Share

Hamil

Eriska mencoba mengontrol sakit hatinya sisa kemarin malam. Dia menatap netra Bagas yang lain dari biasanya. Tidak mampu menyembunyikan perasaan, tatapan sendu dipasang Eriska. "Bukan males, mas. Aku mual."

"Masih aja alesan pura-pura sakit. Bener kata Andin, kamu jago akting. Bilang aja udah nggak mau siapin sarapan!" kesal Bagas. Pria itu sukses dimakan oleh ucapan busuk Andin.

Eriska mengusap matanya yang mulai basah, diikuti sedikit isakan. Dia kembali ke kamar mandi untuk menyeka wajahnya. Setelah itu, barulah ke ruang makan.

Bagas sudah di sana, mencoba menyiapkan roti isi selai. "Sini mas, biar aku yang buat," tawar Eriska.

"Dari tadi, kek." Bagas segera duduk selagi mengerjakan sesuatu di laptopnya.

"Andin mana, mas?" Eriska menyodorkan dua tangkup roti isi selai kacang dan selai cokelat juga satu gelas kopi susu.

"Dia masih tidur," jawab santai Bagas tanpa membuang fokusnya dari laptop, bahkan hanya untuk melirik satu detik saja ke arah Eriska sepertinya pria itu enggan.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status