Share

BAB 158. Wira pun kalah.

~K~U🌸🌸🌸

“Loh, itu siapa yang marah-marah sama Pak RT?” Tunjuk bapak. Kami sudah sampai depan rumah ibu. Di depan rumahku yang sedang dibangun ada rombongan saudaraku. Bapak dan ibuku juga sudah ada di sana.

Mobil Mbak Ning, terparkir sembarangan sehingga menghalangi jalan masuk ke halaman rumah ibu mertuaku jadi mobil bapak hanya bisa parkir di bahu jalan. Mbak Ning sepertinya belum handal memarkirkan mobilnya.

Dari sini terlihat jelas Wira yang tampak emosi menunjuk-nunjuk wajah Pak RT. Ada beberapa tukang yang berusaha memegangi Wira.

“I—itu Wira, Adikku, Pak,” jawabku malu sekali.

“Astaghfirullah ada apa kok sampai marah-marah begitu?” tanya Mamah Atik.

“Tidak tahu, Mah. Ayo, kita turun!” ajak Mas Danu.

Ibu yang menyadari kedatanganku tergopoh-gopoh menghampiriku lalu memelukku erat sekali. Kurasakan pundakku basah. Ah, pasti ibuku menangis.

“Ada apa ini?” tanya Mas Danu.

“Ooh, ini dia rupanya orang miskin belagu baru muncul. Ke mana saja kamu!” bentak Wira. Dia masih dipegangi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status