Di salah satu kamar kecil dalam mansion yang megah Azela meringkuk dalam tidurnya sambil menahan sakit di tubuhnya. Bahkan menahan lapar dan haus karena tidak diberi makan oleh tante dan omnya.
Mereka begitu jahat kepada Azela sampai memutuskan sekolah Azela yang seharusnya gadis kecil berumur 15 tahun masih bersekolah. Menjadikan Azela pembantu dirumahnya sendiri, Azela tidak bisa berbuat apa-apa karena usianya masih remaja tapi Azela selalu mengingat semua perbuatan om dan tantenya dan akan membalaskan dan mengambil milik daddynya yang sudah di wariskan untuknya. Azela hanya bisa bersabar sampai waktunya akan datang. Pintu kamar Azela di buka dengan keras oleh tantenya dengan membawa air di tangannya lalu menyiram ke tubuh Azela. "Hey bangun gadis pembawa sial." ucap Salsa. Azela merasakan perih seluruh tubuhnya karena di siram air, sekuat tenaga untuk duduk. "Ada apa tante?" tanya Azela. "Apa kamu bilang ada apa? Kamu tidak lihat sudah jam 7 pagi sialan, sana bangun buat sarapan dan mencuci." "Iya tante." jawab Azela. "Jangan lupa kamu bersihkan ruangan keluarga juga, awas kalau kamu malas-malasan." Azela hanya diam dan menahan sakitnya. Setelah tantenya keluar Azela membersihkan tempat tidur lalu bergegas keluar dari kamar. Memasak sarapan hanya untuk keluarga tantenya saja, Azela hanya diberi minum karena sedang dalam masa hukuman yang tidak Kirana lakukan melainkan sepupunya tapi Azela yang di salahkan. "Azela sapu disini." ucap Rena anak Salsa yang sombong dan angkuh. Azela lalu menyapu sampah kulit kacang yang dibuang saja Rena ke lantai. Azela hanya bisa sabar melakukan semuanya sampai pada Rena dengan sengaja menendang ember yang berisi air dan lantai kembali basah membuat tante Salsa marah besar karena Azela tidak becus kerja padahal jelas-jelas Rena yang melakukan itu. "Anak sialan kamu bisa kerja tidak? Ha?" ucap Salsa dengan keras sambil menarik rambut Azela dengan kuat. "Akkhh tante sakit." ucap Azela sambil menangis. Sedangkan Rena tertawa. PLAK PLAK "Kamu itu anak sialan dan pembawa sial." ucap Salsa berteriak setelah menampar Azela dua kali. Rasanya Azela sudah tidak sanggup lagi. Sakit yang dia dapat kemarin belum sembuh ditambah hari ini, Azela sungguh mau mati saja. "Ada apa ini ribut-ribut?" Fadil suami Salsa baru saja turun dari tangga. "Ini loh papi, kirana tidak becus kerja membuat lantai kotor pi." jawab Rena dengan sinis melihat Azela di lantai. Fadil melihat semua lantai yang basah penuh dengan air, wajahnya seketika menjadi merah padam melihat ke Azela lalu berjalan mendekat dan langsung menarik rambut Azela dengan keras sampai Azela merasakan rambutnya akan terlepas dari kepalanya. Azela memohon di lepaskan tetapi Fadil malah menyeret Azela ke dapur lalu mendorongnya hingga kening Azela membentur tembok. "Aaakkkhhhh sakit." lirih Azela. "Lanjutkan pekerjaan mu, bersihkan semua ruangan tanpa terkecuali. Kamu tidak akan di beri makan selama 3 hari, ingat itu." ucap Fadil lalu beranjak dari dapur. "Hahahahaha rasain di hukum sama papi, makanya jadi pembantu itu yang becus kerja." ucap Rena sinis. Azela hanya diam sambil menangis. "Aku mau ke Mall dulu mami, teman aku sudah menunggu." ucap Rena kepada Salsa "Iya sayang, hati-hati yaa." jawab Salsa. Kemudian Rena pergi, Salsa menatap tajam Azela yang masih menangis di lantai. "Hey sana kerja tugasmu. Awas yaa aku akan menambah hukumanmu menjadi seminggu tidak makan dan minum, mau? Ha?" ucap Salsa. "Tidak tante." jawab Azela "Cepat bangunnn." ucap lagi Salsa dengan menendang Azela. Azela hanya bisa menahan semuanya dan harus kuat menghadapinya. Bibi sumi yang sedari tadi diam setelah melihat kepergian nyonyanya lantas cepat menghampiri Azela dan membantu Azela duduk di kursi. "Nona Azela baik-baik saja.?" tanya Bibi Sumi pembantu sudah lama bekerja di mansion ini. Melihat Azela yang setiap hari di siksa dan di perlakukan seperti anjing hanya bisa berdoa semogah nonanya bisa terlepas dari om dan tantenya. Bibi Sumi tidak bisa berbuat apa-apa karena dia takut akan membahayakan Azela, bibi sum hanya bisa membantu Azela diam-diam dan memberikan makanannya sedikit untuk Azela juga. "Iya Bi, aku baik-baik saja kok." jawab Azela. "Yang sabar ya Nona, tunggu Bibi ambilkan dulu kotak P3K." ujar Bibi Sumi sambil mengambil kotak P3K. "Sangat sakit ya Nona.?" tanya Bibi Sumi melihat Azela meringis sambil menutup mata. Bibi Sumi merasa kasian sekali melihatnya tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa. "Tidak kok Bi. Makasih ya bi aku mau lanjutkan pekerjaan aku dulu bi sebelum om dan tante kembali marah." jawab Azela sambil pelan-pelan berdiri. "Biar aku bantu ya Nona?" ujar Bibi Sumi. "Tidak usah bi nanti om dan tante melihat, nanti Bibi bisa di marahin juga." jawab Azela. "Tapi Nona sudah makan.?" tanya Bibi Sumi lagi. Ia sangat tahu kalau nona Azela belum makan dari kemarin siang. "Belum Bi, aku hanya minum air putih." jawab Azela. "Ya uda Nona Azela makan dulu ya, bibi tadi buat pagi-pagi sekali untuk Azela. Nona bisa makan di kamar saya, ayo Nona." ajak Bibi Sumi mengambil tangan Azela dengan pelan-pelan takut sampai Azela sampai sakit kalau dia memegangnya. Sampai di kamar, Azela langsung makan dengan lahap dia sangat bersyukur karena masih ada Bibi Sumi yang selalu baik padanya dirumah ini membantunya walaupun secara diam-diam. Bibi Sumi melihat Nona Azela makan dengan lahap begitu kasian sampai menangis diam melihatnya. Nona Azela putus sekolah dan menjadi pembantu dirumahnya sendiri. Ia selalu berdoa semoga Nona Azela bisa keluar dari mansion ini. Dia juga sudah mengirim surat kepada kakek dan neneknya di Singapura tapi sampai sekarang mereka belum datang. Padahal hampir tiap hari Bibi Sumi mengirim surat ketika dia mau keluar dari mansion untuk berbelanja tapi hasilnya sama saja tidak ada yang datang dari pihak mommynya Azela bahkan ini sudah 2 bulan dia melakukannya. "Bibi terima kasih yaa." ucap Azela sambil memeluk Bibi Sumi. "Iya Nona saya akan selalu membantu Nona, jadi Nona jangan khawatir kalau masalah makanan ya." jawab Bibi Sumi sambil membalas pelukan Azela. "Aku keluar dulu Bi." ucap Azel. Bibi Sumi hanya mengangguk. Bibi Sumi teringat dengan daddynya Azela, sebelum berangkat ke luar kota bersama istrinya sebelum mereka kecelakaan, daddynya Azela memberikan sebuah amplop besar kepadanya yang berisi semua berkas aset pemilikan yang sudah beralih atas nama Azela, semua perhiasan dan beberapa kartu black card Itu semua untuk Azela. Dia mengira akan sesuatu terjadi makanya dia mempersiapkan semua itu. Dan hal itupun terjadi. Daddynya Azela memberinya pesan untuk menjaga Azela dengan baik dan memberikan amplop besar itu kepada Azela setelah umur 17 tahun.Di sebuah mansion megah di Singapura, seorang pria yang merupakan asisten membawa tumpukan surat yang banyak kepada Tuannya, sebab Tuan dan Nyonyanya baru datang dari luar negeri selama 2 bulan berada disana. TOK TOK"Masuk.""Maaf Tuan, saya membawa surat dari Indonesia" ucap Seno sambil menyerahkan setumpuk surat di atas meja."Surat sebanyak ini ?" tanya Smit yang tak lain adalah kakek Azela."Iya Tuan, sejak 2 bulan ini" jawab Seno.Kemudian Smit membuka satu surat yang paling atas dan melihat pengirim surat dari Indonesia bertuliskan alamat rumah anak dan menantunya yang sekarang ditinggali oleh cucunya yaitu Azela bersama Tantenya. Smit membaca pelan-pelan sampai sekitka wajahnya menjadi merah padam dan langsung menatap tajam asistennya."Kenapa kau baru menyampaikan kepadaku mengenai surat ini ?" tanya Smit dengan tajam."Maaf Tuan saya sudah mau menyampaikan kala itu tapi saya urungkan karena melihat nyonya masuk rumah sakit." jawab Seno dengan menunduk. Ia tidak tau kalau su
Kedatangan Smit ke mansion tidak ada yang mengetahuinya itu membuat Fadil dan Salsa sangat terkejut dan ketakutan ketahuan akan semua perbuatan mereka ke Azela. Smit langsung di terima dan di bukakan langsung pagar yang menjulang tinggi oleh satpan. Mobil memasuki halaman mansion lalu Smit turun dari mobil setelah asistennya membukakan pintu mobil. "Silahkan Tuan" ucap Seno mempersilahkan Smit melangkah. Dengan gerakan cepat menutup mobil dan langsung menyusul Smit. Seno menekan bel dan pintupun terbuka. "Selamat pagi Bibi Sumi" ucap Seno. "Selamat pagi, syukurlah Tuan Smit datang." ucapnya dengan pelan seakan takut suaranya kedengaran sambil melihat ke belakang. "Apa Azela baik-baik saja Bi ?" tanya Smit. "Nona Azela baik-baik saja Tuan tapi..." jawab Bibi sum sambil memperhatikan kebelakang. "Tapi apa bi ?" tanya Smit keheranan. "Silahkan Tuan masuk dulu nanti Tuan bisa lihat sendiri saya tidak bisa banyak bicara karena saya takut nanti ketahuan Tuan." jawab Bibi Sumi dengan
Setelah menempuh perjalanan akhirnya sampai di rumah sakit. Seno buru-buru turun memanggil suster. Suster langsung mendorong brangkar Azela langsung di letakkan di atas brangkar dan di dorong ke dalam UGD."Maaf, Tuan bisa menunggu didepan. Biar dokter memeriksanya." ujar suster kepada Smit."Berikan yang terbaik untuk cucuku suster." ucap Smit."Iya Tuan" jawab suster lalu menutup pintu dan masuk ke dalam."Seno selediki Tio Aku curiga kalau ada kerja sama antara Tio dengan Fadil" ucap Smit."Baik Tuan." jawab Seno. Setelah beberapa menit kemudian pintu UGD terbuka menampilkan dokter."Bagaimana keadaan cucu saya dokter ?" ucap Smit. "Pasien tubuhnya sangat lemah Tuan, dia mengalami kekurangan gizi dan mungkin juga dia belum makan. Banyak bekas memar di tubuhnya juga Tuan" jawab sang dokter."Tapi anda jangan khawatir setelah nanti di beri nutrisi dan minum obat pasien akan pulih Tuan."ucap sang dokter lagi."Baiklah, terima kasih dokter. Apa aku bisa menemuinya ?" tanya Smit."Bol
8 Tahun Kemudian. Seorang gadis cantik Berusia 23 tahun duduk di kursi kerjanya sambil membaca semua laporan yang diberikan oleh asistennya. Gadis cantik ini telah melakukan rapat bulanan tadi bersama karyawannya. Sudah 3 tahun, Azela mengembangkan perusahaan yang diberikan oleh Kakeknya. Namun, selama itu dia bekerja di belakang layar. Hanya namanya saja yang terkenal dimana mana, Tapi wajahnya tidak, sebab dia bekerja di balik layar seperti kakeknya yang ingin menikmati hidup dengan damai. TOK TOK "Masuk." ucap Azela yang masih membaca laporan. "Permisi Miss, ada undangan makan malam dari Ceo Sentro Company"ucap asistennya, bernama Dira. "Bilang saja seperti biasa" ucap Azela. "Tapi sebelumnya saya sudah menolak Miss. Tapi asistennya bilang kalau Ceo Sentro Company tidak menerima penolakan" ucap Dira. "Ya sudah kamu terima saja. Kamu saja yang datang" ucap Azela dengan santai. "Tapi Miss.." ucapan Dira terpotong. "Lakukan saja apa yang aku perintahkan, cari a
Di sebuah perusahaan besar yang berpusat di Indonesia, Seorang pria yang sangat tampan tapi dingin dan tak tersentuh, di gilai banyak wanita tapi tidak ada satupun yang bisa menaklukan pria tampan ini. Dia sangat anti kepada wanita yang berani menggodanya. Usianya sudah 28 tahun tapi dia masih saja sendiri. Dia tidak pernah menjalin hubungan bahkan dekatpun dengan seorang wanita juga dia tidak berminat sekali. Dia adalah Ferro Alexander menjabat sebagai Ceo di perusahaannya yaitu Horace Group perusahaan yang besar di negara ini yang bergerak dalam berbagai bidang yaitu teknologi, industri, perdagangan dan perhotelan. Dia adalah orang terkaya di negara ini. TOK TOK "Masuk" ucap pria tampan yang duduk dikursi kebesarannya sambil membaca berkas. "Tuan 10 menit lagi rapat akan di mulai" ucap asisten nya, Hedy. "Hmmm" balas deheman Ferro, Lalu membereskan berkasnya dan beranjak keluar dari ruangannya menuju ruangan rapat. "Tuan" ucap sekertaris Ferro, menunduk ketika melihat
Hedy datang ke apertemen yang Ferro kirimkan alamatnya untuk menjemputnya, namun saat Ferro dan Hedy ingin pergi, Ferro tidak melihat Azela dan mengira Azela berada di dalam kamarnya. Ferro memilih menunggu sebentar, dia ingin pamit dan berterima kasih telah menolongnya. "Tuan apa kita pergi sekarang ?" tanya Hedy. "Tidak, kita tunggu wanita itu keluar, dia sudah menyelamatkanku" jawab Ferro. Setelah 1 jam menunggu, pintu kamar Azela terbuka dan Azela keluar dari sana. Dia baru bangun dari tidurnya, melihat orang asing di apertemennya dia berteriak. "Siapa kau ?" tanya Azela sambil menunjuk Hedy. "Dia asistenku" jawab Ferro berbalik ke arah Azela. "Oh" hanya itu yang Azela balas, lalu dia ingin berjalan menuju dapur namun langkahnya terhenti saat mendengar perkataan Ferro. "Aku akan pergi sekarang, terima kasih telah membantuku" ucap Ferro. Azela hanya menganggukkan kepala. Ferro berjalan mendekat, membuat Azela mengerutkan keningnya. Katanya mau pergi, malah
1 bulan berlalu. Sejak kejadian di restoran waktu itu. Ferro sering memikirkan wanita yang menolongnya, waktu itu dia hanya diam ketika di tolak untuk bertemu dengannya. Dia sangat yakin wanita itu akan datang kepadanya meminta balas budi, namun sampai sebulan ini wanita itu tidak pernah datang bahkan untuk sekedar menelpon juga tidak ada. Ferro jadi gelisah sendiri, membuatnya juga heran dengan dirinya yang tak biasanya. Aku tidak pernah segelisah ini. "Selidiki dan cari informasi wanita itu" ucap Ferro menelpon asistennya. "Maaf Tuan, wanita yang mana anda maksud ?" tanya Hedy, yang belum paham. "Wanita yang menolongku" "Baik Tuan" Sedangkan wanita yang membuat Ferro gelisah, sedang mengerjakan desain dibutiknya di Singapura, Azela sudah kembali 1 minggu yang lalu. Huh banyak sekali. Setiap bulan, Azela mengambil satu minggu full untuk membuat desain, model baru untuk di keluarkan setiap bulannya. Jadwal Azela sangat padat, dia juga harus mengecek semua laporan
Keesokan harinya, Azela masih mengulum dirinya dalam selimut, tidurnya sangat nyenyak. Mungkin karena semalam dia lembur jadi membuatnya tidur nyenyak sampai pagi. "Azela bangun sayang" Nada, nenek Azela datang ke kamar, membuka horden sehingga terik matahari masuk menyirangi kamar Azela. "Huumm Azela masih mau tidur nek" jawab Azela dengan mata yang masih tertutup. "Sudah pagi sayang" ucap Nada sambil memperbaiki rambut Azela yang berantakan. "Cucu nenek cantik bangat" ucap Nada lagi, wajah Azela sangat mirip dengan Tamara putrinya. "Humm nenek gombal" Azela dengan perlahan membuka matanya. Nada pun terkekeh, "Nenek tidak bohong sayang, kamu cantik sekali seperti mommy kamu" "Aku anak mommy dan cucu nenek" jawab Azela. Nada tersenyum sambil mengelus kepala Azela dengan lembut. "Ayo sekarang bangun, mandi dulu, nenek tunggu di meja makan yaa" "Iya nek" jawab Azela langsung bangun dan berjalan masuk ke kamar mandi. Setelah 20 menit kemudian, setelah mandi dan berpak