Putriku Kelaparan di Rumah Mewah Suaminya

Putriku Kelaparan di Rumah Mewah Suaminya

last updateLast Updated : 2023-07-18
By:  Intan ResaCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
7 ratings. 7 reviews
110Chapters
90.1Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Lima bulan baru sempat menjenguk putriku yang telah melahirkan anak pertamanya. Sengaja tak memberi kabar untuk memberi kejutan baginya yang kukira merajuk karena tak bisa dihubungi selama tiga bulan terakhir. Harusnya aku memberikan kejutan pada putriku karena datang tiba-tiba ke rumahnya, tapi ternyata akulah yang terkejut melihat Alina-ku kelaparan di rumah mewah itu. Tak hanya itu, dia dikurung dalam kamar tak layak hingga seluruh tubuh dipenuhi kotoran. Tubuh berisi putriku kini bagaikan tulang dibalut kulit. Dia juga tak bicara padaku, seperti orang linglung. Lebih menyakitkan lagi, pelakunya adalah menantuku dan selingkuhannya. Alina, kuatlah, Nak. Mereka akan mendapatkan balasannya. Dan kamu akan kembali menjadi Alina yang ceria, cantik dan bahagia. Kisah perjuangan ibu, menuntut keadilan buat putri kesayangannya

View More

Chapter 1

Kenyataan yang Menyakiti Seorang Ibu

Niat hati memberikan kejutan, tapi akulah yang harus terkejut setengah mati saat melihat kondisi putriku yang mengenaskan di rumah mewah suaminya.

 

Sejak Alina menikah, terhitung aku datang ke rumah suaminya. Lima bulan lalu, Alina mengabarkan kalau cucu pertamaku sudah lahir. Tapi sayangnya aku tak bisa langsung menjenguk, meskipun rasa rindu itu begitu menyiksa. Sesekali kami bertukar kabar melalui telpon. Itupun tak bisa lama karena aku harus membantu mengurus anak dari Raka dan menantuku, Sri. Cucu yang kunantikan sejak tiga tahun terpaksa lahir prematur karea suatu hal. Untung saja menantu dan cucuku selamat dan kini sudah sehat. Namun, tiga bulan terakhir, aku tak pernah menelpon lagi dengan Alina. Apa dia marah karena aku tak langsung menjenguknya?

 

Setelah perjalanan sekitar 12 jam, aku turun tepat di depan rumah menantuku yang mewah. Aku memencet bel yang terletak di sisi pagar. Lumayan lama hingga seseorang datang membukakan pintu. Seorang perempuan cantik, montok dan mengenakan pakaian yang ngepas di badannya. Mata tuaku merasa risih melihat penampilannya.

 

“Cari siapa, ya?” tanyanya, menatapku dari atas sampai bawah.

 

Aku jadi ragu, apakah Delon dan Alina sudah pindah dari rumah ini?

 

“Apa benar ini rumah Delon?”

 

“Iya, ini rumah Mas Delon. Ibu ini siapa, ya?”

 

Mas? Dia memanggil menantuku dengan sebutan mas? Setahuku Delon anak tunggal dan dia tak punya adik perempuan. Lalu siapa perempuan ini?

 

“Delonnya ada? Saya ini bibinya dari kampung.”

 

Terpaksa berbohong karena aku melihat gelagat tidak beres. Jika langsung jujur, aku takut kalau dia langsung mengusirku.

 

“Oh, Mas Delon gak pernah cerita kalau dia punya bibi. Mari masuk, Bi,” ujarnya ramah. Sedikit lebih lembut dari pertama kali dia melihatku tadi.

 

Perempuan berkulit putih itu membantu mebawa tas pakaianku. Sementara aku membawa beberapa dodol dan salak, penganan khas yang kubeli di Palsabolas. Aku memasuki rumah bercat putih itu dengan perasan tak menentu. Semua begitu hening, padahal ini sudah pukul 8 pagi. Apa putriku belum bangun jam segini?

 

“Silakan duduk, Bi. Aku panggilkan Mas Delon dulu.”

 

Aku mremas tangan dengan kuat saat melihat perempuan berlipstik merah menyala itu masuk ke kamar utama sambil memanggil nama menantuku. Bagaiman bisa dia masuk sembarangan ke kamar anak dan menantuku? Tidak sopan sekali.

 

Aku membalikkan badan, membelakangi arah pintu kamar itu. Menarik napas panjang dan membuanganya dengan kasar. Perasaanku mulai tak enak.

 

“Bibi siapa sih, Yang? Aku gak punya bibi deh. Kamu ini jangan sembarangan ngajak orang masuk. Bisa saja kan, komplotan perampok yang mau lihat-lihat suasana rumah ini.”

 

Aku meneguk ludah mendengar suara menantuku. Kubalikkan badan dan menatap tajam lelaki berusia 25 tahun itu, wajahnya langsung tegang.

 

“I-ibu.”

 

Suaranya tercekat, melepaskan tangan perempuan berambut sebahu yang bergelayut di lengannya.

 

“Kok ibu sih, Mas? Dia itu siapa sih?”

 

“Diam kamu, Maya. Sana ke belakang!” desis Delon. Dia langsung menghampiriku dan hendak meraih tangan ini, tapi kuabaikan.

 

“Dimana Alina?” sergahku.

 

“Di-dia.”

 

Ah, kenapa menantuku kaku seperti ini? Aku jadi semakin curiga kalau dia menyembunyikan sesuatu. Aku beranjak ke kamar dimana Delon tadi berada, tapi tidak ada putriku.

 

“I-Ibu, Alina tidak ada di sini.”

 

“Lalu dimana dia?”

 

“Alina mengkhianatiku, Bu. Setelah anak kami lahir, dia pergi dengan selingkuhannya. Dia belum siap punya anak.”

 

Omong kosong. Jelas-jelas Alina senang saat mengatakan anaknya lahir.

 

“Jangan bohong kamu! Putriku tak mungkin seperti itu.”

 

“Tapi itulah kenyataannya, Bu.”

 

“Lalu kenapa kamu tak cerita kalau Alina tak tinggal di rumah ini lagi, hah?” Aku meninggikan suara mendengar jawaban menantuku yang ikut melukai perasaan ini.

 

“A-aku hanya ingin menjaga perasan Ibu.”

 

Aku menggelengkan kepala, tidak percaya sama sekali dengan kata-kata menantuku, apalagi melihat perempuan tadi bergelayut manja di lengannya. Aku berjalan cepat ke kamar utama, tapi tidak ada orang. Kamar sebelah juga tidak ada, hanya ada cucuku di sana yang sedang tertidur pulas. Aku berkeliling lagi dan mencari Alina ke seluruh sudut rumah yang luas ini.”

 

“Tidak ada dia di sini, Bu.” Delon mencegahku saat mau membuka kamar dekat dapur. Biasanya itu kamar pembantu rumah tangga mereka.

 

“Kalau memang tidak ada dan semua ucapanmu benar, jangan menghalangi Ibu,” bentakku. Kuputar kunci dan menekan gagang pintu. Begitu terbuka, aroma tak sedap langsung menyeruak.

 

Aku menghidupkan senter ponsel dan mencari saklar lampu kamar itu. Cahaya lampu remang-remang, tapi aku bisa melihat kondisi kamar yang mirip sarang tikus. Banyak sampah dimana-mana, tapi tak terlihat Alina.

 

“Alina! kamu dimana, Nak!” seruku. Ah, aku tak berharap kalau dia ada di kamar ini. Tapi dimana kamu, Nak?

 

“Sudah kubilang, dia tidak ada di sini, Bu. Ayolah ke depan. Kamar ini belum sempat dibersihkan.” Delon menyentuh punggungku dan sedikit mendorong.

 

Tapi kenapa kamar itu bisa kotor sekali? Pasti ada yang tak beres. Tapi apa?

 

“Buuu ...!”

 

Suara lemah seorang perempuan membuatku menahan langkah. Aku kembali masuk kamar dan mencari sudut ruangan dan sendi-sendiku langsung lemas melihat seorang perempuan duduk bersandar di belakang pintu. Pantas saja aku tak melihatnya tadi. Rambut perempuan berbadan kurus kerempeng itu acak-acakan, tapi aku masih bisa mengenalinya. Dia pernah menghuni rahimku selama kurang lebih 9 bulan.

 

“Alina, Sayang. Kenapa kamu bisa begini, Nak?” Aku meraung-raung disertai bulir mata yang meluncur bebas. Kukira akan memberikan Alina kejutan, tapi akulah yang terkejut melihat kondisinya yang miris.

 

“A-ku la-par, Bu.”

 

Suaranay terbata-bata, seperti tak punya tenaga. Aku mengusap wajah dengan kasar, memapah putriku dengan sekuat tenaga. Kakinya yang kurus seolah tak punya tenaga untuk berdiri.

 

Aku tak meminta bantuan Delon yang kelihatan pucat. Meskipun aku tak muda lagi, tapi karena tubuh Alina sangat kurus, aku berhasil membawanya keluar dari kamar pengap itu. Kuambil air dari dapur, mencuci wajahnya saja, lalu memberikan minum. Dengan tergesa membuka mengambil kue bolu yang kubuat tadi malam, menyuapkannya ke mulut putriku yang bergetar.

 

Darahku mendidih. Siapa pun yang membuat putriku seperti ini, dia akan mendapat balasannya.

 

 

 

 

 

 

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Sri Widowati
mengandung bawang
2023-09-26 18:19:23
0
user avatar
b_lily04
Awal baca novelnya nyesek banget sama keadaan alina. Orangtua mana yg terima anaknya diperlakukan biadab kek gitu. Ikut senang alina bisa bebas dan mendapatkan cinta lain yg lebih baik. Delon juga kena karmanya. Sukses terus untuk author.
2023-08-16 11:24:25
0
user avatar
Vivi Sylvia
baguss bangettt
2023-07-21 12:16:54
0
user avatar
Mii_lia
ceritanya sangat menarik
2023-06-08 10:32:12
0
user avatar
Agus Irawan
hai kak izin promosi. mampir ke Novelku juga ya Judul "Kembang Desa Sang Miliarder" pena" Agus Irawan terima kasih .........
2023-01-12 10:47:13
2
user avatar
Herlina Teddy
Good Story
2023-01-11 08:39:41
3
user avatar
Deeza Hashim
bagus ceritanya.
2023-01-05 08:44:44
2
110 Chapters
Kenyataan yang Menyakiti Seorang Ibu
Niat hati memberikan kejutan, tapi akulah yang harus terkejut setengah mati saat melihat kondisi putriku yang mengenaskan di rumah mewah suaminya.Sejak Alina menikah, terhitung aku datang ke rumah suaminya. Lima bulan lalu, Alina mengabarkan kalau cucu pertamaku sudah lahir. Tapi sayangnya aku tak bisa langsung menjenguk, meskipun rasa rindu itu begitu menyiksa. Sesekali kami bertukar kabar melalui telpon. Itupun tak bisa lama karena aku harus membantu mengurus anak dari Raka dan menantuku, Sri. Cucu yang kunantikan sejak tiga tahun terpaksa lahir prematur karea suatu hal. Untung saja menantu dan cucuku selamat dan kini sudah sehat. Namun, tiga bulan terakhir, aku tak pernah menelpon lagi dengan Alina. Apa dia marah karena aku tak langsung menjenguknya?Setelah perjalanan sekitar 12 jam, aku turun tepat di depan rumah menantuku yang mewah. Aku memencet bel yang terletak di sisi pagar. Lumayan lama hingga seseorang datang membukakan pintu. Seorang perempuan cantik, montok dan mengenak
last updateLast Updated : 2022-12-28
Read more
Memandikan Putriku Tersayang
Aku juga punya menantu dan memperlakukannya bagaikan putriku. Berharap kalau Alina juga mendapatkan perlakuan yang baik di rumah orang. Namun, kenyataanya bertolak belakang. Putri kesayanganku diperlakukan seperti bukan manusia. Entah apa yang ada dalam pikiran Delon sampai membuat istrinya hampir seperti tengkorak bernyawa. Jika aku terlambat datang berkunjung, mungkin Alina akan perlahan meregang nyawa.Jika memang Delon tak menginginkan putriku lagi, kenapa harus dis*ksa begini? Apa dia lupa kalau putriku masih punya orang tua lengkap dan juga saudara yang siap menerima Alina kembali? Selama aku masih hidup dan bisa berusaha, anak bukanlah beban bagiku. Dia menikah karena proses kehidupan, tapi tetap saja Alina putriku. Tak ada yang berubah.Aku tak melepaskan pandangan dari perempuan yang telah memberiku satu cucu. Kentara sekali kalau putriku sangat kelaparan. Aku mencuci tangannya dengan sebaskom air karena kini dia tak mau lagi kusuapi. Dia makan kue tanpa jeda hingga sesekali
last updateLast Updated : 2022-12-28
Read more
Tak Butuh Penjelasan
Alina kududukkan di sebuah kursi kayu yang kuambil dari dapur. Tak ada rasa malu putriku lagi saat semua pakaiannya kulepas. Hatiku semakin terluka ketika bisa melihat dengan jelas tulang rusuknya yang tercetak dibalut kulit. Aku harus cepat mengakhiri smeua ini. Dadaku semakin sesak melihat kondisi fisik dan psikisnya yang tidak baik-baik saja.Aku melihat gunting tergantung di dekat sabun cuci cair dan langsung kupotong pendek rambut Alina. Ini cara paling mudah untuk menghilangkan kotoran yang sudah mengering, lalu menuangkan sampo ke rambutnya agar bersih. Dengan hati-hati aku menyabuni seluruh tubuh putriku, takut kalau dia kesakitan karena ada beberapa luka. Mungkin karena terlalu lama tak tukar posisi duduk atau tidur.Aku keluar mengambil sikat gigi baru dari tas yang selalu dibawa jika bepergian. Aku tak rela jika Alina memakai sikat gigi bekas suaminya dan perempuan itu. Sekalian juga handuk kubawa agar dia tak kedinginan.“Buka mulutnya, Sayang!” titahku.Alina menurut, t
last updateLast Updated : 2022-12-28
Read more
Dokter Rian, Teman Putraku
“Oh iya, saya harus membawa Cici.”Aku baru teringat akan cucuku. Ya Allah, hari ini begitu melelahkan. Tapi aku harus segera membawa anak dan cucuku dari rumah ini agar lebih aman. Jika rumah suami adalah tempat paling aman dan nyaman bagi seorang istri dan anak, itu tak berlaku buat putriku. Mereka harus kuselamatkan dari manusia-manusia terkut*uk itu. Apalagi kulihat Maya tidaklah suka pada bayinya Alina. Ya, jelas saja karena Cici bukan darah dagingnya. Dia hanya mneginginkan lelaki yang sudah beristri itu.“Gak usah dibawa segala, Jeng,” cegah besanku. “Kan ada Maya, babysitter berpengalaman. Selama ini dia bisa menjaga Cici dengan baik kok.”“Ya, dia baby sitter berpengalaman dalam merebut suami orang. Saya tak mau ambil resiko kalau cucuku akan celaka di tangannya,” tegasku.Aku bergegas ke kamar dan menggendong bayi menggemaskan itu. Baru sekarang aku bisa menggendongnya. Tak terasa air mataku meluncur lagi. Tapi, aku sedikit heran, kenapa Cici tidur terus? Sejak aku sampai ke
last updateLast Updated : 2022-12-28
Read more
Mengirim Foto Putriku
Sesaat setelah dokter Rian memasuki ruangan, aku tersadar dengan cucuku yang terus saja tidur. Ini sudah tak normal lagi. Masa dia tak terganggu sejak tadi pagi. Napasnya teratur dan badannya tidak panas. Tapi kenapa tidur terus?Aku menanyakan pada perawat, ke ruangan mana harus memeriksakan cucuku. Dengan senang hati dia mengantarku menemui dokter spesialis anak.“Kenapa cucu saya tidur terus, Dok?” cecarku ketika dokter perempuan itu selesai memeriksa cucuku. Dia menghembuskan napas berat dan memintaku duduk.“Saya menemukan campuran obat tidur dalam susu yang tertumpah di bajunya. Bayi sangat wajar jika sering menangis, Bu. Itu caranya berkomunikasi dengan orang dewasa jika dia lapar, ngompol atau buang air besar.”Aku menekan dada dan memelotot. Tak menyangka kalau baby sitter itu membrikan campuran obat tidur buat cucuku. Keterlaluan sekali. Lalu apa kerjanya di rumah itu? “Menangis juga bisa menandakan kalau dia sedang tak tak enak badan atau tidak nyaman. Sangat tidak dianju
last updateLast Updated : 2022-12-28
Read more
Harus Serba Hati-hati
Setelah beberapa saat, ponselku kembali berdering. Raka menelpon lagi. Kalau tidak diangkat, takutnya mereka semakin cemas dengan berbagai dugaan buruk. Aku membayar makanan dan bergegas mencari tempat yang agak sepi agar tidak mengundang perhatian orang banyak. “Bu, apa maksud foto itu? Siapa dia?” cecar Raka. “Kamu tak mengenali adikmu sendiri, Raka?” sergahku.“Mirip Alina, tapi itu pakai aplikasi edit wajah, kan, Bu? Gak mungkin adikku kurus begitu? Ibu dan Alina hanya mengerjai kami, kan?”Ah, andai saja Alina benar-benar hanya mengerjaiku, tentu aku tak perlu berada di rumah sakit ini. Tapi kenyataannya, dia memang sangat kurus sekarang. Mungkin jika aku berada di posisi Raka, dikirimi foto Alina seperti ini, diri ini tak akan percaya begitu saja. Kalau bukan mata tua ini melihat tubuh tak berdaya itu dengan jelas dan langsung, mungkin aku juga akan mengira foto kurus putriku hanyalah bohong-bohongan. S“Bu, tolong hidupkan video call-nya. Raka yakin Alina sedang menahan tawa
last updateLast Updated : 2022-12-28
Read more
Kenali Ibumu Ini, Nak
Aku tersenyum menyeringai melihat Delon berlari tunggang langgang dikejar 4 laki-laki itu. Mungkin detak jantungnya sekarang berpacu sangat cepat saking takutnya. Itu belum sebanding dengan ketakutanku karena hampir kehilangan putri kesayanganku. Aku mempercepat langkah dan langsung masuk ke dalam rumah sakit.“Bu Rahimah? Darimana saja? Saya cariin dari tadi tak nampak.”Dokter Rian menghampiriku. Wajahnya yang bersih menyejukkan hati. Andai aku masih punya anak perempuan lajang, lelaki seperti ini yang kuharapkan jadi jodohnya.“Saya baru makan, Dok. Bagaimana keadaan anak saya?”“Jangan bersikap formal begitu, Bu. Panggil saja saya Rian, tanpa embel-embel dokter. Saya seusia Raka. Ibu bisa menganggap saya seperti anak sendiri.”“Kamu baik sekali, Nak. Orang tuamu pasti bangga memiliki anak sepertimu.”Rian tertawa sekilas. “Saya baik berkali-kali kok, Bu, bukan cuma sekali baiknya.”Sepertinya dia berusaha menghiburku. Aku tersenyum tipis, menghargai usahanya untuk membuatku terhib
last updateLast Updated : 2023-01-03
Read more
Pov Delon
Seperti disengat aliran listik tegangan tinggi, bibirku bergetar disertai detak jantung bagai irama pacuan kuda. Aku ingin menghilang dari rumah ini dalam satu kedipan mata untuk menghindari tatapan menghujam perempuan sedikit lebih tua dari mamaku. Lidahku terasa keluh, tak sanggup membayangkan nasibku ke depannya. Di hadapanku sekarang ada Bu Rahimah yang tak lain adalah mertuaku. Dan apesnya, aku tak ada persiapan untuk menyambut kedatangannya dengan sejuta alasan yang masuk akal. Aku ingin memaki Maya yang sembarangan memasukkan orang yang tak dikenalnya ke rumah ini. Wanita cantik itu telah menyeretku ke dalam bahaya. Setelah berbagai alasan dan melibatkan Mama untuk meredakan emosi mertua, tetap saja aku tak berdaya dengan ancaman ibunya Alina. Dengan terpaksa, aku mengusir penghibur hati itu dari rumah ini karena desakan mertuaku. Kuharap Maya mengerti posisiku yang bagai buah simalakama. Setelah urusan ini selesai, aku akan membujuknya dengan mengajak belanja sepuas hati. Pas
last updateLast Updated : 2023-01-04
Read more
Dokter Rese
Selesai makan, Mama menelpon seseorang. Aku belum lega sebelum memberikan pelajaran berharga pada mertuaku. Dengan begitu, dia akan berpikir berkali-kali dan mengurungkan niat berurusan dengan hukum. “Perempuan kampung itu pasti lengah karena kelelahan. Kamu cari cara, apapun itu. Tapi jangan sampai masuk pekarangan rumah sakit karena di sana full CCTV.” Mama memberi instruksi sembari memperlihatkan foto mertuaku.“Kalau sampai kamu gagal, jangan libatkan kami. Ini resikomu karena bayarannya sangat mahal,” timpalku.“Beres, Bos.”Aku tersenyum puas melihat kepercaya dirinya. Untuk memastikannya berhasil, aku terjun lanjung ke lapangan. Tapi apa yang terjadi, aku malah jadi bulan-bulanan massa. Entah kenapa mertuaku bisa tahu kalau aku yang menyuruh pemotor itu ingin mencelakainya. “Jangan pukuli saya! Saya tidak bersalah,” pintaku. Bibir sudah berdarah, tapi tiada yang menolong karena aku tadi berlari ke tempat yang lebih sepi.“Lalu kalau kamu tidak salah, kenapa lari, hah?” benta
last updateLast Updated : 2023-01-04
Read more
Sambut Bapakmu, Nak
Sejak Cici dipindahkan ke ruangan yang sama dengan ibunya, dia sibuk mengoceh dan bermain-main sendiri. Aku senang melihatnya mulai ceria, tapi Alina belum mau merespon meskipun kudekatkan cucuku padanya. Aku harus sabar dengan prosesnya. Tiada bosan, berkali-kali kukecup kening putriku dan anak pertamanya.Aku berdiri saat mendengar suara ribut-ribut di luar. Terdengar suara menantu dan besanku yang memaksa mau masuk. Sikap mamanya Delon mulai berubah drastis. Tadi saat pertama berjumpa, dia masih berpura-pura bersikap baik, tapi sekarang mulai menampakkan sifat aslinya.“Maaf, Pak, Bu. Saya hanya menjalankan perintah. Tidak boleh menjenguk kecuali seizin Bu Rahimah dan dokter Rian Irwansyah. Silakan pergi sebelum saya bertindak tegas!” Aku menautkan alis dan mengingat-ingat apakah pernah menyuruh orang menjaga pintu agar suami dan mertua putriku tidak masuk. Seingatku memang tak ada. Bahkan tak kepikiran sampai sana.Aku mengintip dari balik kaca, ibu dan anak itu telah pergi setela
last updateLast Updated : 2023-01-04
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status