Share

4. Tak Ingin Melepaskan

Author: Kerry Pu
last update Last Updated: 2024-10-10 17:30:35

Vella yang melihat tatapan aneh dari Samuel menjadi sedikit tak enak hati. Kemudian menyumpit dinsum lagi, dan mengulurkan pada Samuel. "Mau?" tanyanya.

Seketika senyum Samuel mengembang. Dia segera membuka mulut untuk menyambut suapan dari Vella. Tapi mulutnya bagai menangkap angin, ketika Samudera dengan cepat memegang tangan Vella dan mengarahkan dinsum tersebut ke mulutnya.

"Kak, Sam. Itu milikku!" pekik Samuel kesal, karena dimsum tersebut sudah masuk ke mulut kakaknya.

Samudera hanya bergeming, dia sama sekali tak menanggapi kekesalan adiknya.

Sementara Vella semakin terbengong, tidak tahu apa yang harus dilakukan melihat tangannya dipegang Samudera.

Sedangkan Samuel saat ini mulai menggerutu dalam hati. 'Benar 'kan? Aku bilang juga apa? Kakakku itu sangat pelit, bagaimana dia bisa berbagi makanan dengan seorang gadis? Ini sangat mencurigakan!'

"Sejak kapan kalian berpacaran?" Tiba-tiba Samuel menyeletuk membuat Vella tersedak.

"Uhuk! Aku ... kami tidak ...."

"Memang belum, tapi besok siapa tahu." Samudera memotong ucapan Vella dengan datar, membuat gadis itu semakin tak tahu apa yang harus dilakukan.

Ini benar-benar suasana yang sangat canggung bagi Vella. Tidak ingin terjebak dengan percakapan kakak beradik ini, Vella segera berdiri dan pamit.

"Aku sudah kenyang, terima kasih sudah mentraktir aku dinsum. Lain kali aku akan membalas kebaikan kalian."

Vella segera berbalik dan pergi tanpa menoleh lagi. Sementara Samudera dan Samuel terus menatap punggung ramping Vella yang terus menjauh.

"Apa aku harus bilang pada mama, kalau aku sudah mempunyai calon kakak ipar?" goda Samuel tiba-tiba.

Samudera hanya tersenyum pelit, kemudian berkata, "Ide bagus."

Samuel langsung terkesiap mendengar jawaban dari kakaknya. "Kakak serius menyukainya? Katanya dia sudah punya tunangan lho."

Seketika raut wajah Samudera menggelap dan suram, kemudian berkata datar. "Begitu ya?"

Diam-diam Samudera terus memperhatikan Vella yang berangsur-angsur tak terlihat dari pandangan.

Vella kembali berjalan menuju ke kelasnya, tidak ada ekspresi yang bisa dia pamerkan pada orang yang melihatnya, selalu kaku dan dingin tanpa emosi.

Sampai suara seseorang terdengar menyapa dengan lembut. "Kakak ...."

Vella mengangkat pandangan, dan seketika raut wajahnya semakin suram.

Rino dan Andin sedang berjalan menuju ke arahnya, di samping mereka ada Feli yang menatapnya dengan jijik.

"Kakak dari mana? Dari tadi kami menunggumu di kantin tapi kamu tidak muncul."

Setelah apa yang dia lakukan di belakang Vella, Andin menyapa dengan lembut seakan dia adalah adik yang baik, Vella sungguh tak bisa menahan untuk memberi senyum ironi yang jelas mencemooh.

"Kamu dari mana?" Andin mengulangi pertanyaannya, masih dengan sikap lembut dan terlihat murah hati.

Vella bukan orang yang suka berbasa-basi, kepalsuan adiknya ini benar-benar membuatnya muak.

"Sampai kapan kamu akan mempertahankan sikap palsumu ini? Apakah itu menyenangkan?"

Pertanyaan sarkasme dari Vella mengubah binar wajah Andin menjadi sedih dan dan tidak berdaya, bahkan dia terlihat hampir menangis sekarang. "Kakak ...."

Rino dan Feli pun langsung bersimpati padanya yang sangat rapuh.

"Heh, Vella. Apa kamu tidak bisa berbicara dengan baik? Andin sudah baik hati menyapamu, tapi kamu malah memuakkan seperti ini!" Feli berseru dengan suara keras menghardik Vella.

Vella malah tersenyum remeh dan berkata, "Itu bukan urusanmu."

Feli semakin geram melihat sikap dingin Vella yang semakin menjadi. "Heh, kamu ini sangat keterlaluan! Seharusnya kamu sudah didepak dari sekolahan ini sejak seminggu yang lalu. Aku semakin kasihan pada paman Edgar, karena bersusah payah mempertahankanmu di sekolah ini. Tapi nyatanya kamu memang sangat memalukan!"

"Feli, jangan berkata begitu. Dia adalah kakakku." Suara Andin masih terdengar lembut, namun bukan untuk bersimpati pada Vella, tapi untuk menunjukan bahwa dia lebih baik dari Vella.

"Kamu terlalu baik, Andin. Seharusnya kamu tidak mempunyai kakak seperti dia," cerca Feli sembari menatap Vella dengan penuh kebencian.

"Sudah, sudah, jangan ribut. Vella, seharusnya kamu tidak seperti itu pada adikmu." Rino juga ikut bersuara, membuat Vella tersenyum mencibir.

Tidak ingin menutup-nutupi lagi Vella segera berkata. "Jika kamu sangat kasihan padanya. Kenapa kamu tidak memeluk dan menciumnya seperti yang kamu lakukan di belakangku? Sekalian kamu umumkan perselingkuhan kalian pada semua orang."

Deg.

Rino langsung terkesiap mendengar tuduhan Vella. 'Jadi dia sudah tahu?'

Melihat Rino yang terdiam, Vella kembali menyeringai sengit. Lantas berlenggang pergi tanpa menoleh lagi.

Sementara Andin semakin menunjukan sikap tidak berdaya. Membuat Feli semakin kasihan dan berteriak, "Hei, Vella! Jangan salahkan kak Rino, jika dia berpaling darimu. Kamu sendiri juga tidak setia. Bisa-bisanya kamu main kotor dengan juri kompetisi model. Tentu saja kak Rino berhak mendapatkan yang lebih baik darimu!"

"Feli, sudah. Jangan teriak-teriak seperti itu. Malu diliatin anak lain." Andin berkata dengan lembut mencegah Feli berbicara lagi.

"Dia jahat padamu, kenapa kamu masih membelanya sih?" Feli terlihat sangat geram.

"Dia adalah kakakku ...." Suara Andin terus terdengar tak berdaya, membuat Feli trenyuh, dan menghela napas kasar.

"Kamu terlalu baik, Andin," ucap Feli menurunkan intonasinya.

Andin sangat puas dengan respon Feli terhadap sikap Vella. Wajahnya terlihat memelas, tapi dalam hati dia bersorak gembira. 'Bagus, sebentar lagi kamu pasti akan tenggelam dengan sikap dinginmu sendiri, Vella.'

Kemudian dia beralih menatap Rino yang tampak terdiam setelah Vella melontarkan kebenaran yang terjadi di antara mereka. Dengan raut wajah sedih dia pun berkata, "Kak, maafkan aku ...."

Rino menatap Andin sekilas dan menghela napas kasar. Dia tidak menjawab, tapi anggukan samar terlihat. Lantas dia pergi mengikuti Vella tanpa berucap.

Sembari berjalan Rino sedikit melamun. Semburat rasa bersalah tercetak jelas di wajahnya.

Tapi dia juga tak bisa melepaskan Vella.

Selain cantik, tinggi, dan berprestasi. Vella selalu mempunyai aura yang kuat dan mendominasi.

Gestur tubuhnya menunjukkan gadis mulia yang tidak tertandingi, terlebih Vella juga akan mewarisi kekayaan mendiang mamanya.

Kemakmuran sudah pasti menyelimuti kehidupan Rino saat bersatu dengan Vella.

Teng! Teng! Teng!

Jam sekolah berakhir. Tak ingin menunggu lagi, Rino segera menyahut tangan Vella saat gadis itu berlenggang pergi keluar dari dalam kelas.

"Lepaskan aku!" tolak Vella dengan wajah gusar.

"Aku masih tunanganmu, Vel. Hari ini aku yang mengantarmu pulang."

Vella mendengkus samar, namun tak bisa menolak lantaran genggaman tangan Rino terlalu kuat.

Sepanjang perjalanan menuju ke pelataran sekolah, Rino tak sekalipun melepaskan tangan Vella. Mengundang para siswa siswi untuk saling memandang dan berbisik.

"Bukankah tadi pagi mereka sudah putus?"

"Dari siapa yang memegang tangan, sepertinya Rino yang tak ingin putus dengan Vella."

"Aduh, ganteng-ganteng kok bego sih? Udah dikhianati, masih saja tak mau diputusin."

Bebagai cuitan siswa siswi lain terdengar gemelisik menyapa indera pendengaran.

Namun, Rino sama sekali tak terlihat peduli, lagipula masa depannya bukan mereka yang menentukan.

Ternyata Andin juga sudah menunggu di samping mobil mewah yang menjemputnya.

Tapi saat melihat dua orang yang bergandengan tangan, 10 jarinya pun mengepal kuat.

Namun, wajahnya tetap menunjukkan keramahan, kemudian berkata, "Ayo, Kak."

"Hari ini Vella pulang bersamaku, kamu pulang sendiri saja." Rino segera menarik tangan Vella menuju ke mobilnya sendiri yang juga sudah menunggu.

Seorang sopir segera membukakan pintu. Vella dan Rino segera lenyap di balik pintu mobil tersebut, kemudian mobil segera melaju. Menimbulkan gurat kebencian di wajah imut yang sekarang memancarkan aura mengerikan.

Related chapters

  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    5. Ternyata Kamu

    Di dalam mobil Rino. Suasana terlihat kaku lantaran tak ada percakapan. Vella sama sekali tak menunjukan senyuman, dia juga tampak enggan menatap Rino. Rino sendiri sangat canggung, meski sejak kecil mereka tumbuh bersama, sampai orang tua mereka menjodohkan. Namun, tak ada hal lebih yang mereka lakukan selain bergandengan tangan. Vella juga terlihat sangat disiplin, hingga Rino tak berani bertindak sembarangan. "Maaf." Akhirnya Rino membuka percakapan. Tak ada tanggapan dari Vella, dia masih bersikap tenang tanpa menunjukkan emosi. "Maaf, aku memang salah, Vel. Tapi sungguh, dalam lubuk hatiku yang paling dalam hanya ada kamu di hatiku. Semua itu bukan keinginanku, itu murni inisiatif adikmu sendiri." Rino mencoba menjelaskan. "Kamu tidak menolak, apa kamu sangat menikmatinya?" Pertanyaan Vella seperti serpihan es tajam yang menusuk jantung hati Rino. Rino menatap Vella lekat, gadis tersebut masih enggan melihatnya, bahkan ekspresinya masih sama, tanpa emosi. Rino mengembuska

    Last Updated : 2024-10-10
  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    6. Halus dan Polos, tapi Menikam

    "Vella, kenapa kamu terdiam? Cepat telepon Edgar," sentak nenek Lola mengejutkan Vella. Kilat mata Vella menatap nenek Lola sekilas. Dengan tenang dia menurunkan gagang telepon dan meletakan pada tempatnya perlahan. Lantas menjawab, "Iya, Nek." Kemudian Vella mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Edgar sesuai titah nenek Lola. Kembali Vella berjalan dengan tenang untuk menaiki tangga, dan wajahnya mendongak ketika mendengar suara lembut Indina. "Vella, kamu sudah pulang, Nak?" Seketika mata Vella memicing tajam, sungguh memuakkan dua wajah yang berbeda ini. 'Menyedihkan sekali ternyata selama ini aku tertipu,' batin Vella kesal bercampur kemarahan, namun raut wajahnya masih terlihat tenang. Indina terlihat mendekat dan menyentuh pipi Vella dengan lembut. Senyumnya merekah indah dan terlihat sangat manis, sikap ini sangat berbanding terbalik dengan apa yang apa Vella dengar di balik telepon sebelumnya. Kerutan di alis Vella memudar, wajahnya menjadi datar dan dingin, kala dia b

    Last Updated : 2024-11-01
  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    7. Apa Papa Percaya?

    Tangis Andin menggema dengan sangat memilukan, diikuti Vella yang memiringkan wajah ke arah pintu. Vella tersenyum simpul. Kini dia tahu penyebab terjatuhnya Andin secara mendadak.Ternyata adiknya yang penuh muslihat sudah menangkap kedatangan papa mereka hingga gadis busuk itu bertindak rendahan untuk menjatuhkannya.Edgar mendekat ke arah Andin dan membantunya berdiri. "Apa yang terjadi? Seharusnya kamu tidak melakukan ini pada adikmu?"Dengan santainya Vella kembali duduk di tempat tidur, dan bertanya, "Memang apa yang aku lakukan?""Vella ...." Edgar sungguh tak mengerti dengan sikap dingin putri sulungnya ini."Lain kali papa harus memasang CCTV di setiap ruangan, agar papa tahu apa yang dilakukan adik kesayanganku ini," ucap Vella tenang, dia sangat yakin meskipun dia mengatakan yang sebenarnya, Edgar tidak akan percaya melihat Andin yang sangat teraniaya seperti itu.Adiknya ini benar-benar sangat hebat, menuntun orang untuk melindunginya meski sebenarnya dia bukan korban.Si

    Last Updated : 2024-11-01
  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    8. Aku Tidak Suka Orangnya

    Pagi kembali menyingsing. Dua gadis cantik berseragam SMA tengah menuruni tangga menuju ke ruang makan di mana kedua orang tua dan nenek mereka sudah duduk dengan tenang di sana."Pagi semuanya ...," sapa Andin dengan ceria seperti biasanya.Sementara Vella hanya menarik kursi dengan tenang dan duduk di sebelah nenek Lola."Bagaimana malammu?" tanya nenek Lola sembari menyentuh tangan Vella.Vella tersenyum tipis dan menjawab, "Indah."Nenek Lola tergelak ringan mendengar jawaban singkat dari cucu sulungnya yang selalu irit kata."Nenek, kamu tidak ingin menyapaku juga?" Andin terlihat merajuk dengan suara manjanya.Nenek Lola kembali tergelak. "Tentu saja nenek akan menyapa. Tapi melihat wajahmu yang ceria ini tentu saja nenek tahu tadi malam kamu mimpi indah.""Nenek benar," jawab Andin cepat dan tersenyum lebar sembari membalik piringnya.Indina juga tergelak ringan mendapati keceriaan pagi ini. Setelah menyajikan menu makanan di piring Andin, Indina berkata lembut sembari menyendo

    Last Updated : 2024-11-02
  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    9. Kamu Ingin Tahu Bagaimana Rasanya Sakit?

    Kedatangan Vella dan Rino di sekolah kembali menuai sorotan. Setelah apa yang terjadi mereka malah jalan bergandengan di koridor sekolah. Memupus keinginan siswi yang ingin menarik perhatian Rino yang memang mempunyai wajah rupawan.Tidak lama kemudian Andin juga tiba di sekolah, dia berjalan di belakang menatap dua punggung dengan binar ketidaksenangan.Mendadak langkahnya terhenti, manakala melihat pasangan di depan juga berhenti. Sedikit matanya melirik papan pengumuman. Ada dua poster besar yang menarik perhatian Vella di sana.'Oh, kamu ingin mengikuti kompetisi panahan?' batin Andin mencibir.Lengkungan senyum merekah indah di bibir Rino kala tahu kemana arah pandang Vella, kemudian ia berkata, "Kamu harus mengikuti kompetisi itu. Kali ini aku yakin kamu pasti kembali menang."Vella juga menarik kedua sudut bibirnya ke samping, hingga membentuk senyum setipis tisu.Dia memang berencana mengikuti kompetisi tersebut, dua tahun terakhir Vella memenangkan kompetisi panahan secara be

    Last Updated : 2024-11-02
  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    10. Iblis Kabut Suram

    "Aaargh!!!" Suara Andin melengking kesakitan, setelah Vella beranjak pergi sembari menginjak tangannya dengan acuh tak acuh.Makan siang Vella juga sudah mengguyur ke tubuh Andin sebelum dia melempar piring stainless itu ke sembarang arah.Seketika tak seorang pun berani menarik napas melihat ketegangan ini.Kebanyak mereka membekap mulut guna menutupi indera pengecap yang menganga akibat terkejut.Vella memang pendiam dan dingin, tapi tak pernah sekalipun terlihat menyakiti seseorang.Tapi kali ini, Vella bagaikan dewi kekejaman yang menghakimi adik tirinya tanpa belas kasih.Terlihat keren, tapi itu juga sangat mengerikan dan tak pantas untuk ditiru ataupun dipuji.Dengan tenang Vella terus berjalan menjauhi pusat perhatian.Namun, pendengarannya masih berfungsi dengan baik saat teriakan Feli menggema menghujatnya."Dasar iblis! Kamu iblis betina yang sangat kejam! Kamu tidak pantas untuk mendapat cinta kami! Sudah benar mamamu meninggal dengan begitu cepat, jika dia masih hidup, di

    Last Updated : 2024-11-03
  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    11. Mau Jadi Pecundang atau Pemenang?

    Vella melonjak terkejut, refleks dia berdiri mendengar ujaran mendadak itu.Terlihat Samudera sedang berjalan mendekat ke arahnya dengan langkah ringan.Wajah tampan, keren, dan tenang itu membuat Vella malu dan segera menghapus air mata dengan punggung tangan. Dia tidak suka kesedihannya dilihat oleh orang lain.Tidak banyak ekspresi yang diperlihatkan Samudera setibanya di depan Vella."Jika kamu memainkannya seperti itu. Saat kamu berlari cinta tidak akan menemukanmu. Kamu memainkan nada berlari untuk ditinggalkan, bukan cinta untuk menemukanmu," ucap Samudera dengan suara rendahnya yang entah mengapa itu terasa hangat di hati vella.Vella diam sejenak dan menelan saliva secara perlahan. Kemudian berkata, "Aku tidak pernah berharap ada cinta tulus mendatangiku setelah hari ini."Samudera tersenyum hambar dan berkata, "Bodoh."Vella tak lagi menimpali, dia memang merasa bodoh sudah dipermainkan oleh ibu dan adik tirinya yang selama ini dia cintai segenap hati, dan Rino, Vella sunggu

    Last Updated : 2024-11-04
  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    12. Jangan Menjadi Jahat Karena Aku

    Kelas sudah kembali dimulai, Vella menatap guru yang sedang menerangkan pelajaran sosiologi dengan tatapan kosong.Pikirannya masih tertuju pada ucapan Samudera yang memotivasi untuk tidak menyerah.'Mau menjadi pemenang ataupun pecundang adalah pilihanmu. Mau mendapatkan cinta atau hinaan juga pilihanmu. Suaramu tidak buruk, jika kamu hanya menyia-nyiakan bakat emasmu untuk menangis, hanya ada kekecewaan yang datang padamu.'Kata itu terus terngiang di benak Vella, dia pikir itu benar. Diri kita sendirilah yang akan menentukan bagaimana orang lain akan memandang kita.Vella sudah gagal membuktikan diri di ajang kompetisi model, dan malah mendapatkan hinaan lantaran fitnah yang dia terima. Sekarang pintu lain terbuka, haruskah dia menyia-nyiakan kesempatan itu?'Sangat boboh!' gumam Vella dalam hati kala ingat dia hampir mengabaikan kesempatan yang ada di depan mata.'Kompetisi ajang menyanyi itu, aku tak akan melewatkannya.''Aku bukan kabut suram yang tidak mempunyai masa depan sepe

    Last Updated : 2024-11-04

Latest chapter

  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    166. Vella Hilang

    Entah sejak kapan Samudera berada di situ dengan aura mengerikan seperti hendak melenyapkan seseorang.Bagaimana Vella tidak suci?Leon yang dia tangkap sudah mengakui jika tidak sempat melakukan apapun pada Vella.Selain itu Samudera sendiri juga sudah membuktikan saat malam pertamanya dengan Vella di Paris.Noda darah keperawanan di seprai putih itu masih Samudera ingat dengan jelas di benaknya.Kata-kata kotor Sandra benar-benar membuat Samudera kehilangan kesabaran."Orang yang mempunyai mulut busuk sepertimu seharusnya tidak hidup di dunia ini."Samudera nyaris menghantam Sandra, jika tidak ada tarikan yang menghentikannya."Jaga martabatmu, Tuan Muda Baswara," tegas Brian, sembari mencengkeram kuat tangan putranya.Lantas kerlipan mata membuat dua orang pengawal menyeret Sandra keluar dari dalam venue.Gadis itu meronta-ronta dan berteriak seperti orang gila."Samudera kamu akan

  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    165. Kelicikan Sandra Terbongkar

    Bukan hanya tamu undangan yang terlihat terguncang, tapi tuan Kuswara juga berkali-kali lipat merasakannya.Ia terus menyangkal perkataan nyonya Baswara untuk membela anak dan istrinya.Dan itu hanya membuat nyonya Baswara mencibir sengit. "Aku turut prihatin, ternyata kamu juga korban penipuan."Nyonya Kuswara memilih untuk diam, semakin banyak bicara semakin akan menunjukkan celah untuk membongkar kebohongan.Tuan Kuswara sangat mempercayainya itu adalah kekuatan terbesar seorang istri.Tapi tidak dengan Sandra yang mulai panik kedoknya akan terbongkar, ia pun terus-menerus berdalih untuk menutupi rahasianya."Bibi, aku tidak tahu salah apa yang pernah aku lakukan padamu, hingga kamu sangat membenciku. Aku hanya ingin berbakti padamu sebagai seorang menantu, tapi kamu malah menuduhku dengan yang tidak-tidak. Sekarang apa yang harus aku lakukan?"Melihat raut wajah menyedihkan penuh derai air mata ini, orang akan mengir

  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    164. Menikahkan Samudera dengan Mayat?

    Pertanyaan Vella membuat Sandra meraung dan kembali menggila ingin menyerang Vella.Tapi Virgon jelas tidak membiarkan itu terjadi, ia menarik Sandra menjauh untuk mengamankan Vella.Tak terkecuali tuan Kuswara yang juga memaki dengan sangat brutal di atas panggung.Alhasil dia pun diseret turun dan diperingatkan akan diseret keluar dari venue jika masih ingin membuat kegaduhan.Vella segera dipersilahkan menuju podium untuk memberi sedikit sambutan."Terima kasih atas kerjasama para investor yang sudah bergabung dengan proyek yang akan kami selenggarakan. Terutama pada Samudera dan Kakek Baswara yang sudah memberi dukungan yang sangat besar pada perusahaan kami, semoga kedepannya kita dapat meraih keuntungan bersama dan meraup pundi-pundi kemakmuran yang tidak terkira."Di bawah panggung suara tepuk tangan riuh tak terhingga mendengar penuturan Vella.Tapi tidak dengan kakek Baswara.Ia pun tercengang dan seper

  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    163. Jatuh Itu Sakit

    Sandra langsung tertawa mencibir mendengar ujaran Vella yang semakin tak masuk akal.Perusahaan Kuswara adalah milik keluarga Kuswara, tapi mengatakan perusahaan akan tetap berdiri sementara keluarga Kuswara akan hancur.Bagaimana itu mungkin?Tapi Sandra memahami kenapa Vella berkata seperti itu.Tampaknya saingan cintanya ini masih terlalu percaya diri akan memiliki Samudera kedepannya."Aku tidak masalah jika Samudera ingin mengambil alih perusahaan ini, dia memang mempunyai saham terbesar di perusahaan kami. Tapi aku adalah tunangannya dan pada akhirnya kami akan menikah, milik Samudera juga akan menjadi milikku, seorang menantu keluarga Baswara."Ucapan Sandra diikuti tawa lembut yang sama sekali tak ramah.Sandra benar-benar sangat percaya diri ketika mengucapkan kata itu. Ia pun tersenyum mencela dan kembali mengejek."Vella, aku sudah mengatakan. Bermimpi terlalu tinggi itu adalah urusanmu, tapi jatuh it

  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    162. Keluarga Kuswara Akan Hancur

    Sandra mencibir sengit, dan berkata, "Memang apa yang bisa kamu lakukan? Kamu sudah lihat sendiri, meski kamu mencoba merobohkan Kuswara Group, kamu juga mengubah statusmu dari Cinderella menjadi seorang putri terhormat dari sebuah kerajaan. Tapi pada akhirnya pertunanganku dengan Samudera tetap dilaksanakan. Kamu hanya membuat dirimu sendiri menjadi gadis yang jahat di mata kakek Baswara, Vella." Vella sepertinya tidak terpengaruh dengan ucapan Sandra, ia masih terlihat tenang, lantas berucap, "Karena itu aku tidak akan melakukan apapun malam ini, karena kakek Baswara sendiri yang akan membatalkan pertunanganmu dengan Samudera." Sandra melihat rona wajah Vella yang kaku tak berekspresi, ia yakin saat ini Vella hanya menggertak untuk menutupi kegundahan di dalam hati. Orang seperti kakek Baswara tidak akan mudah luluh dengan iming-iming apapun jika terkait janji seorang pria. Kakek Baswara akan selalu menepati janji yang pernah ia ucapkan pada mendiang kakeknya. Memikirkan ini Sa

  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    161. Nikmatilah Status Ini Selama Masih Sempat

    Setelah bangkit dari kematian, ini untuk pertama kalinya perusahaan Kuswara menggelar perjamuan guna penggalangan dana proyek yang akan mereka jalankan.Tentu saja tuan Kuswara sebagai pemimpin perusahaan tersebut kembali ingin menunjukkan pada dunia bahwa perusahaannya masih eksis dan siap kembali berbisnis.Karena itu tuan Kuswara mengundang begitu banyak kalangan pembisnis dengan tujuan mereka akan berinvestasi sebanyak-banyaknya di proyeknya kali ini.Biasanya Sandra tidak pernah ikut campur dalam urusan bisnis ayahnya, namun ia tahu malam ini Samudera pasti akan datang sebagai pemilik saham terbesar di Kuswara Group.Karena itu Sandra sudah berdandan sangat rapi dan tampak luar biasa saat keluar dari dalam mobil."Kamu cantik sekali, Samudera pasti akan menyesal menyimpan putri tak tahu malu itu," ucap nyonya Kuswara memuji putrinya yang memang tampak anggun dan sangat cantik.Sandra tersenyum. Ia benar-benar mematut diri dengan baik malam ini.Ia mengenakan one shoulder dress wa

  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    160. Acara Penggalangan Dana

    'Belum menunjukkan kejutan? Sebenarnya apa yang sedang direncanakan gadis ini?' Kakeka Baswara menatap Vella yang sedang mengunyah apelnya dengan lahap. "Apapun yang kamu lakukan, aku tetap tidak akan pernah mengubah keputusanku, Vella," ucap kakek Baswara dingin. Tapi Vella hanya menanggapinya dengan santai. "Kita bicara sambil makan siang ya, Kek. Aku sangat lapar." Tidak ada keramahan sedikit pun di wajah kakek Baswara, tapi nyatanya orang tua itu tetap menyuruh pelayan untuk menyiapkan makan siang. Vella tersenyum. Menolak, tapi juga memberi pelayanan, sama saja dengan menunjukkan bahwa kakek sebenarnya ingin menerimanya, tapi terganjal suatu. Makan siang sudah dihidangkan di atas meja. Vella sama sekali tak sungkan memakannya. Kakek Baswara memperhatikan dengan seksama, dan mulai membatin, 'Apa seperti ini cucu menantuku sebenarnya?' Kakek Baswara sudah beberapa kali makan bersama Vella. Tapi belum pernah melihat nafsu makan Vella yang begitu besar. Perbedaan ini membuat

  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    159. Belum Menunjukkan Kejutan

    Negara W.Tentu saja banyak yang mempertanyakan, tanpa melakukan tes DNA kenapa ratu begitu mudah mengakui bahwa Vella adalah keturunan murni dari kerajaan W.Tes DNA sebenarnya juga rawan dilakukan di dalam istana.Pihak-pihak yang menginginkan kekuasaan pasti akan menghalalkan segala cara untuk memanipulasi data hasil tes DNA guna menyingkirkan Vella dari kerajaan.Tapi satu hal yang tidak bisa membohongi ratu.Gambar kerang mutiara terbuka yang ada di dada Vella itu bukan tato, melainkan tanda lahir yang diwariskan turun temurun dari leluhur."Nenek tidak tahu apa yang dilakukan leluhur kita pada zaman dulu. Tapi yang nenek tahu, setiap keturunan murni kerjaan W akan mewarisi tanda lahir seperti ini sejak lahir. Dan ini tidak bisa dihilangkan melalui operasi atau perawatan laser, Vella. Apa kamu masih ingin mengelak bahwa kamu bukan cucuku?"Itu perkataan ratu Velossa saat hanya berdua di dalam kamar membantu Vella be

  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    158. Lanjutkan Pertunangan!

    28 tahun yang lalu, Siera sangat ingat ketika ia mendorong putri Valari masuk ke dalam jurang di negara Y, ia juga membuang batu giok mutiara bersamanya. Dari ketinggian seperti itu orang saja bisa mati, tidak mungkin batu giok tidak pecah? Tapi bagaimana batu giok mutiara sekarang masih utuh dan terlihat sangat terawat? Siera segera menatap ratu Velossa. "Ibu, sepertinya apa yang dikatakan putri Hilda benar. Gadis ini datang membawa tujuan. Bagaimana mungkin batu giok itu bisa sama persis seperti milik mendiang Putri Valari?" Ratu sendiri juga curiga, saat Siera menangis dengan keadaan terluka untuk melaporkan bahwa putri Valari dikejar anjing gila dan jatuh ke arah jurang, seseorang mengatakan jika memang ditemukan pecahan batu giok beserta bercak darah di dasar jurang. Namun, saat itu jasat putri Valari tidak ditemukan. Semua berasumsi jika binatang buas telah menyeretnya masuk ke dalam hutan dan memangsanya. Tapi sekarang batu giok mutiara itu utuh, hingga memberi harapan bar

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status