Share

2. Kita Putus

Author: Kerry Pu
last update Last Updated: 2024-10-10 17:28:16

"Vella, jangan takut. Kamu adalah anak yang kuat. Kamu pasti bisa melewati segalanya. Mama sangat percaya, suatu saat kamu akan bersinar layaknya mutiara di tengah samudera."

Kata yang diucapkan mendiang mamanya masih terngiang di benak Vella.

Gadis tersebut tak bisa menahan tangis pilu di depan gundukan tanah basah yang bertabur bunga.

Setelah difitnah melakukan tindakan asusila dan mendapatkan penghianatan dari adik dan kekasihnya, kini Vella juga harus menelan pil pahit bahwa ibu kandungnya telah meninggal.

Saat itu rintik hujan turun, seorang wanita berpayung hitam menunduk dan mulai membujuk.

"Vella, ayo kita pulang, Nak. Mamamu pasti akan sedih jika kamu terus seperti ini."

Dia adalan ibu tiri Vella. Sikapnya lembut dan penuh kasih, hingga Vella tak dapat menolak kebaikannya

Mobil sedan berwarna hitam menembus kabut putih, di bawah guyuran air hujan yang semakin deras.

Suasana berkabung masih terasa kental, kala tiba di kediaman Arganta.

Vella berbaring menyamping dengan sudut mata mengalirkan cairan bening yang menembus bantal.

Dipandangnya batu giok mutiara peninggalan mamanya, dibaca pula secarik kertas yang tertera.

[Vella, mama harap kamu bisa menjaga batu giok mutiara ini sama seperti kamu menjaga nyawamu sendiri. Berproseslah seperti mutiara, meski terbentuk dari daging lunak, tapi suatu saat dia akan menjadi kuat dan memikat, menyilaukan netra.]

'Kuat? Bagaimana aku bisa menjadi kuat, Ma? Sekarang semua orang sangat jijik kepadaku.'

Seketika tangis Vella pecah kala ingat kejadian beberapa jam yang lalu saat dia dilecehkan dan didiskualifikasi dari perlombaan fashion show di sekolah.

***

Kondisi Vella belum membaik. Dia masih tertekan, diam, termenung menatap batu giok mutiara peninggalan mamanya.

Saat dia menengok ke lantai bawah, adik tirinya terlihat bahagia memamerkan trofi juara tiga kompetisi model yang dia ikuti kemarin.

Vella menghela napas dan kembali masuk ke dalam kamar.

Suasana hening kembali memeluk setiap harinya.

Hingga seminggu kemudian Vella terlihat mengenakan seragam sekolah, dia siap untuk kembali belajar.

Dukungan moral Vella rasakan dari keluarganya terutama dari sang nenek. "Kamu semangat ya Vella. Semua akan baik-baik saja."

Vella tersenyum samar dari mulutnya yang terkatup rapat. Membuat Andin mencemooh dalam hati ketika dia menunduk.

'Bagaimana kamu bisa mendapatkan kesempatan itu? Kamu sudah mempunyai citra yang buruk di sekolah. Hari ini kamu lolos saja sudah bagus.'

Vella menangkap senyum menjijikkan di bibir adik tirinya. Sepertinya dia memang harus mempersiapkan sesuatu kali ini.

Waktu sarapan sudah berlalu, Vella dan Andin segera menuju mobil. Bahkan Andin juga mempersilahkan Vella dengan ramah dan penuh kasih. "Ayo, Kak."

Vella hanya menatap datar adik tirinya yang bermuka dua itu.

Selama satu minggu dia tidak berbicara dengan adik tirinya, tapi bukan berarti Vella sudah melupakan kejadian di koridor sekolah.

Senyum Andin mengembang selama di perjalanan menuju ke sekolah sambil memainkan gadget.

Barulah senyum itu sirna dan berubah menjadi kesal ketika Vella mengeluarkan jaket dari dalam tas dan mengenakannya setibanya di sekolah.

Andin tahu, itu adalah jaket pemberian Rino satu minggu yang lalu, untuk menutupi tubuh Vella yang saat itu tengah mengenakan pakaian terkoyak akibat pelecehan.

Paras cantik yang imut Andin benar-benar sangat iri ketika Vella mengenakan jaket tersebut.

Vella mengira akan terjadi rengekan yang menyebalkan, tapi nyatanya Andin malah tersenyum lembut dan berkata, "Kak, aku duluan ya, mau ke toilet."

"Hmm." Hanya itu yang keluar dari mulut Vella yang terkatup rapat, dia memandang adiknya yang berjalan tergesa-gesa memasuki gedung sekolah.

Kemudian tangan Vella bergerak mengambil topi, dan menekuk rambut panjangnya ke atas, sebelum menutup kepalanya dengan topi.

Byur!

Sesuai dengan prediksi Vella. Kepulan serbuk putih menghantam tubuhnya tanpa ampun dari segala arah.

Telur-telur dan juga cipratan susu kotak berbaur menjadi satu dengan tepung yang menodai tubuh Vella terlebih dulu.

Cacian verbal dari teman-temannya juga bersahut-sahutan disertai gelak tawa yang sangat mencela.

"Benar-benar bermuka tebal! Masih berani ya muncul di sekolah?!"

"Menjijikan! Sekolahan kita tercemar gara-gara dia!"

"Pergi saja ke neraka!"

"Dasar Kabut Suram!"

Buk!

Bungkusan tepung melayang ke tubuh Vella yang sudah basah. Hingga serbuk putih tersebut semakin lengket pada jaket yang Vella kenakan.

Saat Vella mengangkat kelopak mata, dia menangkap sosok Andin yang berdiri di balik dinding sekolah dengan senyum mencela. Sudah jelas dia dalang di balik perundungan ini.

Tangan Andin melipat di depan dada dengan sangat angkuh ketika menatap Vella, membuat kakaknya mengepalkan sepuluh jari dalam diam.

Tepat pada saat itu Rino muncul, membuat Andin bergegas menyembunyikan diri di balik dinding.

'Dasar pengecut!' caci Vella dalam hati.

"Rino, jangan coba membelanya. Bahkan dia tidak setia kepadamu." Seseorang berkata ketika melihat Rino tiba.

"Iya, benar. Seharusnya kamu meninggalkan gadis seperti itu."

"Kamu sangat tampan dan kaya, seharusnya kamu mendapatkan gadis yang lebih baik dari Kabut Suram ini!"

"Putuskan saja dia!"

"Benar, dia benar-benar tidak pantas untukmu."

Cuitan para siswa-siswi bersahut-sahutan menguarkan ujaran provokatif pada Rino yang kini wajahnya mengeruh. Namun, itu malah membuat Vella tersenyum hambar.

"Bukan dia, tapi aku," ucap Vella dingin sembari menatap Rino tajam.

Vella segera melepas jaket dan topi kotor yang dia kenakan, kemudian menyerahkan pada Rino, sembari berkata, "Mulai sekarang tidak perlu menunjukkan perhatian palsumu. Kita putus!"

Rino tersontak mendengar keputusan Vella, "Vella, kamu ini bicara apa? Jangan mengambil keputusan secara impulsif."

Sudut bibir Vella kembali terangkat, menampilkan seringaian jahat yang seharusnya tidak dia miliki.

Teman-temannya pun kembali riuh dan berbisik-bisik mencela, melihat sikap sombong dan arogan yang Vella tunjukan.

"Cih ... Sepatu rusak saja belagu!"

"Huu ... dasar Kabut Suram!"

Wajah Rino semakin menggelap mendengar seruan teman-temannya. Dan yang paling penting dia tidak bisa menerima jika Vella memutuskannya.

"Vella ...."

Vella sungguh tak ingin menimpali ucapan Rino, dia ingin segera pergi.

Namun, begitu melihat Andin menampakkan tubuh sembari tersenyum lembut, dia pun kembali menyeringai sengit.

Vella yakin, hati Andin pasti sangat senang dan berbunga-bunga saat mendengarnya memutuskan Rino

'Ambil saja sampah yang aku buang!' batin Vella acuh tak acuh.

Ketika Vella hendak pergi anak-anak kembali gaduh menyerukan nama seseorang.

"Samudera ...."

"Samudera datang ... minggir."

"Minggir ... Samudera datang."

Seketika kerumunan anak-anak bagai lautan terbelah. Menyingkir ke sisi kanan dan sisi kiri.

Kemudian sosok tinggi, dingin, dan terlihat tak berperasaan, muncul diikuti satu anak laki-laki kelas X dan sepasang anak kembar kelas Xl.

Mereka adalah tuan dan nona muda dari keluarga Baswara, pemilik yayasan SMA Puncak Langit.

"Astaga ... Samudera keren banget!"

Vella menghela napas kasar.

Sama sekali tidak tertarik dengan kegaduhan ini, kemudian berbalik dan kembali melanjutkan niatnya untuk membersihkan diri ke toilet.

Vella tidak tahu jika siswa yang bernama Samudera itu tengah memperhatikannya dengan binar kepedulian pekat.

Related chapters

  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    3. Terjebak pada Hubungan Rusak

    Teng! Teng! Teng! Lonceng berbunyi, setelah dua jam mata pelajaran berlalu. Semua anak sudah pasti bersiap menuju kantin. Begitu juga dengan Vella, setelah memasukan bukunya ke dalam tas dia juga segera beranjak dari tempat duduk. Namun, saat dia ingin melangkah Rino terlihat menghadang di depannya. "Kita harus bicara," ucap Rino datar. Dengan raut wajah datar dan dingin Vella pun menyambutnya sinis. Rino menghela napas sejenak sebelum berucap, "Kamu tidak perlu seperti ini, Vel. Paman Edgar sudah mengatakan semuanya padaku, aku juga melihat hasil tes ginekologi mu. Aku tahu kamu tidak akan pernah mengkhinatiku. Jadi tidak perlu rendah diri karena kejadian yang menimpamu seminggu yang lalu." Senyum penuh ironi hinggap di sudut bibir Vella. "Rendah diri …." Hasil tes sudah terbukti bahwa Vella masih perawan. Jika tidak, mana mungkin Vella masih bisa bersekolah di SMA Puncak Langit? Kata rendah diri ini sama sekali tak cocok untuk Vella. Mendengar ucapan Vella yang terdengar

    Last Updated : 2024-10-10
  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    4. Tak Ingin Melepaskan

    Vella yang melihat tatapan aneh dari Samuel menjadi sedikit tak enak hati. Kemudian menyumpit dinsum lagi, dan mengulurkan pada Samuel. "Mau?" tanyanya. Seketika senyum Samuel mengembang. Dia segera membuka mulut untuk menyambut suapan dari Vella. Tapi mulutnya bagai menangkap angin, ketika Samudera dengan cepat memegang tangan Vella dan mengarahkan dinsum tersebut ke mulutnya. "Kak, Sam. Itu milikku!" pekik Samuel kesal, dinsum tersebut sudah masuk ke mulut kakaknya. Samudera hanya bergeming, dia sama sekali tak menanggapi kekesalan adiknya. Sementara Vella semakin terbengong, tidak tahu apa yang harus dilakukan melihat tangannya dipegang Samudera. Sedangkan Samuel saat ini mulai menggerutu dalam hati. 'Benar 'kan? Aku bilang juga apa? Kakakku itu sangat pelit, bagaimana dia bisa berbagi makanan dengan seorang gadis? Ini sangat mencurigakan!' "Sejak kapan kalian berpacaran?" tiba-tiba Samuel menyeletuk membuat Vella tersedak. "Uhuk! Aku ... kami tidak ...." "Memang belum, ta

    Last Updated : 2024-10-10
  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    5. Ternyata Kamu

    Di dalam mobil Rino. Suasana terlihat kaku lantaran tak ada percakapan. Vella sama sekali tak menunjukan senyuman, dia juga tampak enggan menatap Rino. Rino sendiri sangat canggung, meski sejak kecil mereka tumbuh bersama, sampai orang tua mereka menjodohkan. Namun, tak ada hal lebih yang mereka lakukan selain bergandengan tangan. Vella juga terlihat sangat disiplin, hingga Rino tak berani bertindak sembarangan. "Maaf." Akhirnya Rino membuka percakapan. Tak ada tanggapan dari Vella, dia masih bersikap tenang tanpa menunjukkan emosi. "Maaf, aku memang salah, Vel. Tapi sungguh, dalam lubuk hatiku yang paling dalam hanya ada kamu di hatiku. Semua itu bukan keinginanku, itu murni inisiatif adikmu sendiri." Rino mencoba menjelaskan. "Kamu tidak menolak, apa kamu sangat menikmatinya?" Pertanyaan Vella seperti serpihan es tajam yang menusuk jantung hati Rino. Rino menatap Vella lekat, gadis tersebut masih enggan melihatnya, bahkan ekspresinya masih sama, tanpa emosi. Rino mengembuska

    Last Updated : 2024-10-10
  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    6. Halus dan Polos, tapi Menikam

    "Vella, kenapa kamu terdiam? Cepat telepon Edgar," sentak nenek Lola mengejutkan Vella. Kilat mata Vella menatap nenek Lola sekilas. Dengan tenang dia menurunkan gagang telepon dan meletakan pada tempatnya perlahan. Lantas menjawab, "Iya, Nek." Kemudian Vella mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Edgar sesuai titah nenek Lola. Kembali Vella berjalan dengan tenang untuk menaiki tangga, dan wajahnya mendongak ketika mendengar suara lembut Indina. "Vella, kamu sudah pulang, Nak?" Seketika mata Vella memicing tajam, sungguh memuakkan dua wajah yang berbeda ini. 'Menyedihkan sekali ternyata selama ini aku tertipu,' batin Vella kesal bercampur kemarahan, namun raut wajahnya masih terlihat tenang. Indina terlihat mendekat dan menyentuh pipi Vella dengan lembut. Senyumnya merekah indah dan terlihat sangat manis, sikap ini sangat berbanding terbalik dengan apa yang apa Vella dengar di balik telepon sebelumnya. Kerutan di alis Vella memudar, wajahnya menjadi datar dan dingin, kala dia b

    Last Updated : 2024-11-01
  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    7. Apa Papa Percaya?

    Tangis Andin menggema dengan sangat memilukan, diikuti Vella yang memiringkan wajah ke arah pintu. Vella tersenyum simpul. Kini dia tahu penyebab terjatuhnya Andin secara mendadak.Ternyata adiknya yang penuh muslihat sudah menangkap kedatangan papa mereka hingga gadis busuk itu bertindak rendahan untuk menjatuhkannya.Edgar mendekat ke arah Andin dan membantunya berdiri. "Apa yang terjadi? Seharusnya kamu tidak melakukan ini pada adikmu?"Dengan santainya Vella kembali duduk di tempat tidur, dan bertanya, "Memang apa yang aku lakukan?""Vella ...." Edgar sungguh tak mengerti dengan sikap dingin putri sulungnya ini."Lain kali papa harus memasang CCTV di setiap ruangan, agar papa tahu apa yang dilakukan adik kesayanganku ini," ucap Vella tenang, dia sangat yakin meskipun dia mengatakan yang sebenarnya, Edgar tidak akan percaya melihat Andin yang sangat teraniaya seperti itu.Adiknya ini benar-benar sangat hebat, menuntun orang untuk melindunginya meski sebenarnya dia bukan korban.Si

    Last Updated : 2024-11-01
  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    8. Aku Tidak Suka Orangnya

    Pagi kembali menyingsing. Dua gadis cantik berseragam SMA tengah menuruni tangga menuju ke ruang makan di mana kedua orang tua dan nenek mereka sudah duduk dengan tenang di sana."Pagi semuanya ...," sapa Andin dengan ceria seperti biasanya.Sementara Vella hanya menarik kursi dengan tenang dan duduk di sebelah nenek Lola."Bagaimana malammu?" tanya nenek Lola sembari menyentuh tangan Vella.Vella tersenyum tipis dan menjawab, "Indah."Nenek Lola tergelak ringan mendengar jawaban singkat dari cucu sulungnya yang selalu irit kata."Nenek, kamu tidak ingin menyapaku juga?" Andin terlihat merajuk dengan suara manjanya.Nenek Lola kembali tergelak. "Tentu saja nenek akan menyapa. Tapi melihat wajahmu yang ceria ini tentu saja nenek tahu tadi malam kamu mimpi indah.""Nenek benar," jawab Andin cepat dan tersenyum lebar sembari membalik piringnya.Indina juga tergelak ringan mendapati keceriaan pagi ini. Setelah menyajikan menu makanan di piring Andin, Indina berkata lembut sembari menyendo

    Last Updated : 2024-11-02
  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    9. Kamu Ingin Tahu Bagaimana Rasanya Sakit?

    Kedatangan Vella dan Rino di sekolah kembali menuai sorotan. Setelah apa yang terjadi mereka malah jalan bergandengan di koridor sekolah. Memupus keinginan siswi yang ingin menarik perhatian Rino yang memang mempunyai wajah rupawan.Tidak lama kemudian Andin juga tiba di sekolah, dia berjalan di belakang menatap dua punggung dengan binar ketidaksenangan.Mendadak langkahnya terhenti, manakala melihat pasangan di depan juga berhenti. Sedikit matanya melirik papan pengumuman. Ada dua poster besar yang menarik perhatian Vella di sana.'Oh, kamu ingin mengikuti kompetisi panahan?' batin Andin mencibir.Lengkungan senyum merekah indah di bibir Rino kala tahu kemana arah pandang Vella, kemudian ia berkata, "Kamu harus mengikuti kompetisi itu. Kali ini aku yakin kamu pasti kembali menang."Vella juga menarik kedua sudut bibirnya ke samping, hingga membentuk senyum setipis tisu.Dia memang berencana mengikuti kompetisi tersebut, dua tahun terakhir Vella memenangkan kompetisi panahan secara be

    Last Updated : 2024-11-02
  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    10. Iblis Kabut Suram

    "Aaargh!!!" Suara Andin melengking kesakitan, setelah Vella beranjak pergi sembari menginjak tangannya dengan acuh tak acuh.Makan siang Vella juga sudah mengguyur ke tubuh Andin sebelum dia melempar piring stainless itu ke sembarang arah.Seketika tak seorang pun berani menarik napas melihat ketegangan ini.Kebanyak mereka membekap mulut guna menutupi indera pengecap yang menganga akibat terkejut.Vella memang pendiam dan dingin, tapi tak pernah sekalipun terlihat menyakiti seseorang.Tapi kali ini, Vella bagaikan dewi kekejaman yang menghakimi adik tirinya tanpa belas kasih.Terlihat keren, tapi itu juga sangat mengerikan dan tak pantas untuk ditiru ataupun dipuji.Dengan tenang Vella terus berjalan menjauhi pusat perhatian.Namun, pendengarannya masih berfungsi dengan baik saat teriakan Feli menggema menghujatnya."Dasar iblis! Kamu iblis betina yang sangat kejam! Kamu tidak pantas untuk mendapat cinta kami! Sudah benar mamamu meninggal dengan begitu cepat, jika dia masih hidup, di

    Last Updated : 2024-11-03

Latest chapter

  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    171. Pengantin Tercantik (End)

    Di bangsal rumah sakit.Saat ini Vella masih terbaring lemah, wajahnya pucat dan tidak berdaya.Lemparan kotak kayu itu ternyata mencederai otak kecil Vella hingga melumpuhkan fungsi motoriknya.Vella lumpuh tak bisa berdiri ataupun berjalan, saat duduk dia sangat mual dan pusing kemudian terjatuh tanpa mempunyai keseimbangan.Bersyukur tusukan di perut Vella tak sampai melukai janin yang dia kandung.Vella hanya bisa berbaring ditemani Samudera yang tak pernah lelah menggenggam tangannya memberi dukungan moral."Maaf, aku salah, aku lengah. Jika aku lebih waspada kamu tidak perlu mengalami hal semacam ini."Vella tersenyum lemah mendengar permintaan maaf Samudera yang entah kali keberapa."Kamu tidak lelah meminta maaf terus setiap waktu?"Samudera tersenyum samar. "Aku hanya tidak tahu bagaimana caraku menebus kelalaian?""Bantu aku duduk."Samudera menuruti keinginan Vella, dan memeluknya dari belakang agar Vella tidak jatuh.Sementara Vella memejamkan matanya, sembari menyandarkan

  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    170. Kakek Baswara Membalik Keadaan

    Sandra hampir putus asa ketika lima orang ingin memasukinya.Tapi entah kenapa lima orang tersebut tiba-tiba menghentikan aksi dan meninggalkannya begitu saja.Setelah termenung sesaat, tiba-tiba Sandra kembali tertawa ironi.Ternyata Samudera tak sungguh-sungguh membiarkannya ternoda.Hatinya semakin bangga."Bodoh, ternyata kamu tak sesadis yang aku pikirkan. Setelah apa yang aku lakukan pada gadismu ternyata kamu masih selemah ini."Sandra berhasil menghubungi seseorang setelah tangannya yang tertembak bersusah payah merogoh ponsel dari saku.Namun, tiba-tiba mobil yang membawanya ke rumah sakit mengalami kecelakaan.Sandra pingsan.Saat dia terbangun. Sandra mendapati dirinya di sebuah ruangan asing dengan pencahayaan minim.Di tengah ruangan sunyi.Suara pintu yang dibuka terdengar sangat nyaring.Siluet seseorang yang masuk terlihat kabur di mata Sandra yang baru saja terbuka.Namun, saat cahaya lampu menerpa tubuh itu. Sandra langsung mengenali siapa dia."Kakek …."Kakek Baswa

  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    169. Aku Ingin Tidur Denganmu

    Bulan bersinar sangat indah menerpa tubuh gadis yang saat ini tengah tertawa mengerikan, sedingin udara malam ini. Cahayanya penuh kemenangan, tapi sedetik kemudian kilat matanya berubah menjadi tajam dan mempunyai hawa membunuh. Tatapan itu menghujani tubuh Vella yang terkulai tak berdaya di lantai beton. "Aku sudah mengatakan, jika aku tidak bisa memiliki Samudera. Maka kamu pun tak akan bisa memilikinya." Sandra beralih pada belati yang masih menancap di pahanya. Kemudian terdengar pekik kesakitan saat dia mencabut belati tersebut. Sandra tidak bisa berdiri tegak. Namun, dia tetap memaksa berjalan terseok-seok menuju ke arah Vella. Kembali bibir itu tersenyum. Namun, sama sekali tak terlihat indah, ketika matanya terarah pada perut Vella yang masih datar. "Aku membencimu, Vella. Aku membencimu karena Samudera sangat mencintaimu! Aku benci karena Samudera sangat menginginkanmu. Tidak seharusnya kamu mengandung anaknya, karena itu adalah hakku!" Sandra tahu Samudera tidak

  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    168. Samudera Hanya Boleh Menyentuhku

    Vella tahu ini keadaan yang sangat buruk.Dia sedang hamil dan tidak boleh melakukan gerakan ekstrim.Tapi jika tidak melawan, ini akan berakhir mengenaskan untuknya.Zlak!Salah satu dari pria itu seperti tercekik ketika mendapat hantaman keras di lehernya.Pria yang lain tidak berdiam saja ketika melihat tuan putri ini memiliki sedikit kemampuan.Sejak Vella tahu ada orang yang mengincar nyawanya, dia memang tak ingin menjadi gadis manja yang hanya bisa bersembunyi di balik perlindungan Samudera.Bisa memanah dan menggunakan pistol itu tidak cukup.Dia mempelajari beberapa teknik dasar membela diri dari serangan jarak dekat.Tidak disangka, pengetahuan itu sangat berguna saat ini."Jangan biarkan dia lari!" Teriakan Sandra menggema.Vella memang ingin melarikan diri, tapi tangannya segera ditarik hingga dia mulai terpelanting ke belakang.Tapi nyatanya Vella tak kembali dengan tangan menganggur.Diacungkannya kepalan tangan yang langsung terarah pada wajah pria tersebut.Bam!Wajah

  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    167. Dia Akan Senang Melihat Bagaimana Dia Akan Mati

    Byur!Vella tersedak dan langsung kembali pada akal sehat setelah merasakan guyuran air kasar menghantam wajah.Dia terbatuk, dan hawa dingin pun merambat menyelimuti tubuhnya yang basah.Bintang yang bertebaran di langit benar-benar telah mengembalikan kesadarannya setelah pingsan akibat obat bius.Sepertinya dia berada di atap gedung sekarang."Sudah sadar?"Pertanyaan itu membuat Vella menoleh.Seketika senyumnya melengkung dingin.'Sandra … tentu saja dia ….' batin Vella kecut."Apa yang kamu inginkan?" tanya Vella datar.Tawa mengerikan Sandra terdengar miris.Sikap nona muda yang bermartabat tak lagi terlihat.Berganti dengan wajah bengis yang mempunyai aura membunuh."Kamu masih bertanya apa yang aku inginkan? Yang aku inginkan adalah Samudera, Vella! Tapi kamu telah merebutnya, jadi kamu harus menanggung akibatnya!"Vella sama sekali tak terlihat takut. Dia malah tersenyum hambar. "Sudah aku katakan, salahkan takdirmu.""Takdir? Takdirku sangat baik sebelum kamu datang! Tapi k

  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    166. Vella Hilang

    Entah sejak kapan Samudera berada di situ dengan aura mengerikan seperti hendak melenyapkan seseorang.Bagaimana Vella tidak suci?Leon yang dia tangkap sudah mengakui jika tidak sempat melakukan apapun pada Vella.Selain itu Samudera sendiri juga sudah membuktikan saat malam pertamanya dengan Vella di Paris.Noda darah keperawanan di seprai putih itu masih Samudera ingat dengan jelas di benaknya.Kata-kata kotor Sandra benar-benar membuat Samudera kehilangan kesabaran."Orang yang mempunyai mulut busuk sepertimu seharusnya tidak hidup di dunia ini."Samudera nyaris menghantam Sandra, jika tidak ada tarikan yang menghentikannya."Jaga martabatmu, Tuan Muda Baswara," tegas Brian, sembari mencengkeram kuat tangan putranya.Lantas kerlipan mata membuat dua orang pengawal menyeret Sandra keluar dari dalam venue.Gadis itu meronta-ronta dan berteriak seperti orang gila."Samudera kamu akan

  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    165. Kelicikan Sandra Terbongkar

    Bukan hanya tamu undangan yang terlihat terguncang, tapi tuan Kuswara juga berkali-kali lipat merasakannya.Ia terus menyangkal perkataan nyonya Baswara untuk membela anak dan istrinya.Dan itu hanya membuat nyonya Baswara mencibir sengit. "Aku turut prihatin, ternyata kamu juga korban penipuan."Nyonya Kuswara memilih untuk diam, semakin banyak bicara semakin akan menunjukkan celah untuk membongkar kebohongan.Tuan Kuswara sangat mempercayainya itu adalah kekuatan terbesar seorang istri.Tapi tidak dengan Sandra yang mulai panik kedoknya akan terbongkar, ia pun terus-menerus berdalih untuk menutupi rahasianya."Bibi, aku tidak tahu salah apa yang pernah aku lakukan padamu, hingga kamu sangat membenciku. Aku hanya ingin berbakti padamu sebagai seorang menantu, tapi kamu malah menuduhku dengan yang tidak-tidak. Sekarang apa yang harus aku lakukan?"Melihat raut wajah menyedihkan penuh derai air mata ini, orang akan mengir

  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    164. Menikahkan Samudera dengan Mayat?

    Pertanyaan Vella membuat Sandra meraung dan kembali menggila ingin menyerang Vella.Tapi Virgon jelas tidak membiarkan itu terjadi, ia menarik Sandra menjauh untuk mengamankan Vella.Tak terkecuali tuan Kuswara yang juga memaki dengan sangat brutal di atas panggung.Alhasil dia pun diseret turun dan diperingatkan akan diseret keluar dari venue jika masih ingin membuat kegaduhan.Vella segera dipersilahkan menuju podium untuk memberi sedikit sambutan."Terima kasih atas kerjasama para investor yang sudah bergabung dengan proyek yang akan kami selenggarakan. Terutama pada Samudera dan Kakek Baswara yang sudah memberi dukungan yang sangat besar pada perusahaan kami, semoga kedepannya kita dapat meraih keuntungan bersama dan meraup pundi-pundi kemakmuran yang tidak terkira."Di bawah panggung suara tepuk tangan riuh tak terhingga mendengar penuturan Vella.Tapi tidak dengan kakek Baswara.Ia pun tercengang dan seper

  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    163. Jatuh Itu Sakit

    Sandra langsung tertawa mencibir mendengar ujaran Vella yang semakin tak masuk akal.Perusahaan Kuswara adalah milik keluarga Kuswara, tapi mengatakan perusahaan akan tetap berdiri sementara keluarga Kuswara akan hancur.Bagaimana itu mungkin?Tapi Sandra memahami kenapa Vella berkata seperti itu.Tampaknya saingan cintanya ini masih terlalu percaya diri akan memiliki Samudera kedepannya."Aku tidak masalah jika Samudera ingin mengambil alih perusahaan ini, dia memang mempunyai saham terbesar di perusahaan kami. Tapi aku adalah tunangannya dan pada akhirnya kami akan menikah, milik Samudera juga akan menjadi milikku, seorang menantu keluarga Baswara."Ucapan Sandra diikuti tawa lembut yang sama sekali tak ramah.Sandra benar-benar sangat percaya diri ketika mengucapkan kata itu. Ia pun tersenyum mencela dan kembali mengejek."Vella, aku sudah mengatakan. Bermimpi terlalu tinggi itu adalah urusanmu, tapi jatuh it

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status