Share

Wanita Tangguh untuk Sang Billionaire
Wanita Tangguh untuk Sang Billionaire
Penulis: mawarputih_

BAB 1 PERUBAHAN HIDUP AZELA

Di salah satu kamar kecil dalam mansion yang megah Azela meringkuk dalam tidurnya sambil menahan sakit di tubuhnya. Bahkan menahan lapar dan haus karena tidak diberi makan oleh tante dan omnya.

Mereka begitu jahat kepada Azela sampai memutuskan sekolah Azela yang seharusnya gadis kecil berumur 15 tahun masih bersekolah.

Menjadikan Azela pembantu dirumahnya sendiri, Azela tidak bisa berbuat apa-apa karena usianya masih remaja tapi Azela selalu mengingat semua perbuatan om dan tantenya dan akan membalaskan dan mengambil milik daddynya yang sudah di wariskan untuknya. Azela hanya bisa bersabar sampai waktunya akan datang.

Pintu kamar Azela di buka dengan keras oleh tantenya dengan membawa air di tangannya lalu menyiram ke tubuh Azela.

"Hey bangun gadis pembawa sial." ucap Salsa.

Azela merasakan perih seluruh tubuhnya karena di siram air, sekuat tenaga untuk duduk.

"Ada apa tante?" tanya Azela.

"Apa kamu bilang ada apa? Kamu tidak lihat sudah jam 7 pagi sialan, sana bangun buat sarapan dan mencuci."

"Iya tante." jawab Azela.

"Jangan lupa kamu bersihkan ruangan keluarga juga, awas kalau kamu malas-malasan."

Azela hanya diam dan menahan sakitnya. Setelah tantenya keluar Azela membersihkan tempat tidur lalu bergegas keluar dari kamar.

Memasak sarapan hanya untuk keluarga tantenya saja, Azela hanya diberi minum karena sedang dalam masa hukuman yang tidak Kirana lakukan melainkan sepupunya tapi Azela yang di salahkan.

"Azela sapu disini." ucap Rena anak Salsa yang sombong dan angkuh.

Azela lalu menyapu sampah kulit kacang yang dibuang saja Rena ke lantai. Azela hanya bisa sabar melakukan semuanya sampai pada Rena dengan sengaja menendang ember yang berisi air dan lantai kembali basah membuat tante Salsa marah besar karena Azela tidak becus kerja padahal jelas-jelas Rena yang melakukan itu.

"Anak sialan kamu bisa kerja tidak? Ha?" ucap Salsa dengan keras sambil menarik rambut Azela dengan kuat.

"Akkhh tante sakit." ucap Azela sambil menangis. Sedangkan Rena tertawa.

PLAK

PLAK

"Kamu itu anak sialan dan pembawa sial." ucap Salsa berteriak setelah menampar Azela dua kali. Rasanya Azela sudah tidak sanggup lagi. Sakit yang dia dapat kemarin belum sembuh ditambah hari ini, Azela sungguh mau mati saja.

"Ada apa ini ribut-ribut?" Fadil suami Salsa baru saja turun dari tangga.

"Ini loh papi, kirana tidak becus kerja membuat lantai kotor pi." jawab Rena dengan sinis melihat Azela di lantai.

Fadil melihat semua lantai yang basah penuh dengan air, wajahnya seketika menjadi merah padam melihat ke Azela lalu berjalan mendekat dan langsung menarik rambut Azela dengan keras sampai Azela merasakan rambutnya akan terlepas dari kepalanya.

Azela memohon di lepaskan tetapi Fadil malah menyeret Azela ke dapur lalu mendorongnya hingga kening Azela membentur tembok.

"Aaakkkhhhh sakit." lirih Azela.

"Lanjutkan pekerjaan mu, bersihkan semua ruangan tanpa terkecuali. Kamu tidak akan di beri makan selama 3 hari, ingat itu." ucap Fadil lalu beranjak dari dapur.

"Hahahahaha rasain di hukum sama papi, makanya jadi pembantu itu yang becus kerja." ucap Rena sinis. Azela hanya diam sambil menangis.

"Aku mau ke Mall dulu mami, teman aku sudah menunggu." ucap Rena kepada Salsa

"Iya sayang, hati-hati yaa." jawab Salsa.

Kemudian Rena pergi, Salsa menatap tajam Azela yang masih menangis di lantai.

"Hey sana kerja tugasmu. Awas yaa aku akan menambah hukumanmu menjadi seminggu tidak makan dan minum, mau? Ha?" ucap Salsa.

"Tidak tante." jawab Azela

"Cepat bangunnn." ucap lagi Salsa dengan menendang Azela. Azela hanya bisa menahan semuanya dan harus kuat menghadapinya.

Bibi sumi yang sedari tadi diam setelah melihat kepergian nyonyanya lantas cepat menghampiri Azela dan membantu Azela duduk di kursi.

"Nona Azela baik-baik saja.?" tanya Bibi Sumi pembantu sudah lama bekerja di mansion ini.

Melihat Azela yang setiap hari di siksa dan di perlakukan seperti anjing hanya bisa berdoa semogah nonanya bisa terlepas dari om dan tantenya. Bibi Sumi tidak bisa berbuat apa-apa karena dia takut akan membahayakan Azela, bibi sum hanya bisa membantu Azela diam-diam dan memberikan makanannya sedikit untuk Azela juga.

"Iya Bi, aku baik-baik saja kok." jawab Azela.

"Yang sabar ya Nona, tunggu Bibi ambilkan dulu kotak P3K." ujar Bibi Sumi sambil mengambil kotak P3K.

"Sangat sakit ya Nona.?" tanya Bibi Sumi melihat Azela meringis sambil menutup mata. Bibi Sumi merasa kasian sekali melihatnya tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa.

"Tidak kok Bi. Makasih ya bi aku mau lanjutkan pekerjaan aku dulu bi sebelum om dan tante kembali marah." jawab Azela sambil pelan-pelan berdiri.

"Biar aku bantu ya Nona?" ujar Bibi Sumi.

"Tidak usah bi nanti om dan tante melihat, nanti Bibi bisa di marahin juga." jawab Azela.

"Tapi Nona sudah makan.?" tanya Bibi Sumi lagi. Ia sangat tahu kalau nona Azela belum makan dari kemarin siang.

"Belum Bi, aku hanya minum air putih." jawab Azela.

"Ya uda Nona Azela makan dulu ya, bibi tadi buat pagi-pagi sekali untuk Azela. Nona bisa makan di kamar saya, ayo Nona." ajak Bibi Sumi mengambil tangan Azela dengan pelan-pelan takut sampai Azela sampai sakit kalau dia memegangnya.

Sampai di kamar, Azela langsung makan dengan lahap dia sangat bersyukur karena masih ada Bibi Sumi yang selalu baik padanya dirumah ini membantunya walaupun secara diam-diam.

Bibi Sumi melihat Nona Azela makan dengan lahap begitu kasian sampai menangis diam melihatnya. Nona Azela putus sekolah dan menjadi pembantu dirumahnya sendiri. Ia selalu berdoa semoga Nona Azela bisa keluar dari mansion ini.

Dia juga sudah mengirim surat kepada kakek dan neneknya di Singapura tapi sampai sekarang mereka belum datang. Padahal hampir tiap hari Bibi Sumi mengirim surat ketika dia mau keluar dari mansion untuk berbelanja tapi hasilnya sama saja tidak ada yang datang dari pihak mommynya Azela bahkan ini sudah 2 bulan dia melakukannya.

"Bibi terima kasih yaa." ucap Azela sambil memeluk Bibi Sumi.

"Iya Nona saya akan selalu membantu Nona, jadi Nona jangan khawatir kalau masalah makanan ya." jawab Bibi Sumi sambil membalas pelukan Azela.

"Aku keluar dulu Bi." ucap Azel. Bibi Sumi hanya mengangguk.

Bibi Sumi teringat dengan daddynya Azela, sebelum berangkat ke luar kota bersama istrinya sebelum mereka kecelakaan, daddynya Azela memberikan sebuah amplop besar kepadanya yang berisi semua berkas aset pemilikan yang sudah beralih atas nama Azela, semua perhiasan dan beberapa kartu black card Itu semua untuk Azela.

Dia mengira akan sesuatu terjadi makanya dia mempersiapkan semua itu. Dan hal itupun terjadi. Daddynya Azela memberinya pesan untuk menjaga Azela dengan baik dan memberikan amplop besar itu kepada Azela setelah umur 17 tahun.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status