Setelah menempuh perjalanan akhirnya sampai di rumah sakit. Seno buru-buru turun memanggil suster. Suster langsung mendorong brangkar Azela langsung di letakkan di atas brangkar dan di dorong ke dalam UGD.
"Maaf, Tuan bisa menunggu didepan. Biar dokter memeriksanya." ujar suster kepada Smit. "Berikan yang terbaik untuk cucuku suster." ucap Smit. "Iya Tuan" jawab suster lalu menutup pintu dan masuk ke dalam. "Seno selediki Tio Aku curiga kalau ada kerja sama antara Tio dengan Fadil" ucap Smit. "Baik Tuan." jawab Seno. Setelah beberapa menit kemudian pintu UGD terbuka menampilkan dokter. "Bagaimana keadaan cucu saya dokter ?" ucap Smit. "Pasien tubuhnya sangat lemah Tuan, dia mengalami kekurangan gizi dan mungkin juga dia belum makan. Banyak bekas memar di tubuhnya juga Tuan" jawab sang dokter. "Tapi anda jangan khawatir setelah nanti di beri nutrisi dan minum obat pasien akan pulih Tuan."ucap sang dokter lagi. "Baiklah, terima kasih dokter. Apa aku bisa menemuinya ?" tanya Smit. "Boleh Tuan, tapi pasien belum sadarkan diri mungkin beberapa menit kemudian dia akan pulih" jawab dokter. "Oh iya satu lagi Tuan, saya mohon anda jangan membuat pasien yang bisa membuat mentalnya terganggu." beritahu sang dokter lagi. "Cucu saya mengalami trauma dokter ?" tanya Smit, Dia sangat khawatir kalau sampai itu terjadi. "Oh tidak Tuan, pasien belum sampai trauma tapi melihat keadaan pasien seperti ini kemungkinan besar bisa dengan cepat mengalami trauma, jadi saya sarankan jauhkan pasien dari hal-hal buruk agar pasien kembali seperti sedia kala." jawab sang dokter. "Baiklah dokter, terima kasih." ucap Smit lagi "Sama-sama Tuan saya permisi dulu." pamit sang dokter. Kemudian Smit masuk ke dalam ruangan inap Azela. Azela sudah di pindahkan ke kamar VVIP. Saat sudah di dekat ranjang Azela, mata Smit berkaca-kaca melihat cucu kesayangannya seperti ini. Dia tidak menyangka Azela sampai kekurangan gizi dan bahkan hampir mengalami trauma. Smit akan membalaskan semua perbuatan mereka kepada Azela. Lalu Smit duduk di sofa mengeluarkan ponselnya untuk menelpon istri tercintanya. "Halo" jawab Nada. "Sayang kamu lagi apa ?" tanya Smit. "Aku lagi menyiram tanaman." jawab Nada. "Apa kamu sudah bersama Azela ?" tanya Nada. "Sudah sayang tapi Azela lagi di rumah sakit." jawab Smit. "Astagaa, kenapa bisa ? apa yang terjadi dengan Azela ?" tanya Nada dengan mulai menangis. "Azela, tubuhnya sangat lemah sayang. Dia kekurangan gizi dan belum makan. Maka dari itu dia pingsan. Tapi jangan khawatir sayang Azela akan baik-baik saja setelah dia bangun nanti."jawab Smit. "Syukurlah, aku akan menyusul kesana sayang" beritahu Nada. Ingin sekali bertemu dengan cucunya dan melihat keadaannya. "Tidak usah sayang, besok kami akan kembali ke Singapura . Azela sudah bisa keluar rumah sakit besok pagi." ucap Smit yang akan langsung membawa Azela pergi dari kota ini dan merawat Azela sampai sembuh. "Baiklah, Kabari aku jika sesuatu terjadi sayang." ucap Nada. "Iya sayang." jawab Smit. Setelah menutup telpon, Smit memejamkan matanya sejenak sambil menunggu Azela sadar. Setengah jam kemudian Azela membuka mata. "Akhh sakit." bangun Azela dengan memegang kepalanya. Smit membuka matanya dan melihat Azela sudah sadar, dia melangkah menghampiri Azela. "Azela sayang ini kakek, kamu mau minum ?" tanya Smit. "Kakek.. Iya aku mau minum." jawab Azela dengan lirih. Smjt langsung mengambil air di atas meja dan membantu Azela minum. "Aku panggil dokter dulu ya sayang" ucap Smit. "Iya kakek."jawab Azela. Setelah beberapa menit kemudian dokter muncul dengan suster. "Apa yang kamu rasakan Nona" tanya dokter pada Azela. "Kepalaku pusing dokter." jawab Azela "Sebentar aku cek dulu yaa." ucap dokter lagi "Hmm, Nona Azela sudah membaik Tuan. Sakit kepalanya hanya efek pingsan nanti juga akan berangsur menghilang." beritahu dokter kepada Smit "Jangan lupa di berikan makanan sehat dan jangan sampai telat."lanjut dokter "Apa Azela bisa keluar besok dokter ?" tanya Smit "Boleh Tuan. Nona Azela sudah baik-baik saja asalkan jangan sampai telat makan agar bisa memperbaik kekurangan gizinya. Sakit kepalanya juga akan hilang besok pagi." jawab dokter "Baiklah, terima kasih lagi dokter." ucap Smit. "Iya Tuan, ini sudah tanggung jawab saya sebagai dokter. Kalau begitu saya permisi tuan." ucap dokter dan Smit hanya mengangguk. Dokter pun keluar dengan suster. "Kakek bawa aku bersama kakek." ucap Azela dengan mata berkaca-kaca. "Iya sayang kakek akan membawa kamu ke Singapura kita akan tinggal bersama nenek kamu." jawab Smit sambil memeluk Azela. "Azela harus banyak makan yaa, agar cepat sembuh. Apa ada makanan yang Azela mau makan ?" tanya Smit. "Azela tidak mau makan dulu kakek, Azela mau makan masakan nenek. Apa boleh ? "tanya Azela. "Boleh sayang, nanti aku kasih tau nenek ya untuk masak buat Azela. Besok kita berangkat sayang setelah tiba langsung makan masakan nenek." jawab Smit sambil mengelus kepala Azela dengan sayang. "Horee aku senang bangat kakek. Aku juga sangat rindu dengan nenek." ucap Azela dengan tersenyum lebar. "Sama kakek tidak ?" tanya Smit dengan wajah cemberut. "Hahaha kakek cemburu. Pasti dong aku juga rindu dengan kakek." jawab Azela langsung memeluk Smit. Smit juga membalas pelukan Azela, dalam hatinya dia berjanji akan membuat Azsla selalu bahagia. Waktu semakin berlalu, sekarang sudah kembali pagi lagi. Seno mengurus administrasi Azela yang akan pulang pagi ini. Sedangkan Smit berada di ruangan Azela menunggu Azela sedang di lepaskan infusnya. Setelah semuanya mereka akhirnya keluar dari rumah sakit dan menuju ke bandara. "Azela sayang kamu kenapa ?" tanya Smit saat melihat Azela wajahnya tampak sedih. "Azela meninggalkan Bibi Sumi kakek." jawab Azela. "Azela mau membawa Bibi Sumi juga kakek." lanjut Azela "Bibi Sumi belum bisa di bawa sayang, nanti setelah urusan Bibi Sumi baru kita jemput yaa." beritahu Smit. "Tapi aku takut mereka akan memperlakukan dengan buruk kepada Bibi Sumi kakek, seperti aku" ucap lirih di kalimat terakhirnya. "Kamu tenang saja sayang, Bibi Sumi akan baik-baik saja disana. Kakek sudah menempatkan beberapa orang di mansion kamu sayang." ujar Smit sambil mengelus rambut Azela yang panjang. "Syukurlah kakek, aku hanya takut saja." ucap Azela dan Smit hanya diam. Kemudian mobil mereka masuk ke bandara dan mereka langsung naik ke jet pribadi milik Smit. ** Setelah menempuh perjalanan 2 jam. Mereka akhirnya sampai dan sudah tiba di mansion megah Smit. "Azela sayang" panggil Nada, nenek Azela langsung memeluk Azela. Dan memperhatikan kondisi Azela yang masih ada memar di tubuhnya. "Nenek aku sangat rindu dengan nenek." ucap Azela membalas pelukan Azela. Satu menit kemudian Azela dan Nada menangis. Smit pun mendekat dan memeluk mereka berdua. "Jangan menangis kesayangannya kakek. Kita akan tinggal bersama mulai sekarang. Azela juga boleh sekolah lagi." ucap Smit sambil memeluk Azela dan istrinya. "Benarkah kakek ?" tanya Azela mengadahkan kepalanya. "Iya sayang, kamu juga akan kakek latih beladiri." jawab Smit. Sedangkan Nada hanya diam mendengarkannya. "Wahhh aku mau banget kakek. Ajari aku juga pegang senjata yaa" ucap Azela dengan menampilkan wajah yang sangat menggemaskan. "Iya sayang kakek akan melatih kamu semuanya." jawab Smit "Kalian jangan khawatir aku akan melindungi keluarga kalian." ucap lagi Smit dengan meneteskan air mata dan memeluk mereka dengan erat. "Ya sudah ayo kita sekarang ke ruang makan, aku sudah memasak kesukaan kalian berdua. Pasti kalian sudah laparkan." ujar Nada membuat Azela dan Smit mengangguk mantap. Mereka bertigapun berjalan ke ruang makan dan makan dengan nikmat. Azela bahagia sekali karena bisa ketemu dan tinggal bersama kakek dan neneknya. Mereka bercanda sesekali sambil makan. Setelah makan, Smit ke ruang kerjanya. Sedangkan Azela dibawa oleh Nada ke lantai 2 menuju kamar Azela. Azela memang mempunyai kamar sendiri di mansion ini karena waktu kecil orang tuanya sering membawa Azela mengunjungi kakek dan neneknya. Smit membuat kamar khusus Azela yang di desain sangat mewah yang tidak kalah dengan kamarnya waktu di mansion dulu. TOK TOK "Masuk" ucap Smit dari dalam ruang kerjanya. "Permisi Tuan, saya mau menyerahkan amplop yang di berikan oleh Bibi Sumi yang di titipkan dari Tuan Bara" ucap Seno menyerahkan amplop besar itu, Smit pun mengambilnya. "Ada lagi ?" tanya Smit. "Saya sudah menyelidiknya Tuan." jawab Seno "Katakan" ucap Smit. "Tuan Fadil mengancam Tio Tuan. Awalnya Tio menolak ketika Fadil mengajukan kerja sama kepada Tio untuk mengambil ahli perusahaan. Tapi Fadil langsung mengancam akan membunuh keluarga Tio kalau tidak mau bekerja sama. Akhirnya dengan terpaksa Tio menyetujuinya. Tio membuat Fadil mengambil ahli sementara perusahaan tapi Tio hanya memberitahu cabang-cabang perusahaan yang hanya di Indonesia. Tio tidak memberitahukan kepada Fadil kalau Tuan Bara juga memiliki perusahaan di Singapura dan beberapa hotel Tuan." ujar Seno. "Lanjutkan" ucap Smit. "Kemarin Tio menelponku Tuan, dia mengatakan semuanya dia juga menyesal tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa tuan. Tio mengatakan kalau Fadil dan Salsa mendesak dia untuk membuat surat ahli waris palsu Tuan. Mereka takut tidak bisa mengusai setelah Tuan datang kemarin karena sudah mencari-cari seisi mansion berkas-berkas aset Tuan Bara tapi mereka tidak mendapatkan satupun" jawab Seno. "Hubungi Tio beritahu untuk membuat surat palsu itu, biarkan mereka bersenang-senang dulu. Aku dan Azela akan membalas ketika sudah waktunya." ucap Smit. "Baik Tuan." jawab Seno. "Jangan lupa katakan padanya juga untuk melaporkan semua kegiatan mereka." ucap Smit lagi. "Baik, saya permisi Tuan." pamit Seno. Smit hanya mengangguk. Lalu melanjutkan pekerjaan yang tertunda tadi.8 Tahun Kemudian. Seorang gadis cantik Berusia 23 tahun duduk di kursi kerjanya sambil membaca semua laporan yang diberikan oleh asistennya. Gadis cantik ini telah melakukan rapat bulanan tadi bersama karyawannya. Sudah 3 tahun, Azela mengembangkan perusahaan yang diberikan oleh Kakeknya. Namun, selama itu dia bekerja di belakang layar. Hanya namanya saja yang terkenal dimana mana, Tapi wajahnya tidak, sebab dia bekerja di balik layar seperti kakeknya yang ingin menikmati hidup dengan damai. TOK TOK "Masuk." ucap Azela yang masih membaca laporan. "Permisi Miss, ada undangan makan malam dari Ceo Sentro Company"ucap asistennya, bernama Dira. "Bilang saja seperti biasa" ucap Azela. "Tapi sebelumnya saya sudah menolak Miss. Tapi asistennya bilang kalau Ceo Sentro Company tidak menerima penolakan" ucap Dira. "Ya sudah kamu terima saja. Kamu saja yang datang" ucap Azela dengan santai. "Tapi Miss.." ucapan Dira terpotong. "Lakukan saja apa yang aku perintahkan, cari a
Di sebuah perusahaan besar yang berpusat di Indonesia, Seorang pria yang sangat tampan tapi dingin dan tak tersentuh, di gilai banyak wanita tapi tidak ada satupun yang bisa menaklukan pria tampan ini. Dia sangat anti kepada wanita yang berani menggodanya. Usianya sudah 28 tahun tapi dia masih saja sendiri. Dia tidak pernah menjalin hubungan bahkan dekatpun dengan seorang wanita juga dia tidak berminat sekali. Dia adalah Ferro Alexander menjabat sebagai Ceo di perusahaannya yaitu Horace Group perusahaan yang besar di negara ini yang bergerak dalam berbagai bidang yaitu teknologi, industri, perdagangan dan perhotelan. Dia adalah orang terkaya di negara ini. TOK TOK "Masuk" ucap pria tampan yang duduk dikursi kebesarannya sambil membaca berkas. "Tuan 10 menit lagi rapat akan di mulai" ucap asisten nya, Hedy. "Hmmm" balas deheman Ferro, Lalu membereskan berkasnya dan beranjak keluar dari ruangannya menuju ruangan rapat. "Tuan" ucap sekertaris Ferro, menunduk ketika melihat
Hedy datang ke apertemen yang Ferro kirimkan alamatnya untuk menjemputnya, namun saat Ferro dan Hedy ingin pergi, Ferro tidak melihat Azela dan mengira Azela berada di dalam kamarnya. Ferro memilih menunggu sebentar, dia ingin pamit dan berterima kasih telah menolongnya. "Tuan apa kita pergi sekarang ?" tanya Hedy. "Tidak, kita tunggu wanita itu keluar, dia sudah menyelamatkanku" jawab Ferro. Setelah 1 jam menunggu, pintu kamar Azela terbuka dan Azela keluar dari sana. Dia baru bangun dari tidurnya, melihat orang asing di apertemennya dia berteriak. "Siapa kau ?" tanya Azela sambil menunjuk Hedy. "Dia asistenku" jawab Ferro berbalik ke arah Azela. "Oh" hanya itu yang Azela balas, lalu dia ingin berjalan menuju dapur namun langkahnya terhenti saat mendengar perkataan Ferro. "Aku akan pergi sekarang, terima kasih telah membantuku" ucap Ferro. Azela hanya menganggukkan kepala. Ferro berjalan mendekat, membuat Azela mengerutkan keningnya. Katanya mau pergi, malah
1 bulan berlalu. Sejak kejadian di restoran waktu itu. Ferro sering memikirkan wanita yang menolongnya, waktu itu dia hanya diam ketika di tolak untuk bertemu dengannya. Dia sangat yakin wanita itu akan datang kepadanya meminta balas budi, namun sampai sebulan ini wanita itu tidak pernah datang bahkan untuk sekedar menelpon juga tidak ada. Ferro jadi gelisah sendiri, membuatnya juga heran dengan dirinya yang tak biasanya. Aku tidak pernah segelisah ini. "Selidiki dan cari informasi wanita itu" ucap Ferro menelpon asistennya. "Maaf Tuan, wanita yang mana anda maksud ?" tanya Hedy, yang belum paham. "Wanita yang menolongku" "Baik Tuan" Sedangkan wanita yang membuat Ferro gelisah, sedang mengerjakan desain dibutiknya di Singapura, Azela sudah kembali 1 minggu yang lalu. Huh banyak sekali. Setiap bulan, Azela mengambil satu minggu full untuk membuat desain, model baru untuk di keluarkan setiap bulannya. Jadwal Azela sangat padat, dia juga harus mengecek semua laporan
Keesokan harinya, Azela masih mengulum dirinya dalam selimut, tidurnya sangat nyenyak. Mungkin karena semalam dia lembur jadi membuatnya tidur nyenyak sampai pagi. "Azela bangun sayang" Nada, nenek Azela datang ke kamar, membuka horden sehingga terik matahari masuk menyirangi kamar Azela. "Huumm Azela masih mau tidur nek" jawab Azela dengan mata yang masih tertutup. "Sudah pagi sayang" ucap Nada sambil memperbaiki rambut Azela yang berantakan. "Cucu nenek cantik bangat" ucap Nada lagi, wajah Azela sangat mirip dengan Tamara putrinya. "Humm nenek gombal" Azela dengan perlahan membuka matanya. Nada pun terkekeh, "Nenek tidak bohong sayang, kamu cantik sekali seperti mommy kamu" "Aku anak mommy dan cucu nenek" jawab Azela. Nada tersenyum sambil mengelus kepala Azela dengan lembut. "Ayo sekarang bangun, mandi dulu, nenek tunggu di meja makan yaa" "Iya nek" jawab Azela langsung bangun dan berjalan masuk ke kamar mandi. Setelah 20 menit kemudian, setelah mandi dan berpak
Hari ini adalah hari kedua Ferro berada di Singapura. Sambil menunggu informasi dari asistennya mengenai Azela yang keluar negeri, Ferro mengerjakan pakerjaannya, memeriksa email yang masuk. Dan akhirnya satu jam kemudian, asistennya sudah menemukan informasi. "Tuan, Nona Azela tidak keluar negeri" ucap Hedy. "Dimana dia sekarang ?" "Nona Azela berada di perusahaan Chiragh Company Tuan" "1 jam kemudian kita datang ke sana" "Baik Tuan" Di mansion mewah, lebih tepatnya di Indonesia, Fadil memberitau soal undangan ulang tahun perusahaan kepada istri dan anaknya, mereka sedang makan siang bersama. "Sayang kita ada undangan ulang tahun dari perusahaan Horace Group minggu depan" ucap Fadil. "Papi, aku mau ikut, aku mau bertemu dengan Tuan Ferro yang sangat tampan itu" ucap Rena dengan antusias. "Tentu saja kamu ikut sayang" jawab Fadil sambil tersenyum. "Papi jodohkan aku dengan Tuan Ferro, aku suka sama dia, aku mau jadi istrinya" ucap lagi Rena dengan memohon. "Hmm P
Keesokan harinya di mansion Alexander. "Sayang bagaimana, apakah Tuan Smit mau menjodohkan putra kita dengan cucunya ?" ucap Risa, Mommy Ferro. "Dia setuju sayang tapi Tuan Smit mau menanyakannya dulu kepada cucunya, katanya biar cucunya yang memutuskan" jawab Alexander. "Bagaimana kalau dia menolak ?" "Tidak ada yang bisa menolak pesona putra kita sayang" "Kita juga belum memberitaukan Ferro, aku takut Ferro menolak" "Kalau dia menolak, kita berikan pilihan kepadanya, membawa pilihannya sendiri atau menjodohkannya. Kalau dia tidak membawa pilihannya sendiri, berarrti dia harus mau" Risa diam, dalam hatinya ia ragu dengan putranya. Dia sangat tau putranya anti kepada wanita, tapi dia juga tidak mau putranya sendiri terus, dia mau putranya menikah dan mempunyai anak, apalagi umurnya sudah mendekati kepala tiga. "Aku mau menelpon Ferro dulu sayang" ucap Risa. "Iya sayang, aku ke ruang kerja dulu ya" jawab Alexander lalu mengecup bibir istrinya sekilas lalu berlalu. Risa men
Sepasang suami istri paruh baya dan seorang cucu lagi menikmati udara pagi di halaman belakang mansion. Azela hari ini tidak sibuk dengan pekerjaannya, hari ini dia akan berangkat kerja siang hari. "Sayang kamu tadi malam pulang dengan siapa lagi, aku melihat ada mobil asing yang masuk dalam mansion ?" tanya Nada kepada Azela yang lagi memberikan makanan pada ikan di kolam. "Aku pulang dengan teman nek" jawab Azela tersenyum tipis mengingat perhatian Ferro tadi malam. "Teman kamu pria sayang ?" tanya Nada lagi. "Hmm iya nek" Nada dan Smit saling pandang, lalu Nada menganggukkan kepala. "Azela, Kakek mau bicara sama kamu, ayo sini mendekatlah nak" ucap Smit memanggil Azela mendekat. "Mau bicara apa kek ?" tanya Azela yang sudah berada dekat kakek dan neneknya. "Kakek mau menjodohkanmu dengan cucu sahabat kakek." ucap Smit. Azela mengerutkan keningnya, lalu dia terkekeh. Di jodohkan yang benar saja. "Azela, apa kamu mau di jodohkan dengan cucu sahabat kakek ?" tanya Smit
Hari-hari telah berlalu, sudah 5 hari Ferro belum pulang ke mansion, bahkan dia juga belum menelpon Azela. Selama itu, jika bukan menginap di perusahaan, Ferro akan menginap di markas. Ferro tidak sadar, bahwa Azela selalu gelisah setiap hari menunggu kepulangannya. Waktu itu, terhitung 3 hari Ferro tidak pulang ke mansion. Azela memberanikan dirinya untuk datang ke perusahaan Horace Group. Namun, yang Azela dapatkan, Ferro tidak ada diperusahaan, dia ada pertemuan dengan klien di luar, Azela merasa kecewa dan akhirnya pulang kembali ke mansion. Bahkan saat itu juga, Azela mencoba menelpon Ferro beberapa kali, Namun Ferro tidak menjawab nya sama sekali. Pernah juga tanpa segaja, Azela datang ke restorannya, saat dia ingin pulang di depan pintu masuk, Azela berpapasan dengan Ferro, hati Azela sakit Ferro hanya melihatnya saja tanpa mau menyapanya sedikitpun. Segala hal Azela pikirkan, dari sebuah kiriman video dari nomor yang tidak di kenal. Awalnya Azela tidak percaya, karena dia y
Pukul 10 malam, Ferro berjalan keluar ruangannya di ikuti Hedy di belakangnya. Ferro ingin ke markas dia ingin melihat wajah Delon seperti apa setelah melihatnya datang.Di perjalanan, ponsel Hedy bergetar tanda ada pesan masuk dari Azela. Dengan ragu Hedy mengatakan pada Ferro."Tuan, Nyonya Azela mengirim pesan padaku" ucap Hedy. "Apa yang dia katakan ?" tanya Ferro. "Nyonya bertanya apakah anda akan pulang ke mansion nanti atau tidak" "Katakan saja kalau aku tidak pulang" "Baik Tuan" Hedy lalu membalas pesan Azela. Semua pertanyaan Azela dia jawab semua tanpa ada kebohongan. Di dalam pesan itu juga, Azela meminta Hedy untuk memperhatikan kesehatan Ferro, makanannya dan memintanya jangan sampai Ferro telat makan. Sebenarnya, Hedy merasa heran pada Tuannya. Jika di lihat Ferro sekarang sudah baik-baik saja dan kenapa tidak pulang ke mansion untuk menemui istrinya. Tapi Hedy tidak mau ikut campur, Hedy hanya berharap pernikahan Ferro dan Azela tetap utuh apalagi sekarang Azela s
Terik matahari muncul di sela-sela horden. Ferro membuka matanya, perlahan dia merasakan sakit di kepalanya, dia lalu bersandar di sandaran ranjang.Ferro melihat sekelilingnya, kalau dia ternyata menginap di perusahaan. Ferro memegang kepalanya dan berusaha turun dari ranjang ingin masuk dalam kamar mandi. Setelah 15 menit membersihkan tubuh, Ferro membuka lemari, mengambil satu set pakaiannya lalu dia pakai. "Sepertinya Ini efek aku minum banyak kemarin jadi kepalaku sakit" lirih Ferro, diam dan mengingat semuanya.Ferro lalu berjalan keluar ruangan pribadinya, duduk di kursi kebesarannya, membuka ponselnya dan langsung menekan panggilan pada asistennya. "Halo Tuan" "Pesankan aku sarapan sekarang juga" "Baik Tuan" Kemudian mematikan telpon, Ferro membuka laptopnya dan mulai melakukan pekerjaannya. Ferro seolah-olah melupakan Azela yang berada di mansion. Di mansion, Azela berdiri merenung di balkon kamar. Hatinya gelisah setelah mengetahui dari Bibi Wawa kalau Ferro tidak pul
Semenjak kepergian Azela, Ferro tidak bekerja. Dia hanya diam memejamkan matanya, bersandar di kursinya. Ferro tidak tidur, dia hanya ingin menenangkan pikirannya saja yang kalut, menghilangkan amarah dalam dirinya yang tadi mencuak tapi tidak bisa di keluarkan. Akhirnya, Ferro tidak tahan, jam sudah menunjukkan jam pulang kerja. Dia meminta asistennya Hedy membawakan minuman yang beralkohol tinggi. Ferro lama-lama menghabiskan banyak minuman alkohol itu. Jam sudah menunjukkan pukul 8 malam, Ferro belum juga ingin pulang. Dia melanjutkan pekerjaannya yang tertunda sejak siang tadi. Semua pegawai sudah pulang, tidak ada pegawai yang lembur malam ini dan Hedy masih setia menunggu Ferro di depan ruangan Ferro. Satu jam kemudian, Hedy berjalan masuk ke dalam ruangan Ferro. "Tuan mari kita pulang, sudah jam 9 malam" ucap Hedy dengan hati-hati."Pekerjaanku belum selesai, kau bisa pulang duluan" jawab Ferro tanpa melihat Hedy. "Baiklah, Tuan. Saya akan menunggu anda sampai selesai" ucap
Di perusahaan Horace Group, Ferro baru saja selesai melakukan rapat dari klien luar negeri. Kini dia sekarang berada di ruangannya. Diasudah membeli ponsel baru dan akan menelpon istrinya nanti siang setelah dia mengecek semua berkas laporan.Setelah pekerjaan Ferro sudah selesai, dia akan menelpon istrinya tapi pintu di ketuk tiba-tiba. TOKTOK"Masuk" ucap Ferro.Yang mengetuk pintu adalah Hedy."Ada apa ?" tanya Ferro."Maaf Tuan, ada yang ingin saya sampaikan" ucap Hedy dengan ragu. "Apa ? Cepat katakan" ucap Ferro."Saya mendapat pesan dari nomor yang tidak di kenal dan ini Tuan" ucap Hedy sambil menyerahkan ponselnya pada Ferro.Ferro mengambil ponsel itu, seketika dia mengeraskan rahangnya, mencengkram erat ponsel itu. Beberapa detik kemudian dia melemparkan ponsel itu dan untung saja ponsel itu jatuh di sofa dan tidak membuat pecah. Hedy terkejut dan bernafas lega ponselnya masih aman, karena posel itu masih baru dan harganya juga mahal. "Selidiki siapa yang mengirim gambar
Jam menunjukkan pukul 11 siang, Azela bersiap ingin pergi menghadiri ajakan makan siang Delon. Azela ragu meminta izin, dia tau pasti suaminya tidak akan mengizinkannya. Tapi jika dia tidak menghadiri ajakan makan siang Delon dia tidak akan tau apa yang akan di rencanakan Delon selanjutnya.Dengan terpaksa Azela akhirnya harus menyembunyikan atau jika nanti Ferro mengetahuinya Azela siap akan menerima resikonya. Setelah bersiap Azela turun ke bawah."Bibi Wawa" panggil Azela."Ya Nyonya, ada yang bisa saya bantu" tanya Bibi Wawa menghampiri Azela. "Oh tidak, aku hanya mau bilang jika suamiku bertanya padamu katakan padanya jika aku ke butik" ucap Azela."Baik Nyonya" jawab Bibi Wawa.Kemudian Azela pergi dari mansion menuju restoran yang di maksud Delon. Setelah 30 menit, Azela sampai dan langsung masuk dalam restoran."Selamat siang Nona" sapa salah satu pelayan restoran."Meja atas nama Delon" ucap Azela."Mari Nona saya antar" ucap pelayan itu.Ternyata Delon belum datang. Azela d
"PENGUSAHA NOMOR SATU DI NEGARA INI FERO ALEXANDER MEMASUKI RESTORAN BINTANG LIMA BERSAMA SEORANG WANITA, MEREKA TAMPAK MESRA. APAKAH WANITA ITU KEKASIH FERRO ALEXANDER ?""ALEXANDER BERSAMA ISTRINYA RISA BERKUNJUNG KERUMAH SAKIT BERSAMA SEORANG WANITA CANTIK. MEREKA JUGA JALAN BERSAMA KE MALL, DI DUGA WANITA ITU ADALAH CALON MENANTU KELUARGA ALEXANDER. BAGAIMANA DENGAN KEKASIH FERRO ALEXANDER ? SIAPA YANG AKAN DI PILIH FERRO ALEXANDER ?Di Singapura, nenek Azela, Nada. Memperhatikan berita yang beredar di sosial media, dia membaca semua berita itu dan ada yang membuatnya merasa heran. "Smit, lihatlah ini, apa wanita ini Azela ?" tanya Nada pada Smit yang baru masuk kamar. "Tentu saja Azela" jawab Smit tanpa melihat berita di ponsel Nada, dia sudah menebak maksud istrinya itu. "Kamu sudah melihat beritanya ?" "Sudah" "Penglihatanku sedikit tidak jernih, sehingga aku tidak bisa mengenali cucuku sendiri" ucap Nada sambil terkekeh. Smit itu terkekeh juga. "Kita sudah tua, wajar ji
Alexander dan Risa sedang dalam perjalanan menuju ke mansion Ferro dan Azela sesuai dengan janji Alexander pada Risa. Sedangkan Ferro dan Azela kini berdebat di dalam kamar karena Ferro tak ingin ke perusahaan."Aku baik-baik saja, kamu jangan khawatir" ucap Azela."Aku takut, keram di perut kamu muncul lagi sayang" ucap Ferro."Ayolah, begini saja aku akan langsung menelponmu jika terjadi sesuatu denganku" ucap Azela membujuk Ferro. "Bukankah, kamu ada rapat penting hari ini" lanjutnya. "Rapat itu bisa Hedy yang mewakiliku, aku tidak mau meninggalkanmu sendiri" ucap Ferro.Azela menghelah nafasnya, lalu berjalah duduk di atas ranjang. TOK TOKSuara ketukan pintu terdengar, Ferro berjalan membuka pintu."Ada apa Bi ?" tanya Ferro ketika sudah membuka pintu."Maaf Tuan mengganggu, ada Tuan besar dan Nyonya besar datang. Sekarang mereka ada di ruangan keluarga sedang menunggu Tuan dan Nyonya" ucap Bibi Wawa."Katakan pada orang Tuaku bi, aku dan istriku akan turun sebentar lagi" uc
Sesuai dengan perkataan Ferro pada Azela saat tadi siang menelpon mereka akan makan malam di restoran. Kini mereka sedang berada dalam mobil menuju restoran bintang lima yang merupakan restoran milik Azela.Mobil sudah sampai di pelantaran restoran, sebelum turun Azela mengambil masker dalam tasnya lalu memakainya. Setelah itu mereka turun dari mobil. Ferro memeluk pinggang Azela memasuki restoran. Semua mata memandang ke arah Ferro dan Azela. Semua orang bertanya-tanya dalam pikirannya siapa wanita yang bersama Tuan Ferro.Ferro dan Azela santai saja dan cuek, terus berjalan memasuki Private Room. Sang Manager dengan cepat memanggil satu pelayan untuk mengikutinya."Selamat datang Tuan Ferro dan Miss Azela" sapa Manager restoran dan pelayan sambil menundukkan kepala."Kalian siapkan makanan favorite istriku" ucap Ferro.Manager dan pelayan terkejut mendengar kata "istri" keluar dari mulut Ferro. Azela yang melihat gelagat penasaran pun berkata."Dia adalah suamiku" ucap Azela."Baik