Share

6. Gagal Ekskul

Penulis: Dijeonie
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Semoga suka:)

Dengan langkah terburu-buru Ailee berjalan menyusuri lorong setiap kelas menuju sebuah ruangan serba guna untuk menemui anggota cheers lainnya. Ini adalah kumpulan pertamanya dan Ailee sangat bersemangat untuk hal itu. Pasalnya menjadi anggota cheers adalah keinginannya sejak lama, dan ia bisa lebih sering bertemu dengan para pemain basket, terlebih kapten basketnya saat mereka memiliki jadwal latihan bersama.

Yaps, sejak pertama kali masuk SMA ini, Ailee sudah di buat jatuh hati oleh pesona dari seorang kapten basket yang satu tahun di atasnya, Kakak kelasnya.

Dengan nafas yang masih terengah-engah, Ailee berdiri di hadapan beberapa siswi lainnya.

"Hai..." Sapanya seraya mengatur nafas.

"Emh, Lee..." Ucap salah satu siswi yang bernama Dhira, ia merupakan ketua cheers di sana.

Dhira berjalan menghampiri Ailee yang masih berdiri dengan tersenyum kaku.

"I-iya Kak?"

"Kayaknya lo gak bisa gabung tim kita deh," ucap Dhira yang hampir saja membuat mata Ailee melompat dari tempatnya.

Ailee melirik yang lainnya dengan tatapan bingung. "Tapi kenapa?"

"Karena gue, bahkan hampir satu sekolah udah tahu kalau lo pacaran sama murid Phiresa."

Ailee terdiam, lalu menggelengkan kepalanya. "Gu-gue gak pacaran, gue bahkan baru kenal dia seminggu ini..." Jawab Ailee.

"Terus apa hubungannya sama gue yang gak bisa masuk tim Cheers sekolah, Kak?" Tambah Ailee bertanya.

Ceklek.

Seorang siswa memasuki ruangan dengan lengan yang dimasukan ke dalam saku seragam.

"Kak Milan..." Lirih Ailee melihat pria yang di sukainya masuk ke dalam ruangan.

Wajah tampan, hidung mancung, kulit putih dan postur tubuh yang tegap nan tinggi membuat Ailee terpaku. Sampai Milan menjetikan lengannya dan membuyarkan lamunan Ailee.

"Jadi lo yang punya hubungan sama sekolah itu?" Tanya Milan dengan ekspresi dinginnya.

Ailee langsung menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.

"Lo tahu kan, kalau Phiresa sama sekolah kita itu selalu bersaing?" Ailee mengangguk.

"Dan lo mau jadiin mereka keluarga dengan cara pacaran sama salah satu muridnya? Leon?"

Ailee menatap Milan dengan kening berkerut. "Kenapa Kak Milan bisa tahu nama Zuco dan kenapa mereka tahu kalau gue pacarnya Zuco?" Pikir Ailee.

"Kenapa diem?" Tanya Milan.

"Emh, persaingan itu cuma ada pas perlombaan aja kan? Jadi harusnya ini gak bisa memengaruhi gue yang mau ikut ekskul ini kan?" Ucap Ailee.

Milan melipat lengannya di depan dada dan mengangguk-anggukan kepalanya. "Bentar lagi pertandingan basket antar sekolah akan dimulai, Phiresa pasti akan ikut andil."

"Lalu?"

"Kita gak mau ambil resiko kalau dalam suatu keadaan lo ngasih bocoran tentang teknik dan konsep basket sekolah kita." Ujar Dhira.

Ailee menatapnya tak percaya dengan mulut yang terbuka. "Apa? Jadi, jadi kalian pikir gue mata-mata? Kalian pikir gue bakalan ngasih bocoran dan ngancurin sekolah gue sendiri?"

Semua hanya diam dan mengangkat bahu.

"Ya tuhan... Gue gak akan pernah lakuin itu. Kepikiran pun gak ada..." Ucap Ailee yang tak habis pikir dengan apa yang para seniornya katakan.

Milan memegang kedua bahu Ailee dan menatap Ailee dengan intens. Tubuh Ailee seketika menegang, jantungnya berdetak tak karuan.

"Gantengnya..." Pikirnya.

"Dhira bener."

Ailee kembali tersadar. "Gue janji, gue gak bakalan bocorin apa--"

"Berarti bener lo pacaran sama Leon-Leon itu? Secara akhir-akhir ini dia sering antar jemput lo." Ucap Dhira. Dan Milan hanya diam menatapnya.

Damn.

Ailee langsung terdiam. Ia tidak bisa mengatakan tidak lagi. Walaupun terpaksa, tapi menurut penglihatan mereka, dirinya dan Zuco terlihat sebagai pasangan.

"Sorry Lee, lain kali aja ya gabungnya." Ujar Dhira.

Ailee langsung memegang kedua lengan Dhira. "Gue mohon Kak, boleh yah... Lagian buat apa gue bocorin ke Z--"

"Ailee denger," potong Milan. "Leon itu bukan murid biasa, dia Kapten Basket di Phiresa. Dia, bahkan orang tuanya sangat berpengaruh di sekolah itu. Gue rasa setiap sekolah tahu siapa Leon." Tambahnya.

Ailee terdiam. Ia merasa heran, bahkan orang lain lebih mengenal Zuco.

"Semua? Tahu siapa Leon? Hah? Dia--ya tuhan... Gue bahkan tahu namanya karena nolongin dia." Bingung Ailee sekaligus terkejut, ternyata Zuco cukup disegani dan terbilang ujung tombak dari Phiresa.

Dhira membuyarkan lamunan Ailee dengan menepuk bahu kanannya. "Lo bisa pulang,"

"Kak, gue mo--"

"Sorry Lee..." Potong Dhira seraya menunjuk pintu keluar.

Ailee menunduk kecewa atas sikap dan pandangan mereka yang selalu menyangkut pautkan pribadi dengan pekerjaan. Andai mereka bisa profesional, Ailee pasti sudah bergabung bersama tim cheers itu. Tapi sepertinya permusuhan ekskul antar sekolah ini lebih berat dari yang Ailee bayangkan. Atau mereka saja yang terlalu ketakutan dan berambisi.

Ailee menghela nafas pasrah dan hendak berlalu. Namun pergelangan tangannya berada dalam genggaman seseorang, Milan.

"Nomor handphone lo berapa?"

Ailee terpaku, namun kupu-kupu dalam perutnya seakan terbang menuju tak terbatas.

"Buat apa minta nomor pengkhianat?" Ujar salah satu siswa yang duduk bersama yang lainnya.

Sedih? Tentu saja. Ailee hanya diam tak menanggapi.

"Kamu diam. Berapa?" Ulang Milan bertanya.

"Ah iya, 12 Kak."

Milan terkekeh pelan yang berhasil membuat Ailee semakin hanyut dalam senyuman indahnya dan melupakan kalimat pengkhianat yang sempat ia dengar.

"Bukan jumlahnya, sebutin nomornya..."

Ailee menggigit bibir bawahnya dan merutuki kebodohannya. "Ah iya Kak, maaf..." Ucapnya dan ia pun menyebutkan satu persatu nomor ponselnya.

Drrt... Drrt...

Milan menghubungi nomornya. "Save ya."

Ailee mengangguk pelan dan langsung berlari keluar dengan ekspresi sedih dan kecewa, tujuan utamanya tidak terlaksana. Ia sangat ingin bergabung dengan tim cheers sekolahnya, ia selalu suka melihat aksi yang dilakukan tim cheers di TV dan dimanapun, akan sangat keren jika ia bisa melakukan. Begitulah isi pikirannya.

Ailee pun berdiri di tepi jalan untuk menunggu angkutan umum. Namun tiba-tiba saja sebuah mobil berhenti di hadapannya. Ia hanya memutar bola mata sebal, ia mengenal mobil itu dan juga seseorang yang turun dari dalamnya.

"Hai..." Sapa Zuco seraya memegang pinggang ramping Ailee untuk memeluknya, namun Ailee malah memundurkan tubuhnya.

Zuco mengernyit heran. "Hey, kamu kenapa?"

Ailee hanya diam dan kembali menunggu kendaraan umum untuk mengantarnya pulang.

"Kamu nunggu apa? Ayo masuk," ujar Zuco yang sudah membukakan pintu untuk gadisnya itu.

"Gak usah." Tolak Ailee ketus.

"Kamu sakit?" Tanya Zuco seraya merangkul bahu Ailee.

Ailee mendorong tubuh Zuco agar menjauh dari dirinya

"Kamu kenapa sih?" Heran Zuco.

Ailee pun mengangguk pasti dan menatap Zuco. "Jauhin aku."

Dahi Zuco berkerut heran. Ia kembali mencoba untuk meraih lengan Ailee namun gadis itu menjauhkannya.

"Gara-gara kamu, aku di tolak buat gabung tim Cheers sekolah aku." Tekan Ailee.

Zuco menatapnya heran. Dan Ailee hanya berdoa agar Zuco mau menjauhinya, bukan karena Milan yang meminta nomornya, hanya saja ia tidak memiliki perasaan apapun untuk Zuco.

"Aku? Aku ngapain? Aku gak minta orang-orang di sekolah kamu buat lakuin itu." Heran Zuco.

Entah sejak kapan mata Ailee berkaca-kaca, kemudian Ailee menunjuk logo Phiresa pada seragam Zuco.

"Mereka nyangka aku mata-mata buat kamu." Ucapnya. "Mereka bilang aku pengkhianat."

"Hah?" Ucap Zuco tak percaya.

"Mereka takut aku ngasih bocoran tentang trik, konsep dan aissh... Aku bahkan gak ngerti tentang basket..." Bingung Ailee seraya mengusap air matanya dengan kasar.

Zuco memegang kedua bahu Ailee. "Siapa orangnya?"

"Sayang kasih tahu aku, siapa? Biar aku kasih dia pela--" Zuco hendak masuk ke dalam dan mencari siapa orangnya, namun Ailee langsung menahan lengannya.

"Mau ngapain sih? Heuh? Mau memperjelas pikiran negatif mereka? Heuh!?" Kata Ailee dengan mata yang sudah memerah.

"Kamu jauhin aku, itu udah cukup."

Zuco menggelengkan kepalanya. "Ini gak adil buat aku. Mereka terlalu takut."

"Sebelum kamu jadi pacar aku, kita udah tanding di beberapa pertandingan dan sekolah ini kalah. Lalu sekarang? Kenapa mereka nyalahin hubungan kita? Skill mereka aja yang jelek." Heran Zuco.

Ailee masih merasa sakit hati atas penolakan dari seniornya dengan alasan yang tidak adil. Ia hanya bisa menangis untuk saat ini.

"Kalau kamu masih nangis kayak gini, kita masuk ke dalam dan bawa aku ketemu mereka." Ucap Zuco.

"Gak usah, hiksss... Nanti mereka makin gak suka sama aku." Ucap Ailee.

Zuco mengusap air mata Ailee dengan lembut. "Ya udah, jangan nangis... Lagian baguslah gak ikut cheers, bahaya."

"Hah?"

Zuco langsung membawa Ailee ke dalam pelukannya. "Jangan nangis... Gak enak juga jadi anggota cheers kayak gitu, cape, bahaya juga. Aku gak mau kamu kenapa-napa."

"Aku sayang kamu..."

"Heem." Sahut Ailee.

"Heem apa?"

"Iya... Iya... Sayang kamu juga." Zuco tersenyum mendengar kalimat itu.

Ia pun meminta Ailee untuk masuk ke dalam mobilnya.

"Aku anter pulang. Jangan pernah minta aku buat jauhin kamu. Aku gak suka. Kalau ada yang bikin kamu gak nyaman, di sekolah atau manapun, kasih tahu aku. Okay?"

Ailee tidak menjawabnya, ia hanya duduk dan langsung memasang sabuk pengamannya seraya menunggu Zuco duduk di depan kemudi.

Zuco mengusap kepala Ailee dengan lembut. "Jangan nangis lagi," ucapnya seraya mengecup bibir Ailee sekilas.

Deg.

Untuk kedua kalinya Zuco mencium bibirnya dan sengatannya masih terasa sama untuk Ailee. Mengejutkan. Setelah itu, Zuco masuk ke dalam mobil dan mulai melajukan mobilnya.

"Aku akan cari tahu, siapapun orangnya." Ucap Zuco dalam hati.

Selama di perjalanan menuju rumah, Ailee hanya menatap jalanan, mengabaikan apa yang Zuco katakan. Dan Zuco tidak suka hal itu.

"Aku gak suka dicuekin." Ucap Zuco, Ailee meliriknya sekilas dan kembali sibuk dengan pikirannya.

Zuco memutar bola mata sebal dan menghentikan laju mobilnya, membuat Ailee menatapnya malas.

"Ada apa?" Tanyanya malas.

"Aku gak suka kamu cuekin aku kayak gini."

Ailee mengangguk pelan, dia benar-benar lelah di hari ini. "Terus harus apa? Kamu cerita tentang si A, si B sedangkan aku gak tahu mereka yang mana, kayak gimana? Aish... Aku cape Zuco. Bisa biarin aku duduk diem doang gak?" Ujarnya yang terdengar benar-benar lelah, sangat lelah.

"Ini apa?" Tanya Zuco seraya meraih sebuah amplop putih yang terjstuh dari saku rok yang Ailee kenakan.

Ailee meliriknya dan matanya membulat dengan sempurna. Kemudian ia langsung mengambil alih amplop tersebut dan memasukannya ke dalam tas.

"Itu apa?" Tanya Zuco lagi.

Ailee menggelengkan kepalanya. "Bukan apa-apa, ayo jalan lagi aja..."

Zuco menyandarkan tubuhnya. "Aku gak akan jalan sebelum kamu kasih tahu aku, itu apa. Jadi, itu apa?"

"Kalau gak mau nganterin pulang ya gak pa-pa." Ucap Ailee seraya membuka pintu mobil. Namun nihil, pintunya tidak bisa dibuka karena Zuco telah menguncinya.

Ailee mendengus kesal dan menyandarkan tubuhnya dengan pasrah. "Itu surat dari Tata Usaha,"

Zuco menegakan tubuhnya dan menatap Ailee cukup serius.

"Udah kan? Ayo jalan, aku cape."

"Boleh aku tahu isinya tentang apa?" Tanya Zuco ragu.

Ailee menatapnya dan menggelengkan kepalanya perlahan dengan tersenyum tipis. "Enggak, lagian ini bukan masalah besar."

"Jadi isi suratnya masalah? Kasih tahu aku, siapa tahu aku bisa bantu." Ucap Zuco.

Ailee memejamkan matanya sejenak, "kenapa aku harus ngomong gitu..." Sesalnya dalam hati.

Zuco meraih lengan kanan Ailee dan menatapnya untuk meyakinkan. "Kasih tahu aku, aku akan berusaha buat bant--"

"Gak perlu. Kamu urusin aja urusan kamu. Buka pintunya, aku bisa pulang sendiri." Potong Ailee.

"No, i'll never let you go or take you home until you tell me what is happen." Ujar Zuco.

Ailee mendengus kesal dan, "ini surat pembayaran SPP,"

"Selama berapa bulan?" Tanya Zuco. Ailee menatap Zuco penuh selidik, dari pertanyaannya, Ailee bisa menebak bahwa Zuco memiliki niatan untuk membantunya, tapi tidak. Itu tidak boleh terjadi.

"Besok aku akan bayar, kok." Jawab Ailee.

"Boleh aku bantu?" Tanya Zuco ragu. Ia takut jika Ailee akan tersinggung dengan kalimatnya.

"Maksud kamu?"

Zuco memegang kedua bahu Ailee. "Kamu jangan tersinggung, aku cuma mau bantu kamu. Kalau kamu--ah iya, kamu boleh ganti uangnya nanti, supaya kamu gak--"

"Aku kan udah bilang, besok aku akan bayar uang SPPnya. Terima kasih tawarannya." Potong Ailee.

"Yaang, aku minta maaf tapi-- i just want to help you..." Ucapnya tulus, Ailee bisa melihat sorot mata itu.

Ailee menggelengkan kepalanya untuk kesekian kali. "Gak perlu,"

"Kamu punya uang dari mana?" Tanya Zuco.

"Uang jajan, aku tabung sebagian. Kamu udah tahu keadaan aku, kamu masih mau bareng aku?"

Zuco tersenyum bangga dan mengangguk pasti. "Selama masih ada cinta, semuanya gak berarti buat aku."

Ailee terdiam bersamaan dengan Zuco yang memeluknya cukup erat. Apa Zuco benar-benar mencintainya, jangan cinta, itu terlalu jauh. Apa Zuco benar-benar menyukainya? Ck. Ailee beruntung, tapi di sisi lain ia juga merasa tidak pantas bersanding dengan putra seorang pengusaha seperti Zuco.

"Kalau kamu butuh sesuatu, kasih tahu aku. Okay?" Ucap Zuco seraya melepaskan pelukannya.

Ailee hanya tersenyum tipis menanggapinya. Dan Zuco pun kembali menjalankan mobilnya untuk mengantarkan Ailee pulang.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Kikiw
konyol ni pangeran, baru kenal dah cinta ae ahahhaa
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Zuco's Obsession (Indonesia)Ā Ā Ā 7. Bertemu Ayah Zuco

    Semoga suka...Ailee terdiam, ia menatap dengan takjub setiap sudut rumah kekasihnya yang sangat mewah itu. Ya, beberapa saat setelah berbincang di perjalanan, Zuco meminta Ailee untuk ikut ke rumahnya terlebih dahulu dan dengan sedikit paksaan, Zuco berhasil membujuk Ailee untuk berkunjung ke kediamannya."Kamu duduk dulu aja, aku cari Papah aku dulu." Ucap Zuco dengan tersenyum.Ailee mengangguk paham seraya mendudukkan tubuhnya di salah satu sofa yang sangat empuk."Selamat siang Non, mau Bibi buatkan minuman apa?"Ailee sedikit terperanjat ketika seorang wanita paruh baya dengan tiba-tiba menanyai dirinya."Ah iya ap--apa saja," jawab Ailee dengan gugup, lalu seorang pria dengan stelan rapih khas kantoran berjalan menuruni anak tangga.Pria itu tersenyum ke arahnya. Ailee pun berdiri dan menyalami pria paruh baya itu dengan sopan saat

  • Zuco's Obsession (Indonesia)Ā Ā Ā 8. Bully

    Maaf baru bisa up! Semoga sukaaa!Jam sudah menunjukan pukul satu siang, setengah jam lagi pelajaran terakhir selesai dan semua siswa akan membubarkan diri dari sekolah, kecuali yang memiliki jadwal ekskul dan lainnya.Ailee terdiam memegangi ponselnya saat ia mendapatkan pesan kedua yang di kirimkan oleh Milan, Kakak kelas sekaligus orang yang disukainya."Lo kenapa?" Tanya Naima.Ailee memperlihatkan pesan yang di kirimkan oleh Milan kepada teman sebangkunya itu."Wow, gila sih! Gue gak nyangka Kak Milan bisa kirim pesan kayak gitu." Ucap Naima tak percaya."Angga udah tahu?" Ailee mengangguk sebagai jawaban."Gue udah share chat ini ke dia, dia juga kaget." Ucap Ailee dan mereka pun kembali fokus mencatat materi yang guru mereka berikan.Ailee kembali terdiam.From: 082**********

  • Zuco's Obsession (Indonesia)Ā Ā Ā 9. Jealous Over Milan

    Semoga suka...Zuco membawa Ailee ke dalam kamarnya dan mulai mengobati luka yang dengan beraninya mengotori tubuh gadis kesayangannya ini. Dengan sangat hati-hati Zuco mengobati luka lebam yang berada di bawah dagu Ailee, saking pelannya sampai Ailee merasa tidak sedang diobati. Ailee terdiam menatap Zuco yang belum mengeluarkan sepatah katapun sejak mereka sampai dikediamannya. Raut wajah khawatir terlihat jelas di wajah tampannya, tangan kanan Ailee terangkat untuk mengusap wajah Zuco dengan lembut. Perlahan raut wajah tegang itu menjadi rileks.Zuco menghembuskan nafas kasar, "kasih tahu aku orang yang udah ngasih kamu bekas kuku ini." Ucapnya.Ailee meraih kapas dan obat merah yang berada di atas meja. "Aku gak pa-pa, nanti juga sembuh,"Ailee melepas jaket milik Zuco dari pinggangnya, kemudian ia usapkan kapas tersebut pada luka yang tak sengaja terkena gunting saat dirinya berusaha

  • Zuco's Obsession (Indonesia)Ā Ā Ā 10. Pindah Sekolah

    Semoga sukaaa...Suasana riuh dari siswa dan siswi yang baru saja memasuki lingkungan sekolah tiba-tiba saja berubah ketika sebuah mobil mewah masuk ke dalam pekarangan menuju tempat parkir sekolah tersebut. Tak sedikit yang memperlambat langkahnya, bahkan berhenti hanya untuk melihat siapa yang mengendarai mobil tersebut.Satu kaki saja sudah membuat para gadis berbisik dan membulatkan matanya."Wo! Wo! Wo! Guys, sepatunya branded woe..." Bisik salah satu siswi pada siswi yang lainnya.Dan,Boom!Beberapa siswi langsung menutup mulut tak percaya."Itu yang suka jemput Ailee kan? Gilaaa, ganteng banget...""Apa dia pindah sekolah ke sini?" Sahut yang lainnya.Sedangkan dari lorong kelas terlihat seorang pria yang tengah menatap Zuco dengan tatapan datar dan tersenyum miring saat melihat Zuco berjalan mengh

  • Zuco's Obsession (Indonesia)Ā Ā Ā 11. Dianggap Pacar:)

    Ailee terlihat sedang menikmati es krim yang baru saja Zuco beli di sebuah mini market di dalam mobil, dan juga beberapa makanan ringan. Ia terlihat sangat menikmati es krim miliknya sampai tak menyadari Zuco yang sedari tadi menatapnya dengan tersenyum manis."Pulang sekarang nih?" Tanya Zuco.Ailee menganggukkan kepalanya. "Kamu mau diem terus di sini?"Zuco terkekeh pelan. Ia pun mulai menyalakan mobilnya untuk meninggalkan mini market tersebut."Yooo! Teruuus!" Teriak seseorang dari arah belakang."Astaghfirullah!" Pekik Zuco yang berhasil mengalihkan perhatian Ailee."Ada apa?""Itu yaang, tukang parkirnya ngagetin aku. Tadi perasaan gak ada, deh... Heran aku." Jawab Zuco seraya mengikuti arahan tukang parkir yang tiba-tiba saja muncul dan mengagetkannya.Ailee hanya tertawa pelan menanggap

  • Zuco's Obsession (Indonesia)Ā Ā Ā 12. Pesta Perusahaan

    Semoga suka?Jangan dheuegwjgeg3jqj huaaah...Ini panjang loh partnya... Voteee dan komeeen.Yang komen next & lanjut, ini bakalan di lanjut kok sampai tamat. Ok.Gugup, itu yang Ailee rasakan. Ia berdiri menatap sekitar, beberapa orang terlihat sedang menikmati sajian dengan ditemani alunan musik dan yang lainnya ada yang berdansa dengan pasangan, juga ada yang tengah berbincang serta bersenda gurau di salah satu sudut ruangan dengan tempat duduk.Ia berdecak kesal karena Zuco tak kunjung kembali dari kamar kecil. Sampai akhirnya sang pemilik acara mulai berjalan dan berdiri di atas lantai yang lebih tinggi dengan microphone di tangannya."Ekhem, ya cek! Okay. Selamat malam semuanya, mohon perhatiannya sebentar." Ucap Jhonatan meminta dan para tamu pun mulai berkumpul.Jhonatan terlihat tersenyum senang

  • Zuco's Obsession (Indonesia)Ā Ā Ā 13. Jealousy Strike

    Jangan lupa Vote dan komen...Semoga sukaaa ya... Ini juga panjang loh. Maaf kalau ceritanya absksueiwuuehekakh...Zuco mengusap wajahnya kasar, ia sangat mengkhawatirkan keadaan Ailee yang tengah memejamkan mata untuk mengistirahatkan tubuhnya. Saat ini ia memakai pakaian milik Zuco dengan dibantu oleh asisten rumah tangga yang memang khusus untuk membantu mengurusi kebutuhannya."Den, Dokter bilang kan Non Ailee sudah tidak pa-pa. Sebaiknya Den Zuco juga beristirahat." Ucap Asisten rumah tangga yang sejak Zuco SMP ia panggil Nanny Sarnah.Zuco terlihat mengepalkan lengannya menahan rasa kesal. Kemudian ia bangkit dan berlalu dari dalam kamar .Ia berjalan setengah berlari menuruni anak tangga, membuat sang Ayah dan Kakak yang sudah mengenakan pakaian biasa menatap ke arahnya, para tamu pun sudah meninggalkan rumah, kini hanya para pegawai katering dan pegawai yang membe

  • Zuco's Obsession (Indonesia)Ā Ā Ā 14. Sekolah Baru

    I am back...Semoga suka...Jangan bosen dan,Jangan lupa vote dan comment for the next part.Ailee tersenyum lebar melihat beberapa siswa yang berpapasan di sekolah barunya memberikan sebuah senyuman. Ia melirik Zuco yang berjalan di samping kanannya, kemudian ia melepaskan genggaman Zuco pada lengannya. Zuco mengernyit heran."Kenapa di lepas?" Tanya Zuco.Ailee tersenyum manis, kemudian memeluk lengan kiri Zuco. "Terima kasih," ucapnya.Zuco mengacak rambut Ailee dengan gemas. "Are you happy?" Ailee mengangguk dengan cepat."Sangat, sekali lagi terima kasih."Zuco pun mengusap lengan Ailee dengan lembut. Zuco senang melihat Ailee bahagia, sangat senang lagi jika dirinyalah yang menjadi alasannya. Hatinya sudah mulai tenang, setidaknya Ailee sudah merasa lebih baik."I'll never let you go." Gumam Zuco dalam hati

Bab terbaru

  • Zuco's Obsession (Indonesia)Ā Ā Ā Sequel!!

    Zuco's BorderlineDeskripsi:S E Q U E L dari Zuco's ObsessionšŸ’«_________________________________________Zuco menatap Ailee dengan tersenyum manis."Kuliah, pulang. Dan... Jauhin cowok tadi. Okay?""Zuco, aku gak--""Jangan aneh-aneh. Nurut aja."Ailee terlalu bahagia, sampai dirinya lupa bahwa pernikahan adalah awal. Dengan ekspektasi yang tinggi tentang kebahagiaan, mereka berdua harus berjuang untuk saling melengkapi dan menyatukan perbedaan serta meminimalisir perdebatan.*****Di Wattpad yah... Sudah update sejak kemarin. Malam ini update lagi yeaay!!Jangan lupa tinggalkan jejak di sana. Share ke temen-temen. Dan jangan lupa juga mampir ke cerita Didit.Judul: Ice CreamKisah si manja nan keras kepala Aruna bersama kekasihnya yang cold.Seru kok, gak perc

  • Zuco's Obsession (Indonesia)Ā Ā Ā 56. Long Distance Relationship (The Ending)

    Ekspresi wajah Zuco terlihat sangat jelas menunjukkan kesedihan. Bahkan bukan hanya itu, ada rasa takut serta khawatir yang sedang dirinya rasakan. Dari posisi duduk, berdiri hingga mondar mandir sudah dirinya lakukan untuk mengurangi rasa cemas.Bagaimana tidak, setengah jam lagi pesawatnya akan berangkat dan sampai saat ini Ailee belum juga menunjukkan keberadaannya."Dek, sabar dong. Duduk dulu, mungkin jalanan macet." Ucap Jhonatan.Zuco melirik jam di tangannya. "Ailee bilang dia bakalan nyusul, tapi kok gak dateng.""Belum, Zuco. Bukan gak dateng." Sebagai seorang Ayah, Jhonatan terus berusaha menenangkannya sedari tadi.Zuco menggigit bibir bawahnya. "Is she okay? Gak terjadi apa-apa kan sama Ailee?" Tanyanya pada Jhonatan."Enggak, nak.""Tapi aku telpon gak di angkat, chat juga gak dibaca Pah. Aku khawatir," ucapnya gelisah.Zuco kembali me

  • Zuco's Obsession (Indonesia)Ā Ā Ā 55. Proud to have you

    Zuco terlihat merebahkan diri di sofa ruang keluarga dengan TV yang hanya dinyalakan untuk menemani dirinya saja. Rumahnya terlalu besar untuk ditinggali 2 orang dan beberapa asisten rumah tangga yang sibuk dengan pekerjaannya masing-masing.Hari ini Zuco menyelesaikan Ujian Nasional pertamanya, dengan Bahasa Indonesia menjadi mata pelajaran pembuka.Zuco tampak menatap langit-langit rumahnya yang tinggi dengan memeluk bantal sofa."Zuco..."Mata Zuco membulat sempurna. "Ailee..." Gumamnya seraya bangun dari posisi rebahannya.Zuco tersenyum senang ketika melihat Ailee tersenyum ke arahnya. Kemudian duduk di dekatnya."Dih nyengir," ucap Ailee.Zuco menggigit bibir bawahnya. Kemudian tertunduk."Kenapa? Gak seneng yah aku ke sini? Ganggu yah?"Zuco menggelengkan kepalanya. "I miss you..."&

  • Zuco's Obsession (Indonesia)Ā Ā Ā 54. Kondangan

    Malam ini, Ailee memutuskan untuk menginap, menemani Zuco. Dengan sedikit paksaan dan rayuan, akhirnya Ailee mau menemani Zuco yang sendirian. Karena Jhonatan masih berada di luar negeri untuk satu minggu ke depan.Mereka berdua terlihat sibuk sendiri, Ailee yang mengerjakan tugas di atas karpet karena mejanya lebih rendah dari sofa dan Zuco tampak bermain game di sofa belakang Ailee.Lalu, Dhara? Ailee sudah mengeceknya. Gadis itu pergi. Entah kemana. Karena rasa malu telah berkata dengan keras, mengingatkan Zuco bahwa pria itu terlahir dari rahim istri kedua. Ailee berharap, Dhara tidak akan pernah menunjukkan wajahnya lagi."Aarghh, anjing kalah." Umpat Zuco.Ailee yang duduk di dekatnya terkejut. "Eoh? Kasar banget." Kagetnya.Zuco memukul mulutnya sendiri pelan. "Sorry sorry.""Sorry mulutmu. Udahlah, jangan main game dulu, berisik tahu. Aku lagi ngerjain tugas." Ujar

  • Zuco's Obsession (Indonesia)Ā Ā Ā 53. Love each Other

    Jangan lupa untuk komentaršŸ˜˜ dan review yah sayaangnya Zuco sekalian. BTW, kayaknya Didit bakalan bikin sequel Zuco kalau tamat. Bodo amat Didit bakalan tetep bikin:v Gak bakalan di posting di sini yah.Find me on: Ig @ditanyxoul.*****Saat ini, Ailee dan Zuco sedang duduk berdua, menonton TV dikediaman corner dengan ditemani oleh ramyeon instan yang sebelumnya mereka beli di perjalanan. Awalnya Zuco akan menemani Ailee di dirumahnya, namun ternyata ia berubah pikiran dan memutuskan untuk mengajak Ailee ke rumahnya saja."Punya kamu pedes gak sih?" Tanya Zuco.Ailee menatapnya dan langsung memasang ekspresi tak percaya, tangannya terulur untuk mengusap rambut Zuco ke arah belakang."Keringetan banget, kalau pedes gak usah dilanjutin. Bibir kamu udah merah gitu," ucap Ailee.Zuco menyimpan cup mie di atas meja. Kemudian meraih susu kedelai miliknya.

  • Zuco's Obsession (Indonesia)Ā Ā Ā 52. Tanpa Izin

    Sesuai dengan apa yang Ailee inginkan, dua hari setelah kemarin, ia memutuskan untuk pulang dan menjalani perawat di rumah saja. Ailee sudah mempertimbangkan segalanya, ia tidak ingin membuat Ibunya, Zuco dan Sara juga Nayma kerepotan karena dengan baik hatinya mereka bergantian menemani Ailee. Walau Ailee telah mengatakan, bahwa suster dan Dokter ada disekitarnya.Pagi ini Ailee sudah bersiap untuk berangkat sekolah dengan bantuan tongkat. Akan sangat merepotkan jika ia menggunakan kursi roda.Apa Zuco mengetahuinya? Tentu saja, tidak. Zuco masih belum setuju jika Ailee berangkat sekolah. Tapi hari ini Ailee akan keras kepala, ia sudah terlalu banyak ketinggalan materi. Sepintar apapun dia, tetap akan kesulitan jika harus mengejar banyak pelajaran.Ibunya sudah pergi 15 menit yang lalu, bersama dengan Kiran. Kini Ailee terlihat sedang mengunci pintu, kemudian berlalu untuk mencari Angkot. Akan sangat boros jika ia menggunakan taksi

  • Zuco's Obsession (Indonesia)Ā Ā Ā 51. 2gather

    Ailee memejamkan mata dan merentangkan tangannya, menikmati angin semilir di sore hari. Saat ini, Ailee sedang berada di taman rumah sakit dengan di temani oleh Zuco. Di hadapan Ailee terdapat sebuah kolam ikan dengan berbagai jenis ikan di dalamnya. Di sekitarnya juga terlihat beberapa pasien yang sedang berkeliling, menikmati udara luar sebelum kembali ke dalam ruangan."Liat deh, ikan yang orange itu ngikutin mulu yang putih!" Ujar Ailee menunjuk dua ekor ikan di dalam kolam."Iya, kayak kamu yang ngikutin aku terus. Gak mau pisah."Ailee tertawa pelan. "Gak kebalik tuh?"Zuco berdiri di atas kedua lututnya seraya menggenggam tangan kanan Ailee. "Aku beneran gak bisa jauh dari kamu.""Oh ya?"Zuco mengangguk dengan cepat. "Gak percaya? Belah dada aku.""Hahaha, ketawa banget aku! Lebay banget, kalau aku belah, kamu meninggal." Ujar Ailee seraya menepuk pipi Zuco

  • Zuco's Obsession (Indonesia)Ā Ā Ā 50. Untuk Kesekian kali

    3 hari telah berlalu, namun ia masih harus berada di rumah sakit, setidaknya sampai keadaan kakinya membaik. Pasalnya ia masih sering merasa nyeri yang datang tiba-tiba dan itu membuat Zuco khawatir. Ia tidak ingin mengambil resiko, Ailee hanya bisa menurut ketika Zuco tiba-tiba saja marah mendengar dirinya ingin di rawat di rumah saja.Saat ini terlihat Sara, Nayma dan Angga berdiri di sekitar tempat tidur Ailee. Mereka langsung memutuskan untuk menjenguk Ailee setelah bel pulang dari masing-masing sekolah berbunyi. Dan Zuco, dia mengirim pesan pada Ailee bahwa ia akan datang nanti."Kalian kenapa sih, harusnya hati-hatilah... Sekarang jadi gini kan, Ailee yang paling parah." Ucap Sara.Nayma mengangguk setuju. "Jangan bonceng Ailee lagi ah, lo ceroboh!" Sahut Nayma."Sorry, gue bener-bener gak fokus waktu itu..." Sesal Angga.Ailee yang masih mengingat tentang perasaan Angga, merasa canggung sendi

  • Zuco's Obsession (Indonesia)Ā Ā Ā 49. His Feeling

    Zuco berlari menuju resepsionis dan menanyakan keberadaan Ailee. Setelah mendapatkan nomor ruangan, Zuco kembali berlalu dengan sangat terburu-buru. Raut wajahnya semakin pucat karena rasa khawatir yang teramat sangat. Ia juga sudah menghubungi Ibunya Ailee dan juga Jhonatan mengenai kecelakaan yang Ailee alami.Langkah Zuco melambat ketika ia melihat Angga dengan tangan yang dipangku karena patah, serta perban pada bagian kakinya.Zuco berjalan mendekati Angga, kemudian berdiri tepat di hadapannya. Terlihat sangat jelas bahwa Zuco sedang menahan emosinya, tangannya mengepal dan rahangnya mengerat."Zuco... Gue minta maaf, gue--""Keadaan Ailee gimana?" Tanya Zuco. "Gue gak bakalan mukul lo, kalau Ailee gak terluka parah." Sambungnya."Gue masih belum tahu." Jawab Angga.Zuco mendudukkan tubuhnya di samping Angga. Kakinya benar-benar terasa lemas. Niat untuk memukul Angga

DMCA.com Protection Status