Share

Fitnah Andin

"Ya ampun, mbak. Abis makan cabe berapa kilo? Pedes beud!" jawab Nina.

"Gue nggak ngomong ke lo!" Murka Andin.

"Tapi aku denger!" balas Nina tidak kalah berani.

"Nggak usah jawab!" Andin berkacak pinggang sejak kemunculannya.

"Udah-udah ... kasihan bayi kamu, pasti kaget denger ibunya marah-marah." Eriska segera menjadi air di dalam kobaran api selagi tetap menimang.

Andin memutar bola mata malas meladeni mereka, padahal dia duluan yang memancing. "Heh, Eriska. Lo itu mandul nggak usah sok-sokan gendong bayi. Nggak pantes!" Lagi, Andin menghina.

"Emang ada ya, pelaturan yang larang?" jawab santai Eriska.

"Gue!"

"Punya hak apa, kamu?" tatapan tidak suka jelas hadir pada Eriska. Nina berdecak bangga melihat perlawanan Eriska.

"Eu ... iya ... gue ...."

"Nah, mikir kan nggak bisa jawab. Makannya mbak, jadi orang nggak usah sok-sokan jadi ratu. Mana ada rakyat yang mau punya ratu kek gini bikin gatel pengen nampol!" celetuk Nina se-enaknya.

"Ish, siapa sih lo? Nggak usah ikut campur deh
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status