga dimainkan, sorakan dan teriakan juga terdengar memenuhi ruangan, Airysh merasa sangat tidak nyaman dengan suasana seperti ini, aroma alkohol juga membuatnya menjadi pusing dan mual.Airysh tahu jika tempat seperti ini tidak cocok dengannya, ini benar-benar salahnya telah mau pergi ke tempat seperti ini.Airysh ingin pulang, namun ia harus bilang kepada Emilly yang telah membawanya kemari, ia akan pulang sendiri.Namun gadis itu masih terlihat sibuk dengan beberapa orang disana."Kau ingin pulang?" Tanya Reece yang tiba-tiba kembali entah darimana.Airysh mengangguk sambil mengambil tasnya dari atas meja."Aku akan pulang denganmu," Ujar Reece lalu menyeimbangi langkah Airysh yang akan menghampiri Emilly."Hey, kami akan pulang!" teriak Reece pada Emilly dan gerombolannya disana.Airysh langsung menoleh mendengar kalimat itu dari Reece.Emilly yang men
Ini bukan pertama kalinya, Airysh juga sudah beberapa kali pergi ke tempat ini, ya, ia akhirnya datang ke pesta minum ini, acara yang sebenarnya di khususkan untuk mahasiswa baru yang bergabung dalam organisasi ini, hampir semuanya adalah anak populer di kampus, dan sisanya adalah anak aktifis kampus.Sulit bagi Airysh untuk menyesuaikan diri dengan mereka, ia hanya duduk di samping Emilly yang sering berlalu lalang mencari beberapa anggota mereka, sedangkan Airysh hanya duduk diam sambil mengamati keadaan sekitarnya.Airysh bahkan tidak tahu kenapa ia dengan mudahnya mau di ajak oleh Emilly,'ini sungguh bukan tentang Reece' tepis Airysh dalam hatinya.Lily yang cantik tampak memasuki bar, gadis itu dengan pakaian tebalnya yang berwarna cokelat terlihat sangat cantik, dan bukan pemandangan yang asing lagi jika semua pasang mata memandang kearahnya, tak terkecuali Airysh.Gadis itu sedikit tersenyum lalu menghampiri Airysh setelah gadis