Di salah satu kamar kecil dalam mansion yang megah Azela meringkuk dalam tidurnya sambil menahan sakit di tubuhnya. Bahkan menahan lapar dan haus karena tidak diberi makan oleh tante dan omnya.
Mereka begitu jahat kepada Azela sampai memutuskan sekolah Azela yang seharusnya gadis kecil berumur 15 tahun masih bersekolah. Menjadikan Azela pembantu dirumahnya sendiri, Azela tidak bisa berbuat apa-apa karena usianya masih remaja tapi Azela selalu mengingat semua perbuatan om dan tantenya dan akan membalaskan dan mengambil milik daddynya yang sudah di wariskan untuknya. Azela hanya bisa bersabar sampai waktunya akan datang. Pintu kamar Azela di buka dengan keras oleh tantenya dengan membawa air di tangannya lalu menyiram ke tubuh Azela. "Hey bangun gadis pembawa sial." ucap Salsa. Azela merasakan perih seluruh tubuhnya karena di siram air, sekuat tenaga untuk duduk. "Ada apa tante?" tanya Azela. "Apa kamu bilang ada apa? Kamu tidak lihat sudah jam 7 pagi sialan, sana bangun buat sarapan dan mencuci." "Iya tante." jawab Azela. "Jangan lupa kamu bersihkan ruangan keluarga juga, awas kalau kamu malas-malasan." Azela hanya diam dan menahan sakitnya. Setelah tantenya keluar Azela membersihkan tempat tidur lalu bergegas keluar dari kamar. Memasak sarapan hanya untuk keluarga tantenya saja, Azela hanya diberi minum karena sedang dalam masa hukuman yang tidak Kirana lakukan melainkan sepupunya tapi Azela yang di salahkan. "Azela sapu disini." ucap Rena anak Salsa yang sombong dan angkuh. Azela lalu menyapu sampah kulit kacang yang dibuang saja Rena ke lantai. Azela hanya bisa sabar melakukan semuanya sampai pada Rena dengan sengaja menendang ember yang berisi air dan lantai kembali basah membuat tante Salsa marah besar karena Azela tidak becus kerja padahal jelas-jelas Rena yang melakukan itu. "Anak sialan kamu bisa kerja tidak? Ha?" ucap Salsa dengan keras sambil menarik rambut Azela dengan kuat. "Akkhh tante sakit." ucap Azela sambil menangis. Sedangkan Rena tertawa. PLAK PLAK "Kamu itu anak sialan dan pembawa sial." ucap Salsa berteriak setelah menampar Azela dua kali. Rasanya Azela sudah tidak sanggup lagi. Sakit yang dia dapat kemarin belum sembuh ditambah hari ini, Azela sungguh mau mati saja. "Ada apa ini ribut-ribut?" Fadil suami Salsa baru saja turun dari tangga. "Ini loh papi, kirana tidak becus kerja membuat lantai kotor pi." jawab Rena dengan sinis melihat Azela di lantai. Fadil melihat semua lantai yang basah penuh dengan air, wajahnya seketika menjadi merah padam melihat ke Azela lalu berjalan mendekat dan langsung menarik rambut Azela dengan keras sampai Azela merasakan rambutnya akan terlepas dari kepalanya. Azela memohon di lepaskan tetapi Fadil malah menyeret Azela ke dapur lalu mendorongnya hingga kening Azela membentur tembok. "Aaakkkhhhh sakit." lirih Azela. "Lanjutkan pekerjaan mu, bersihkan semua ruangan tanpa terkecuali. Kamu tidak akan di beri makan selama 3 hari, ingat itu." ucap Fadil lalu beranjak dari dapur. "Hahahahaha rasain di hukum sama papi, makanya jadi pembantu itu yang becus kerja." ucap Rena sinis. Azela hanya diam sambil menangis. "Aku mau ke Mall dulu mami, teman aku sudah menunggu." ucap Rena kepada Salsa "Iya sayang, hati-hati yaa." jawab Salsa. Kemudian Rena pergi, Salsa menatap tajam Azela yang masih menangis di lantai. "Hey sana kerja tugasmu. Awas yaa aku akan menambah hukumanmu menjadi seminggu tidak makan dan minum, mau? Ha?" ucap Salsa. "Tidak tante." jawab Azela "Cepat bangunnn." ucap lagi Salsa dengan menendang Azela. Azela hanya bisa menahan semuanya dan harus kuat menghadapinya. Bibi sumi yang sedari tadi diam setelah melihat kepergian nyonyanya lantas cepat menghampiri Azela dan membantu Azela duduk di kursi. "Nona Azela baik-baik saja.?" tanya Bibi Sumi pembantu sudah lama bekerja di mansion ini. Melihat Azela yang setiap hari di siksa dan di perlakukan seperti anjing hanya bisa berdoa semogah nonanya bisa terlepas dari om dan tantenya. Bibi Sumi tidak bisa berbuat apa-apa karena dia takut akan membahayakan Azela, bibi sum hanya bisa membantu Azela diam-diam dan memberikan makanannya sedikit untuk Azela juga. "Iya Bi, aku baik-baik saja kok." jawab Azela. "Yang sabar ya Nona, tunggu Bibi ambilkan dulu kotak P3K." ujar Bibi Sumi sambil mengambil kotak P3K. "Sangat sakit ya Nona.?" tanya Bibi Sumi melihat Azela meringis sambil menutup mata. Bibi Sumi merasa kasian sekali melihatnya tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa. "Tidak kok Bi. Makasih ya bi aku mau lanjutkan pekerjaan aku dulu bi sebelum om dan tante kembali marah." jawab Azela sambil pelan-pelan berdiri. "Biar aku bantu ya Nona?" ujar Bibi Sumi. "Tidak usah bi nanti om dan tante melihat, nanti Bibi bisa di marahin juga." jawab Azela. "Tapi Nona sudah makan.?" tanya Bibi Sumi lagi. Ia sangat tahu kalau nona Azela belum makan dari kemarin siang. "Belum Bi, aku hanya minum air putih." jawab Azela. "Ya uda Nona Azela makan dulu ya, bibi tadi buat pagi-pagi sekali untuk Azela. Nona bisa makan di kamar saya, ayo Nona." ajak Bibi Sumi mengambil tangan Azela dengan pelan-pelan takut sampai Azela sampai sakit kalau dia memegangnya. Sampai di kamar, Azela langsung makan dengan lahap dia sangat bersyukur karena masih ada Bibi Sumi yang selalu baik padanya dirumah ini membantunya walaupun secara diam-diam. Bibi Sumi melihat Nona Azela makan dengan lahap begitu kasian sampai menangis diam melihatnya. Nona Azela putus sekolah dan menjadi pembantu dirumahnya sendiri. Ia selalu berdoa semoga Nona Azela bisa keluar dari mansion ini. Dia juga sudah mengirim surat kepada kakek dan neneknya di Singapura tapi sampai sekarang mereka belum datang. Padahal hampir tiap hari Bibi Sumi mengirim surat ketika dia mau keluar dari mansion untuk berbelanja tapi hasilnya sama saja tidak ada yang datang dari pihak mommynya Azela bahkan ini sudah 2 bulan dia melakukannya. "Bibi terima kasih yaa." ucap Azela sambil memeluk Bibi Sumi. "Iya Nona saya akan selalu membantu Nona, jadi Nona jangan khawatir kalau masalah makanan ya." jawab Bibi Sumi sambil membalas pelukan Azela. "Aku keluar dulu Bi." ucap Azel. Bibi Sumi hanya mengangguk. Bibi Sumi teringat dengan daddynya Azela, sebelum berangkat ke luar kota bersama istrinya sebelum mereka kecelakaan, daddynya Azela memberikan sebuah amplop besar kepadanya yang berisi semua berkas aset pemilikan yang sudah beralih atas nama Azela, semua perhiasan dan beberapa kartu black card Itu semua untuk Azela. Dia mengira akan sesuatu terjadi makanya dia mempersiapkan semua itu. Dan hal itupun terjadi. Daddynya Azela memberinya pesan untuk menjaga Azela dengan baik dan memberikan amplop besar itu kepada Azela setelah umur 17 tahun.Di sebuah mansion megah di Singapura, seorang pria yang merupakan asisten membawa tumpukan surat yang banyak kepada Tuannya, sebab Tuan dan Nyonyanya baru datang dari luar negeri selama 2 bulan berada disana. TOK TOK"Masuk.""Maaf Tuan, saya membawa surat dari Indonesia" ucap Seno sambil menyerahkan setumpuk surat di atas meja."Surat sebanyak ini ?" tanya Smit yang tak lain adalah kakek Azela."Iya Tuan, sejak 2 bulan ini" jawab Seno.Kemudian Smit membuka satu surat yang paling atas dan melihat pengirim surat dari Indonesia bertuliskan alamat rumah anak dan menantunya yang sekarang ditinggali oleh cucunya yaitu Azela bersama Tantenya. Smit membaca pelan-pelan sampai sekitka wajahnya menjadi merah padam dan langsung menatap tajam asistennya."Kenapa kau baru menyampaikan kepadaku mengenai surat ini ?" tanya Smit dengan tajam."Maaf Tuan saya sudah mau menyampaikan kala itu tapi saya urungkan karena melihat nyonya masuk rumah sakit." jawab Seno dengan menunduk. Ia tidak tau kalau su
Kedatangan Smit ke mansion tidak ada yang mengetahuinya itu membuat Fadil dan Salsa sangat terkejut dan ketakutan ketahuan akan semua perbuatan mereka ke Azela. Smit langsung di terima dan di bukakan langsung pagar yang menjulang tinggi oleh satpan. Mobil memasuki halaman mansion lalu Smit turun dari mobil setelah asistennya membukakan pintu mobil. "Silahkan Tuan" ucap Seno mempersilahkan Smit melangkah. Dengan gerakan cepat menutup mobil dan langsung menyusul Smit. Seno menekan bel dan pintupun terbuka. "Selamat pagi Bibi Sumi" ucap Seno. "Selamat pagi, syukurlah Tuan Smit datang." ucapnya dengan pelan seakan takut suaranya kedengaran sambil melihat ke belakang. "Apa Azela baik-baik saja Bi ?" tanya Smit. "Nona Azela baik-baik saja Tuan tapi..." jawab Bibi sum sambil memperhatikan kebelakang. "Tapi apa bi ?" tanya Smit keheranan. "Silahkan Tuan masuk dulu nanti Tuan bisa lihat sendiri saya tidak bisa banyak bicara karena saya takut nanti ketahuan Tuan." jawab Bibi Sumi dengan
Setelah menempuh perjalanan akhirnya sampai di rumah sakit. Seno buru-buru turun memanggil suster. Suster langsung mendorong brangkar Azela langsung di letakkan di atas brangkar dan di dorong ke dalam UGD."Maaf, Tuan bisa menunggu didepan. Biar dokter memeriksanya." ujar suster kepada Smit."Berikan yang terbaik untuk cucuku suster." ucap Smit."Iya Tuan" jawab suster lalu menutup pintu dan masuk ke dalam."Seno selediki Tio Aku curiga kalau ada kerja sama antara Tio dengan Fadil" ucap Smit."Baik Tuan." jawab Seno. Setelah beberapa menit kemudian pintu UGD terbuka menampilkan dokter."Bagaimana keadaan cucu saya dokter ?" ucap Smit. "Pasien tubuhnya sangat lemah Tuan, dia mengalami kekurangan gizi dan mungkin juga dia belum makan. Banyak bekas memar di tubuhnya juga Tuan" jawab sang dokter."Tapi anda jangan khawatir setelah nanti di beri nutrisi dan minum obat pasien akan pulih Tuan."ucap sang dokter lagi."Baiklah, terima kasih dokter. Apa aku bisa menemuinya ?" tanya Smit."Bol
8 Tahun Kemudian. Seorang gadis cantik Berusia 23 tahun duduk di kursi kerjanya sambil membaca semua laporan yang diberikan oleh asistennya. Gadis cantik ini telah melakukan rapat bulanan tadi bersama karyawannya. Sudah 3 tahun, Azela mengembangkan perusahaan yang diberikan oleh Kakeknya. Namun, selama itu dia bekerja di belakang layar. Hanya namanya saja yang terkenal dimana mana, Tapi wajahnya tidak, sebab dia bekerja di balik layar seperti kakeknya yang ingin menikmati hidup dengan damai. TOK TOK "Masuk." ucap Azela yang masih membaca laporan. "Permisi Miss, ada undangan makan malam dari Ceo Sentro Company"ucap asistennya, bernama Dira. "Bilang saja seperti biasa" ucap Azela. "Tapi sebelumnya saya sudah menolak Miss. Tapi asistennya bilang kalau Ceo Sentro Company tidak menerima penolakan" ucap Dira. "Ya sudah kamu terima saja. Kamu saja yang datang" ucap Azela dengan santai. "Tapi Miss.." ucapan Dira terpotong. "Lakukan saja apa yang aku perintahkan, cari a
Di sebuah perusahaan besar yang berpusat di Indonesia, Seorang pria yang sangat tampan tapi dingin dan tak tersentuh, di gilai banyak wanita tapi tidak ada satupun yang bisa menaklukan pria tampan ini. Dia sangat anti kepada wanita yang berani menggodanya. Usianya sudah 28 tahun tapi dia masih saja sendiri. Dia tidak pernah menjalin hubungan bahkan dekatpun dengan seorang wanita juga dia tidak berminat sekali. Dia adalah Ferro Alexander menjabat sebagai Ceo di perusahaannya yaitu Horace Group perusahaan yang besar di negara ini yang bergerak dalam berbagai bidang yaitu teknologi, industri, perdagangan dan perhotelan. Dia adalah orang terkaya di negara ini. TOK TOK "Masuk" ucap pria tampan yang duduk dikursi kebesarannya sambil membaca berkas. "Tuan 10 menit lagi rapat akan di mulai" ucap asisten nya, Hedy. "Hmmm" balas deheman Ferro, Lalu membereskan berkasnya dan beranjak keluar dari ruangannya menuju ruangan rapat. "Tuan" ucap sekertaris Ferro, menunduk ketika melihat
Hedy datang ke apertemen yang Ferro kirimkan alamatnya untuk menjemputnya, namun saat Ferro dan Hedy ingin pergi, Ferro tidak melihat Azela dan mengira Azela berada di dalam kamarnya. Ferro memilih menunggu sebentar, dia ingin pamit dan berterima kasih telah menolongnya. "Tuan apa kita pergi sekarang ?" tanya Hedy. "Tidak, kita tunggu wanita itu keluar, dia sudah menyelamatkanku" jawab Ferro. Setelah 1 jam menunggu, pintu kamar Azela terbuka dan Azela keluar dari sana. Dia baru bangun dari tidurnya, melihat orang asing di apertemennya dia berteriak. "Siapa kau ?" tanya Azela sambil menunjuk Hedy. "Dia asistenku" jawab Ferro berbalik ke arah Azela. "Oh" hanya itu yang Azela balas, lalu dia ingin berjalan menuju dapur namun langkahnya terhenti saat mendengar perkataan Ferro. "Aku akan pergi sekarang, terima kasih telah membantuku" ucap Ferro. Azela hanya menganggukkan kepala. Ferro berjalan mendekat, membuat Azela mengerutkan keningnya. Katanya mau pergi, malah
1 bulan berlalu. Sejak kejadian di restoran waktu itu. Ferro sering memikirkan wanita yang menolongnya, waktu itu dia hanya diam ketika di tolak untuk bertemu dengannya. Dia sangat yakin wanita itu akan datang kepadanya meminta balas budi, namun sampai sebulan ini wanita itu tidak pernah datang bahkan untuk sekedar menelpon juga tidak ada. Ferro jadi gelisah sendiri, membuatnya juga heran dengan dirinya yang tak biasanya. Aku tidak pernah segelisah ini. "Selidiki dan cari informasi wanita itu" ucap Ferro menelpon asistennya. "Maaf Tuan, wanita yang mana anda maksud ?" tanya Hedy, yang belum paham. "Wanita yang menolongku" "Baik Tuan" Sedangkan wanita yang membuat Ferro gelisah, sedang mengerjakan desain dibutiknya di Singapura, Azela sudah kembali 1 minggu yang lalu. Huh banyak sekali. Setiap bulan, Azela mengambil satu minggu full untuk membuat desain, model baru untuk di keluarkan setiap bulannya. Jadwal Azela sangat padat, dia juga harus mengecek semua laporan
Keesokan harinya, Azela masih mengulum dirinya dalam selimut, tidurnya sangat nyenyak. Mungkin karena semalam dia lembur jadi membuatnya tidur nyenyak sampai pagi. "Azela bangun sayang" Nada, nenek Azela datang ke kamar, membuka horden sehingga terik matahari masuk menyirangi kamar Azela. "Huumm Azela masih mau tidur nek" jawab Azela dengan mata yang masih tertutup. "Sudah pagi sayang" ucap Nada sambil memperbaiki rambut Azela yang berantakan. "Cucu nenek cantik bangat" ucap Nada lagi, wajah Azela sangat mirip dengan Tamara putrinya. "Humm nenek gombal" Azela dengan perlahan membuka matanya. Nada pun terkekeh, "Nenek tidak bohong sayang, kamu cantik sekali seperti mommy kamu" "Aku anak mommy dan cucu nenek" jawab Azela. Nada tersenyum sambil mengelus kepala Azela dengan lembut. "Ayo sekarang bangun, mandi dulu, nenek tunggu di meja makan yaa" "Iya nek" jawab Azela langsung bangun dan berjalan masuk ke kamar mandi. Setelah 20 menit kemudian, setelah mandi dan berpak
Hari-hari telah berlalu, sudah 5 hari Ferro belum pulang ke mansion, bahkan dia juga belum menelpon Azela. Selama itu, jika bukan menginap di perusahaan, Ferro akan menginap di markas. Ferro tidak sadar, bahwa Azela selalu gelisah setiap hari menunggu kepulangannya. Waktu itu, terhitung 3 hari Ferro tidak pulang ke mansion. Azela memberanikan dirinya untuk datang ke perusahaan Horace Group. Namun, yang Azela dapatkan, Ferro tidak ada diperusahaan, dia ada pertemuan dengan klien di luar, Azela merasa kecewa dan akhirnya pulang kembali ke mansion. Bahkan saat itu juga, Azela mencoba menelpon Ferro beberapa kali, Namun Ferro tidak menjawab nya sama sekali. Pernah juga tanpa segaja, Azela datang ke restorannya, saat dia ingin pulang di depan pintu masuk, Azela berpapasan dengan Ferro, hati Azela sakit Ferro hanya melihatnya saja tanpa mau menyapanya sedikitpun. Segala hal Azela pikirkan, dari sebuah kiriman video dari nomor yang tidak di kenal. Awalnya Azela tidak percaya, karena dia y
Pukul 10 malam, Ferro berjalan keluar ruangannya di ikuti Hedy di belakangnya. Ferro ingin ke markas dia ingin melihat wajah Delon seperti apa setelah melihatnya datang.Di perjalanan, ponsel Hedy bergetar tanda ada pesan masuk dari Azela. Dengan ragu Hedy mengatakan pada Ferro."Tuan, Nyonya Azela mengirim pesan padaku" ucap Hedy. "Apa yang dia katakan ?" tanya Ferro. "Nyonya bertanya apakah anda akan pulang ke mansion nanti atau tidak" "Katakan saja kalau aku tidak pulang" "Baik Tuan" Hedy lalu membalas pesan Azela. Semua pertanyaan Azela dia jawab semua tanpa ada kebohongan. Di dalam pesan itu juga, Azela meminta Hedy untuk memperhatikan kesehatan Ferro, makanannya dan memintanya jangan sampai Ferro telat makan. Sebenarnya, Hedy merasa heran pada Tuannya. Jika di lihat Ferro sekarang sudah baik-baik saja dan kenapa tidak pulang ke mansion untuk menemui istrinya. Tapi Hedy tidak mau ikut campur, Hedy hanya berharap pernikahan Ferro dan Azela tetap utuh apalagi sekarang Azela s
Terik matahari muncul di sela-sela horden. Ferro membuka matanya, perlahan dia merasakan sakit di kepalanya, dia lalu bersandar di sandaran ranjang.Ferro melihat sekelilingnya, kalau dia ternyata menginap di perusahaan. Ferro memegang kepalanya dan berusaha turun dari ranjang ingin masuk dalam kamar mandi. Setelah 15 menit membersihkan tubuh, Ferro membuka lemari, mengambil satu set pakaiannya lalu dia pakai. "Sepertinya Ini efek aku minum banyak kemarin jadi kepalaku sakit" lirih Ferro, diam dan mengingat semuanya.Ferro lalu berjalan keluar ruangan pribadinya, duduk di kursi kebesarannya, membuka ponselnya dan langsung menekan panggilan pada asistennya. "Halo Tuan" "Pesankan aku sarapan sekarang juga" "Baik Tuan" Kemudian mematikan telpon, Ferro membuka laptopnya dan mulai melakukan pekerjaannya. Ferro seolah-olah melupakan Azela yang berada di mansion. Di mansion, Azela berdiri merenung di balkon kamar. Hatinya gelisah setelah mengetahui dari Bibi Wawa kalau Ferro tidak pul
Semenjak kepergian Azela, Ferro tidak bekerja. Dia hanya diam memejamkan matanya, bersandar di kursinya. Ferro tidak tidur, dia hanya ingin menenangkan pikirannya saja yang kalut, menghilangkan amarah dalam dirinya yang tadi mencuak tapi tidak bisa di keluarkan. Akhirnya, Ferro tidak tahan, jam sudah menunjukkan jam pulang kerja. Dia meminta asistennya Hedy membawakan minuman yang beralkohol tinggi. Ferro lama-lama menghabiskan banyak minuman alkohol itu. Jam sudah menunjukkan pukul 8 malam, Ferro belum juga ingin pulang. Dia melanjutkan pekerjaannya yang tertunda sejak siang tadi. Semua pegawai sudah pulang, tidak ada pegawai yang lembur malam ini dan Hedy masih setia menunggu Ferro di depan ruangan Ferro. Satu jam kemudian, Hedy berjalan masuk ke dalam ruangan Ferro. "Tuan mari kita pulang, sudah jam 9 malam" ucap Hedy dengan hati-hati."Pekerjaanku belum selesai, kau bisa pulang duluan" jawab Ferro tanpa melihat Hedy. "Baiklah, Tuan. Saya akan menunggu anda sampai selesai" ucap
Di perusahaan Horace Group, Ferro baru saja selesai melakukan rapat dari klien luar negeri. Kini dia sekarang berada di ruangannya. Diasudah membeli ponsel baru dan akan menelpon istrinya nanti siang setelah dia mengecek semua berkas laporan.Setelah pekerjaan Ferro sudah selesai, dia akan menelpon istrinya tapi pintu di ketuk tiba-tiba. TOKTOK"Masuk" ucap Ferro.Yang mengetuk pintu adalah Hedy."Ada apa ?" tanya Ferro."Maaf Tuan, ada yang ingin saya sampaikan" ucap Hedy dengan ragu. "Apa ? Cepat katakan" ucap Ferro."Saya mendapat pesan dari nomor yang tidak di kenal dan ini Tuan" ucap Hedy sambil menyerahkan ponselnya pada Ferro.Ferro mengambil ponsel itu, seketika dia mengeraskan rahangnya, mencengkram erat ponsel itu. Beberapa detik kemudian dia melemparkan ponsel itu dan untung saja ponsel itu jatuh di sofa dan tidak membuat pecah. Hedy terkejut dan bernafas lega ponselnya masih aman, karena posel itu masih baru dan harganya juga mahal. "Selidiki siapa yang mengirim gambar
Jam menunjukkan pukul 11 siang, Azela bersiap ingin pergi menghadiri ajakan makan siang Delon. Azela ragu meminta izin, dia tau pasti suaminya tidak akan mengizinkannya. Tapi jika dia tidak menghadiri ajakan makan siang Delon dia tidak akan tau apa yang akan di rencanakan Delon selanjutnya.Dengan terpaksa Azela akhirnya harus menyembunyikan atau jika nanti Ferro mengetahuinya Azela siap akan menerima resikonya. Setelah bersiap Azela turun ke bawah."Bibi Wawa" panggil Azela."Ya Nyonya, ada yang bisa saya bantu" tanya Bibi Wawa menghampiri Azela. "Oh tidak, aku hanya mau bilang jika suamiku bertanya padamu katakan padanya jika aku ke butik" ucap Azela."Baik Nyonya" jawab Bibi Wawa.Kemudian Azela pergi dari mansion menuju restoran yang di maksud Delon. Setelah 30 menit, Azela sampai dan langsung masuk dalam restoran."Selamat siang Nona" sapa salah satu pelayan restoran."Meja atas nama Delon" ucap Azela."Mari Nona saya antar" ucap pelayan itu.Ternyata Delon belum datang. Azela d
"PENGUSAHA NOMOR SATU DI NEGARA INI FERO ALEXANDER MEMASUKI RESTORAN BINTANG LIMA BERSAMA SEORANG WANITA, MEREKA TAMPAK MESRA. APAKAH WANITA ITU KEKASIH FERRO ALEXANDER ?""ALEXANDER BERSAMA ISTRINYA RISA BERKUNJUNG KERUMAH SAKIT BERSAMA SEORANG WANITA CANTIK. MEREKA JUGA JALAN BERSAMA KE MALL, DI DUGA WANITA ITU ADALAH CALON MENANTU KELUARGA ALEXANDER. BAGAIMANA DENGAN KEKASIH FERRO ALEXANDER ? SIAPA YANG AKAN DI PILIH FERRO ALEXANDER ?Di Singapura, nenek Azela, Nada. Memperhatikan berita yang beredar di sosial media, dia membaca semua berita itu dan ada yang membuatnya merasa heran. "Smit, lihatlah ini, apa wanita ini Azela ?" tanya Nada pada Smit yang baru masuk kamar. "Tentu saja Azela" jawab Smit tanpa melihat berita di ponsel Nada, dia sudah menebak maksud istrinya itu. "Kamu sudah melihat beritanya ?" "Sudah" "Penglihatanku sedikit tidak jernih, sehingga aku tidak bisa mengenali cucuku sendiri" ucap Nada sambil terkekeh. Smit itu terkekeh juga. "Kita sudah tua, wajar ji
Alexander dan Risa sedang dalam perjalanan menuju ke mansion Ferro dan Azela sesuai dengan janji Alexander pada Risa. Sedangkan Ferro dan Azela kini berdebat di dalam kamar karena Ferro tak ingin ke perusahaan."Aku baik-baik saja, kamu jangan khawatir" ucap Azela."Aku takut, keram di perut kamu muncul lagi sayang" ucap Ferro."Ayolah, begini saja aku akan langsung menelponmu jika terjadi sesuatu denganku" ucap Azela membujuk Ferro. "Bukankah, kamu ada rapat penting hari ini" lanjutnya. "Rapat itu bisa Hedy yang mewakiliku, aku tidak mau meninggalkanmu sendiri" ucap Ferro.Azela menghelah nafasnya, lalu berjalah duduk di atas ranjang. TOK TOKSuara ketukan pintu terdengar, Ferro berjalan membuka pintu."Ada apa Bi ?" tanya Ferro ketika sudah membuka pintu."Maaf Tuan mengganggu, ada Tuan besar dan Nyonya besar datang. Sekarang mereka ada di ruangan keluarga sedang menunggu Tuan dan Nyonya" ucap Bibi Wawa."Katakan pada orang Tuaku bi, aku dan istriku akan turun sebentar lagi" uc
Sesuai dengan perkataan Ferro pada Azela saat tadi siang menelpon mereka akan makan malam di restoran. Kini mereka sedang berada dalam mobil menuju restoran bintang lima yang merupakan restoran milik Azela.Mobil sudah sampai di pelantaran restoran, sebelum turun Azela mengambil masker dalam tasnya lalu memakainya. Setelah itu mereka turun dari mobil. Ferro memeluk pinggang Azela memasuki restoran. Semua mata memandang ke arah Ferro dan Azela. Semua orang bertanya-tanya dalam pikirannya siapa wanita yang bersama Tuan Ferro.Ferro dan Azela santai saja dan cuek, terus berjalan memasuki Private Room. Sang Manager dengan cepat memanggil satu pelayan untuk mengikutinya."Selamat datang Tuan Ferro dan Miss Azela" sapa Manager restoran dan pelayan sambil menundukkan kepala."Kalian siapkan makanan favorite istriku" ucap Ferro.Manager dan pelayan terkejut mendengar kata "istri" keluar dari mulut Ferro. Azela yang melihat gelagat penasaran pun berkata."Dia adalah suamiku" ucap Azela."Baik