Share

4. Tak Ingin Melepaskan

Penulis: Kerry Pu
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-10 17:30:35

Vella yang melihat tatapan aneh dari Samuel menjadi sedikit tak enak hati. Kemudian menyumpit dinsum lagi, dan mengulurkan pada Samuel. "Mau?" tanyanya.

Seketika senyum Samuel mengembang. Dia segera membuka mulut untuk menyambut suapan dari Vella.

Tapi mulutnya bagai menangkap angin, ketika Samudera dengan cepat memegang tangan Vella dan mengarahkan dinsum tersebut ke mulutnya.

"Kak, Sam. Itu milikku!" pekik Samuel kesal, dinsum tersebut sudah masuk ke mulut kakaknya.

Samudera hanya bergeming, dia sama sekali tak menanggapi kekesalan adiknya.

Sementara Vella semakin terbengong, tidak tahu apa yang harus dilakukan melihat tangannya dipegang Samudera.

Sedangkan Samuel saat ini mulai menggerutu dalam hati.

'Benar 'kan? Aku bilang juga apa? Kakakku itu sangat pelit, bagaimana dia bisa berbagi makanan dengan seorang gadis? Ini sangat mencurigakan!'

"Sejak kapan kalian berpacaran?" tiba-tiba Samuel menyeletuk membuat Vella tersedak.

"Uhuk! Aku ... kami tidak ...."

"Memang belum, tapi besok siapa tahu." Samudera memotong ucapan Vella dengan datar, membuat gadis itu semakin tak tahu apa yang harus dilakukan.

Ini benar-benar suasana yang sangat canggung bagi Vella.

Tidak ingin terjebak dengan percakapan kakak beradik ini, Vella segera berdiri dan pamit.

"Aku sudah kenyang, terima kasih sudah mentraktir aku dinsum. Lain kali aku akan membalas kebaikan kalian."

Vella segera berbalik dan pergi tanpa menoleh lagi. Sementara Samudera dan Samuel terus menatap punggung ramping Vella yang terus menjauh.

"Apa aku harus bilang pada mama, kalau aku sudah mempunyai calon kakak ipar?" goda Samuel tiba-tiba.

Samudera hanya tersenyum pelit, kemudian berkata, "Ide bagus."

Samuel langsung terkesiap mendengar jawaban dari kakaknya. "Kakak serius menyukainya? Katanya dia sudah punya tunangan lho."

Seketika raut wajah Samudera menggelap dan suram.

Mata kelamnya terus memperhatikan Vella yang berangsur-angsur tak terlihat dari pandangan.

Samudera menyeringai dingin dan merespon ucapan adiknya. "Begitu ya?"

***

Vella kembali berjalan menuju ke kelasnya, tidak ada ekspresi yang bisa dia pamerkan pada orang yang melihatnya, selalu kaku dan dingin tanpa emosi.

Sampai suara seseorang terdengar menyapa dengan lembut. "Kakak ...."

Vella mengangkat pandangan, dan seketika raut wajahnya semakin suram.

Rino dan Andin sedang berjalan menuju ke arahnya, di samping mereka ada Feli yang menatapnya dengan jijik.

"Kakak dari mana? Dari tadi kami menunggumu di kantin tapi kamu tidak muncul."

Setelah apa yang dia lakukan di belakang Vella, Andin menyapa dengan lembut seakan dia adalah adik yang baik.

Vella sungguh tak bisa menahan untuk memberi senyum ironi yang jelas mencemooh.

"Kamu dari mana?" Andin mengulangi pertanyaannya, masih dengan sikap lembut dan terlihat murah hati.

Vella bukan orang yang suka berbasa-basi, kepalsuan adiknya ini benar-benar membuatnya muak.

"Sampai kapan kamu akan mempertahankan sikap palsumu ini? Apakah itu menyenangkan?"

Pertanyaan sarkasme dari Vella mengubah binar wajah Andin menjadi sedih dan dan tidak berdaya, bahkan dia terlihat hampir menangis sekarang. "Kakak ...."

Rino dan Feli pun langsung bersimpati padanya yang sangat rapuh.

"Heh, Vella. Apa kamu tidak bisa berbicara dengan baik? Andin sudah baik hati menyapamu, tapi kamu malah memuakkan seperti ini!" Feli berseru dengan suara keras menghardik Vella.

Vella malah tersenyum remeh dan berkata, "Itu bukan urusanmu."

Feli semakin geram melihat sikap dingin Vella yang semakin menjadi. "Heh, kamu ini sangat keterlaluan! Seharusnya kamu sudah didepak dari sekolahan ini sejak seminggu yang lalu. Aku semakin kasihan pada paman Edgar, karena bersusah payah mempertahankanmu di sekolah ini. Tapi nyatanya kamu memang sangat memalukan!"

"Feli, jangan berkata begitu. Dia adalah kakakku." Suara Andin masih terdengar lembut, namun bukan untuk bersimpati pada Vella, tapi untuk menunjukan bahwa dia lebih baik dari Vella.

"Kamu terlalu baik, Andin. Seharusnya kamu tidak mempunyai kakak seperti dia," cerca Feli sembari menatap Vella dengan penuh kebencian.

"Sudah, sudah, jangan ribut. Vella, seharusnya kamu tidak seperti itu pada adikmu." Rino juga ikut bersuara, membuat Vella tersenyum mencibir.

Tidak ingin menutup-nutupi lagi Vella segera berkata, "Jika kamu sangat kasihan padanya. Kenapa kamu tidak memeluk dan menciumnya seperti yang kamu lakukan di belakangku? Sekalian kamu umumkan perselingkuhan kalian pada semua orang."

Deg!

Rino langsung terkesiap mendengar tuduhan Vella. 'Jadi dia sudah tahu?'

Melihat Rino yang terdiam, Vella kembali menyeringai sengit. Lantas berlenggang pergi tanpa menoleh lagi.

Sementara Andin semakin menunjukan sikap tidak berdaya. Membuat Feli semakin kasihan dan berteriak, "Hei, Vella! Jangan salahkan kak Rino, jika dia berpaling darimu. Kamu sendiri juga tidak setia. Bisa-bisanya kamu main kotor dengan juri kompetisi model. Tentu saja kak Rino berhak mendapatkan yang lebih baik darimu!"

"Feli, sudah. Jangan teriak-teriak seperti itu. Malu diliatin anak lain." Andin berkata dengan lembut mencegah Feli berbicara lagi.

"Dia jahat padamu, kenapa kamu masih membelanya sih?" Feli terlihat sangat geram.

"Dia adalah kakakku ...." Suara Andin terus terdengar tak berdaya, membuat Feli trenyuh, dan menghela napas kasar.

"Kamu terlalu baik, Andin," ucap Feli menurunkan intonasinya.

Andin sangat puas dengan respon Feli terhadap sikap Vella. Wajahnya terlihat memelas, tapi dalam hati dia bersorak gembira.

'Bagus, sebentar lagi kamu pasti akan tenggelam dengan sikap dinginmu sendiri, Vella.'

Kemudian dia beralih menatap Rino yang tampak terdiam setelah Vella melontarkan kebenaran yang terjadi di antara mereka.

Dengan raut wajah sedih Andin pun berkata, "Kak, maafkan aku ...."

Rino menatap Andin sekilas dan menghela napas kasar.

Tidak menjawab, tapi anggukan samar terlihat. Lantas Rino pergi mengikuti Vella tanpa berucap.

Sembari berjalan Rino sedikit melamun. Semburat rasa bersalah tercetak jelas di wajahnya.

Tapi dia juga tak bisa melepaskan Vella.

Selain cantik, tinggi, dan berprestasi. Vella selalu mempunyai aura yang kuat dan mendominasi.

Gestur tubuhnya menunjukkan gadis mulia yang tidak tertandingi, terlebih Vella juga akan mewarisi kekayaan mendiang mamanya.

Kemakmuran sudah pasti menyelimuti kehidupan Rino saat bersatu dengan Vella.

Rino tidak akan melepaskannya.

Teng! Teng! Teng!

Jam sekolah berakhir. Tak ingin menunggu lagi, Rino segera menyahut tangan Vella saat gadis itu berlenggang pergi keluar dari dalam kelas.

"Lepaskan aku!" tolak Vella dengan wajah gusar.

"Aku masih tunanganmu, Vel. Hari ini aku yang mengantarmu pulang."

Vella mendengkus samar, namun tak bisa menolak lantaran genggaman tangan Rino terlalu kuat.

Sepanjang perjalanan menuju ke pelataran sekolah, Rino tak sekalipun melepaskan tangan Vella. Mengundang para siswa siswi untuk saling memandang dan berbisik.

"Bukankah tadi pagi mereka sudah putus?"

"Dari siapa yang memegang tangan, sepertinya Rino yang tak ingin putus dengan Vella."

"Aduh, ganteng-ganteng kok bego sih? Udah dikhianati, masih saja tak mau diputusin."

Bebagai cuitan siswa siswi lain terdengar gemelisik menyapa indera pendengaran.

Namun, Rino sama sekali tak terlihat peduli, lagipula masa depannya bukan mereka yang menentukan.

Ternyata Andin juga sudah menunggu di samping mobil mewah yang menjemputnya.

Tapi saat melihat dua orang yang bergandengan tangan, 10 jarinya pun mengepal kuat.

Namun, wajahnya tetap menunjukkan keramahan, kemudian berkata, "Ayo, Kak."

"Hari ini Vella pulang bersamaku, kamu pulang sendiri saja." Rino segera menarik tangan Vella menuju ke mobilnya sendiri yang juga sudah menunggu.

Seorang sopir segera membukakan pintu. Vella dan Rino segera lenyap di balik pintu mobil tersebut, kemudian mobil segera melaju. Menimbulkan gurat kebencian di wajah imut yang sekarang memancarkan aura mengerikan.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    5. Ternyata Kamu

    Di dalam mobil Rino. Suasana terlihat kaku lantaran tak ada percakapan. Vella sama sekali tak menunjukan senyuman, dia juga tampak enggan menatap Rino. Rino sendiri sangat canggung, meski sejak kecil mereka tumbuh bersama, sampai orang tua mereka menjodohkan. Namun, tak ada hal lebih yang mereka lakukan selain bergandengan tangan. Vella juga terlihat sangat disiplin, hingga Rino tak berani bertindak sembarangan. "Maaf." Akhirnya Rino membuka percakapan. Tak ada tanggapan dari Vella, dia masih bersikap tenang tanpa menunjukkan emosi. "Maaf, aku memang salah, Vel. Tapi sungguh, dalam lubuk hatiku yang paling dalam hanya ada kamu di hatiku. Semua itu bukan keinginanku, itu murni inisiatif adikmu sendiri." Rino mencoba menjelaskan. "Kamu tidak menolak, apa kamu sangat menikmatinya?" Pertanyaan Vella seperti serpihan es tajam yang menusuk jantung hati Rino. Rino menatap Vella lekat, gadis tersebut masih enggan melihatnya, bahkan ekspresinya masih sama, tanpa emosi. Rino mengembuska

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-10
  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    6. Halus dan Polos, tapi Menikam

    "Vella, kenapa kamu terdiam? Cepat telepon Edgar," sentak nenek Lola mengejutkan Vella. Kilat mata Vella menatap nenek Lola sekilas. Dengan tenang dia menurunkan gagang telepon dan meletakan pada tempatnya perlahan. Lantas menjawab, "Iya, Nek." Kemudian Vella mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Edgar sesuai titah nenek Lola. Kembali Vella berjalan dengan tenang untuk menaiki tangga, dan wajahnya mendongak ketika mendengar suara lembut Indina. "Vella, kamu sudah pulang, Nak?" Seketika mata Vella memicing tajam, sungguh memuakkan dua wajah yang berbeda ini. 'Menyedihkan sekali ternyata selama ini aku tertipu,' batin Vella kesal bercampur kemarahan, namun raut wajahnya masih terlihat tenang. Indina terlihat mendekat dan menyentuh pipi Vella dengan lembut. Senyumnya merekah indah dan terlihat sangat manis, sikap ini sangat berbanding terbalik dengan apa yang apa Vella dengar di balik telepon sebelumnya. Kerutan di alis Vella memudar, wajahnya menjadi datar dan dingin, kala dia b

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-01
  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    7. Apa Papa Percaya?

    Tangis Andin menggema dengan sangat memilukan, diikuti Vella yang memiringkan wajah ke arah pintu. Vella tersenyum simpul. Kini dia tahu penyebab terjatuhnya Andin secara mendadak.Ternyata adiknya yang penuh muslihat sudah menangkap kedatangan papa mereka hingga gadis busuk itu bertindak rendahan untuk menjatuhkannya.Edgar mendekat ke arah Andin dan membantunya berdiri. "Apa yang terjadi? Seharusnya kamu tidak melakukan ini pada adikmu?"Dengan santainya Vella kembali duduk di tempat tidur, dan bertanya, "Memang apa yang aku lakukan?""Vella ...." Edgar sungguh tak mengerti dengan sikap dingin putri sulungnya ini."Lain kali papa harus memasang CCTV di setiap ruangan, agar papa tahu apa yang dilakukan adik kesayanganku ini," ucap Vella tenang, dia sangat yakin meskipun dia mengatakan yang sebenarnya, Edgar tidak akan percaya melihat Andin yang sangat teraniaya seperti itu.Adiknya ini benar-benar sangat hebat, menuntun orang untuk melindunginya meski sebenarnya dia bukan korban.Si

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-01
  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    8. Aku Tidak Suka Orangnya

    Pagi kembali menyingsing. Dua gadis cantik berseragam SMA tengah menuruni tangga menuju ke ruang makan di mana kedua orang tua dan nenek mereka sudah duduk dengan tenang di sana."Pagi semuanya ...," sapa Andin dengan ceria seperti biasanya.Sementara Vella hanya menarik kursi dengan tenang dan duduk di sebelah nenek Lola."Bagaimana malammu?" tanya nenek Lola sembari menyentuh tangan Vella.Vella tersenyum tipis dan menjawab, "Indah."Nenek Lola tergelak ringan mendengar jawaban singkat dari cucu sulungnya yang selalu irit kata."Nenek, kamu tidak ingin menyapaku juga?" Andin terlihat merajuk dengan suara manjanya.Nenek Lola kembali tergelak. "Tentu saja nenek akan menyapa. Tapi melihat wajahmu yang ceria ini tentu saja nenek tahu tadi malam kamu mimpi indah.""Nenek benar," jawab Andin cepat dan tersenyum lebar sembari membalik piringnya.Indina juga tergelak ringan mendapati keceriaan pagi ini. Setelah menyajikan menu makanan di piring Andin, Indina berkata lembut sembari menyendo

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-02
  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    9. Kamu Ingin Tahu Bagaimana Rasanya Sakit?

    Kedatangan Vella dan Rino di sekolah kembali menuai sorotan. Setelah apa yang terjadi mereka malah jalan bergandengan di koridor sekolah. Memupus keinginan siswi yang ingin menarik perhatian Rino yang memang mempunyai wajah rupawan.Tidak lama kemudian Andin juga tiba di sekolah, dia berjalan di belakang menatap dua punggung dengan binar ketidaksenangan.Mendadak langkahnya terhenti, manakala melihat pasangan di depan juga berhenti. Sedikit matanya melirik papan pengumuman. Ada dua poster besar yang menarik perhatian Vella di sana.'Oh, kamu ingin mengikuti kompetisi panahan?' batin Andin mencibir.Lengkungan senyum merekah indah di bibir Rino kala tahu kemana arah pandang Vella, kemudian ia berkata, "Kamu harus mengikuti kompetisi itu. Kali ini aku yakin kamu pasti kembali menang."Vella juga menarik kedua sudut bibirnya ke samping, hingga membentuk senyum setipis tisu.Dia memang berencana mengikuti kompetisi tersebut, dua tahun terakhir Vella memenangkan kompetisi panahan secara be

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-02
  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    10. Iblis Kabut Suram

    "Aaargh!!!" Suara Andin melengking kesakitan, setelah Vella beranjak pergi sembari menginjak tangannya dengan acuh tak acuh.Makan siang Vella juga sudah mengguyur ke tubuh Andin sebelum dia melempar piring stainless itu ke sembarang arah.Seketika tak seorang pun berani menarik napas melihat ketegangan ini.Kebanyak mereka membekap mulut guna menutupi indera pengecap yang menganga akibat terkejut.Vella memang pendiam dan dingin, tapi tak pernah sekalipun terlihat menyakiti seseorang.Tapi kali ini, Vella bagaikan dewi kekejaman yang menghakimi adik tirinya tanpa belas kasih.Terlihat keren, tapi itu juga sangat mengerikan dan tak pantas untuk ditiru ataupun dipuji.Dengan tenang Vella terus berjalan menjauhi pusat perhatian.Namun, pendengarannya masih berfungsi dengan baik saat teriakan Feli menggema menghujatnya."Dasar iblis! Kamu iblis betina yang sangat kejam! Kamu tidak pantas untuk mendapat cinta kami! Sudah benar mamamu meninggal dengan begitu cepat, jika dia masih hidup, di

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-03
  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    11. Mau Jadi Pecundang atau Pemenang?

    Vella melonjak terkejut, refleks dia berdiri mendengar ujaran mendadak itu.Terlihat Samudera sedang berjalan mendekat ke arahnya dengan langkah ringan.Wajah tampan, keren, dan tenang itu membuat Vella malu dan segera menghapus air mata dengan punggung tangan. Dia tidak suka kesedihannya dilihat oleh orang lain.Tidak banyak ekspresi yang diperlihatkan Samudera setibanya di depan Vella."Jika kamu memainkannya seperti itu. Saat kamu berlari cinta tidak akan menemukanmu. Kamu memainkan nada berlari untuk ditinggalkan, bukan cinta untuk menemukanmu," ucap Samudera dengan suara rendahnya yang entah mengapa itu terasa hangat di hati vella.Vella diam sejenak dan menelan saliva secara perlahan. Kemudian berkata, "Aku tidak pernah berharap ada cinta tulus mendatangiku setelah hari ini."Samudera tersenyum hambar dan berkata, "Bodoh."Vella tak lagi menimpali, dia memang merasa bodoh sudah dipermainkan oleh ibu dan adik tirinya yang selama ini dia cintai segenap hati, dan Rino, Vella sunggu

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-04
  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    12. Jangan Menjadi Jahat Karena Aku

    Kelas sudah kembali dimulai, Vella menatap guru yang sedang menerangkan pelajaran sosiologi dengan tatapan kosong.Pikirannya masih tertuju pada ucapan Samudera yang memotivasi untuk tidak menyerah.'Mau menjadi pemenang ataupun pecundang adalah pilihanmu. Mau mendapatkan cinta atau hinaan juga pilihanmu. Suaramu tidak buruk, jika kamu hanya menyia-nyiakan bakat emasmu untuk menangis, hanya ada kekecewaan yang datang padamu.'Kata itu terus terngiang di benak Vella, dia pikir itu benar. Diri kita sendirilah yang akan menentukan bagaimana orang lain akan memandang kita.Vella sudah gagal membuktikan diri di ajang kompetisi model, dan malah mendapatkan hinaan lantaran fitnah yang dia terima. Sekarang pintu lain terbuka, haruskah dia menyia-nyiakan kesempatan itu?'Sangat boboh!' gumam Vella dalam hati kala ingat dia hampir mengabaikan kesempatan yang ada di depan mata.'Kompetisi ajang menyanyi itu, aku tak akan melewatkannya.''Aku bukan kabut suram yang tidak mempunyai masa depan sepe

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-04

Bab terbaru

  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    171. Pengantin Tercantik (End)

    Di bangsal rumah sakit.Saat ini Vella masih terbaring lemah, wajahnya pucat dan tidak berdaya.Lemparan kotak kayu itu ternyata mencederai otak kecil Vella hingga melumpuhkan fungsi motoriknya.Vella lumpuh tak bisa berdiri ataupun berjalan, saat duduk dia sangat mual dan pusing kemudian terjatuh tanpa mempunyai keseimbangan.Bersyukur tusukan di perut Vella tak sampai melukai janin yang dia kandung.Vella hanya bisa berbaring ditemani Samudera yang tak pernah lelah menggenggam tangannya memberi dukungan moral."Maaf, aku salah, aku lengah. Jika aku lebih waspada kamu tidak perlu mengalami hal semacam ini."Vella tersenyum lemah mendengar permintaan maaf Samudera yang entah kali keberapa."Kamu tidak lelah meminta maaf terus setiap waktu?"Samudera tersenyum samar. "Aku hanya tidak tahu bagaimana caraku menebus kelalaian?""Bantu aku duduk."Samudera menuruti keinginan Vella, dan memeluknya dari belakang agar Vella tidak jatuh.Sementara Vella memejamkan matanya, sembari menyandarkan

  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    170. Kakek Baswara Membalik Keadaan

    Sandra hampir putus asa ketika lima orang ingin memasukinya.Tapi entah kenapa lima orang tersebut tiba-tiba menghentikan aksi dan meninggalkannya begitu saja.Setelah termenung sesaat, tiba-tiba Sandra kembali tertawa ironi.Ternyata Samudera tak sungguh-sungguh membiarkannya ternoda.Hatinya semakin bangga."Bodoh, ternyata kamu tak sesadis yang aku pikirkan. Setelah apa yang aku lakukan pada gadismu ternyata kamu masih selemah ini."Sandra berhasil menghubungi seseorang setelah tangannya yang tertembak bersusah payah merogoh ponsel dari saku.Namun, tiba-tiba mobil yang membawanya ke rumah sakit mengalami kecelakaan.Sandra pingsan.Saat dia terbangun. Sandra mendapati dirinya di sebuah ruangan asing dengan pencahayaan minim.Di tengah ruangan sunyi.Suara pintu yang dibuka terdengar sangat nyaring.Siluet seseorang yang masuk terlihat kabur di mata Sandra yang baru saja terbuka.Namun, saat cahaya lampu menerpa tubuh itu. Sandra langsung mengenali siapa dia."Kakek …."Kakek Baswa

  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    169. Aku Ingin Tidur Denganmu

    Bulan bersinar sangat indah menerpa tubuh gadis yang saat ini tengah tertawa mengerikan, sedingin udara malam ini. Cahayanya penuh kemenangan, tapi sedetik kemudian kilat matanya berubah menjadi tajam dan mempunyai hawa membunuh. Tatapan itu menghujani tubuh Vella yang terkulai tak berdaya di lantai beton. "Aku sudah mengatakan, jika aku tidak bisa memiliki Samudera. Maka kamu pun tak akan bisa memilikinya." Sandra beralih pada belati yang masih menancap di pahanya. Kemudian terdengar pekik kesakitan saat dia mencabut belati tersebut. Sandra tidak bisa berdiri tegak. Namun, dia tetap memaksa berjalan terseok-seok menuju ke arah Vella. Kembali bibir itu tersenyum. Namun, sama sekali tak terlihat indah, ketika matanya terarah pada perut Vella yang masih datar. "Aku membencimu, Vella. Aku membencimu karena Samudera sangat mencintaimu! Aku benci karena Samudera sangat menginginkanmu. Tidak seharusnya kamu mengandung anaknya, karena itu adalah hakku!" Sandra tahu Samudera tidak

  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    168. Samudera Hanya Boleh Menyentuhku

    Vella tahu ini keadaan yang sangat buruk.Dia sedang hamil dan tidak boleh melakukan gerakan ekstrim.Tapi jika tidak melawan, ini akan berakhir mengenaskan untuknya.Zlak!Salah satu dari pria itu seperti tercekik ketika mendapat hantaman keras di lehernya.Pria yang lain tidak berdiam saja ketika melihat tuan putri ini memiliki sedikit kemampuan.Sejak Vella tahu ada orang yang mengincar nyawanya, dia memang tak ingin menjadi gadis manja yang hanya bisa bersembunyi di balik perlindungan Samudera.Bisa memanah dan menggunakan pistol itu tidak cukup.Dia mempelajari beberapa teknik dasar membela diri dari serangan jarak dekat.Tidak disangka, pengetahuan itu sangat berguna saat ini."Jangan biarkan dia lari!" Teriakan Sandra menggema.Vella memang ingin melarikan diri, tapi tangannya segera ditarik hingga dia mulai terpelanting ke belakang.Tapi nyatanya Vella tak kembali dengan tangan menganggur.Diacungkannya kepalan tangan yang langsung terarah pada wajah pria tersebut.Bam!Wajah

  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    167. Dia Akan Senang Melihat Bagaimana Dia Akan Mati

    Byur!Vella tersedak dan langsung kembali pada akal sehat setelah merasakan guyuran air kasar menghantam wajah.Dia terbatuk, dan hawa dingin pun merambat menyelimuti tubuhnya yang basah.Bintang yang bertebaran di langit benar-benar telah mengembalikan kesadarannya setelah pingsan akibat obat bius.Sepertinya dia berada di atap gedung sekarang."Sudah sadar?"Pertanyaan itu membuat Vella menoleh.Seketika senyumnya melengkung dingin.'Sandra … tentu saja dia ….' batin Vella kecut."Apa yang kamu inginkan?" tanya Vella datar.Tawa mengerikan Sandra terdengar miris.Sikap nona muda yang bermartabat tak lagi terlihat.Berganti dengan wajah bengis yang mempunyai aura membunuh."Kamu masih bertanya apa yang aku inginkan? Yang aku inginkan adalah Samudera, Vella! Tapi kamu telah merebutnya, jadi kamu harus menanggung akibatnya!"Vella sama sekali tak terlihat takut. Dia malah tersenyum hambar. "Sudah aku katakan, salahkan takdirmu.""Takdir? Takdirku sangat baik sebelum kamu datang! Tapi k

  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    166. Vella Hilang

    Entah sejak kapan Samudera berada di situ dengan aura mengerikan seperti hendak melenyapkan seseorang.Bagaimana Vella tidak suci?Leon yang dia tangkap sudah mengakui jika tidak sempat melakukan apapun pada Vella.Selain itu Samudera sendiri juga sudah membuktikan saat malam pertamanya dengan Vella di Paris.Noda darah keperawanan di seprai putih itu masih Samudera ingat dengan jelas di benaknya.Kata-kata kotor Sandra benar-benar membuat Samudera kehilangan kesabaran."Orang yang mempunyai mulut busuk sepertimu seharusnya tidak hidup di dunia ini."Samudera nyaris menghantam Sandra, jika tidak ada tarikan yang menghentikannya."Jaga martabatmu, Tuan Muda Baswara," tegas Brian, sembari mencengkeram kuat tangan putranya.Lantas kerlipan mata membuat dua orang pengawal menyeret Sandra keluar dari dalam venue.Gadis itu meronta-ronta dan berteriak seperti orang gila."Samudera kamu akan

  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    165. Kelicikan Sandra Terbongkar

    Bukan hanya tamu undangan yang terlihat terguncang, tapi tuan Kuswara juga berkali-kali lipat merasakannya.Ia terus menyangkal perkataan nyonya Baswara untuk membela anak dan istrinya.Dan itu hanya membuat nyonya Baswara mencibir sengit. "Aku turut prihatin, ternyata kamu juga korban penipuan."Nyonya Kuswara memilih untuk diam, semakin banyak bicara semakin akan menunjukkan celah untuk membongkar kebohongan.Tuan Kuswara sangat mempercayainya itu adalah kekuatan terbesar seorang istri.Tapi tidak dengan Sandra yang mulai panik kedoknya akan terbongkar, ia pun terus-menerus berdalih untuk menutupi rahasianya."Bibi, aku tidak tahu salah apa yang pernah aku lakukan padamu, hingga kamu sangat membenciku. Aku hanya ingin berbakti padamu sebagai seorang menantu, tapi kamu malah menuduhku dengan yang tidak-tidak. Sekarang apa yang harus aku lakukan?"Melihat raut wajah menyedihkan penuh derai air mata ini, orang akan mengir

  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    164. Menikahkan Samudera dengan Mayat?

    Pertanyaan Vella membuat Sandra meraung dan kembali menggila ingin menyerang Vella.Tapi Virgon jelas tidak membiarkan itu terjadi, ia menarik Sandra menjauh untuk mengamankan Vella.Tak terkecuali tuan Kuswara yang juga memaki dengan sangat brutal di atas panggung.Alhasil dia pun diseret turun dan diperingatkan akan diseret keluar dari venue jika masih ingin membuat kegaduhan.Vella segera dipersilahkan menuju podium untuk memberi sedikit sambutan."Terima kasih atas kerjasama para investor yang sudah bergabung dengan proyek yang akan kami selenggarakan. Terutama pada Samudera dan Kakek Baswara yang sudah memberi dukungan yang sangat besar pada perusahaan kami, semoga kedepannya kita dapat meraih keuntungan bersama dan meraup pundi-pundi kemakmuran yang tidak terkira."Di bawah panggung suara tepuk tangan riuh tak terhingga mendengar penuturan Vella.Tapi tidak dengan kakek Baswara.Ia pun tercengang dan seper

  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    163. Jatuh Itu Sakit

    Sandra langsung tertawa mencibir mendengar ujaran Vella yang semakin tak masuk akal.Perusahaan Kuswara adalah milik keluarga Kuswara, tapi mengatakan perusahaan akan tetap berdiri sementara keluarga Kuswara akan hancur.Bagaimana itu mungkin?Tapi Sandra memahami kenapa Vella berkata seperti itu.Tampaknya saingan cintanya ini masih terlalu percaya diri akan memiliki Samudera kedepannya."Aku tidak masalah jika Samudera ingin mengambil alih perusahaan ini, dia memang mempunyai saham terbesar di perusahaan kami. Tapi aku adalah tunangannya dan pada akhirnya kami akan menikah, milik Samudera juga akan menjadi milikku, seorang menantu keluarga Baswara."Ucapan Sandra diikuti tawa lembut yang sama sekali tak ramah.Sandra benar-benar sangat percaya diri ketika mengucapkan kata itu. Ia pun tersenyum mencela dan kembali mengejek."Vella, aku sudah mengatakan. Bermimpi terlalu tinggi itu adalah urusanmu, tapi jatuh it

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status