Hedy datang ke apertemen yang Ferro kirimkan alamatnya untuk menjemputnya, namun saat Ferro dan Hedy ingin pergi, Ferro tidak melihat Azela dan mengira Azela berada di dalam kamarnya. Ferro memilih menunggu sebentar, dia ingin pamit dan berterima kasih telah menolongnya.
"Tuan apa kita pergi sekarang ?" tanya Hedy. "Tidak, kita tunggu wanita itu keluar, dia sudah menyelamatkanku" jawab Ferro. Setelah 1 jam menunggu, pintu kamar Azela terbuka dan Azela keluar dari sana. Dia baru bangun dari tidurnya, melihat orang asing di apertemennya dia berteriak. "Siapa kau ?" tanya Azela sambil menunjuk Hedy. "Dia asistenku" jawab Ferro berbalik ke arah Azela. "Oh" hanya itu yang Azela balas, lalu dia ingin berjalan menuju dapur namun langkahnya terhenti saat mendengar perkataan Ferro. "Aku akan pergi sekarang, terima kasih telah membantuku" ucap Ferro. Azela hanya menganggukkan kepala. Ferro berjalan mendekat, membuat Azela mengerutkan keningnya. Katanya mau pergi, malah mendekat, mau apa dia ? Ferro semakin dekat, memperhatikan Azela yang membuatnya terpesona pertama kali. Memperhatikan seorang wanita, dari matanya, hidung yang mancung dan bibirnya yang sedikit tebal. "Kamu mau apa ?" tanya Azela ketika Ferro sudah di depannya. "Ini kartu namaku, jika butuh sesuatu kamu bisa katakan padaku sebagai balas budiku" ucap Ferro memberikan kartu namanya dan masih memperhatikan wajah Azela. Azela mengambilnya dan melihatnya. "Aku pergi" ucap Ferro lalu berbalik badan menuju pintu keluar apertemen, di ikuti Hedy di belakangnya. Dia Ferro Alexander, wah aku menyelamatkan orang nomor 1 di negara ini. Setelah melihat Ferro dan asistennya benar menghilang di balik pintu, Azela pun kembali melanjutkan langkahnya ke dapur, tapi sebelum itu dia menyimpan kartu nama Ferro di atas meja begitu saja. ** "Cepat selidiki kejadian tadi" ucap Ferro dengan dingin, dia tidak bisa melukan saja kejadian tadi, jika dia tidak lolos dari penembakan itu dan di selamatkan wanita tadi, mungkin Ferro tidak akan seperti sekarang ini. "Baik Tuan" jawab Hedy. Selama perjalanan menuju pulang ke mansion, Ferro kembali teringat dengan wajah Azela, Tiba-tiba dia tersenyum. Sangat cantik. Hedy yang melihat Tuannya di balik kaca mematung melihat Tuannya tersenyum. Ini pertama kali dia melihat tersenyum tanpa keberadaan orang tuanya di sampingnya. Apa karena wanita itu Tuan Ferro tersenyum. Kembali ke apertemen, Azela sementara menelpon asistennya Mala, yang merupakan asisten Mommynya dulu. "Halo Nona" jawab Mala. "Aku ada di Indonesia, tolong kirimkan beberapa pakaian ke apertemen" ucap Azela. "Baik Nona, Apa Nona akan berkunjung besok ?" tanya Mala. "Aku akan datang besok, tolong kirimkan mobil" "Baik Nona, ada lagi ?" tanya Mala lagi. "Aku mau berkunjung di restoran besok, sampaikan kepada semua pegawai aku tidak mau seperti biasanya aku datang" "Baik Nona" Kemudian, sambungan telpon berakhir. Azela membawa makanan yang telah dia buat ke dalam kamar, dia akan menonton film sambil makan. Keesokan harinya, Azela sudah siap akan berkunjung ke butiknya. Dia mengenakan celana jeans hitam yang ketat di padukan dengan tanktop berwarna hitam juga lalu mengenakan blazer warna biru membuat dia sangat elegan walaupun pakaiannya model sederhana tapi kecantikannya bertambah, membuat siapapun yang akan melihatnya tidak akan bisa berpaling pada wajah Azela. Ponsel Azela tiba-tiba berdering, "Halo kek" jawab Azela. "Halo sayang, kamu baik-baik saja kan ? Kenapa tidak kabari kakek dan nenek ?" tanya Smit. "Maaf kek aku lupa, kemarin ada kejadian kecil terjadi" jawab Azela. "Kejadian apa sayang ?" tanya Smit lagi dengan penasaran. "Hanya kejadian kecil kek, aku baik-baik saja, sekarang aku mau ke butik" Azela sambil keluar dari apertemen. "Baiklah, Ya sudah kamu hati-hati di jalan sayang" "Iya kek" sambungan telponpun berakhir. Kini Azela sudah berada di loby apertemen, mobil yang di minta pada asistennya sudah berada di parkiran, Azela menaiki mobil, melakukan mobil meninggalkan apertemen menuju butik. Tiba di butik, Azela berjalan memasuki butiknya yang merupakan peninggalan mommynya. Butik paling terkenal di Indonesia. Pelanggannya adalah pejabat, artis dan pelanggan dari luar kota pun mampir ke sini. Butik ini makin berkembang setelah Azela ambil ahli walaupun bekerja dari jauh tidak mengurangi perkembangan butiknya. Azela keliling melihat pakaian-pakaian rancangannya terlebih dahulu, pegawainya yang melihatnya hanya diam saja, mereka tau kalau itu bosnya. Mereka tidak ada yang menegur sapa Azela karena mereka tau, mereka cukup diam saja ketika bosnya datang. Tiba-tiba, "Hey hey ngapain kamu di sini anak pembawa sial" ucap Rena tiba-tiba datang dari belakang Azela. Azela berbalik dan melihat Rena yang menatapnya sinis, menatapnya dari bawah sampai ke atas, Azela diam saja dengan wajah datarnya. "Apa kamu mampu membeli pakaian disini, dasar orang miskin" ucap Rena sinis. Azela hanya diam saja lagi dan melipat kedua tangannya di depan dada. "Hey apa kamu tuli ?" ucap Rena ingin menampar Azela karena dari tadi di acuhkan saja setiap perkataannya, namun Azela menahan tangan Rena sambil menatap tajam. Asisten Azela, Mala datang di antara mereka. "Maaf Nona, jangan membuat keributan didalam butik ini" ucap Mala, sedangkan pegawai lainnya geram memperhatikan bosnya di perlakukan seperti itu. "Nona itu tidak tau apa kalau butik ini punya Miss Azela" "Iya keterlaluan sekali dia" "Padahal kalau dibanding dengan dia, seorang model tidak ada tandingannya dengan Miss Azela yang punya segalanya" "Dia memang model sombong dan angkuh" Bisik-bisik karyawan Azela, tapi tidak ada satupun yang mendengarnya karena jarak mereka berjauhan dengan Rena dan Azela. "Usir wanita ini, dia tidak mampu belanja di sini" ucap Rena sinis, sedangkan Mala yang mendengarnya tertawa dalam hati. Mengusir Nona Azela di butiknya sendiri, dasar model sombong. "Maaf Nona kami tidak bisa mengusir orang dengan alasan tidak jelas" ucap Mala. Azela sebenarnya ingin sekali memberikan tamparan pada mulut Rena, namun dia juga mau melihat sejauh mana kesombongan Rena. "Panggilkan pemiliki butik ini, aku ingin berbicara kepadanya" ucap Rena lagi. Miss Azela di depanmu Nona. "Maaf Nona, atasan kami tidak berada di butik" jawab Mala sambil melirik Azela yang menganggukkan kepala. "Awas ya kamu, kalau saja ada pemilik butik ini, dia pasti akan mengusirmu, dasar wanita miskin" ucap Rena, lalu berlalu keluar dari butik. Azela hanya menggelengkan kepala melihat kepergian Rena, setelah itu Azela berjalan menuju ruangannya yang berada di lantai 2 di ikuti Mala di belakangnya. "Silakan Miss" ucap Mala membukakan pintu Azela, dan Azela pun berterima kasih dengan tersenyum. Azela dan Mala membahas pekerjan mengenai butik, bagaimana perkembangannya 3 bulan terakhir ini dan membahas model baru yang akan segera keluar. "Tetap handel semuanya dengan baik, sekarang aku mau ke restoran dulu. Apa kamu sudah sampaikan kepada mereka ?" tanya Azela, sebab ketika Azela datang di restoran selalu saja pegawainya menegur sapa dengannya, itu membuat Azela kesal. "Sudah Nona" jawab Mala. Azela lalu berdiri, berjalan keluar dari ruangannya. Setelah menempuh perjalanan selama 20 menit dia sudah sampai di restorannya yang berbintang lima. Ketika Azela sudah memasuki restoran, pegawainya langsung menunduk hormat, tanpa mengucap kata apapun. Azela menjadi sorotan beberbagai pasang mata melihatnya, mereka terpesona dengan kecantikan wajah Azela yang sangat cantik, menawan dan penuh memikat. Sementara Azela sendiri cuek, dia terus melangkah mencari tempat duduk. Setelah duduk, seorang pelayan datang menghampirinya. Azela menatap tajam kepada pelayan itu membuatnya menunduk ketakutan lantas dia mengerti kalau Miss Azlea mau di layani seperti biasanya. "Silahkan Nona" ucap pelayan sambil menyerahkan buku menu di depan Azela. "Aku pesan seperti biasa" ucap Azela singkat. Pelayanpun mengangguk lalu berlalu. Azela memperhatikan sekitar restorannya yang cukup ramai di siang hari. Namun, tiba-tiba ada yang menyiramnya. Byuurrrr "Aakkhhh sial" lirih Azela. "Wah wah mencoba mencuri di butik terkenal sekarang mau makan di restoran berbintang lima" ucap Rena tertawa, dialah yang menyiram Azela dengan gelas minumannya. Azela mengepalkan tangannya, dia bisa saja membalas perbuatan Rena, tapi melihat sekeliling restoran yang ramai dan mulai melihat ke arah mereka, Azela menahan emosinya, dia tidak mau pelangganya menjadi tidak nyaman. "Wanita miskin kenapa kau diam saja ha" ucap Rena lagi lalu ingin menyiram kembali Azela dengan air di gelas baru, namun tangan Rena di tahan oleh Azela, dia mendekat lalu membisikkan sesuatu pada Rena membuat Rena menarik tangannya. Semua karyawan melihat Azela bahkan Manager pun hendak melangkah tapi berhenti ketika melihat tatapan mata Azela yang tajam. Rena kembali di mejanya, dia malah tertawa bersama teman-temannya sambil menatap Azela. Sementara Azela sendiri berjalan menuju toilet. Di meja lain, sepasang mata menatap tajam melihat semua perbuatan Rena pada Azela. Dia kesal kenapa Azela tidak membalas perbuatan Rena yang malah diam saja. Dia adalah Ferro Alexander dia lalu membisikkan sesuatu kepada asistennya, dan asistennya pun mengangguk lalu berlalu. "Rapat kita sampai disini, aku ada keperluan penting. Sisanya biar sekertarisku yang lanjutkan" ucap Ferro lalu melangkah keluar dari restoran. Setelah membersihkan rambutnya, Azela ingin ke ruangannya di lantai atas untuk mengganti pakaiannya. Namun, saat keluar dari toilet dia terkejut melihat pria yang kedua kalinya dia lihat. "Maaf Nona, saya asisten Tuan Ferro, Tuan Ferro ingin bertemu dengan anda di mobil" ucap Hedy. "Maaf aku sibuk." jawab cuek Azela lalu berlalu saja, membuat Hedy mematung. Ini pertama, ada yang menolak Tuan Ferro. Biasanya Tuan Ferro yang menolak, sekarang malah dia yang di tolak. Hedy geleng-geleng kepala melihat sikap Azela yang cuek. Setelah sampai di mobil, Hedy agak ragu menyampaikan penolakan Azela, dia cemas kalau Ferro akan marah. "Mana dia ?" tanya Ferro, melihat tidak ada Azela datang bersama asistennya. "Maaf Tuan, Nona itu menolak untuk bertemu" ucap Hedy. Ferro mendengar Azela menolak untuk bertemu dengannya menjadi kesal namun, tiba-tiba dia tersenyum. Barusan dia menolakku. Aku tidak percaya ini. "Jalan" "Baik tuan"1 bulan berlalu. Sejak kejadian di restoran waktu itu. Ferro sering memikirkan wanita yang menolongnya, waktu itu dia hanya diam ketika di tolak untuk bertemu dengannya. Dia sangat yakin wanita itu akan datang kepadanya meminta balas budi, namun sampai sebulan ini wanita itu tidak pernah datang bahkan untuk sekedar menelpon juga tidak ada. Ferro jadi gelisah sendiri, membuatnya juga heran dengan dirinya yang tak biasanya. Aku tidak pernah segelisah ini. "Selidiki dan cari informasi wanita itu" ucap Ferro menelpon asistennya. "Maaf Tuan, wanita yang mana anda maksud ?" tanya Hedy, yang belum paham. "Wanita yang menolongku" "Baik Tuan" Sedangkan wanita yang membuat Ferro gelisah, sedang mengerjakan desain dibutiknya di Singapura, Azela sudah kembali 1 minggu yang lalu. Huh banyak sekali. Setiap bulan, Azela mengambil satu minggu full untuk membuat desain, model baru untuk di keluarkan setiap bulannya. Jadwal Azela sangat padat, dia juga harus mengecek semua laporan
Keesokan harinya, Azela masih mengulum dirinya dalam selimut, tidurnya sangat nyenyak. Mungkin karena semalam dia lembur jadi membuatnya tidur nyenyak sampai pagi. "Azela bangun sayang" Nada, nenek Azela datang ke kamar, membuka horden sehingga terik matahari masuk menyirangi kamar Azela. "Huumm Azela masih mau tidur nek" jawab Azela dengan mata yang masih tertutup. "Sudah pagi sayang" ucap Nada sambil memperbaiki rambut Azela yang berantakan. "Cucu nenek cantik bangat" ucap Nada lagi, wajah Azela sangat mirip dengan Tamara putrinya. "Humm nenek gombal" Azela dengan perlahan membuka matanya. Nada pun terkekeh, "Nenek tidak bohong sayang, kamu cantik sekali seperti mommy kamu" "Aku anak mommy dan cucu nenek" jawab Azela. Nada tersenyum sambil mengelus kepala Azela dengan lembut. "Ayo sekarang bangun, mandi dulu, nenek tunggu di meja makan yaa" "Iya nek" jawab Azela langsung bangun dan berjalan masuk ke kamar mandi. Setelah 20 menit kemudian, setelah mandi dan berpak
Hari ini adalah hari kedua Ferro berada di Singapura. Sambil menunggu informasi dari asistennya mengenai Azela yang keluar negeri, Ferro mengerjakan pakerjaannya, memeriksa email yang masuk. Dan akhirnya satu jam kemudian, asistennya sudah menemukan informasi. "Tuan, Nona Azela tidak keluar negeri" ucap Hedy. "Dimana dia sekarang ?" "Nona Azela berada di perusahaan Chiragh Company Tuan" "1 jam kemudian kita datang ke sana" "Baik Tuan" Di mansion mewah, lebih tepatnya di Indonesia, Fadil memberitau soal undangan ulang tahun perusahaan kepada istri dan anaknya, mereka sedang makan siang bersama. "Sayang kita ada undangan ulang tahun dari perusahaan Horace Group minggu depan" ucap Fadil. "Papi, aku mau ikut, aku mau bertemu dengan Tuan Ferro yang sangat tampan itu" ucap Rena dengan antusias. "Tentu saja kamu ikut sayang" jawab Fadil sambil tersenyum. "Papi jodohkan aku dengan Tuan Ferro, aku suka sama dia, aku mau jadi istrinya" ucap lagi Rena dengan memohon. "Hmm P
Keesokan harinya di mansion Alexander. "Sayang bagaimana, apakah Tuan Smit mau menjodohkan putra kita dengan cucunya ?" ucap Risa, Mommy Ferro. "Dia setuju sayang tapi Tuan Smit mau menanyakannya dulu kepada cucunya, katanya biar cucunya yang memutuskan" jawab Alexander. "Bagaimana kalau dia menolak ?" "Tidak ada yang bisa menolak pesona putra kita sayang" "Kita juga belum memberitaukan Ferro, aku takut Ferro menolak" "Kalau dia menolak, kita berikan pilihan kepadanya, membawa pilihannya sendiri atau menjodohkannya. Kalau dia tidak membawa pilihannya sendiri, berarrti dia harus mau" Risa diam, dalam hatinya ia ragu dengan putranya. Dia sangat tau putranya anti kepada wanita, tapi dia juga tidak mau putranya sendiri terus, dia mau putranya menikah dan mempunyai anak, apalagi umurnya sudah mendekati kepala tiga. "Aku mau menelpon Ferro dulu sayang" ucap Risa. "Iya sayang, aku ke ruang kerja dulu ya" jawab Alexander lalu mengecup bibir istrinya sekilas lalu berlalu. Risa men
Sepasang suami istri paruh baya dan seorang cucu lagi menikmati udara pagi di halaman belakang mansion. Azela hari ini tidak sibuk dengan pekerjaannya, hari ini dia akan berangkat kerja siang hari. "Sayang kamu tadi malam pulang dengan siapa lagi, aku melihat ada mobil asing yang masuk dalam mansion ?" tanya Nada kepada Azela yang lagi memberikan makanan pada ikan di kolam. "Aku pulang dengan teman nek" jawab Azela tersenyum tipis mengingat perhatian Ferro tadi malam. "Teman kamu pria sayang ?" tanya Nada lagi. "Hmm iya nek" Nada dan Smit saling pandang, lalu Nada menganggukkan kepala. "Azela, Kakek mau bicara sama kamu, ayo sini mendekatlah nak" ucap Smit memanggil Azela mendekat. "Mau bicara apa kek ?" tanya Azela yang sudah berada dekat kakek dan neneknya. "Kakek mau menjodohkanmu dengan cucu sahabat kakek." ucap Smit. Azela mengerutkan keningnya, lalu dia terkekeh. Di jodohkan yang benar saja. "Azela, apa kamu mau di jodohkan dengan cucu sahabat kakek ?" tanya Smit
Di perusahaan Horace Group, Ferro sedang melakukan rapat dengan klien dari luar negeri, rapat sudah berlangsung selama 2 jam. "Bagaimana Tuan Ferro ?" tanya klien dari luar negeri meminta persetujuan Ferro. "Aku setuju, tapi aku mau 60%" jawab Ferro. "Baiklah Tuan, Deal ?" ucap klien itu mengajak Ferro menjabat tangan dan Ferro membalasnya. Sedari tadi Hedy memperhatikan sekertaris klien mereka, Wanita itu selalu menatap Ferro dengan tatapan memuja dan berbicara yang di buat selembut agar Ferro meliriknya. Setelah rapat selesai, mereka pun berjabat tangan untuk tanda berpisah. Tiba ketika sekertaris ingin menjabat tangan Ferro, dengan menghargai perasaan klienya itu, ia membalas jabat tangan wanita tersebut. Tiba-tiba wanita itu menggoda tangan Ferro dengan ibu jarinya mengelus telapak tangan Ferro dan mengedipkan matanya sebelah, membuat Ferro menatap tajam dan melepaskan cepat tangan wanita itu. Sial, berani sekali dia menggodaku seperti itu. Setelah itu klien dan s
Terik matahari memasuki sela-sela horden kamar Azela yang masih dalam selimut menikmati tidurnya yang sangat nyaman. Semalam, Ferro tidak hentinya mengajak mengobrol panjang lebar membuat wanita cantik ini kelelahan melayani kekasihnya sampai ia tertidur, kebetulan hari ini adalah hari libur. Tak lama deringan ponsel berbunyi. Deringan itu terus berbunyi sampai ke lima kalinya. Dengan malas Azela mengangkat telpon. "Halo" jawab Azela dengan suara khas baru bangun. "Sayang" "Hmmm" balas Azela. "Sayang" panggil Ferro agi. "Hmm ada apa, aku masih mau tidur" ucap Azela yang masih memejamkan matanya. "Sudah jam 8, ayo bangun sarapan" "Hmmm" "Baiklah, tidurlah lagi tapi jangan ditutup ya" "Hmm" Beberapa saat kemudian, seseorang masuk dalam kamar Azela. Nada tersenyum melihat Azela yang masih memejamkan matanya. "Azela sayang bangun" ucap Nada. Nada berjalan membuka horden sehingga terik matahari memasuk menyirangi kamar Azela. "Nenek" panggil Azela. "Bangun sa
Setelah belanja memasuki beberapa toko. Azela memasuki Swalayan mengambil banyak cemilan, roti, ice cream, perlengkapan alat mandi beberapa kotak, sabun cuci, mie 10 dus, telur 10 rak, gula, tepung, rempah-rempah dan makanan frozen seperti kentang, nugget, daging ayam, daging sapi, udang, ikan serta aneka buah. Azela akan menghabiskan uang Ferro sangat banyak hari ini. Kebeteluan Ferro membayar semua belanjanku, ekalian saja aku belanja keperluan anak panti. Setelah pengawal Ferro mengurus pembayaran, mereka terkejut dengan banyaknya belanjaan kekasih Tuannya, mereka merasa ini adalah kebutuhan untuk 3 bulan. Azela akhirnya keluar dari Mall. Barang-barang semua untuk keperluan panti iya simpan dalam mobil pengawal Ferro. Sedangkan barang belanjaanya sendiri dia simpan di mobilnya. Azela membawa mobilnya keluar dari halaman Mall. Setelah berjalan selama 10 menit Azela singgah di toko kue. Dia ingin membeli kue untuk anak dan ibu panti. Pengawal yang berada di belakang juga ikut
Hari-hari telah berlalu, sudah 5 hari Ferro belum pulang ke mansion, bahkan dia juga belum menelpon Azela. Selama itu, jika bukan menginap di perusahaan, Ferro akan menginap di markas. Ferro tidak sadar, bahwa Azela selalu gelisah setiap hari menunggu kepulangannya. Waktu itu, terhitung 3 hari Ferro tidak pulang ke mansion. Azela memberanikan dirinya untuk datang ke perusahaan Horace Group. Namun, yang Azela dapatkan, Ferro tidak ada diperusahaan, dia ada pertemuan dengan klien di luar, Azela merasa kecewa dan akhirnya pulang kembali ke mansion. Bahkan saat itu juga, Azela mencoba menelpon Ferro beberapa kali, Namun Ferro tidak menjawab nya sama sekali. Pernah juga tanpa segaja, Azela datang ke restorannya, saat dia ingin pulang di depan pintu masuk, Azela berpapasan dengan Ferro, hati Azela sakit Ferro hanya melihatnya saja tanpa mau menyapanya sedikitpun. Segala hal Azela pikirkan, dari sebuah kiriman video dari nomor yang tidak di kenal. Awalnya Azela tidak percaya, karena dia y
Pukul 10 malam, Ferro berjalan keluar ruangannya di ikuti Hedy di belakangnya. Ferro ingin ke markas dia ingin melihat wajah Delon seperti apa setelah melihatnya datang.Di perjalanan, ponsel Hedy bergetar tanda ada pesan masuk dari Azela. Dengan ragu Hedy mengatakan pada Ferro."Tuan, Nyonya Azela mengirim pesan padaku" ucap Hedy. "Apa yang dia katakan ?" tanya Ferro. "Nyonya bertanya apakah anda akan pulang ke mansion nanti atau tidak" "Katakan saja kalau aku tidak pulang" "Baik Tuan" Hedy lalu membalas pesan Azela. Semua pertanyaan Azela dia jawab semua tanpa ada kebohongan. Di dalam pesan itu juga, Azela meminta Hedy untuk memperhatikan kesehatan Ferro, makanannya dan memintanya jangan sampai Ferro telat makan. Sebenarnya, Hedy merasa heran pada Tuannya. Jika di lihat Ferro sekarang sudah baik-baik saja dan kenapa tidak pulang ke mansion untuk menemui istrinya. Tapi Hedy tidak mau ikut campur, Hedy hanya berharap pernikahan Ferro dan Azela tetap utuh apalagi sekarang Azela s
Terik matahari muncul di sela-sela horden. Ferro membuka matanya, perlahan dia merasakan sakit di kepalanya, dia lalu bersandar di sandaran ranjang.Ferro melihat sekelilingnya, kalau dia ternyata menginap di perusahaan. Ferro memegang kepalanya dan berusaha turun dari ranjang ingin masuk dalam kamar mandi. Setelah 15 menit membersihkan tubuh, Ferro membuka lemari, mengambil satu set pakaiannya lalu dia pakai. "Sepertinya Ini efek aku minum banyak kemarin jadi kepalaku sakit" lirih Ferro, diam dan mengingat semuanya.Ferro lalu berjalan keluar ruangan pribadinya, duduk di kursi kebesarannya, membuka ponselnya dan langsung menekan panggilan pada asistennya. "Halo Tuan" "Pesankan aku sarapan sekarang juga" "Baik Tuan" Kemudian mematikan telpon, Ferro membuka laptopnya dan mulai melakukan pekerjaannya. Ferro seolah-olah melupakan Azela yang berada di mansion. Di mansion, Azela berdiri merenung di balkon kamar. Hatinya gelisah setelah mengetahui dari Bibi Wawa kalau Ferro tidak pul
Semenjak kepergian Azela, Ferro tidak bekerja. Dia hanya diam memejamkan matanya, bersandar di kursinya. Ferro tidak tidur, dia hanya ingin menenangkan pikirannya saja yang kalut, menghilangkan amarah dalam dirinya yang tadi mencuak tapi tidak bisa di keluarkan. Akhirnya, Ferro tidak tahan, jam sudah menunjukkan jam pulang kerja. Dia meminta asistennya Hedy membawakan minuman yang beralkohol tinggi. Ferro lama-lama menghabiskan banyak minuman alkohol itu. Jam sudah menunjukkan pukul 8 malam, Ferro belum juga ingin pulang. Dia melanjutkan pekerjaannya yang tertunda sejak siang tadi. Semua pegawai sudah pulang, tidak ada pegawai yang lembur malam ini dan Hedy masih setia menunggu Ferro di depan ruangan Ferro. Satu jam kemudian, Hedy berjalan masuk ke dalam ruangan Ferro. "Tuan mari kita pulang, sudah jam 9 malam" ucap Hedy dengan hati-hati."Pekerjaanku belum selesai, kau bisa pulang duluan" jawab Ferro tanpa melihat Hedy. "Baiklah, Tuan. Saya akan menunggu anda sampai selesai" ucap
Di perusahaan Horace Group, Ferro baru saja selesai melakukan rapat dari klien luar negeri. Kini dia sekarang berada di ruangannya. Diasudah membeli ponsel baru dan akan menelpon istrinya nanti siang setelah dia mengecek semua berkas laporan.Setelah pekerjaan Ferro sudah selesai, dia akan menelpon istrinya tapi pintu di ketuk tiba-tiba. TOKTOK"Masuk" ucap Ferro.Yang mengetuk pintu adalah Hedy."Ada apa ?" tanya Ferro."Maaf Tuan, ada yang ingin saya sampaikan" ucap Hedy dengan ragu. "Apa ? Cepat katakan" ucap Ferro."Saya mendapat pesan dari nomor yang tidak di kenal dan ini Tuan" ucap Hedy sambil menyerahkan ponselnya pada Ferro.Ferro mengambil ponsel itu, seketika dia mengeraskan rahangnya, mencengkram erat ponsel itu. Beberapa detik kemudian dia melemparkan ponsel itu dan untung saja ponsel itu jatuh di sofa dan tidak membuat pecah. Hedy terkejut dan bernafas lega ponselnya masih aman, karena posel itu masih baru dan harganya juga mahal. "Selidiki siapa yang mengirim gambar
Jam menunjukkan pukul 11 siang, Azela bersiap ingin pergi menghadiri ajakan makan siang Delon. Azela ragu meminta izin, dia tau pasti suaminya tidak akan mengizinkannya. Tapi jika dia tidak menghadiri ajakan makan siang Delon dia tidak akan tau apa yang akan di rencanakan Delon selanjutnya.Dengan terpaksa Azela akhirnya harus menyembunyikan atau jika nanti Ferro mengetahuinya Azela siap akan menerima resikonya. Setelah bersiap Azela turun ke bawah."Bibi Wawa" panggil Azela."Ya Nyonya, ada yang bisa saya bantu" tanya Bibi Wawa menghampiri Azela. "Oh tidak, aku hanya mau bilang jika suamiku bertanya padamu katakan padanya jika aku ke butik" ucap Azela."Baik Nyonya" jawab Bibi Wawa.Kemudian Azela pergi dari mansion menuju restoran yang di maksud Delon. Setelah 30 menit, Azela sampai dan langsung masuk dalam restoran."Selamat siang Nona" sapa salah satu pelayan restoran."Meja atas nama Delon" ucap Azela."Mari Nona saya antar" ucap pelayan itu.Ternyata Delon belum datang. Azela d
"PENGUSAHA NOMOR SATU DI NEGARA INI FERO ALEXANDER MEMASUKI RESTORAN BINTANG LIMA BERSAMA SEORANG WANITA, MEREKA TAMPAK MESRA. APAKAH WANITA ITU KEKASIH FERRO ALEXANDER ?""ALEXANDER BERSAMA ISTRINYA RISA BERKUNJUNG KERUMAH SAKIT BERSAMA SEORANG WANITA CANTIK. MEREKA JUGA JALAN BERSAMA KE MALL, DI DUGA WANITA ITU ADALAH CALON MENANTU KELUARGA ALEXANDER. BAGAIMANA DENGAN KEKASIH FERRO ALEXANDER ? SIAPA YANG AKAN DI PILIH FERRO ALEXANDER ?Di Singapura, nenek Azela, Nada. Memperhatikan berita yang beredar di sosial media, dia membaca semua berita itu dan ada yang membuatnya merasa heran. "Smit, lihatlah ini, apa wanita ini Azela ?" tanya Nada pada Smit yang baru masuk kamar. "Tentu saja Azela" jawab Smit tanpa melihat berita di ponsel Nada, dia sudah menebak maksud istrinya itu. "Kamu sudah melihat beritanya ?" "Sudah" "Penglihatanku sedikit tidak jernih, sehingga aku tidak bisa mengenali cucuku sendiri" ucap Nada sambil terkekeh. Smit itu terkekeh juga. "Kita sudah tua, wajar ji
Alexander dan Risa sedang dalam perjalanan menuju ke mansion Ferro dan Azela sesuai dengan janji Alexander pada Risa. Sedangkan Ferro dan Azela kini berdebat di dalam kamar karena Ferro tak ingin ke perusahaan."Aku baik-baik saja, kamu jangan khawatir" ucap Azela."Aku takut, keram di perut kamu muncul lagi sayang" ucap Ferro."Ayolah, begini saja aku akan langsung menelponmu jika terjadi sesuatu denganku" ucap Azela membujuk Ferro. "Bukankah, kamu ada rapat penting hari ini" lanjutnya. "Rapat itu bisa Hedy yang mewakiliku, aku tidak mau meninggalkanmu sendiri" ucap Ferro.Azela menghelah nafasnya, lalu berjalah duduk di atas ranjang. TOK TOKSuara ketukan pintu terdengar, Ferro berjalan membuka pintu."Ada apa Bi ?" tanya Ferro ketika sudah membuka pintu."Maaf Tuan mengganggu, ada Tuan besar dan Nyonya besar datang. Sekarang mereka ada di ruangan keluarga sedang menunggu Tuan dan Nyonya" ucap Bibi Wawa."Katakan pada orang Tuaku bi, aku dan istriku akan turun sebentar lagi" uc
Sesuai dengan perkataan Ferro pada Azela saat tadi siang menelpon mereka akan makan malam di restoran. Kini mereka sedang berada dalam mobil menuju restoran bintang lima yang merupakan restoran milik Azela.Mobil sudah sampai di pelantaran restoran, sebelum turun Azela mengambil masker dalam tasnya lalu memakainya. Setelah itu mereka turun dari mobil. Ferro memeluk pinggang Azela memasuki restoran. Semua mata memandang ke arah Ferro dan Azela. Semua orang bertanya-tanya dalam pikirannya siapa wanita yang bersama Tuan Ferro.Ferro dan Azela santai saja dan cuek, terus berjalan memasuki Private Room. Sang Manager dengan cepat memanggil satu pelayan untuk mengikutinya."Selamat datang Tuan Ferro dan Miss Azela" sapa Manager restoran dan pelayan sambil menundukkan kepala."Kalian siapkan makanan favorite istriku" ucap Ferro.Manager dan pelayan terkejut mendengar kata "istri" keluar dari mulut Ferro. Azela yang melihat gelagat penasaran pun berkata."Dia adalah suamiku" ucap Azela."Baik