Share

BAB 5 MENOLAK UNDANGAN MAKAN MALAM

8 Tahun Kemudian.

Seorang gadis cantik Berusia 23 tahun duduk di kursi kerjanya sambil membaca semua laporan yang diberikan oleh asistennya. Gadis cantik ini telah melakukan rapat bulanan tadi bersama karyawannya.

Sudah 3 tahun, Azela mengembangkan perusahaan yang diberikan oleh Kakeknya. Namun, selama itu dia bekerja di belakang layar. Hanya namanya saja yang terkenal dimana mana, Tapi wajahnya tidak, sebab dia bekerja di balik layar seperti kakeknya yang ingin menikmati hidup dengan damai.

TOK

TOK

"Masuk." ucap Azela yang masih membaca laporan.

"Permisi Miss, ada undangan makan malam dari Ceo Sentro Company"ucap asistennya, bernama Dira.

"Bilang saja seperti biasa" ucap Azela.

"Tapi sebelumnya saya sudah menolak Miss. Tapi asistennya bilang kalau Ceo Sentro Company tidak menerima penolakan" ucap Dira.

"Ya sudah kamu terima saja. Kamu saja yang datang" ucap Azela dengan santai.

"Tapi Miss.." ucapan Dira terpotong.

"Lakukan saja apa yang aku perintahkan, cari alasan ketika sampai di sana." ucap Azela yang memang sangat malas bertemu dengan orang-orang yang mengajaknya bertemu dengan alasan makan siang atau makan malam.

"Baik Miss" ucap Dira.

"Aku mau pulang dulu, sisanya kamu yang urus" ucap Azela beranjak dari duduknya dan keluar dari ruangannya.

Azela tidak pulang atau masuk di kantor ini lewat loby dia langsung masuk ke dalam lift khusus dia, yang masih satu lantai dengan ruangannya langsung menuju dalam parkiran Ceo dan karyawan.

Azela telah sampai di mansion.

"Kek, nek" sapa Azela saat melihat kakek dan neneknya duduk di ruang keluarga sambil menonton. Azela pun langsung duduk di tengah mereka.

"Baru pulang dari kantor ya sayang ?" ucap Nada sambil memegang tangan Azela dan mengelusnya. Sedang Smit juga membelai rambut Azela.

Terlihatlah keluarga yang sangat bahagia.

"Iya nek. Aku capek bangat" ucap Azela.

"Pekerjaan kamu bagaimana, apa ada kendala ?" tanya Smit.

"Tidak ada kok kek, semuanya berjalan dengan lancar" jawab Azela.

"Kapan kamu mengambil ahli perusahaan Daddy kamu sayang ?" ucap Smit.

"Aku belum terpikir ke situ kek" jawab Azela lalu menarik nafasnya, mengingat dia juga harus mengambil alih perusahaan Daddynya.

"Jangan terlalu lama nak, pikirkan secepatnya" ucal Smit lagi masih dengan membelai rambut Azela.

"Iya Kek, tenang saja"

"Sudah waktunya kamu kembali mengambil semua aset Daddy kamu di Indonesia. Mereka sudah cukup menikmatinya, nak" ucap lagi Smit, kembali mengingat perlakuan mereka Azela.

Azela menganggukan kepala sambil tersenyum.

"Kakek akan mendukungmu dan membantumu" ucap Smit.

"Aku akan berangkat ke Indonesia minggu depan kek, nek" ucap Azela kepada kakek dan neneknya.

"Iya sayang" jawab Nada.

**

Sedangkan di Indonesia, kehidupan Salsa dan suaminya serta anaknya berjalan lurus saja menikmati kekayaan kakak angkatnya, Bara. Selama ini Azela dan Smit memang belum berbuat apa-apa padanya. Mereka hanya melihat saja semua apa yang mereka lakukan.

Anak Salsa dan Fadil juga tumbuh menjadi gadis cantik tapi kesombongan dan angkuh dalam dirinya masih melekat pada dirinya. Dia sekarang menjadi salah satu model terkenal di Indonesia.

"Pagi Papi, Mami" sapa gadis cantik yang tak lain adalah Rena mencium kedua pipi orang tuanya.

"Pagi sayang" balas Fadil dan Salsa

"Kamu mau berangkat kerja sekarang ?" tanya Salsa.

"Iya Mami, aku ada pemotretan di pantai" jawab Rena.

"Kapan kamu ada waktu ikut Papi ke perusahaan ?" tanya Fadil kepada Rena, Sebab Fadil sudah beberapa kali mengajak Rena ke perusahaan untuk belajar tentang perusahaan yang akan dia teruskan nanti ke Rena.

"Aku belum ada waktu Pi" jawab Rena malas.

"Jujur aku sudah katakan aku tidak tertarik dengan perusahaan papi. Aku hanya ingin jadi model saja." lanjut Rena.

"Perusahaan itu akan di wariskan kepada kamu sayang. Jadi kamu harus ikut kata papimu" ucap Salsa.

"Baiklah baiklah. Aku berangkat dulu" ucap Rena pasrah dan langsung berangkat. Meninggalkan kedua orangtuanya yang geleng-geleng kepala melihatnya.

"Anak kamu itu mi, susah sekali di tanya" ucap Fadil.

"Itu anak kamu juga" balas Salsa.

"Kita sekarang sudah hidup nyaman dengan kekayaan kak Bara yang kita rampas. Aku ingin Rena meneruskan perusahaan kedepannya agar kita makin berkembang" ucap Salsa dengan khayalannya. Sedangkan Fadil hanya tersenyum mendengar.

Di tempat lain, Azela berkunjung di butiknya.

"Azela" sapa Meta yang tak lain adalah sahabat Azela. Azela menjadikan Meta manager di butiknya.

Mereka pun berpelukan sebentar.

"Bagaimana penjualan bulan ini ?" tanya Azela duduk santai di sofa ruangan Meta.

Azela juga punya ruangan di sini yaitu pemilik butik. Tapi, Azela 1 bulan ini jarang ke butik karena banyak kerjaan di kantor. Ketika ingin membuat desain, Azela membuatnya di kantor juga dan mengirimkan lewat email saja.

Miss Azela, tidak ada yang tau wajahnya seperti apa, itulah yang membuat pengusahaa atau pejabat selalu mengirim ajakan malam atau siang kepadanya. Desas desus terdengar kalau Ceo Chiragh Company merupakan perempuan yang sangat cantik dan menawan.

"Penjualan makin hari makin melunjak Azela, aku bersama tim sampai kewalahan menghadapinya." jawab Meta.

"Baguslah, naikkan gaji karyawan butik. Dan kamu juga naik." ucap Azela.

"Benarkah? Wahh karyawan pasti sangat senang Azela" ucap Meta dengan senang. Azela hanya mengangguk tersenyum.

Aku juga senang kalau butik berjalan lancar dengan penjualan yang banyak. Mommy lihatlah butik mommy jadi maju karena aku yang hebat heheh.

"Aku mau ke kota Indonesia minggu depan, aku harap kamu bisa menghadel butik" ucap Azela.

"Siap Azela" jawab Meta mengangkat tangannya tanda hormat pada Azela. Azela hanya geleng kepala melihat kelakuan Meta yang tidak pernah berubah. Dia juga bersyukur bisa memiliki sahabat seperti Meta yang tidak pernah mengkhianatinya.

"Aku balik dulu" ucap Azela berdiri dari duduknya.

"Cepat bangat pulangnya. Kita santai dulu minum kopi" ucap Meta cemberut.

"Lain kali saja" ucap Azela lalu berlalu dari ruang kerja Meta. Meta hanya bisa menghela nafas melihatnya.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status