Beranda / Romansa / UNFINISHED PAST / BAB 3 | Bekerja

Share

BAB 3 | Bekerja

last update Terakhir Diperbarui: 2021-10-14 14:42:10

Setelah berganti baju, Chaira bersiap berdiri di depan stand. Gerobak Thai tea sebrang toserba.

Yah, Chaira memilih bekerja paruh waktu menjaga stand Thai tea. Jangan harap Chaira bisa seperti gadis beruntung yang dilihatnya di film atau di novel-novel. Yang mendapat pekerjaan paruh waktu di cafe atau di toserba yang dalamnya sejuk.

Tidak sepertinya, yang harus bekerja diluar ruangan. Sehingga harus  merasakan panas dan hujan. Namun, karena ini kali pertamanya bekerja, Chaira harus tetap bersyukur.

Ia membayangkan ayahnya yang bahkan lebih buruk dari keadaannya. Ketika harus bekerja di tengah teriknya matahari sambil mengaduk adonan semen, lalu mengangkat bahan-bahan berat.

"Silakan, terima kasih ya."

"Sama-sama."

Transaksi pertama harus bagus. Belakangan ini, Chaira sudah banyak belajar tentang melayani pelanggan. Entah itu saat membeli obat di apotek, belanja di toserba, sampai beli minuman di stand seperti ini.

Yah, tak jauh-jauh dari saran 5S, Salam, Senyum, Sapa, Sopan, Santun.

"Yah, itu bagus." ucapnya, dengan semangat.

Saat sedang menyantap makan siang yang terlewati, Chaira tak sengaja melihat kakak senior di kampusnya.

Cepat-cepat Chaira menutupi wajahnya dengan kertas yang ada di depannya. Huh, padahal Chaira sedang menikmati makan siangnya itu, yang entah kenapa terasa sangat nikmat meski lauknya sederhana.

Tapi.. tunggu! Kenapa juga Chaira harus bersembunyi? Toh, pekerjaan yang sedang ia lakukan adalah pekerjaan yang halal. Apa salahnya sih bekerja sambil kuliah?

"Mba, rasa Redvelvet satu, sama rasa Coffe satu ya!" ucap seorang gadis di depan Chaira, yang diketahuinya bernama Rika.

"Sebentar ya, kak." sahut Chaira tersenyum.

Gadis bernama Rika itu tak urung mengusik perhatian Chaira. Tentu saja, itu karna Rika sangat cantik. Dibanding dirinya, Rika terlihat seperti Cinderella sedangkan Chaira upik abunya.

Chaira terkekeh memikirkannya.

"Pesanannya, kak. Makasih ya ..."

"Iya."

Hmm.. seandainya Kakak seniornya itu lebih ramah, dia pasti benar-benar akan terlihat seperti Cinderella. Sayang, gadis yang bernama Rika itu sedikit cuek bagi Chaira.

Tapi, ada yang aneh. Sepertinya dari tadi Rika tidak menyadari perempuan di depannya. Ya! Rika tidak mengenali Chaira. Tidak seperti chaira yang langsung mengenali cewek cantik di kampusnya itu.

Entahlah, Chaira tidak tau harus senang atau kesal. Bisa-bisanya ada yang tidak mengenali Chaira, padahal sudah pernah bertemu. Apa karena wajah Chaira terlihat lebih buruk saat berjualan?

Hmm.. mungkin karena kami jarang bertemu. Dan dipikir-pikir, kami juga memang belum kenal. Waktu itu Bian yang mencoba meminjamkan kamus pada Chaira untuk Rika.

***

Baju setelan yang elegan, rambut ditata rapi, make up natural yang terlihat segar, dan wangi parfum yang soft.

Sempurna!

Kinanti tidak pernah melupakan segala macam aksesoris yang dipakai ditubuhnya. Dari ujung rambut sampai ujung kaki, semua harus terlihat menawan.

Ia ingin, saat orang-orang memandangnya, hal itu dapat menyisakan kesan baik dari dirinya. Tentu saja tidak hanya dari fisik, tapi juga dari hati, Kinanti mencoba terlihat ramah di mata semua orang.

"Pagi, kak ..." sapa salah satu mahasiswa di kampusnya.

"Pagi ..." sahut Kinanti seraya tersenyum ramah.

Kinanti adalah Asisten Dosen dikampus AA. Ia dikenal dengan panggilan 'Kak Kinan' karena masih muda. Sambil melanjutkan kuliah S2 nya di Fakultas Kedokteran, Kinanti juga menjabat sebagai asisten dosen karena keinginannya.

Sikap ceria, baik, supel dan suka berteman, membuatnya ingin mempunyai lebih banyak teman atau kenalan dengan menjadi Asisten dosen. Ia pun banyak dikenal mahasiswa kampus karena kecantikan dan kecerdasannya.

Matanya menyapu ke seluruh taman di dekat perpustakaan. Ia menemukan dua orang gadis yang dilihatnya tengah adu mulut.

"Aduh ... jalan liat-liat dong!"

Sudah datang terlambat, Chaira masih bisanya menabrak orang. Lalu dengan segera Chaira meminta maaf.

"Maaf Kak, saya gak sengaja. Saya buru-buru."

"Lo ... kan yang kemaren-"

"Ada apa ini?" Kinanti datang menghampiri Rika dan seorang gadis yang sepertinya mahasiswa baru.

"Oh, nggak papa kok! Permisi."

Rika segera pergi dari hadapan Kinan.

Sementara satu lagi, gadis berjilbab biru. Gadis itu tengah memperhatikan Kinan dari atas hingga bawah. Seolah baru pertama kali melihatnya.

"Nama kamu siapa?" tanya Kinan.

"Namaku Chaira."

"Dari jurusan apa?"

"Managem- ya ampun, aku udah telat! aku permisi Kak."

"Tunggu! Ini buat kamu, semoga suka."

"Te-terima kasih kak."

Kinanti tersenyum melihat Chaira terburu-buru melewatinya. Ia juga pernah ada di posisi gadis itu, tidak sangka, waktu berlalu begitu cepat.

"Pagi.." sapa Kinanti setiap pagi ketika ia memasuki ruang dosen.

"Pagi, Kinanti. Tadi ditanyain Pak Imron."

"Oh ya? Makasih, Miss Hana." ucap Kinanti.

"Oh iya, ini aku bawa kue sedikit, silahkan disantap." lanjutnya seraya meletakkan makanan hangat yang dibawanya ke atas meja.

"Ya ampun.. makasih ya, Kinan. Duh, jadi merasa enak." gurau salah satu dosen berkacamata.

"Iya sama-sama, dinikmati ya.. aku ke ruang dekan dulu ..."

Setengah terburu, Kinanti pergi dari menuju kantor Pak Imron.

Namun di ambang pintu, seorang lelaki berdarah Korea - Indonesia, menghalanginya dengan sengaja.

"Mau ke mana sih?" tanya dosen yang bernama Rayyan.

"Mas Rayyan! Aku mau ke ruang dekan nih, permisi dong ..."

Sejak Rayyan sering menggodanya, Kinanti setuju untuk memanggil dosen Korea tersebut dengan embel-embel Mas. Niatnya sih supaya laki-laki itu berhenti menggodanya. Apalagi cuma karena iseng. Kalau sampai Kinanti baper gimana?

Huuhh ... cowok zaman sekarang, mendekati cewek orang tanpa pikir-pikir dulu!

Padahal Kinanti sudah beberapa kali berkata kalau ia sudah punya pacar. Tapi dosen itu masih saja menggodanya.

Yah, walaupun siapa yang tahu, Rayyan merayu Kinanti karena benar-benar jatuh cinta, atau cuma iseng saja.

***

Chaira menggenggam erat kue mungil pemberian asisten dosen cantik bernama Kinanti. Yah, ia ingat betul pada wanita itu, bagaimana ia lupa, pada wanita cantik yang pertama kali bertemu sudah membuatnya jatuh cinta!

Kinanti mampu memberikan energi positif bagi Chaira. Mulai dari kuliah, lalu bekerja, Chaira masih bisa mempertahankan semangat dalam dirinya.

Sekali lagi, Chaira menatap kue di tanganya.

"Hmm.. terlalu sayang untuk dimakan."

Namun akhirnya ia makan juga, karena rasa lapar semakin bertambah setiap melihat kue tersebut.

Wah, benar-benar nikmat! Chaira pikir, Kinanti pasti orang yang kaya. Dari kue yang dibelinya saja mewah dan enak banget. Rasanya gak mungkin Kinanti mau mampir beli Thai tea di tempatnya.

Ekor matanya melihat ada seseorang yang menuju gerobaknya. Lantas Chaira segera berdiri untuk melayani pelanggannya.

"Lo anaknya Pak Ibrahim kan?"

Chaira terkejut begitu mendengar perkataan pelanggannya yang ternyata adalah Rika. Dari mana Rika tau kalau Chaira adalah anaknya Pak Ibrahim?

Dengan ragu, Chaira bertanya kembali.

"Kakak kenal bapak saya?"

"Heh, bokap lo tuh, punya utang sama bokap gue! Dan sampai sekarang belum bayar!" ucap Rika sedikit membentak.

"Saya minta maaf, Kak, Beberapa hari ini bapak saya sedang tidak sehat, jadi belum bisa bekerja kembali."

Rika membuang napas dengan kasar.

"Ya ... gue gak peduli lah, kan ada lo! Ngapain lo kerja kalo bukan untuk bayar utang bapak lo?"

***

Bab terkait

  • UNFINISHED PASTĀ Ā Ā BAB 4 | Pernikahan Yasmin

    Untuk sesaat, aku merasa dunia ini hanyahayalanyang tidak nyata.-Yasmin.***Yasmin benar-benar tidak menyangka, besok adalah hari terakhirnya ia menyandang statussingledalam hidupnya.Hidupnya seperti kelinci yang kehilangan arah. Berjalan, lalu melompat lebih jauh dari seharusnya.Bukankah baru kemarin ia duduk di bangku sekolah, memakai seragam putih abu-abu, dan bercanda ria bersama teman-temannya?Cita-citanya tidak terhitung. Banyak sekali, sampai Chaira saja malas menghitungnya.Yasmin tersenyum mengingat sahabatnya itu, Chaira berhasil kul

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-14
  • UNFINISHED PASTĀ Ā Ā BAB 5 | Bertemu Orang Yang Tepat

    "Woy Arsen!"Arsen melirik ke arah suara yang memanggilnya.Sialan temanya itu! Beraninya dia mengganggu waktunya dengan Yasmin. Lihat saja nanti, saat malam tiba, tidak boleh ada yang mengganggunya barang sebentar pun!Ehmm, memangnya apa yang akan ia lakukan nanti malam? Apa ia boleh menggauli..Tidak!! Pikiran sialannya itu!!"Selamat ya, pasangan Arsen dan Yasmin.. semoga kalian menjadi keluarga yang Sakinah, Mawadah, wa Rohmah."Satu persatu teman-teman Arsen menyalami Arsen dan Yasmin."Sen, ma'af ya, gue nyusup. Gue gak bisa lama-lama soalnya, abis ini mau ke acara seminar d

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-14
  • UNFINISHED PASTĀ Ā Ā BAB 6 | Tatapan Penasaran

    "Gimana Jun Ki, kamu betah kuliah di sini?" tanya Ayah Lee Jun Ki saat sedang menyantap makan malam. "Ya betah, bukan pertama kalinya aku sekolah disini." jawab Jun ki. "Bagus, kamu belajar bahasa Indonesia dengan baik." "Ayah, bukankah dia sudah lama tinggal di Indonesia? kenapa juga dia harus salah menggunakan bahasa Indonesia lagi?" adik Jun Ki yang biasa disapa Jung hee, ikut menanggapi. "Karna dua tahun kemarin Jun Ki tinggal dikorea, bahasa Indonesianya jadi berantakan." jawab sang Ayah. "Lagian Jun Ki gak mungkin gak betah lah yah, di sana kan banyak perempuan cantik." celetuk Jung hee seraya terkekeh. Apa-apaan adiknya

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-25
  • UNFINISHED PASTĀ Ā Ā BAB 7 | Tatapan Penasaran

    "Chaira!" Gadis manis berjilbab itu menoleh, "Ini pulpen kamu, makasih ya." ucap Jun Ki setelah berlari menghampiri Chaira. "Jungki, lo ngasih apa samamy honey Chaira?" tanya Bian. "Dih jijik banget lu!" sambar Sandi mendengar Bian menyebut Chaira dengan embel-embelMy honey. "Diem lu! Jungki, bisa-bisanya lu merebut cewek inceran kita berdua." ucap Bian yang disetujui oleh Sandi. "Maksudnya? Aku cuma mengembalikan pulpen kok. Lagipula, malam ini aku ada kencan buta dengan seseorang." "Anjir, gue baru tau di Indonesia juga ada kencan buta." kata Bian, "Ini rekomendasi dari adikku, aku hanya mengikuti saja." "Semoga sukses ya!" ucap Sandi memberi semangat. ***Chaira memakai seragam kerjanya, dilanjutkan dengan memoles sedikitMake up. "Hmm, siapa peduli aku memakai riasan saat pulang kuliah." Benar, Chaira bukan orang yang hobi memoles w

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-25
  • UNFINISHED PASTĀ Ā Ā BAB 8 |

    Rayyan menutup buku yang tengah dikoreksinya. Ia menghela napas selama beberapa saat, hal yang biasa dilakukannya saat sedang penat. Itulah kenapa, teman-temannya selalu menyarankan agar ia segera menikah, Setidaknya mempunyai seorang kekasih. Supaya ada sedikit hiburan untuk melepas penat. Bagi Rayyan, memiliki seorang kekasih bukan suatu keharusan. Untuk apa berpacaran kalau hanya untuk dijadikan hiburan? Tidak semua wanita itu penghibur bukan? Ia tersenyum miris. lagi pula, Rayyan tidak berniat menikah di usianya yang menuju kepala tiga ini. Jika teman-temannya menikah di atas tiga puluh tahun setelah menghabiskan bermain-main dengan para wanita, mungkin tidak bagi Rayyan. Sampai saat ini pun, tidak ada satupun wanita yang didekatinya. Jarinya mengusap layar ponsel, mengutak-atiknya hingga menemukan foto seseorang di sebuah sosial media. Gadis cantik, imut, seksi, seperti halnya gadis-gadis yang pernah dikenalnya. Dia adalah

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-25
  • UNFINISHED PASTĀ Ā Ā BAB 9 | Insiden Memabukkan

    (21++ā€¼ļøļø) "Kamu beneran gak apa-apa sendirian di kamar?" "Iya gak apa-apa Mbak, kepalaku sedikit pusing." "Ya sudah, Mbak duluan ya. Istirahat, masuk sana. Gak perlu mengantar Mbak." "Ya sudah, hati-hati ya ..." ucap Kinanti setelah mengantar Mbak Ismi ke depan lift. Usai makan malam, Kinanti memilih kembali ke kamar, alih-alih mengikuti yang lainya untuk melihat-lihat pantai. Entahlah,mood-nya sedang tidak bagus sekarang. Saat kembali ke kamar, Kinanti heran lantai kamarnya basah. Perasaan, ia tadi belum ke kamar mandi. Kakinya melangkah menuju kamar mandi, tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, Kinanti terkejut mendapati Rayyan ada di sana. "Aaaaaa ..." "Kinan! Sedang apa kau di sini?" "Mas Rayyan! Harusnya aku yang tanya, Mas ngapain di sini?" "Ini kamarku ... kan?" jawab Rayyan sedikit ragu. "Ini ka

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-25
  • UNFINISHED PASTĀ Ā Ā BAB 10 | Saling Mengenal

    -Tidak peduli seberapa sering kau membuatnya tersenyum, yang penting adalah, bagaimana caramu mempertahankannya.- *** Dua insan yang baru beberapa kali bertemu itu saling pandang. Kemudian tersenyum, memamerkan senyum manis. Yasmin bergeser lebih dekat pada suaminya, tubuh polos yang terbalut selimut saling bergesekan. "Mas, katanya mau cerita. Kok malah senyum terus dari tadi?" Arsen mengecup rambut wanita yang bersandar di pelukanya. "Aku mau tanya dulu sama kamu." "Apa?" "Kenapa kamu mau dijodohkan denganku? Dan apa yang membuatmu menerimaku meski kau sudah tau keadaanku?" "Kenapa aku mau menikah denganmu? Aku juga mau jawaban yang sama dari kamu." "Jawab saja pertanyaanku." Arsen mengalihkan pandangan, sejujurnya ia tak suka dibantah. "Karna aku, tidak punya pilihan lain. Aku yakin apa yang dipilihkan ayah, adalah yang terbaik untukku." "Kenap

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-26
  • UNFINISHED PASTĀ Ā Ā BAB 11 | Rayuan Masa Lalu

    Yasmin belum pernah berpacaran sebelumnya. Tapi jika menyukai seseorang, ia pernah beberapa kali. Bahkan Yasmin pernah terjebak di dalam dilema perasaan yang sama. Ia pernah, begitu menyukai seseorang, dan ternyata orang itu juga sama sukanya pada Yasmin. Itulah dilemanya, saat dua insan saling menyukai, tapi tak bisa bersama sebab suatu alasan. Yasmin tidak ingin punya status selain menikah. Sementara waktu itu, umurnya masih genap enam belas tahun. Dengan yakin, Yasmin melenyapkan perasaan itu. Meski banyak alasan indah, sampai Yasmin bisa menyukai pria masa lalunya itu. Sekarang, entah bagaimana awalnya, Yasmin begitu menyukai lelaki di hadapannya. Lelaki berbadan kokoh itu tengah sibuk kesana kemari membereskan barang-barangnya. Yasmin berinisiatif mengambil segelas air untuk suaminya. "Minum dulu, Mas." "Makasih, sayang." Yasmin merasa gugup mendengar panggilan Arsen yang begitu baru di telinga

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-26

Bab terbaru

  • UNFINISHED PASTĀ Ā Ā BAB 29 | Gugur

    "Cepat siapkan mobil saya Pak!" perintah Arsen yang langsung dituruti Pak Adi.Adi melajukan mobil sambil bercerita. "Tadi saya lagi nongkrong tuh Pak, di pangkalan sini, dekat mamang penjual sate. Tiba-tiba Non Yasmin telpon, tapi ternyata itu orang lain, bilang kalo yang punya HP kecelakaan di lampu merah jalan Purnama sakti." jelasnya."Kenapa orang itu gak telpon saya?" tanya Arsen penasaran. Teman-temannya tidak ikut serta karna sudah larut. Apalagi Ardi yang sudah berkeluarga."Saya kurang tau Pak, tapi biasanya kan yang dihubungi itu nomor panggilan terakhir. Saya ingat tadi waktu mau ngantar teman-temannya Pak Arsen, Non Yasmin sempat telpon saya untuk jemput. Tapi saya sudah disuruh antar teman Pak arsen, jadi saya tidak bisa." tutur Adi.Arsen merutuki kebodohannya. Kalau sudah seperti ini, hanya penyesalan yang dirasakannya sekarang. Dalam hati, ia terus menggumamkan maaf untuk Yasmin. Tangan kanannya mengusap wajah kasar. Bi Narti tidak ikut serta karna wanita itu di rumah

  • UNFINISHED PASTĀ Ā Ā BAB 28 | Kecelakaan kecil

    "Apa kabar Bu?" Yasmin berhambur ke pelukan ibunya. Menyalurkan rasa rindu sekaligus perasaan sedih yang tengah dialaminya saat ini. Yah, suasana hatinya sedang tidak baik.Fatimah-Ibu Yasmin, membalas pelukan anaknya setelah menaruh barang. "Ibu baik, kamu sehat?" Ia menatap wajah putri semata wayangnya itu dengan baik. Sudah dewasa. Fatimah bahkan lupa kapan terakhir kali ia memandang putrinya seperti ini.Hampir tujuh tahun lamanya Fatimah merantau di negeri orang. Dengan tekad yang kuat, ia memaksakan keinginannya meski suaminya tidak mengizinkan. Saat itu Yasmin masih duduk di kelas enam SD. Posisinya waktu itu, ia tidak terlalu mengerti mengapa Ibunya harus pergi sangat jauh hanya untuk bekerja. Namun semakin dewasa, Yasmin mengerti, semua dilakukan untuknya juga.Mereka sudah berada di dalam taksi. Fatimah bersandar pada kursi mobil, tangannya tak henti mengusap kepala Yasmin dengan sayang. "Ibu hanya pergi lama, tapi tidak cukup membe

  • UNFINISHED PASTĀ Ā Ā BAB 27 | Khawatir

    "Nikah yuk!" Ajakan itu bukan pertama kalinya Rayyan lontarkan, tapi berhasil membuat Kinanti tak berkutik. Kenapa? Bukankah ini yang ditunggu sedari tadi? Apa karna kali ini Kinanti menantikannya? Jika yang mengucapkannya itu Gibran, pasti Kinanti akan lebih terkejut sekaligus senang berkali-kali lipat. Tapi tidak, Ia tidak boleh memikirkan lelaki itu lagi. Sudah dapat berlian, kenapa harus memungut batu? Akhinya, dengan percaya diri, Kinanti berkata, "Ayok!" Rayyan mengalihkan pandangan sambil mengulum senyum, "Jangan senyum seperti itu." perintahnya. Setengah terkejut karna baru sekarang Kinanti tersenyum, saat di mobil tadi hanya diam saja. "Kenapa? Aku cantik ya?" Rayyan mengeratkan genggamannya seraya tertawa lepas. Ledekan demi ledekan mereka terima sepanjang hari. Baik itu berasal dari dosen, maupun para mahasiswa._ Rayyan tersenyum melihat Kinanti yang tengah fokus dengan ko

  • UNFINISHED PASTĀ Ā Ā  BAB 26 | Berusaha Lagi

    Tidak ada hari yang indah. Bagi Kinanti, tidak ada lagi hari yang indah setelah semua keinginannya melebur. Setelah takdir ternyata tak berpihak padanya. Wanita itu berdiri tepat di depan jendela kamar yang terbuka, menatap kosong apapun di hadapannya. Sial, bahkan di saat seperti ini, kenangan itu terus keluar menyeruak dari ingatannya, masuk ke dalam pikirannya yang sedang kosong. "Kamu cantik sekali. Kamu tau, kata teman-temanku, kamu adalah idaman semua pria. Aku beruntung memiliki kamu." Gibran mengecup lembut tangan Kinanti seraya menatap matanya. Mengerling dengan pandangan nakal. Kinanti mengalihkan pandangan, semburat merah bisa menjelaskan sipu malu yang dirasakannya. "Kamu tidak berniat menjadi model?" Seharusnya Kinanti sadar dengan pertanyaan sederhana yang dilontarkan Gibran waktu itu. Lelaki itu berharap Kinanti menjadi model? Kenapa seseorang yang mencintainya rela mem

  • UNFINISHED PASTĀ Ā Ā BAB 25 | Hubungan Yang Terbuka

    "Hih, dasar anak Korea! gitu aja marah. jadi laki kok gak ada pengertiannya." Chaira terpaksa bejalan sendirian, karna Jun Ki meninggalkannya. Tak lama, Bian dan Sandi menghampiri Chaira."Ra, emang kalian benean pacaran ya?" Chaira menoleh sekilas, tidak tertarik dengan pertanyaan yang dilontakan Bian. Mereka berjalan beriringan ke tempat parkir. "Harus ya, aku kasih tau?" jawab Chaira dengan malas. "Jelas dong, kalau kalian menutupi sebuah hubungan, efeknya gak akan baik." jelas Sandi. Chaira mengernyit, "Kenapa?" Sandi sampai berhenti bejalan sebentar untuk menjelaskan masudnya. Chaira dan Bian ikut berhenti."Presentasi orang ketiga akan meningkat. Menutupi sebuah hubungan akan membuat kalian didekati banyak orang, tanpa tau kalau kalian sudah punya pasangan." "Susah ya jelasinnya, tapi aku ngerti kok. Makasih ya." tutup Chaira.Ia menyadari perkataan Sandi memang ada benarnya. Memangnya Chai

  • UNFINISHED PASTĀ Ā Ā BAB 24 | Hubungan Yang Terbuka

    "Kamu ngapain sih, masih di sini?" Chaira berkacak pinggang, sambil terus memperhatikan lelaki yang duduk di sampingnya. Ini kali pertamanya Jun ki menemani Chaira bekerja, lebih tepatnya sih merecoki. Bahkan cowok itu dengan lantangnya mengatakan, bersedia menemani Chaira setiap hari. Hmm, pacarnya itu membuat pusing saja. Masalahnya, bukan bantuan yang dia berikan, tapi gangguan. Selain merecoki saat Chaira meracik, Jun ki kerap digoda oleh pelanggan wanita. Menambah Chaira kesal, sehingga membuat bibirnya maju beberapa senti. Jelas hal itu sangat mengganggu Chaira, bagaimana kalo bosnya datang? Jun ki tidak tau saja watak bosnya Chaira yang sangat tegas dan nyaris tidak pernah tersenyum. "Sayang, kalau kamu cemburu bilang saja ... nanti kalau ada gadis pelanggan, aku akan bersembunyi." "Apa kamu bilang?" Chaira duduk kembali di kursinya. Sial, Jun ki selalu mengatakan hal-hal yang tidak biasa didengar oleh Chaira. Ia bing

  • UNFINISHED PASTĀ Ā Ā BAB 23 | Aku Masa Depannya

    Selama tiga hari berturut-turut, Arsen tidak pulang ke rumah. Jelas saja hal itu membuat Yasmin khawatir dan sedih, ia menimbang-nimbang antara harus menelpon Arsen atau tidak. Ponselnya masih setia di tangannya, beberapa saat kemudian, tiba-tiba ada panggilan dari orang yang memenuhi pikirannya saat itu. Tangan Yasmin sampai bergetar menerima telpon tersebut. "Assalamualaikum, iya Mas?" "..." "Oh, begitu. Iya, akan aku cari Mas." Tanpa mengucap salam, Arsen menutup telponnya. Yasmin memeriksa kembali telponnya yang teryata sudah dimatikan. Meski begitu, Yasmin merasa senang dihubungi suaminya yang sudah beberapa hari tidak pulang itu. Lalu ia mencari barang yang Arsen pinta. Yah, Arsen meminta Yasmin mencarikannya sebuah dokumen penting, yang disimpannya di kamar. Sorenya, Arsen pulang dengan pakaian santai seperti bukan dari kantor. Yasmin menghampiri lelaki itu dengan ragu. "Mas, maaf ... a

  • UNFINISHED PASTĀ Ā Ā BAB 22 | Berbagai Cara

    "Aku akan memikirkan sesuatu, merefresh pikiranku,mencari jawaban atas pertanyaanku, pada siapa aku akan memberi rasa." Sejak saat itu, hubungan mereka merenggang. Yasmin dan Arsen hidup satu atap, namun seperti tidak mengenal satu sama lain, Arsen bahkan mempekerjakan Asisten rumah tangga yang sebelumnya bekerja di rumah orang tuanya. Hal itu sengaja dilakukannya, sehingga ia tidak perlu bantuan Yasmin lagi. Arsen selalu pulang larut, dan berangkat ke kantor pagi-pagi sekali. Waktu untuk Yasmin nyaris tidak ada, hal itu membuat Yasmin ragu untuk sekedar menyapa suaminya itu. Namun, tidak mungkin kan mereka akan seperti itu terus? Akhirnya Yasmin berusaha mendekati Arsen kembali dengan berbagai cara. "Bi, biar aku saja yang masak ya." pinta Yasmin pada Bi Narti, Asisten rumah tangganya. "Gapapa Non, biar Bibi aja. Den Arsen kan sebentar lagi berangkat, Non Yasmin sudah siapin keperluanya?" "Sudah kok Bi."

  • UNFINISHED PASTĀ Ā Ā BAB 21 | Berita Hangat

    Dito berjalan cepat dari kelas, ia tak sabar untuk memberi tahu Rayyan sebuah penemuan baru. Sementara Rayyan yang saat itu akan mengajar, awalnya tak menghiraukan Dito sama sekali. "Aku sibuk." "Pak, ini benar-benar berita hangat Pak, dadakan kaya tahu bulat." Rayyan berlalu melewati Dito, namun Dito segera menahannya. "Pak, serius gak mau tau?" "Apa sih Dit? Hehh ... dua detik. Cepat!" "Ada test pack di toilet cewek!" Seketika Rayyan langsung terdiam. "Terus?" "Positif." "Apa?! Coba jelaskan dengan rinci." "Seorang mahasiswi menemukan Tespek positif di tempat sampah toliet cewek." Entah kenapa Rayyan teringat Kinanti, ia berpikir, bisa saja itu milik Kinanti. Namun, wanita itu mungkin tidak cukup bodoh menggunakan alat tes kehamilan di kampus. Rayyan jadi gelisah sendiri, bagaimana jika itu memang benar? Dengan cepat, Rayyan menyerahkan buku pada Dito. "Kau saja

DMCA.com Protection Status