Share

Melihat Bulan

Penulis: Istyanah
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-24 22:34:51

Harjuna berdiri di tengah pintu memperhatikan kepulangan Kinara dan Mika, dia menatap dingin istrinya yang sedang tertawa kecil bersama Mika.

“Kamu dari mana Kinara? Kenapa semalam nggak pulang ke rumah?” tanya Harjuna menghadang di depan pintu rumah.

Pertanyaan Harjuna dibalas dengusan kasar Kinara. Kursi roda yang Kinara duduki bergerak lagi, tapi dia tetap tertahan di depan pintu karena Harjuna tidak beranjak dari posisinya.

“Aku semalam menghubungi kamu berulang kali, tapi kamu tidak juga merespons. Aku khawatir sama kamu, Kinara.” Harjuna sedikit membungkuk di depan Kinara memegang erat kedua sisi kursi roda itu.

“Apalagi Mika juga sama-sama susah dihubungin.” Harjuna melirik tajam Mika, tampak dia jengkel ke Mika karena perempuan yang bersama Kinara itu semalam hingga pagi tidak merespons panggilan masuk dan pesan masuknya. Sementara Harjuna sangat membutuhkan informasi tentang Kinara dari Mika.

“Bukankah kamu sedang fokus sama istri mudamu itu Mas? Kamu aja rela bertarung demi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Wanita Kedua Milik Pria Arogan   Malam Pertama

    “Kamu pikir saya akan tergoda setelah melihatmu mengenakan lingerie itu, Arumi?!” Suara tegas pria itu membuat wanita yang sedang berdiri di depan cermin mengenakan lingerie berwarna rose gold dengan hiasan renda-renda kecil menggemaskan di bagian depannya yang menampakkan belahan dada, punggung mulus dan paha putih wanita itu melonjak. Arumi Dyah Erika, wanita berusia 20 tahun itu menyesal sudah nekat mencoba lingerie hadiah dari kakaknya untuk pernikahannya dan lupa mengunci pintu kamar saat mencoba baju kurang bahan itu. Sekarang pria pemilik suara tegas itu, Harjuna Ringga Bumi, pria berusia 35 tahun yang berprofesi sebagai dosen di salah satu kampus swasta ternama di Jakarta sekaligus pebisnis sukses di bidang kuliner dan fashion, masih berdiri mengintainya dengan tatapan merendahkan. Pria yang Arumi kenal arogan itu merupakan dosen Arumi dan kini telah sah menjadi suaminya, hari ini tepat menjadi hari pertama Arumi menjadi istri kedua pria itu. Bahkan sekarang adalah malam p

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-10
  • Wanita Kedua Milik Pria Arogan   Bagaimana Kalau Nanti Malam?

    Pergi ke kampus menggunakan sepedanya yang Harjuna sebut “butut” itu jauh lebih membahagiakan untuk Arumi daripada satu mobil dengan Harjuna dan tidak terlintas sedikit pun Arumi ingin pergi bersama pria itu.Brugh!“Aw!!”Arumi merintih cukup keras saat dirinya jatuh di pinggir jalan dan sepeda yang dia kendarai itu menimpa tubuhnya.Terlalu banyak yang Arumi pikirkan terutama memikirkan nasibnya yang sudah menjadi istri kedua Harjuna hingga Arumi tak fokus saat mengendarai sepedanya.Arumi menunduk, meringis sedih saat menatap rok midi yang dia kenakan di bagian lututnya robek, pun melihat kaki dan telapak tangannya yang sedikit terluka.“Ya ampun, aku harus cepat-cepat ke kampus. Kalau sampai telat Pak Harjuna bisa mengusirku!” Arumi memekik, dia hampir melupakan hal penting itu.Meski kakinya masih terasa nyeri setelah terjatuh tadi, Arumi segera mengayuh sepedanya cepat-cepat menuju kampus, dosen yang mengajar mata kuliah pagi ini adalah Harjuna!Dosen yang terkenal arogan.“Kelu

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-12
  • Wanita Kedua Milik Pria Arogan   Mabuk dan Sentuhan Hangat

    Malam ini Arumi datang ke pesta ulang tahun Soraya—wanita yang dia kenal baik sejak SMA hingga kuliah di kampus dan jurusan yang sama dengannya.Datang ke pesta malam ini sekaligus menjadi pelarian Arumi untuk bisa melupakan kejadian tadi siang, saat dia mengatakan hal lancang itu di depan Harjuna.“Sungguh memalukan!” Arumi merutuk untuk dirinya sendiri, tidak mampu melupakan ucapannya tadi siang yang sangat memalukan.Memasuki keramaian di pesta ulang tahun itu penampilan sederhana Arumi dipandang sinis oleh banyak tamu yang sudah lebih dulu datang. Pakaian yang mereka kenakan tampak mewah, kekinian dan terlihat mahal berbeda dengan dress vintage sederhana yang Arumi kenakan.Di mata mereka penampilan Arumi ketinggalan zaman, kuno dan cupu.Pesta ulang tahun itu semakin ramai, Arumi memandang bahagia temannya yang mengadakan pesta malam ini, di atas stage kecil itu, Soraya sedang bernyanyi dengan kekasihnya lalu menenggak minuman berwarna merah itu secara bergantian.Arumi melihat k

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-13
  • Wanita Kedua Milik Pria Arogan   Menjebak Harjuna?

    “Hei kamu, cepat temuin Nyonya Kinara!”Arumi yang sedang memoles pelan bibirnya dengan lipbalm terperanjat di tempat duduknya, dia menoleh menatap wanita yang berdiri di ambang pintu yang barusan memintanya untuk menemui Kinara.“Malah bengong lagi kamu! Cepat!” Wanita itu, Mika menarik Arumi kasar dan membawanya menuju kamar utama di rumah itu.“Lepasin! Aku bisa jalan sendiri!” Arumi memberontak berusaha melepaskan cengkeraman Mika dari lengannya.Mika mengabaikan rintihan sakit Arumi akibat ulahnya yang menarik wanita itu dan sekarang langkahnya sampai di depan Kinara yang sedang duduk di kursi roda.Brugh!Tubuh Arumi didorong kasar hingga terjatuh di depan Kinara, dia segera mendongak menatap wanita di depannya itu yang tadi pagi sempat Arumi hindari untuk bertemu.“Jadi ini wanita pilihan papa!” Kinara lebih dulu meraih dagu Arumi dan meneliti tajam wajah polos wanita itu.Sementara Mika, wanita itu berdiri angkuh sambil melipat kedua tangan di depan dada, dia berjaga-jaga di de

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-14
  • Wanita Kedua Milik Pria Arogan   Tunggu Saya di Kamarmu, Arumi!

    Kejadian semalam saat Harjuna datang dan menuduhnya sebagai wanita licik terbawa sampai ke mimpi Arumi.Di balik selimut yang menutup sebagian tubuhnya, Arumi menggigil bersama keringat yang membasahi sekujur tubuh wanita itu. Terucap samar dari mulutnya, “Ibu, aku tidak kuat. Aku ingin pulang ke rumah.”“Nyonya Arumi!” Pelayan di rumah itu membelalak syok melihat keadaan Arumi pagi ini.Wanita paruh baya itu segera mendekat untuk mengecek lebih dekat keadaan Arumi. “Nyonya kenapa?” Ina panik melihat wajah pucat Arumi dan menyentuh keringat dingin yang membasahi tangan wanita itu.Arumi tidak sanggup mengatakan apa pun, bentakan hebat Harjuna semalam dan tuduhan-tuduhan menyakitkan pria itu terus bergema di telinganya, Arumi memeluk Ina sambil terisak hebat.Setelah lebih tenang dan menenggak sedikit air hangat yang Ina berikan, Arumi kembali merebahkan tubuhnya.“Kalau Nyonya Arumi ada masalah, bisa cerita sama bibi. Nyonya bisa anggap bibi teman curhat atau apa pun yang bisa membuat

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-15
  • Wanita Kedua Milik Pria Arogan   Rumah untuk Arumi

    Jemari lentik Arumi saling bertaut, gemetar meremas selimut yang menutupi tubuh polosnya, Arumi menuruti perintah Harjuna dan sudah melepas kain-kain yang semula merapat di tubuhnya.Ceklek!Bunyi singkat dari pintu terbuka itu sanggup membuat Arumi melonjak hebat, dia menoleh ke arah pintu dan benar saja pria itu … Harjuna sudah datang ke kamarnya.Melihat pria itu melangkah mendekat memicu debar jantung Arumi semakin menggila, dia takut, tapi tak mungkin untuk kabur malam ini, Arumi berharap malam ini segera berlalu dengan singkat.“Tubuhmu di balik selimut itu sudah tak tertutup apa pun ‘kan? Saya hanya malas harus membuang banyak waktu untuk membuka kain-kain yang ada di tubuhmu.” Harjuna terus mendekat kemudian mendaratkan dirinya di samping ranjang, duduk menghadap Arumi.Arumi mengangguk kaku, cengkeramannya di selimut semakin erat.“Saya melakukannya bukan karena ingin, tapi karena papa. Kamu pasti mengerti bukan?”“Iya Pak saya mengerti.” Arumi mengangguk dengan lugunya.“Bai

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-27
  • Wanita Kedua Milik Pria Arogan   Nanti Malam Layani Saya!

    “Kamu berharap saya akan menciummu? Tidak menyangka isi kepalamu ternyata seliar itu Arumi!”Kalimat yang Harjuna katakan seminggu yang lalu saat di perpustakaan malam itu belum mampu Arumi lupakan sampai sekarang. Wanita itu mendengus kesal di depan cermin sambil mengikat kencang rambutnya.Bagaimana mungkin Arumi mampu melupakan momen memalukan itu?Malam itu dia mengira Harjuna akan menciumnya dan Arumi dengan bodohnya hanya pasrah memejamkan mata, ekspresi Arumi malam itu seperti mendambakan sentuhan Harjuna.Hingga kalimat menyakitkan itu terlontar dari mulut Harjuna, Arumi baru sadar pria itu hanya sedang meledeknya dengan sengaja memancing seolah akan menciumnya, tapi setelah itu bebas mempermalukannya.“Aku malu banget setiap ketemu sama Pak Harjuna, untungnya sekarang aku sudah tinggal di rumah ini, tapi tetap aja, aku tidak benar-benar bisa menghindari Pak Harjuna. Dia kan suami aku.” Arumi menggerutu sambil menyambar tas kuliah yang kemudian dia letakkan di punggungnya.Aru

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-01
  • Wanita Kedua Milik Pria Arogan   Merenggut Mahkota

    Arumi pikir Harjuna tak sungguh-sungguh saat memintanya untuk melayani pria itu, tapi tadi sore Harjuna mengingatkannya lagi lewat pesan yang pria itu kirimkan agar Arumi menyiapkan diri untuk malam ini.Seperti malam itu Harjuna meminta Arumi sudah tak mengenakan apa pun saat pria itu masuk ke kamar.Tentu saja Arumi menuruti permintaan Harjuna dan dia sudah menunggu selama lebih dari sepuluh menit dalam keadaan tak mengenakan apa pun, tubuh polosnya itu bersembunyi di balik selimut.Wanita itu cemas menatap ke arah pintu, debar jantungnya mulai tak terkendali lagi saat mendengar samar langkah yang mendekat ke kamar.Benar saja pria itu … Harjuna yang datang ke kamarnya.“Pak Harjuna yakin akan melakukannya malam ini dan tidak akan pergi seperti malam itu?” Arumi bertanya untuk memastikan.Jika Harjuna tak yakin untuk melakukannya malam ini setidaknya Arumi merasa lega, dia tak perlu segugup ini. Namun, sampai kapan Harjuna tak siap? Arumi terus dibayang-bayangi permintaan papa mertu

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-04

Bab terbaru

  • Wanita Kedua Milik Pria Arogan   Melihat Bulan

    Harjuna berdiri di tengah pintu memperhatikan kepulangan Kinara dan Mika, dia menatap dingin istrinya yang sedang tertawa kecil bersama Mika.“Kamu dari mana Kinara? Kenapa semalam nggak pulang ke rumah?” tanya Harjuna menghadang di depan pintu rumah.Pertanyaan Harjuna dibalas dengusan kasar Kinara. Kursi roda yang Kinara duduki bergerak lagi, tapi dia tetap tertahan di depan pintu karena Harjuna tidak beranjak dari posisinya.“Aku semalam menghubungi kamu berulang kali, tapi kamu tidak juga merespons. Aku khawatir sama kamu, Kinara.” Harjuna sedikit membungkuk di depan Kinara memegang erat kedua sisi kursi roda itu.“Apalagi Mika juga sama-sama susah dihubungin.” Harjuna melirik tajam Mika, tampak dia jengkel ke Mika karena perempuan yang bersama Kinara itu semalam hingga pagi tidak merespons panggilan masuk dan pesan masuknya. Sementara Harjuna sangat membutuhkan informasi tentang Kinara dari Mika.“Bukankah kamu sedang fokus sama istri mudamu itu Mas? Kamu aja rela bertarung demi

  • Wanita Kedua Milik Pria Arogan   Sayang

    Kinara sudah mendengar tentang pertarungan yang akan suaminya lakukan dengan Radit, Kinara mendapat informasi itu dari Mika yang sempat menguping di rumah kecil yang Arumi tempati.“Apa tujuan kamu sampai mengajak Radit bertarung?” Kinara segera melontarkan pertanyaan yang sejak tadi mengganggunya itu saat Harjuna masuk ke dalam rumah.“Jawab aku Mas!” Kinara menyusul Harjuna, dia emosi karena pertanyaan pentingnya tadi tidak dijawab Harjuna.Langkah Harjuna sampai di dalam kamarnya, dia mengubrak-abrik beberapa bagian di dalam lemarinya, mencari baju dan beberapa keperluan lainnya untuk dia bertarung dengan Radit.“Kamu cemburu sama Radit sampai-sampai nantangin dia begitu? Kamu sudah beneran jatuh cinta sama Arumi, Mas?” Dada Kinara naik turun, telapak tangannya meremas erat sisi kursi roda dan tatapannya itu masih tertuju ke Harjuna yang sampai sekarang masih bungkam.Pria itu masih sibuk mengubrak-abrik isi lemarinya hingga menemukan boxing gloves yang sudah cukup lama tidak Harju

  • Wanita Kedua Milik Pria Arogan   Kejutan dan Sentuhan

    Radit dan Ina, dua orang yang setia menemani Arumi saat Arumi sedang sakit. Dia bisa saja meminta ibunya menemaninya agar tidak begitu kesepian, tapi Arumi tidak ingin masalah rumah tangganya diketahui ibunya. Arumi hanya ingin menunjukkan kebahagiaan di depan ibunya.Setiap ibunya bertanya tentang kabarnya, Arumi mengatakan baik-baik saja. Saat ibunya datang mengunjunginya secara langsung bersama Lily ke rumah, Arumi akan menunjukkan wajah bahagianya, menutup semua luka di hatinya.“Saya bantu Nyonya,” kata Radit bergegas memapah Arumi yang baru keluar dari mobil.Setelah dua hari dirawat di rumah sakit, sore ini Arumi kembali ke rumah, tapi sekarang hanya ditemani Radit karena Ina sibuk meladeni Kinara.“Saya bisa jalan sendiri Radit,” kata Arumi sebelum melangkahkan kakinya.Radit tidak mengindahkan, dia tetap memapah Arumi melihat Arumi yang masih pucat dan lemah.Dari kejauhan Harjuna melihat kedatangan istrinya bersama Radit.Harjuna yang masih mengenakan pakaian formal setelah

  • Wanita Kedua Milik Pria Arogan   Rasa Sakit

    Arumi mengusap-usap perutnya, pandangannya tertuju ke rumah besar itu, dia tersenyum miris dengan keadaannya. Hingga kehamilannya memasuki usia 8 bulan, Harjuna masih membencinya setelah kejadian Kinara yang keracunan.Arumi lelah menjelaskan, dia sudah pasrah membiarkan waktu menjawab kebenarannya. Namun, sampai sekarang kebenaran itu belum juga terungkap, dia masih dianggap sebagai seseorang yang meracuni Kinara.“Sudah sore Nyonya, sebaiknya Nyonya masuk ke dalam,” kata Radit kembali ke belakang Arumi setelah selesai menjawab panggilan masuk dari seseorang.Arumi berbalik menatap Radit tanpa menunjukkan ekspresi apa pun, dia melangkah pelan menuju kamarnya.Bersandar di atas tempat tidurnya, Arumi meraih ponselnya yang tergeletak di sampingnya. Arumi tersenyum tipis saat melihat fotonya dengan Harjuna saat liburan di villa beberapa bulan yang lalu.Hari itu dia merasakan kebahagiaan, sayangnya kebahagiaan itu membuat Arumi salah menilai sikap manis yang Harjuna tunjukkan.Tidak ada

  • Wanita Kedua Milik Pria Arogan   Luka dan Fitnah

    Arumi mencoba dahulu bubur ayam buatannya sebelum nanti dia berikan ke Kinara yang sedang sakit.Setelah pulang liburan dari villa Arumi mendengar kabar dari Ina bahwa Kinara sedang sakit. Setelah tahu kabar itu, Arumi berkeinginan untuk menjenguk Kinara sambil membawakan makanan untuk wanita itu.“Nyonya Arumi ini baik sekali ya. Padahal menurut bibi, Nyonya Arumi tidak usah jengukin Nyonya Kinara apalagi sampai masakin bubur ayam buat dia.” Ina geleng-geleng kepala pelan saat memperhatikan kesibukan nyonya muda itu yang pagi ini terlihat semangat memasak dan itu buat Kinara.Arumi menoleh sekilas menatap pelayan itu dan hanya tersenyum merespons ucapan Ina barusan. Arumi lalu menghidangkan bubur ayam buatannya itu ke dalam tempat makan berbentuk bulat yang sudah Arumi letakkan di atas meja makan.“Nyonya mau ke mana?” tanya Radit saat melihat Arumi keluar dari rumah.Seperti biasa sejak semalam Radit berjaga di depan rumah itu tidak peduli meski Harjuna beberapa kali memperingatkan

  • Wanita Kedua Milik Pria Arogan   Takut Jatuh Cinta

    Harjuna tidak begitu memperhatikan Kinara meski istrinya itu memintanya untuk melihat ke arah kamera, Kinara ingin mengabadikan momen bersama Harjuna di taman bunga milik Pak Aji yang berada di villa milik pria itu.“Mas, lihat ke sini dong!” Kinara meraih paksa wajah Harjuna saat tatapan pria itu sedang tertuju ke salah satu arah—tempat Arumi sedang berduaan dengan Radit.“Kamu foto-foto sendiri saja.” Harjuna merespons cuek seraya menyingkirkan tangan Kinara yang menahan wajahnya.“Kamu kok begitu sih Mas? Kamu nggak suka berduaan sama aku? Kamu pengin berduaan sama Arumi makanya sejak tadi kamu mandangin dia terus, hah?!” Kinara terpancing emosi.Sejak Sabtu kemarin saat Harjuna mengajaknya liburan ke villa milik papa pria itu yang berada di puncak, Harjuna lebih banyak memperhatikan Arumi walaupun tak secara langsung mendekati wanita itu dan itu membuat Kinara sangat geram.“Bukan begitu Kinara. Aku hanya sedang kepikiran sama penjelasan dia hari itu. Tentang dia yang katanya diga

  • Wanita Kedua Milik Pria Arogan   Pelukan Radit untuk Arumi

    “Maaf Nyonya.” Tangan Radit menjauh setelah berani menyentuh tangan nyonya muda itu. Radit fokus ke depan lagi dan mulai melajukan mobil.Arumi tidak begitu memikirkan meski tadi pengawal pribadinya itu seperti akan mengatakan sesuatu. Arumi teringat Harjuna lagi, dia mengecek ponsel, yah siapa tahu Harjuna tiba-tiba mencarinya. Namun, Arumi harus menelan kekecewaan dalam-dalam, tidak ada satu pun pesan dari Harjuna.Kedatangan Arumi di rumah kecil itu disambut Ina, pelayan itu sudah berdiri di dekat pintu dan tersenyum ramah untuk Arumi seperti biasanya.“Apa Pak Harjuna sempat ke sini, Bi?” tanya Arumi sebelum melangkah masuk ke rumah. Dia masih saja berharap Harjuna mencarinya.“Tidak Nyonya.” Ina menjawab.Arumi memaksakan bibirnya tersenyum meski amat kecewa mendengar jawaban itu, Harjuna benar-benar tak mencarinya atau mungkin memang melupakannya.Yah hebat sekali pria itu, belum lama memberikan perhatian, tapi kemudian seolah-olah menjadi orang yang tak memedulikannya sama seka

  • Wanita Kedua Milik Pria Arogan   Jangan Berharap, Arumi

    “Maaf Tuan Harjuna, saya mau kasih tahu kalau Nyonya Kinara sedang menangis di dalam kamar dan tidak mau sarapan,” lapor Ina pagi ini.Harjuna meletakkan kembali sendok di tangan kanannya itu ke sisi piring, tidak jadi menyuapi Arumi meski Arumi sudah sedikit membuka mulut, tadi Harjuna mengatakan akan menyuapinya.Harjuna beranjak cepat dari ruang makan, mengabaikan Arumi, seolah lupa beberapa menit yang lalu dia memberikan perhatian untuk wanita itu, dari sejak bangun tidur hingga menemani Arumi di ruang makan.Arumi terdiam menatap pria itu. Pantaskah dia kecewa ke Harjuna?Namun, Arumi tersadar lagi dengan posisinya di hidup Harjuna, pun dengan ucapan penuh ketegasan dan bagai peringatan yang Harjuna ucapkan di malam pertama setelah mereka resmi menjadi suami istri.Hanya Kinara yang pria itu anggap sebagai istri dan Harjuna menegaskan agar Arumi tak berharap lebih.Oh tentu, Arumi sudah merekam dan menyimpan baik-baik kalimat itu di ingatannya.Arumi melanjutkan sarapannya, membu

  • Wanita Kedua Milik Pria Arogan   Kejutan untuk Wanita Kedua

    Arumi mengompres lebam di punggung telapak tangan Harjuna dengan gerakan pelan dan lembut, dia tidak ingin membangunkan Harjuna yang sedang tertidur nyenyak.Sadar pria itu memberikan pergerakan, Arumi menghentikan tangan kanannya yang sedang mengompres tangan Harjuna, dia bangkit dan hendak keluar dari perpustakaan—tempat Harjuna tidur sekarang.“Arumi.” Harjuna lebih dulu meraih tangan Arumi.“Maaf, saya sudah mengganggu tidur Pak Harjuna.” Arumi sedikit menoleh.Harjuna tidak melepaskan tangannya dari Arumi, dia bangun dari posisi berbaring lalu menarik Arumi hingga duduk di sofa yang sama dengannya.“Kamu malam-malam ngapain ke sini?” Harjuna melirik ke arah jam di dinding perpustakaan, waktu menunjukkan pukul setengah satu malam.Harjuna mengernyit menunggu jawaban keluar dari mulut Arumi.“Kamu habis melakukan apa dengan kain itu?” Harjuna melirik ke arah kain dalam genggaman Arumi.“Saya habis mengompres Pak Harjuna. Saya kepikiran setelah Pak Harjuna memukuli Radit tadi makany

DMCA.com Protection Status