Share

BAB 166. Cukup sudah masa duka.

~K~U🌸🌸🌸🌸

“Danu, besok kamu belajar nyopir ya, ini mobil Bapak sayang kalau enggak dipake,” ucap suami Mbak Sari.

“Iya, Mas. Insya Allah,” jawab Mas Danu.

Rumah sudah dikunci. Mamah Atik bilang kalau ada orang miskin yang tidak punya rumah boleh menempati rumah ini secara gratis dengan syarat harus dirawat. Kami pun setuju dari pada kosong nantinya malah rusak.

“Gimana, Dan. Kalian suka dengan furnitur pilihan Mamah?” tanya Mbak Dwi anak ke dua Mamah.

“Alhamdulillah suka, kami apa pun pilihan orang tua selalu suka,” jawab Mas Danu.

“Suka dong, pilihan Mamah kan, the best,” sahutku dari ruang makan.

“Iya, Ta. Perlu kamu tahu, di rumah kami kalau mau belanja ini itu tanya Mamah dulu,” sahut Mbak Sari.

“Mamah Atik keren, ya bisa tahu barang-barang mewah,” pujiku.

“Iya, Mamah kan, di sana temannya para pejabat. UPS!” Mbak Dwi langsung menutup mulutnya sendiri. Mamah Atik langsung menghadiahi jeweran di kupingnya.

“Sorry, Mom, keceplosan,”ucap Mbak Dwi lagi.

Aku jadi merasa aneh dengan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status