Share

12. Pesta Perusahaan

Penulis: Dijeonie
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Semoga sukašŸ˜­

Jangan dheuegwjgeg3jqj huaaah...

Ini panjang loh partnya... Voteee dan komeeen.

Yang komen next & lanjut, ini bakalan di lanjut kok sampai tamat. Ok.

Gugup, itu yang Ailee rasakan. Ia berdiri menatap sekitar, beberapa orang terlihat sedang menikmati sajian dengan ditemani alunan musik dan yang lainnya ada yang berdansa dengan pasangan, juga ada yang tengah berbincang serta bersenda gurau di salah satu sudut ruangan dengan tempat duduk.

Ia berdecak kesal karena Zuco tak kunjung kembali dari kamar kecil. Sampai akhirnya sang pemilik acara mulai berjalan dan berdiri di atas lantai yang lebih tinggi dengan microphone di tangannya.

"Ekhem, ya cek! Okay. Selamat malam semuanya, mohon perhatiannya sebentar." Ucap Jhonatan meminta dan para tamu pun mulai berkumpul.

Jhonatan terlihat tersenyum senang melihat acara keluarga perusahaan di datangi sebagian besar tamu undangan yang memiliki waktu luang dan juga beberapa karyawannya.

"Saya hanya ingin mengucapkan terima kasih atas kehadirannya, terima kasih karena telah meluangkan waktu untuk menghadiri pesta kecil ini. Saya mengadakan acara ini karena alhamdulillah, proyek baru perusahaan kami akhirnya rampung." Ujar Jhonatan.

Semua bertepuk tangan, begitupun dengan Ailee.

"Proyek ini sebelumnya di tangani oleh saya, lalu saya percayakan pada putra pertama saya, Kenan Chris Corner. Sampai akhirnya dia menyelesaikan tugasnya tanpa membuat saya kecewa." Sambung Jhonatan seraya meminta putra pertamanya untuk berdiri di samping kanannya. Para tamu kembali memberikan tepuk tangan.

Setelah itu Jhonatan kembali mempersilahkan para tamu untuk menikmati acaranya kembali.

Dan beberapa saat kemudian, Zuco terlihat datang menuruni anak tangga dengan sedikit terburu-buru. Ia berjalan menghampiri Ailee yang masih setia berdiri di samping guci yang hampir menyamai dirinya.

"Yaang, maaf lama..." Ucap Zuco seraya menuntun Ailee memasuki area yang lebih ramai.

"Kita mau ke mana?"

"Ke Papah, aku kira kamu udah nemuin Papah, eh ternyata masih diem di pojokan kayak eeq kucing."

Ailee memukul lengan Zuco pelan. "Disamain sama eeq, tega."

"Hehe, canda sayang." Ucap Zuco.

Sampai akhirnya mereka pun sampai di perkumpulan pria berjas di salah satu sudut. Ailee sangat yakin, mereka semua orang-orang yang sama suksesnya dengan Ayah dari kekasihnya ini.

"Pah," panggil Zuco, namun Jhonatan terlihat sedang berbicara serius dengan seseorang hingga tidak menyadari panggilan Zuco.

"Pah..." Ulang Zuco memanggil.

Lalu tiba-tiba saja seseorang menepuk pundak Zuco, mereka berbalik dan ternyata itu adalah Kenan, Kakak satu ayah namun berbeda Ibu.

"Jangan ganggu, Papah lagi ngobrol." Ucapnya.

Zuco berdecak kesal. "Ck, bentar doang Kak."

"Kamu mau dimarahin Papah? Susah banget kamu kalau dibilangin."

"Ya udah, Kak kenalin ini Ailee, dia istri aku." Ucap Zuco yang langsung mendapat geplakan ringan dari Ailee.

Ailee tersenyum ramah dan mengulurkan tangan kanannya. "Aku Ailee,"

"Kenan," ucapnya.

Kenan melirik Zuco dan memberi kode, namun Zuco hanya membalasnya dengan sebuah kernyitan di dahi. "Apa sih?"

"Ambilin air dong, Kakak liat istri kamu dari tadi diem di deket guci." Ujar Kenan dan Zuco terlihat senang saat Kakaknya mengatakan Ailee adalah istrinya.

Ailee hanya tersenyum kikuk mendengarnya. "Ck, gak adik gak abang, sama aja." Gumamnya dalam hati.

Zuco mengusap pinggang Ailee dan berlalu pergi. "Bentar, aku ambil minum dulu." Ucapnya.

Selepas Zuco pergi, Kenan beralih dan kini berdiri di samping kanan Ailee.

"Zuco itu kalau udah suka sama sesuatu, harus dia dapetin. Kadang kamu harus ekstra sabar, dia sedikit berbeda." Ucap Kenan.

Ailee mengangguk paham. "Aku tahu Kak Ken,"

Kenan tersenyum lega. "Setelah Ibunya meninggal dia jadi murung, terus tiba-tiba aja Papah telphone dan ngasih tahu kalau Zuco udah nemuin kebahagiaan barunya. Akhirnya alasan kami bekerja keras kembali lagi." Ucap Kenan. "Dia adik aku satu-satunya, i love him so much." Tambahnya.

Ailee tersenyum haru mendengarnya, ia kira hubungan Kakak Adik ini akan canggung, tapi ternyata dirinya salah, hubungan keduanya terdengar lebih dekat di banding saudara kandung.

Zuco pun kembali dengan minuman di tangannya.

"Yaang, ini... Minum dulu," Ailee pun menerima minuman tersebut dan meminumnya.

"Kalian ngomongin apa barusan?" Tanya Zuco.

Kenan melirik Ailee sekilas, begitupun sebaliknya.

"Jangan lirik-lirikan." Ucap Zuco tak suka.

Kenan tertawa lucu mendengarnya. "Kita ngomongin kamu,"

"Hah?" Ujar Zuco tak percaya seraya melirik Ailee yang hanya mengangguk-anggukan kepalanya saja.

Kenan merangkul bahu sang adik dan mengacak rambutnya dengan gemas. "Santai kali, tuh Papah udah selesai."

Zuco terlihat memutar bola mata kesal, kemudian ia meraih lengan Ailee dan menuntunnya ke arah sang Ayah.

"Pah,"

Jhonatan menatap mereka, lalu meraih tubuh Zuco ke dalam pelukannya.

"Kamu dari mana aja?" Tanya Jhonatan.

"Aku jemput dulu Ailee," jawab Zuco.

Jhonatan mengangguk paham, kemudian Ailee menyalami Ayah kekasihnya itu. Jhonatan terlihat mengusap kepala Ailee saat mencium lengannya.

"Om kira kamu gak akan dateng, soalnya Om kira kamu tipe orang yang gak suka keramaian." Ucap Jhonatan.

"Kalau gak aku paksa, pasti gak bakalan dateng." Ujar Zuco dan Ailee hanya bisa tersenyum kaku.

Kenan yang berdiri di samping Jhonatan hanya bisa menggelengkan kepalanya. "Kebiasaan maksa-maksa orang."

"Biarin." Sahut Zuco.

"Kemarin malam aja maksa dibeliin sepatu, mending di daerah sini, ini dari luar negeri tapi maksa sampe sehari. Gila kali, untung adek, coba kalau bukan." Ujar Kenan.

"Dih, ngarang. Bohong mulu jadi orang, dosa."

"Yeu, siapa yang--"

"Ssst... Kalau ketemu berantem mulu, giliran jauh-jauhan saling tanya, 'Pah Kak Kenan sehat?, Pah, Zuco lagi ngapain, dimana? Obatnya jangan lupa...' heran." Potong Jhonatan menengahi perdebatan kedua putranya.

Ailee hanya bisa tertawa pelan melihat adik dan Kakak yang sedang bertengkar. Seperti dirinya dan juga Kiran yang terkadang seperti anjing dan kucing.

"Eh iya, kenalkan Putra keduaku, Zulleon Corner. Dan ini calon menantuku Ailee." Ucap Jhonatan memperkenalkan keduanya pada salah satu rekan bisnisnya.

Zuco tersenyum lebar mendengarnya, sedangkan Ailee, lagi-lagi harus tersenyum kikuk menanggapi kalimat itu. Ailee yakin jika wajahnya sudah benar-benar memerah.

"Mampus keduluan nikah!" Ujarnya pada sang Kakak.

"SMA juga belum lulus." Sahut Kenan.

"Tinggal beberapa bulan lagi, dih, iri." Balas Zuco.

Ailee terlihat menarik-narik kecil ujung pakaian yang Zuco kenakan.

"Kenapa yaang?" Tanya Zuco.

"Bosen." Bisik Ailee.

Zuco mengangguk paham. Kemudian ia mengedarkan pandangannya, sampai akhirnya ia menemukan spot yang mungkin akan membuat rasa bosan Ailee berkurang.

"Ikut aku," Zuco pun membawa Ailee menuju ke arah kolam yang juga tak luput dari hiasan.

Baru saja ia melangkah masuk ke area belakang rumah, Ailee langsung terdiam karena di sana terdapat beberapa gadis dan juga pria yang terlihat menikmati udara dingin malam hari. Ia kira tempatnya akan sepi.

Lalu tiba-tiba saja langkah Ailee terhenti, membuat Zuco menatap ke arahnya. "Kenapa yaang?"

"Vina..." Lirihnya. Jujur saja, ketika melihat Vina, Ailee langsung teringat akan kejadian di ruang serba guna yang Vina lakukan terhadapnya.

"Hm? Apa? Aku gak denger," tanya Zuco.

Ailee menggelengkan kepalanya.

Zuco menuntun Ailee dan membawanya duduk di sebuah sofa yang menghadap kolam yang memantulkan cahaya dari lampu-lampu.

"Zuco, mereka siapa?" Tanya Ailee mempoin para remaja yang berada di bagian belakang rumah bersama mereka.

"Itu pasti anak dari kenalan dan karyawan-karyawan Papah aku," jawab Zuco seraya membawa tubuh Ailee ke dalam pelukannya.

Ailee terdiam dan dengan perlahan ia menyandarkan kepalanya pada dada bidang Zuco, matanya terpejam sejenak dan menikmati detak jantung Zuco.

Zuco menautkan jari-jemarinya dengan milik Ailee, "i love you..." Ucap Zuco seraya mengecup lengan Ailee.

Ailee membuka pejaman matanya dan menatap lengannya yang berada dalam genggaman kekasihnya itu.

"Ya, i love you too..." Gumam Ailee menjawab.

Zuco tersenyum, walau terdengar samar, tapi ia merasa senang mendengar kalimat balasan itu dari kekasihnya.

"Ini luka bekas apa?" Tanya Ailee seraya melepaskan genggaman Zuco dan menunjuk bekas luka sayatan pada lengan kekasihnya.

Zuco langsung menarik lengan kemeja yang digulungnya hingga melewati sikut untuk menutupi bekas luka di atas pergelangan tangannya.

"Bekas apa?"

Zuco tersenyum gugup dan, "ini udah agak lama sih, pas Mamah aku pergi--ya aku... Aku cuma berusaha untuk ngurangin rasa sakit aku,"

Ailee mengusap lengan Zuco dan mengangguk paham. "sakit yah?"

"Udah enggak yaang, ini udah lama," jawab Zuco seraya mengecup bibir Ailee sekilas.

Drrt.. drrt...

"Bentar," Zuco meraih ponselnya dan membaca pesan yang diterimanya. "Yaang, Papah manggil aku, bentar yah. Jangan kemana-mana," ujar Zuco.

Ailee mengangguk paham. "Okay,"

Selang beberapa menit, seseorang datang menghampirinya.

"Vina..." Gumam Ailee saat seseorang yang sempat menjadi teman masa kecilnya berdiri dengan melipat kedua tangan di hadapannya.

Ailee pun berdiri dari duduknya dan menatap Vina dengan biasa, namun wanita di hadapannya itu malah tersenyum miring kepadanya.

"Halo, Nyonya Corner... Wiiih, enak yah pacaran sama orang kaya..." Ucapnya dengan nada meremehkan.

Ailee hanya diam dan tersenyum miris.

Hal itu membuat rasa kesal Vina semakin tak tertahankan. Ia menggeram tertahan dan langsung mencengkeram pakaian yang Ailee kenakan, dress selutut yang tampak elegan dipakai oleh Ailee.

"Gara-gara lo, gue hampir dikeluarin dari sekolah, gara-gara lo bokap gue hampir kehilangan pekerjaannya. Sialan!" Ucap Vina dengan penuh amarah, sedangkan Ailee hanya mengernyit heran.

"Gue? Gara-gara gue?"

Ailee mendorong tubuh Vina hingga mundur beberapa langkah menjauh dari tubuhnya.

"Gue! Semua yang terjadi sama lo, gue penyebabnya!" Sentak Ailee yang sudah habis kesabaran.

Ia menunjuk Vina dengan mata yang sudah berkaca-kaca. "Gue diem karena lo temen masa kecil gue, gue ngehargain hubungan itu. Tapi lo makin menjadi!"

Vina memundurkan langkahnya, ini pertama kalinya ia melihat Ailee marah dengan berteriak di depan wajahnya.

"LO TERUS NYALAHIN GUE! Perilaku lo yang minus dan itu salah gue? Gak Vin, itu salah diri lo sendiri. Lo terlalu egois, lo terlalu berambisi. Gak semua hal bisa lo dapetin. Dan Milan, kalau gue tahu lo suka sama dia, gue gak bakalan pernah suka." Tekan Ailee.

Vina menatap Ailee dengan tersenyum miring. "Pernah? Owh, dalam hitungan detik lo langsung gak suka gara-gara udah dapetin Leon... Ckck. Iya sih, Leon lebih sempur--"

Ailee geram, ia refleks mengangkat tangannya. Vina terkejut, ia memundurkan langkahnya tanpa melihat keadaan di belakang yang hanya tinggal satu langkah lagi terjatuh ke kolam.

"Aaah..." Pekik Vina.

Ailee mengurungkan niatnya untuk menampar, ia langsung menarik lengan Vina dengan kencang dan itu membuat tubuhnya tertarik ke arah depan, kemudian...

BYURRR!!!

"Heeukkqhh... Tolong...!" Pekik Ailee yang berusaha untuk memunculkan wajah dari dalam air.

Ia tidak bisa berenang. Kolamnya terlalu dalam untuk bisa berdiri tanpa tenggelam.

Vina terduduk di lantai yang tak jauh dari kolam, ia terlihat mengulum senyuman dan menahan tawa. Sedangkan para tamu di sekitar terlihat panik tanpa ada yang berniat untuk menolong.

"Cepet tolongin!" Teriak salah satu.

"Baju gue bisa basah, gak bawa ganti." Sahut yang lainnya.

Dengan di posisi yang sama, Vina terlihat tertawa lepas, ia sudah tidak bisa menahannya lagi.

"Vin-naaah!" Ujar Ailee.

Vina yang tadinya tertawa kini mulai memasang wajah heran. "Dia bener--sial... Dia beneran gak bisa berenang." Pekiknya seraya berdiri.

Ia mulai melepaskan salah satu heelsnya, namun...

"AILEEEEE!" Pekik Zuco yang baru saja kembali.

Tanpa pikir panjang ia langsung masuk ke dalam kolam dan meraih tubuh Ailee agar tidak tenggelam.

Dengan perlahan ia berjalan ke tepi dan mendudukkan tubuh Ailee di sana.

"Are you okay?" Tanya Zuco seraya beranjak dari dalam kolam.

Ailee terlihat memegangi kepalanya.

"Yaang? Sayang bilang sesuatu dong..."

"Pusing..." Lirih Ailee.

Mata Zuco membulat dengan sempurna. Ia langsung meraih tubuh Ailee dan memangkunya ala Bridal style ke dalam rumah.

"Minggir!!" Ujar Zuco membuat para tamu yang menghalangi jalannya menyingkir.

Semua orang terdiam dan kini Zuco yang tengah memangku Ailee yang menjadi pusat perhatian.

"Ailee kenapa, dek?" Tanya Kenan seraya mengikuti langkah Zuco menaiki anak tangga.

Zuco sama sekali tak menjawab pertanyaan tersebut, pandangannya hanya fokus pada langkah dan menatap Ailee dengan khawatir.

"Zuco jawab Kakak,"

"Just let me take care of her first, please..." Ucap Zuco.

Kenan membukakan pintu kamar sang adik dan membiarkan Zuco yang mengurus Ailee. Ia pun kembali ke bawah untuk mengatasi beberapa tamu yang mungkin bertanya-tanya.

Vomment...


Komen (1)
goodnovel comment avatar
Betty Yuspriatna
sukaaaaaa......
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Zuco's Obsession (Indonesia)Ā Ā Ā 13. Jealousy Strike

    Jangan lupa Vote dan komen...Semoga sukaaa ya... Ini juga panjang loh. Maaf kalau ceritanya absksueiwuuehekakh...Zuco mengusap wajahnya kasar, ia sangat mengkhawatirkan keadaan Ailee yang tengah memejamkan mata untuk mengistirahatkan tubuhnya. Saat ini ia memakai pakaian milik Zuco dengan dibantu oleh asisten rumah tangga yang memang khusus untuk membantu mengurusi kebutuhannya."Den, Dokter bilang kan Non Ailee sudah tidak pa-pa. Sebaiknya Den Zuco juga beristirahat." Ucap Asisten rumah tangga yang sejak Zuco SMP ia panggil Nanny Sarnah.Zuco terlihat mengepalkan lengannya menahan rasa kesal. Kemudian ia bangkit dan berlalu dari dalam kamar .Ia berjalan setengah berlari menuruni anak tangga, membuat sang Ayah dan Kakak yang sudah mengenakan pakaian biasa menatap ke arahnya, para tamu pun sudah meninggalkan rumah, kini hanya para pegawai katering dan pegawai yang membe

  • Zuco's Obsession (Indonesia)Ā Ā Ā 14. Sekolah Baru

    I am back...Semoga suka...Jangan bosen dan,Jangan lupa vote dan comment for the next part.Ailee tersenyum lebar melihat beberapa siswa yang berpapasan di sekolah barunya memberikan sebuah senyuman. Ia melirik Zuco yang berjalan di samping kanannya, kemudian ia melepaskan genggaman Zuco pada lengannya. Zuco mengernyit heran."Kenapa di lepas?" Tanya Zuco.Ailee tersenyum manis, kemudian memeluk lengan kiri Zuco. "Terima kasih," ucapnya.Zuco mengacak rambut Ailee dengan gemas. "Are you happy?" Ailee mengangguk dengan cepat."Sangat, sekali lagi terima kasih."Zuco pun mengusap lengan Ailee dengan lembut. Zuco senang melihat Ailee bahagia, sangat senang lagi jika dirinyalah yang menjadi alasannya. Hatinya sudah mulai tenang, setidaknya Ailee sudah merasa lebih baik."I'll never let you go." Gumam Zuco dalam hati

  • Zuco's Obsession (Indonesia)Ā Ā Ā 15. Disuapin Ailee

    Part ini gak ada darah tinggi awowkk...Semoga suka...Dan jangan lupa vote sama komentarnya...Ailee tersenyum pada Zuco yang sudah menunggunya di depan kelas untuk pulang bersama. Setelah guru yang mengajar di kelasnya keluar, Ailee serta para siswa dan siswi lainnya pun menyusul pergi.Zuco mengusap rambut Ailee saat gadis itu berdiri di hadapannya dengan tersenyum manis. Membuat Zuco semakin gemas saja"Pulang?" Ailee menganggukkan kepalanya."Aku gak sabar ketemu Ibu dan ceritain sekolah baru ini," ucap Ailee.Zuco mengangguk pelan, kemudian ia genggam lengan Ailee dan menuntunnya pergi menuju tempat parkir."Sekolah ini luas banget, banyak gedungnya." Ucap Ailee dengan mata yang terus memandangi sekitarnya. "Zuco, yang di sana itu gedung apa?" Ailee menunjuk sebuah gedung yang hanya terlihat atapnya saja karena terhalang bangunan kelas

  • Zuco's Obsession (Indonesia)Ā Ā Ā 16. Perkara Beasiswa

    Hari ini sangatlah menyebalkan. Ailee baru saja sampai di kelas, beberapa saat kemudian mantan dari kekasihnya menyusul masuk dengan dua orang sahabatnya. Ailee kira Kinara akan berhenti setelah kejadian kemarin, karena wanita itu tidak mengganggunya. Ternyata Kinara mencari sekutu terlebih dahulu. Ck. Sial."Heh!" Tegur Kinara. Ailee yang sudah duduk manis di bangkunya, kembali berdiri."Lo masih belum jauhin Zuco?"Ailee menatap Kakak kelasnya itu dengan malas. "Kenapa? Dia pacar gue, Kak. Gue masih sopan loh ini,""Kalau gue bilang jauhin, ya jauhin." Tekan Kinara.Ailee memberikan tatapan datarnya. "Gue bilang gak mau, ya gak mau. Paham?"Kinara terlihat menggeram tertahan. Kedua tangannya sudah mengepal kuat. Sedangkan dua temannya kini berdiri di kedua sisi Ailee."Berani lo nolak perintah gue? Hm?" Tekannya."Gue masih diem, kare

  • Zuco's Obsession (Indonesia)Ā Ā Ā 17. Dimasakin Pacar

    Halo!!Semoga suka:*Jangan lupa vote dan comment!Share juga yah!Ailee masih belum mau berbicara pada Zuco, menatap matanya pun ia tak mau. Mereka kini sedang duduk di bangku taman sekolah, bel pulang sudah berbunyi 15 menit yang lalu. Tapi Zuco hanya diam menemani Ailee tanpa mengatakan sepatah katapun. Zuco hanya menatap Ailee dengan terus menggenggam lengannya.Sampai akhirnya Ailee mendengus kesal. "Kamu kalau gak ada yang mau diomongin mending pulang." Ucapnya."Katanya kamu sebel denger suara aku. Ya aku gak mau kalau kamu tambah marah," sahut Zuco dengan polosnya.What?!Ailee menatap Zuco dengan tatapan tak percaya. Ia sangat takjub mendengar alasan yang baru saja Zuco lontarkan."Au ah!" Kesal Ailee."Yaang, aku udah jujur sama kamu. Aku minta maaf, aku gak bilang tentang beasiswa itu."

  • Zuco's Obsession (Indonesia)Ā Ā Ā 18. Hanya ingin didengar

    Semoga suka.Maaf kalau ngebosenin:*Stay tune ya kesayangan Didit huhu... Zuco duduk bersila di atas tempat tidur, begitupun dengan Ailee. Mereka saling berhadapan. Sesuai dengan apa yang Ailee minta, setelah makan siang, Zuco akan berbagi cerita dengan dirinya. Sedangkan Kenan, ia diharuskan kembali menuju kantor atas permintaan Jhonatan."Okay, karena aku bingung. Jadi, kamu tanya aku aja," ucap Zuco.Ailee mengangguk setuju. Itu pun akan menghemat waktu."Siapa temen terdekat kamu?" Tanya Ailee."Kak Kenan, Papah dan kamu." Jawab Zuco dengan senyuman."Yang lainnya?"Zuco mengangkat bahu tak tahu bahkan tak peduli. "TK, SD sampai SMP sih masih ada, tapi pertengahan SMA, aku mulai paham kalau gak ada orang yang beneran temenan sama aku." Ucapnya."Contohnya?" Tanya Ailee.Zuco terlihat b

  • Zuco's Obsession (Indonesia)Ā Ā Ā 19. Lapang dan Milan

    Semoga suka...Jangan lupa vomment.Selepas mengantar Angga pulang ke rumah dengan selamat, kini Zuco terlihat duduk di ruang tamu kediaman Ailee sembari menggigit bibir bawahnya untuk menghilangkan rasa gugup. Ia terus melirik jam tangan mewahnya dan sesekali tersenyum canggung pada kekasihnya."Kamu kenapa, sakit?" Heran Ailee.Zuco menggelengkan kepalanya dengan cepat. "Ibu kamu kok belum pulang juga?"Ailee mengangguk paham. Ia kira Zuco tidak akan pernah merasakan gugup akan sesuatu, ternyata ia bisa gugup hanya untuk bertemu dengan Ibunya untuk pertama kali. Namun sebelumnya Zuco beberapa kali berbincang, tetapi hanya lewat telpon saja.Ceklek."Nah itu, Ibu." Ucap Ailee. Zuco langsung berdiri dari duduknya dan memasang senyuman ramah sesempurna mungkin.Ibu Ailee yang baru saja kembali dari warung terlihat menatap Zuco untu

  • Zuco's Obsession (Indonesia)Ā Ā Ā 20. There is Something

    Ailee PoV.Untuk kesekian kalinya aku melirik jam di ponsel, sekaligus menunggu notifikasi dari seseorang yang bisa-bisanya sangat menyebalkan. Siapa lagi jika bukan Zuco. Dia bilang tidak percaya dengan apa yang temannya katakan, dia bilang tidak marah, tapi sejak sore ia tidak mengirimiku satu pesan pun. Menyebalkan. Dan aku malah menunggunya. Bodoh.Setelah cukup lama menimang ponsel, aku pun memutuskan untuk mengiriminya pesan lebih dulu. Tidak masalah dengan ego, yang penting aku tenang.To: Tirex Sawah?Kamu lagi latihan?Kalo udah mau ngabarin, kabarin aku.Read.From: Tirex Sawah?Udh slesai.Aku mau pergi ke cafe bareng yg lain,To: Tirex SawahOk, have fun.

Bab terbaru

  • Zuco's Obsession (Indonesia)Ā Ā Ā Sequel!!

    Zuco's BorderlineDeskripsi:S E Q U E L dari Zuco's ObsessionšŸ’«_________________________________________Zuco menatap Ailee dengan tersenyum manis."Kuliah, pulang. Dan... Jauhin cowok tadi. Okay?""Zuco, aku gak--""Jangan aneh-aneh. Nurut aja."Ailee terlalu bahagia, sampai dirinya lupa bahwa pernikahan adalah awal. Dengan ekspektasi yang tinggi tentang kebahagiaan, mereka berdua harus berjuang untuk saling melengkapi dan menyatukan perbedaan serta meminimalisir perdebatan.*****Di Wattpad yah... Sudah update sejak kemarin. Malam ini update lagi yeaay!!Jangan lupa tinggalkan jejak di sana. Share ke temen-temen. Dan jangan lupa juga mampir ke cerita Didit.Judul: Ice CreamKisah si manja nan keras kepala Aruna bersama kekasihnya yang cold.Seru kok, gak perc

  • Zuco's Obsession (Indonesia)Ā Ā Ā 56. Long Distance Relationship (The Ending)

    Ekspresi wajah Zuco terlihat sangat jelas menunjukkan kesedihan. Bahkan bukan hanya itu, ada rasa takut serta khawatir yang sedang dirinya rasakan. Dari posisi duduk, berdiri hingga mondar mandir sudah dirinya lakukan untuk mengurangi rasa cemas.Bagaimana tidak, setengah jam lagi pesawatnya akan berangkat dan sampai saat ini Ailee belum juga menunjukkan keberadaannya."Dek, sabar dong. Duduk dulu, mungkin jalanan macet." Ucap Jhonatan.Zuco melirik jam di tangannya. "Ailee bilang dia bakalan nyusul, tapi kok gak dateng.""Belum, Zuco. Bukan gak dateng." Sebagai seorang Ayah, Jhonatan terus berusaha menenangkannya sedari tadi.Zuco menggigit bibir bawahnya. "Is she okay? Gak terjadi apa-apa kan sama Ailee?" Tanyanya pada Jhonatan."Enggak, nak.""Tapi aku telpon gak di angkat, chat juga gak dibaca Pah. Aku khawatir," ucapnya gelisah.Zuco kembali me

  • Zuco's Obsession (Indonesia)Ā Ā Ā 55. Proud to have you

    Zuco terlihat merebahkan diri di sofa ruang keluarga dengan TV yang hanya dinyalakan untuk menemani dirinya saja. Rumahnya terlalu besar untuk ditinggali 2 orang dan beberapa asisten rumah tangga yang sibuk dengan pekerjaannya masing-masing.Hari ini Zuco menyelesaikan Ujian Nasional pertamanya, dengan Bahasa Indonesia menjadi mata pelajaran pembuka.Zuco tampak menatap langit-langit rumahnya yang tinggi dengan memeluk bantal sofa."Zuco..."Mata Zuco membulat sempurna. "Ailee..." Gumamnya seraya bangun dari posisi rebahannya.Zuco tersenyum senang ketika melihat Ailee tersenyum ke arahnya. Kemudian duduk di dekatnya."Dih nyengir," ucap Ailee.Zuco menggigit bibir bawahnya. Kemudian tertunduk."Kenapa? Gak seneng yah aku ke sini? Ganggu yah?"Zuco menggelengkan kepalanya. "I miss you..."&

  • Zuco's Obsession (Indonesia)Ā Ā Ā 54. Kondangan

    Malam ini, Ailee memutuskan untuk menginap, menemani Zuco. Dengan sedikit paksaan dan rayuan, akhirnya Ailee mau menemani Zuco yang sendirian. Karena Jhonatan masih berada di luar negeri untuk satu minggu ke depan.Mereka berdua terlihat sibuk sendiri, Ailee yang mengerjakan tugas di atas karpet karena mejanya lebih rendah dari sofa dan Zuco tampak bermain game di sofa belakang Ailee.Lalu, Dhara? Ailee sudah mengeceknya. Gadis itu pergi. Entah kemana. Karena rasa malu telah berkata dengan keras, mengingatkan Zuco bahwa pria itu terlahir dari rahim istri kedua. Ailee berharap, Dhara tidak akan pernah menunjukkan wajahnya lagi."Aarghh, anjing kalah." Umpat Zuco.Ailee yang duduk di dekatnya terkejut. "Eoh? Kasar banget." Kagetnya.Zuco memukul mulutnya sendiri pelan. "Sorry sorry.""Sorry mulutmu. Udahlah, jangan main game dulu, berisik tahu. Aku lagi ngerjain tugas." Ujar

  • Zuco's Obsession (Indonesia)Ā Ā Ā 53. Love each Other

    Jangan lupa untuk komentaršŸ˜˜ dan review yah sayaangnya Zuco sekalian. BTW, kayaknya Didit bakalan bikin sequel Zuco kalau tamat. Bodo amat Didit bakalan tetep bikin:v Gak bakalan di posting di sini yah.Find me on: Ig @ditanyxoul.*****Saat ini, Ailee dan Zuco sedang duduk berdua, menonton TV dikediaman corner dengan ditemani oleh ramyeon instan yang sebelumnya mereka beli di perjalanan. Awalnya Zuco akan menemani Ailee di dirumahnya, namun ternyata ia berubah pikiran dan memutuskan untuk mengajak Ailee ke rumahnya saja."Punya kamu pedes gak sih?" Tanya Zuco.Ailee menatapnya dan langsung memasang ekspresi tak percaya, tangannya terulur untuk mengusap rambut Zuco ke arah belakang."Keringetan banget, kalau pedes gak usah dilanjutin. Bibir kamu udah merah gitu," ucap Ailee.Zuco menyimpan cup mie di atas meja. Kemudian meraih susu kedelai miliknya.

  • Zuco's Obsession (Indonesia)Ā Ā Ā 52. Tanpa Izin

    Sesuai dengan apa yang Ailee inginkan, dua hari setelah kemarin, ia memutuskan untuk pulang dan menjalani perawat di rumah saja. Ailee sudah mempertimbangkan segalanya, ia tidak ingin membuat Ibunya, Zuco dan Sara juga Nayma kerepotan karena dengan baik hatinya mereka bergantian menemani Ailee. Walau Ailee telah mengatakan, bahwa suster dan Dokter ada disekitarnya.Pagi ini Ailee sudah bersiap untuk berangkat sekolah dengan bantuan tongkat. Akan sangat merepotkan jika ia menggunakan kursi roda.Apa Zuco mengetahuinya? Tentu saja, tidak. Zuco masih belum setuju jika Ailee berangkat sekolah. Tapi hari ini Ailee akan keras kepala, ia sudah terlalu banyak ketinggalan materi. Sepintar apapun dia, tetap akan kesulitan jika harus mengejar banyak pelajaran.Ibunya sudah pergi 15 menit yang lalu, bersama dengan Kiran. Kini Ailee terlihat sedang mengunci pintu, kemudian berlalu untuk mencari Angkot. Akan sangat boros jika ia menggunakan taksi

  • Zuco's Obsession (Indonesia)Ā Ā Ā 51. 2gather

    Ailee memejamkan mata dan merentangkan tangannya, menikmati angin semilir di sore hari. Saat ini, Ailee sedang berada di taman rumah sakit dengan di temani oleh Zuco. Di hadapan Ailee terdapat sebuah kolam ikan dengan berbagai jenis ikan di dalamnya. Di sekitarnya juga terlihat beberapa pasien yang sedang berkeliling, menikmati udara luar sebelum kembali ke dalam ruangan."Liat deh, ikan yang orange itu ngikutin mulu yang putih!" Ujar Ailee menunjuk dua ekor ikan di dalam kolam."Iya, kayak kamu yang ngikutin aku terus. Gak mau pisah."Ailee tertawa pelan. "Gak kebalik tuh?"Zuco berdiri di atas kedua lututnya seraya menggenggam tangan kanan Ailee. "Aku beneran gak bisa jauh dari kamu.""Oh ya?"Zuco mengangguk dengan cepat. "Gak percaya? Belah dada aku.""Hahaha, ketawa banget aku! Lebay banget, kalau aku belah, kamu meninggal." Ujar Ailee seraya menepuk pipi Zuco

  • Zuco's Obsession (Indonesia)Ā Ā Ā 50. Untuk Kesekian kali

    3 hari telah berlalu, namun ia masih harus berada di rumah sakit, setidaknya sampai keadaan kakinya membaik. Pasalnya ia masih sering merasa nyeri yang datang tiba-tiba dan itu membuat Zuco khawatir. Ia tidak ingin mengambil resiko, Ailee hanya bisa menurut ketika Zuco tiba-tiba saja marah mendengar dirinya ingin di rawat di rumah saja.Saat ini terlihat Sara, Nayma dan Angga berdiri di sekitar tempat tidur Ailee. Mereka langsung memutuskan untuk menjenguk Ailee setelah bel pulang dari masing-masing sekolah berbunyi. Dan Zuco, dia mengirim pesan pada Ailee bahwa ia akan datang nanti."Kalian kenapa sih, harusnya hati-hatilah... Sekarang jadi gini kan, Ailee yang paling parah." Ucap Sara.Nayma mengangguk setuju. "Jangan bonceng Ailee lagi ah, lo ceroboh!" Sahut Nayma."Sorry, gue bener-bener gak fokus waktu itu..." Sesal Angga.Ailee yang masih mengingat tentang perasaan Angga, merasa canggung sendi

  • Zuco's Obsession (Indonesia)Ā Ā Ā 49. His Feeling

    Zuco berlari menuju resepsionis dan menanyakan keberadaan Ailee. Setelah mendapatkan nomor ruangan, Zuco kembali berlalu dengan sangat terburu-buru. Raut wajahnya semakin pucat karena rasa khawatir yang teramat sangat. Ia juga sudah menghubungi Ibunya Ailee dan juga Jhonatan mengenai kecelakaan yang Ailee alami.Langkah Zuco melambat ketika ia melihat Angga dengan tangan yang dipangku karena patah, serta perban pada bagian kakinya.Zuco berjalan mendekati Angga, kemudian berdiri tepat di hadapannya. Terlihat sangat jelas bahwa Zuco sedang menahan emosinya, tangannya mengepal dan rahangnya mengerat."Zuco... Gue minta maaf, gue--""Keadaan Ailee gimana?" Tanya Zuco. "Gue gak bakalan mukul lo, kalau Ailee gak terluka parah." Sambungnya."Gue masih belum tahu." Jawab Angga.Zuco mendudukkan tubuhnya di samping Angga. Kakinya benar-benar terasa lemas. Niat untuk memukul Angga

DMCA.com Protection Status