Home / Young Adult / Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas / 3. Terjebak pada Hubungan Rusak

Share

3. Terjebak pada Hubungan Rusak

Author: Kerry Pu
last update Last Updated: 2024-10-10 17:29:30

Teng! Teng! Teng!

Lonceng berbunyi, setelah dua jam mata pelajaran berlalu.

Semua anak sudah pasti bersiap menuju kantin.

Begitu juga dengan Vella, setelah memasukan bukunya ke dalam tas dia juga segera beranjak dari tempat duduk.

Namun, saat dia ingin melangkah Rino terlihat menghadang di depannya.

"Kita harus bicara," ucap Rino datar.

Dengan raut wajah datar dan dingin Vella pun menyambutnya sinis.

Rino menghela napas sejenak sebelum berucap, "Kamu tidak perlu seperti ini, Vel. Paman Edgar sudah mengatakan semuanya padaku, aku juga melihat hasil tes ginekologi mu. Aku tahu kamu tidak akan pernah mengkhinatiku. Jadi tidak perlu rendah diri karena kejadian yang menimpamu seminggu yang lalu."

Senyum penuh ironi hinggap di sudut bibir Vella. "Rendah diri …."

Hasil tes sudah terbukti bahwa Vella masih perawan.

Jika tidak, mana mungkin Vella masih bisa bersekolah di SMA Puncak Langit?

Kata rendah diri ini sama sekali tak cocok untuk Vella.

Mendengar ucapan Vella yang terdengar sarkas, alis Rino pun mengernyit. "Vella, aku minta maaf, aku salah, saat itu aku memang kecewa padamu, aku syok melihatmu dalam dekapan laki-laki itu. Tapi sekarang tidak ada keraguan sedikitpun di hatiku. Kamu adalah milikku."

Perlahan kelopak mata Vella terangkat ketika menatap Rino. Manik hitam Vella berkilat indah, namun saat ini tatapan itu terasa menusuk.

Tentu saja, di saat Vella sedang membutuhkan dukungan, Rino malah pergi meninggalkannya dan bermesraan dengan adiknya.

Saat mamanya meninggal Rino juga tidak hadir di hari pemakaman.

Saat itu Vella tidak berucap apa-apa, dia masih terpukul oleh kepergian mamanya.

Tapi sekarang dia sudah cukup kuat untuk menghadapi segalanya, dia pun berkata mantap. "Kita sudah selesai."

"Vella, itu tidak mungkin! Kita sudah bertunangan. Hubungan kita sudah dipastikan oleh orang tua kita, kenapa kamu jadi seperti ini, Vel?" Rino mengingatkan tentang hubungan mereka.

Sungguh menyedihkan, setelah mendapatkan penghianatan ternyata Vella masih terjebak dalam hubungan rusak.

Senyum pahit hadir menghiasi garis bibir Vella, lantas melangkah pergi meninggalkan Rino yang masih tertegun.

Tapi tidak lama kemudian Vella mendengar Rino berseru menghentikan langkahnya.

"Dua minggu lagi ulang tahun papa. Demi hubungan baik orang tua kita. Aku harap kita masih bersama, Vel. Aku mencintaimu."

Vella tidak menjawab, dia kembali melangkah pergi tanpa menoleh lagi.

***

Tatapan sinis semua teman-temannya pagi ini benar-benar membuat Vella kenyang.

Dia menghindari kantin dan memutuskan untuk berjalan menyusuri taman sekolah yang luas dan teduh.

Tapi setelah melihat-lihat, sungguh malang ternyata semua bangku sudah ditempati.

Sampai dia menemukan bangku panjang yang hanya di tempati satu orang. Dia tampak berpikir sejenak.

'Samudera, tentu saja tidak ada yang berani melampauinya,' gumam Vella dalam hati.

Samudera sedang duduk sembari memejamkan mata, kedua lubang telinganya juga tertutup oleh headset.

Anak yang bernama Samudera ini memang baru dua minggu berada di sekolah tersebut.

Tapi latar belakangnya yang kuat membuatnya populer secara mendadak, meski tak satupun yang berani mendekat kepadanya.

Temperamen yang dingin dan tak tersentuh membuat siswa siswi lain enggan untuk bersinggungan.

Kebanyakan mereka hanya mengagumi dari jauh.

Vella ingin berbalik meninggalkan tempat tersebut.

Tapi begitu dia kembali berpikir, dia mengurungkan niatnya untuk pergi.

Lantas dia duduk perlahan di samping Samudera dengan memberi jarak.

'Dia juga manusia, apa yang harus aku takutkan?' gumam Vella dalam hati.

Sikap acuh tak acuh, Vella perlihatkan, kemudian mengambil gadget dan memainkannya.

Vella baru tahu, duduk bersama anak yang ditakuti di sekolah ternyata akan setenang ini.

"Untukmu."

Vella tersentak ketika mendengar nada rendah di sebelahnya setelah duduk dengan waktu yang lama.

Dia menoleh dan mendapati Samudera yang mengulurkan minuman kaleng kepadanya.

Cukup canggung, tapi Vella menerimanya. "Terima kasih."

Samudera mengangguk samar dan kembali meluruskan wajahnya yang penuh ketidakpedulian menghadap ke depan.

"Apa aku mengganggumu?" tanya Vella pelan.

"Tidak."

Dengan jawaban cepat Samudera, Vella cukup tahu jika headset yang tertanam di lubang telinga itu tak bersuara.

Biasanya untuk menunjukkan orang yang sedang tak ingin diganggu.

Tapi jawaban Samudera adalah 'tidak' ini cukup membuat Vella bingung.

"Aku akan pergi jika kamu tidak ingin aku di sini." Vella cukup tahu diri dan ingin beranjak dari tempat duduk.

"Ini tempat umum, aku tidak berhak menyuruhmu pergi," timpal Samudera dengan cepat, tapi raut wajahnya tak berubah, terlihat datar dan dingin.

"Oh ...." Hanya itu respon yang Vella tunjukkan.

Suasana menjadi hening untuk beberapa saat. Vella mendadak menjadi cemas.

Bukan karena takut pada siswa dingin di sampingnya. Vella hanya takut membuat Samudera ikut tercemar, lantaran hal buruk yang menimpanya belakangan ini.

Baru saja Vella ingin beranjak dari duduknya, tapi seseorang terlihat datang dan memanggil.

"Kakak, kenapa kamu tidak makan di kantin saja sih? Apa enaknya makan di sini?"

Vella segera menoleh, seorang siswa kelas X datang mendekati Samudera, dia tampak terkejut melihatnya juga berada di tempat tersebut.

"Kakak, kamu sedang bersama ...."

Samudera tidak menjawab. Dia segera mengambil kantong plastik yang berada di tangan anak tersebut.

Tangannya mengeluarkan makanan dari kantong plastik, kemudian yang terlihat adalah dua kotak dinsum.

Yang lebih mengejutkan, tiba-tiba Samudera berkata sembari mengulurkan salah satu kotak tersebut pada Vella.

"Untukmu," ucap Samudera datar, wajahnya pun tak berekspresi.

Vella sedikit terbengong melihat uluran tangan dari Samudera.

Masih tidak percaya laki-laki dingin ini menunjukkan ketulusan hati untuknya.

Karena Vella tidak kunjung menerima uluran tangannya, Samudera akhirnya meletakkan kotak dinsum tersebut di pangkuan Vella tanpa berucap.

Sementara kotak dinsum yang lain dia serahkan pada anak kelas X, yang diketahui dari nama pengenalnya adalah Samuel.

Vella semakin tak enak hati karenanya, rasanya sungguh tidak tahu diri jika dia memakan dinsum milik Samudera padahal pemiliknya tidak makan.

"Untukmu saja, aku tidak lapar kok," ucap Vella hendak mengembalikan kotak dinsum tersebut kepada Samudera.

Tapi Samudera malah memberi tatapan ketidaksenangan pada binar matanya yang tajam. Itu sedikit membuat Vella menelan saliva dengan kasar.

Vella tahu raut wajah itu tidak menginginkan bantahan, meski dia tidak berucap apa-apa.

Vella pun mengambil inisiatif untuk menempuh jalur tengah. "Kalau begitu, kita makan bersama."

"Hmm."

Samuel masih memperhatikan Vella yang membuka kotak dinsum.

Dia tidak habis pikir apa yang sedang dipikirkan kakaknya saat ini?

Seumur-umur dia belum pernah melihat kakaknya berbagi bersama seseorang dengan begitu murah hati.

Bukankah ini sangat mengejutkan?

Tanpa sadar Samuel sedikit terbengong.

"Kamu duluan," ucap Vella sembari mengulurkan dinsum yang sudah dia sumpit menuju ke mulut Samudera.

Ketika Samudera tidak menolak, rasanya Samuel ingin berjingkrak dan berteriak, 'Astaga ... apakah ini benar-benar kakakku?!'

Samuel baru memakan satu dinsum miliknya, tapi rasanya dia sudah makan dua bungkus nasi padang secara bersamaan.

Saat terus melihat kakaknya disuapi seorang gadis dan sama sekali tak menolak, rasanya Samuel ingin mimisan.

Sambil menggigit ujung sumpit miliknya, Samuel terus membatin.

'Sejak kapan mereka dekat?'

'Sejak datang dari luar negeri, aku belum pernah melihat kakak berkenalan dengan seorang gadis.'

'Tapi ... bukankah dia gadis yang satu minggu lalu menggemparkan sekolah?'

'Bagaimana kakak begitu nyaman dengan gadis ini?'

Related chapters

  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    4. Tak Ingin Melepaskan

    Vella yang melihat tatapan aneh dari Samuel menjadi sedikit tak enak hati. Kemudian menyumpit dinsum lagi, dan mengulurkan pada Samuel. "Mau?" tanyanya. Seketika senyum Samuel mengembang. Dia segera membuka mulut untuk menyambut suapan dari Vella. Tapi mulutnya bagai menangkap angin, ketika Samudera dengan cepat memegang tangan Vella dan mengarahkan dinsum tersebut ke mulutnya. "Kak, Sam. Itu milikku!" pekik Samuel kesal, dinsum tersebut sudah masuk ke mulut kakaknya. Samudera hanya bergeming, dia sama sekali tak menanggapi kekesalan adiknya. Sementara Vella semakin terbengong, tidak tahu apa yang harus dilakukan melihat tangannya dipegang Samudera. Sedangkan Samuel saat ini mulai menggerutu dalam hati. 'Benar 'kan? Aku bilang juga apa? Kakakku itu sangat pelit, bagaimana dia bisa berbagi makanan dengan seorang gadis? Ini sangat mencurigakan!' "Sejak kapan kalian berpacaran?" tiba-tiba Samuel menyeletuk membuat Vella tersedak. "Uhuk! Aku ... kami tidak ...." "Memang belum, ta

    Last Updated : 2024-10-10
  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    5. Ternyata Kamu

    Di dalam mobil Rino. Suasana terlihat kaku lantaran tak ada percakapan. Vella sama sekali tak menunjukan senyuman, dia juga tampak enggan menatap Rino. Rino sendiri sangat canggung, meski sejak kecil mereka tumbuh bersama, sampai orang tua mereka menjodohkan. Namun, tak ada hal lebih yang mereka lakukan selain bergandengan tangan. Vella juga terlihat sangat disiplin, hingga Rino tak berani bertindak sembarangan. "Maaf." Akhirnya Rino membuka percakapan. Tak ada tanggapan dari Vella, dia masih bersikap tenang tanpa menunjukkan emosi. "Maaf, aku memang salah, Vel. Tapi sungguh, dalam lubuk hatiku yang paling dalam hanya ada kamu di hatiku. Semua itu bukan keinginanku, itu murni inisiatif adikmu sendiri." Rino mencoba menjelaskan. "Kamu tidak menolak, apa kamu sangat menikmatinya?" Pertanyaan Vella seperti serpihan es tajam yang menusuk jantung hati Rino. Rino menatap Vella lekat, gadis tersebut masih enggan melihatnya, bahkan ekspresinya masih sama, tanpa emosi. Rino mengembuska

    Last Updated : 2024-10-10
  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    6. Halus dan Polos, tapi Menikam

    "Vella, kenapa kamu terdiam? Cepat telepon Edgar," sentak nenek Lola mengejutkan Vella. Kilat mata Vella menatap nenek Lola sekilas. Dengan tenang dia menurunkan gagang telepon dan meletakan pada tempatnya perlahan. Lantas menjawab, "Iya, Nek." Kemudian Vella mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Edgar sesuai titah nenek Lola. Kembali Vella berjalan dengan tenang untuk menaiki tangga, dan wajahnya mendongak ketika mendengar suara lembut Indina. "Vella, kamu sudah pulang, Nak?" Seketika mata Vella memicing tajam, sungguh memuakkan dua wajah yang berbeda ini. 'Menyedihkan sekali ternyata selama ini aku tertipu,' batin Vella kesal bercampur kemarahan, namun raut wajahnya masih terlihat tenang. Indina terlihat mendekat dan menyentuh pipi Vella dengan lembut. Senyumnya merekah indah dan terlihat sangat manis, sikap ini sangat berbanding terbalik dengan apa yang apa Vella dengar di balik telepon sebelumnya. Kerutan di alis Vella memudar, wajahnya menjadi datar dan dingin, kala dia b

    Last Updated : 2024-11-01
  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    7. Apa Papa Percaya?

    Tangis Andin menggema dengan sangat memilukan, diikuti Vella yang memiringkan wajah ke arah pintu. Vella tersenyum simpul. Kini dia tahu penyebab terjatuhnya Andin secara mendadak.Ternyata adiknya yang penuh muslihat sudah menangkap kedatangan papa mereka hingga gadis busuk itu bertindak rendahan untuk menjatuhkannya.Edgar mendekat ke arah Andin dan membantunya berdiri. "Apa yang terjadi? Seharusnya kamu tidak melakukan ini pada adikmu?"Dengan santainya Vella kembali duduk di tempat tidur, dan bertanya, "Memang apa yang aku lakukan?""Vella ...." Edgar sungguh tak mengerti dengan sikap dingin putri sulungnya ini."Lain kali papa harus memasang CCTV di setiap ruangan, agar papa tahu apa yang dilakukan adik kesayanganku ini," ucap Vella tenang, dia sangat yakin meskipun dia mengatakan yang sebenarnya, Edgar tidak akan percaya melihat Andin yang sangat teraniaya seperti itu.Adiknya ini benar-benar sangat hebat, menuntun orang untuk melindunginya meski sebenarnya dia bukan korban.Si

    Last Updated : 2024-11-01
  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    8. Aku Tidak Suka Orangnya

    Pagi kembali menyingsing. Dua gadis cantik berseragam SMA tengah menuruni tangga menuju ke ruang makan di mana kedua orang tua dan nenek mereka sudah duduk dengan tenang di sana."Pagi semuanya ...," sapa Andin dengan ceria seperti biasanya.Sementara Vella hanya menarik kursi dengan tenang dan duduk di sebelah nenek Lola."Bagaimana malammu?" tanya nenek Lola sembari menyentuh tangan Vella.Vella tersenyum tipis dan menjawab, "Indah."Nenek Lola tergelak ringan mendengar jawaban singkat dari cucu sulungnya yang selalu irit kata."Nenek, kamu tidak ingin menyapaku juga?" Andin terlihat merajuk dengan suara manjanya.Nenek Lola kembali tergelak. "Tentu saja nenek akan menyapa. Tapi melihat wajahmu yang ceria ini tentu saja nenek tahu tadi malam kamu mimpi indah.""Nenek benar," jawab Andin cepat dan tersenyum lebar sembari membalik piringnya.Indina juga tergelak ringan mendapati keceriaan pagi ini. Setelah menyajikan menu makanan di piring Andin, Indina berkata lembut sembari menyendo

    Last Updated : 2024-11-02
  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    9. Kamu Ingin Tahu Bagaimana Rasanya Sakit?

    Kedatangan Vella dan Rino di sekolah kembali menuai sorotan. Setelah apa yang terjadi mereka malah jalan bergandengan di koridor sekolah. Memupus keinginan siswi yang ingin menarik perhatian Rino yang memang mempunyai wajah rupawan.Tidak lama kemudian Andin juga tiba di sekolah, dia berjalan di belakang menatap dua punggung dengan binar ketidaksenangan.Mendadak langkahnya terhenti, manakala melihat pasangan di depan juga berhenti. Sedikit matanya melirik papan pengumuman. Ada dua poster besar yang menarik perhatian Vella di sana.'Oh, kamu ingin mengikuti kompetisi panahan?' batin Andin mencibir.Lengkungan senyum merekah indah di bibir Rino kala tahu kemana arah pandang Vella, kemudian ia berkata, "Kamu harus mengikuti kompetisi itu. Kali ini aku yakin kamu pasti kembali menang."Vella juga menarik kedua sudut bibirnya ke samping, hingga membentuk senyum setipis tisu.Dia memang berencana mengikuti kompetisi tersebut, dua tahun terakhir Vella memenangkan kompetisi panahan secara be

    Last Updated : 2024-11-02
  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    10. Iblis Kabut Suram

    "Aaargh!!!" Suara Andin melengking kesakitan, setelah Vella beranjak pergi sembari menginjak tangannya dengan acuh tak acuh.Makan siang Vella juga sudah mengguyur ke tubuh Andin sebelum dia melempar piring stainless itu ke sembarang arah.Seketika tak seorang pun berani menarik napas melihat ketegangan ini.Kebanyak mereka membekap mulut guna menutupi indera pengecap yang menganga akibat terkejut.Vella memang pendiam dan dingin, tapi tak pernah sekalipun terlihat menyakiti seseorang.Tapi kali ini, Vella bagaikan dewi kekejaman yang menghakimi adik tirinya tanpa belas kasih.Terlihat keren, tapi itu juga sangat mengerikan dan tak pantas untuk ditiru ataupun dipuji.Dengan tenang Vella terus berjalan menjauhi pusat perhatian.Namun, pendengarannya masih berfungsi dengan baik saat teriakan Feli menggema menghujatnya."Dasar iblis! Kamu iblis betina yang sangat kejam! Kamu tidak pantas untuk mendapat cinta kami! Sudah benar mamamu meninggal dengan begitu cepat, jika dia masih hidup, di

    Last Updated : 2024-11-03
  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    11. Mau Jadi Pecundang atau Pemenang?

    Vella melonjak terkejut, refleks dia berdiri mendengar ujaran mendadak itu.Terlihat Samudera sedang berjalan mendekat ke arahnya dengan langkah ringan.Wajah tampan, keren, dan tenang itu membuat Vella malu dan segera menghapus air mata dengan punggung tangan. Dia tidak suka kesedihannya dilihat oleh orang lain.Tidak banyak ekspresi yang diperlihatkan Samudera setibanya di depan Vella."Jika kamu memainkannya seperti itu. Saat kamu berlari cinta tidak akan menemukanmu. Kamu memainkan nada berlari untuk ditinggalkan, bukan cinta untuk menemukanmu," ucap Samudera dengan suara rendahnya yang entah mengapa itu terasa hangat di hati vella.Vella diam sejenak dan menelan saliva secara perlahan. Kemudian berkata, "Aku tidak pernah berharap ada cinta tulus mendatangiku setelah hari ini."Samudera tersenyum hambar dan berkata, "Bodoh."Vella tak lagi menimpali, dia memang merasa bodoh sudah dipermainkan oleh ibu dan adik tirinya yang selama ini dia cintai segenap hati, dan Rino, Vella sunggu

    Last Updated : 2024-11-04

Latest chapter

  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    171. Pengantin Tercantik (End)

    Di bangsal rumah sakit.Saat ini Vella masih terbaring lemah, wajahnya pucat dan tidak berdaya.Lemparan kotak kayu itu ternyata mencederai otak kecil Vella hingga melumpuhkan fungsi motoriknya.Vella lumpuh tak bisa berdiri ataupun berjalan, saat duduk dia sangat mual dan pusing kemudian terjatuh tanpa mempunyai keseimbangan.Bersyukur tusukan di perut Vella tak sampai melukai janin yang dia kandung.Vella hanya bisa berbaring ditemani Samudera yang tak pernah lelah menggenggam tangannya memberi dukungan moral."Maaf, aku salah, aku lengah. Jika aku lebih waspada kamu tidak perlu mengalami hal semacam ini."Vella tersenyum lemah mendengar permintaan maaf Samudera yang entah kali keberapa."Kamu tidak lelah meminta maaf terus setiap waktu?"Samudera tersenyum samar. "Aku hanya tidak tahu bagaimana caraku menebus kelalaian?""Bantu aku duduk."Samudera menuruti keinginan Vella, dan memeluknya dari belakang agar Vella tidak jatuh.Sementara Vella memejamkan matanya, sembari menyandarkan

  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    170. Kakek Baswara Membalik Keadaan

    Sandra hampir putus asa ketika lima orang ingin memasukinya.Tapi entah kenapa lima orang tersebut tiba-tiba menghentikan aksi dan meninggalkannya begitu saja.Setelah termenung sesaat, tiba-tiba Sandra kembali tertawa ironi.Ternyata Samudera tak sungguh-sungguh membiarkannya ternoda.Hatinya semakin bangga."Bodoh, ternyata kamu tak sesadis yang aku pikirkan. Setelah apa yang aku lakukan pada gadismu ternyata kamu masih selemah ini."Sandra berhasil menghubungi seseorang setelah tangannya yang tertembak bersusah payah merogoh ponsel dari saku.Namun, tiba-tiba mobil yang membawanya ke rumah sakit mengalami kecelakaan.Sandra pingsan.Saat dia terbangun. Sandra mendapati dirinya di sebuah ruangan asing dengan pencahayaan minim.Di tengah ruangan sunyi.Suara pintu yang dibuka terdengar sangat nyaring.Siluet seseorang yang masuk terlihat kabur di mata Sandra yang baru saja terbuka.Namun, saat cahaya lampu menerpa tubuh itu. Sandra langsung mengenali siapa dia."Kakek …."Kakek Baswa

  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    169. Aku Ingin Tidur Denganmu

    Bulan bersinar sangat indah menerpa tubuh gadis yang saat ini tengah tertawa mengerikan, sedingin udara malam ini. Cahayanya penuh kemenangan, tapi sedetik kemudian kilat matanya berubah menjadi tajam dan mempunyai hawa membunuh. Tatapan itu menghujani tubuh Vella yang terkulai tak berdaya di lantai beton. "Aku sudah mengatakan, jika aku tidak bisa memiliki Samudera. Maka kamu pun tak akan bisa memilikinya." Sandra beralih pada belati yang masih menancap di pahanya. Kemudian terdengar pekik kesakitan saat dia mencabut belati tersebut. Sandra tidak bisa berdiri tegak. Namun, dia tetap memaksa berjalan terseok-seok menuju ke arah Vella. Kembali bibir itu tersenyum. Namun, sama sekali tak terlihat indah, ketika matanya terarah pada perut Vella yang masih datar. "Aku membencimu, Vella. Aku membencimu karena Samudera sangat mencintaimu! Aku benci karena Samudera sangat menginginkanmu. Tidak seharusnya kamu mengandung anaknya, karena itu adalah hakku!" Sandra tahu Samudera tidak

  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    168. Samudera Hanya Boleh Menyentuhku

    Vella tahu ini keadaan yang sangat buruk.Dia sedang hamil dan tidak boleh melakukan gerakan ekstrim.Tapi jika tidak melawan, ini akan berakhir mengenaskan untuknya.Zlak!Salah satu dari pria itu seperti tercekik ketika mendapat hantaman keras di lehernya.Pria yang lain tidak berdiam saja ketika melihat tuan putri ini memiliki sedikit kemampuan.Sejak Vella tahu ada orang yang mengincar nyawanya, dia memang tak ingin menjadi gadis manja yang hanya bisa bersembunyi di balik perlindungan Samudera.Bisa memanah dan menggunakan pistol itu tidak cukup.Dia mempelajari beberapa teknik dasar membela diri dari serangan jarak dekat.Tidak disangka, pengetahuan itu sangat berguna saat ini."Jangan biarkan dia lari!" Teriakan Sandra menggema.Vella memang ingin melarikan diri, tapi tangannya segera ditarik hingga dia mulai terpelanting ke belakang.Tapi nyatanya Vella tak kembali dengan tangan menganggur.Diacungkannya kepalan tangan yang langsung terarah pada wajah pria tersebut.Bam!Wajah

  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    167. Dia Akan Senang Melihat Bagaimana Dia Akan Mati

    Byur!Vella tersedak dan langsung kembali pada akal sehat setelah merasakan guyuran air kasar menghantam wajah.Dia terbatuk, dan hawa dingin pun merambat menyelimuti tubuhnya yang basah.Bintang yang bertebaran di langit benar-benar telah mengembalikan kesadarannya setelah pingsan akibat obat bius.Sepertinya dia berada di atap gedung sekarang."Sudah sadar?"Pertanyaan itu membuat Vella menoleh.Seketika senyumnya melengkung dingin.'Sandra … tentu saja dia ….' batin Vella kecut."Apa yang kamu inginkan?" tanya Vella datar.Tawa mengerikan Sandra terdengar miris.Sikap nona muda yang bermartabat tak lagi terlihat.Berganti dengan wajah bengis yang mempunyai aura membunuh."Kamu masih bertanya apa yang aku inginkan? Yang aku inginkan adalah Samudera, Vella! Tapi kamu telah merebutnya, jadi kamu harus menanggung akibatnya!"Vella sama sekali tak terlihat takut. Dia malah tersenyum hambar. "Sudah aku katakan, salahkan takdirmu.""Takdir? Takdirku sangat baik sebelum kamu datang! Tapi k

  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    166. Vella Hilang

    Entah sejak kapan Samudera berada di situ dengan aura mengerikan seperti hendak melenyapkan seseorang.Bagaimana Vella tidak suci?Leon yang dia tangkap sudah mengakui jika tidak sempat melakukan apapun pada Vella.Selain itu Samudera sendiri juga sudah membuktikan saat malam pertamanya dengan Vella di Paris.Noda darah keperawanan di seprai putih itu masih Samudera ingat dengan jelas di benaknya.Kata-kata kotor Sandra benar-benar membuat Samudera kehilangan kesabaran."Orang yang mempunyai mulut busuk sepertimu seharusnya tidak hidup di dunia ini."Samudera nyaris menghantam Sandra, jika tidak ada tarikan yang menghentikannya."Jaga martabatmu, Tuan Muda Baswara," tegas Brian, sembari mencengkeram kuat tangan putranya.Lantas kerlipan mata membuat dua orang pengawal menyeret Sandra keluar dari dalam venue.Gadis itu meronta-ronta dan berteriak seperti orang gila."Samudera kamu akan

  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    165. Kelicikan Sandra Terbongkar

    Bukan hanya tamu undangan yang terlihat terguncang, tapi tuan Kuswara juga berkali-kali lipat merasakannya.Ia terus menyangkal perkataan nyonya Baswara untuk membela anak dan istrinya.Dan itu hanya membuat nyonya Baswara mencibir sengit. "Aku turut prihatin, ternyata kamu juga korban penipuan."Nyonya Kuswara memilih untuk diam, semakin banyak bicara semakin akan menunjukkan celah untuk membongkar kebohongan.Tuan Kuswara sangat mempercayainya itu adalah kekuatan terbesar seorang istri.Tapi tidak dengan Sandra yang mulai panik kedoknya akan terbongkar, ia pun terus-menerus berdalih untuk menutupi rahasianya."Bibi, aku tidak tahu salah apa yang pernah aku lakukan padamu, hingga kamu sangat membenciku. Aku hanya ingin berbakti padamu sebagai seorang menantu, tapi kamu malah menuduhku dengan yang tidak-tidak. Sekarang apa yang harus aku lakukan?"Melihat raut wajah menyedihkan penuh derai air mata ini, orang akan mengir

  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    164. Menikahkan Samudera dengan Mayat?

    Pertanyaan Vella membuat Sandra meraung dan kembali menggila ingin menyerang Vella.Tapi Virgon jelas tidak membiarkan itu terjadi, ia menarik Sandra menjauh untuk mengamankan Vella.Tak terkecuali tuan Kuswara yang juga memaki dengan sangat brutal di atas panggung.Alhasil dia pun diseret turun dan diperingatkan akan diseret keluar dari venue jika masih ingin membuat kegaduhan.Vella segera dipersilahkan menuju podium untuk memberi sedikit sambutan."Terima kasih atas kerjasama para investor yang sudah bergabung dengan proyek yang akan kami selenggarakan. Terutama pada Samudera dan Kakek Baswara yang sudah memberi dukungan yang sangat besar pada perusahaan kami, semoga kedepannya kita dapat meraih keuntungan bersama dan meraup pundi-pundi kemakmuran yang tidak terkira."Di bawah panggung suara tepuk tangan riuh tak terhingga mendengar penuturan Vella.Tapi tidak dengan kakek Baswara.Ia pun tercengang dan seper

  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    163. Jatuh Itu Sakit

    Sandra langsung tertawa mencibir mendengar ujaran Vella yang semakin tak masuk akal.Perusahaan Kuswara adalah milik keluarga Kuswara, tapi mengatakan perusahaan akan tetap berdiri sementara keluarga Kuswara akan hancur.Bagaimana itu mungkin?Tapi Sandra memahami kenapa Vella berkata seperti itu.Tampaknya saingan cintanya ini masih terlalu percaya diri akan memiliki Samudera kedepannya."Aku tidak masalah jika Samudera ingin mengambil alih perusahaan ini, dia memang mempunyai saham terbesar di perusahaan kami. Tapi aku adalah tunangannya dan pada akhirnya kami akan menikah, milik Samudera juga akan menjadi milikku, seorang menantu keluarga Baswara."Ucapan Sandra diikuti tawa lembut yang sama sekali tak ramah.Sandra benar-benar sangat percaya diri ketika mengucapkan kata itu. Ia pun tersenyum mencela dan kembali mengejek."Vella, aku sudah mengatakan. Bermimpi terlalu tinggi itu adalah urusanmu, tapi jatuh it

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status