KAPAN AYAH PULANG

KAPAN AYAH PULANG

last updateLast Updated : 2022-11-26
By:  SRPCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
1 rating. 1 review
197Chapters
10.3Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Kesedihan Faiz yang ditinggalkan Ayah, karena perselingkuhan Ibunya. Penderitaan tidak hanya dialami Faiz, tapi juga Ibunya. Ternyata Ayah sambung Faiz yang bernama Darto adalah orang yang jahat. Faiz dan Ibunya berusaha kabur dari kehidupan Darto.

View More

Chapter 1

KAPAN AYAH PULANG

KAPAN AYAH PULANG

BAB KE : PERTAMA 

ADA APA DENGAN AYAH 

18+

POV   :  FAIZ 

Ayah menciumku bertubi-tubi, tak biasanya Ayah seperti itu. Biasanya kalau Ayah mau pergi kerja, beliau hanya mencium pipi dan memperhatikan, setelah itu pamitan ... hanya itu.

Tapi pagi ini terasa berbeda. di mata Ayah, bahkan tampak jelas yang membuat bola mata berkaca-kaca.

"Ayah pamit, ya! Hati-hati di rumah, jangan bandel! Ikuti apa yang dikatakan Ibu!"

Tangan Ayah membelai, kemudian mencium keningku sekali lagi.

Pagi ini, kudengar suara Ayah agak berbeda, terdengar serak. Hatiku bertanya, mengapa suara Ayah serak seperti itu? Apakah Ayah sakit? Tapi, rasanya tidak mungkin, karena badan Ayah tidak panas seperti waktu aku sakit dulu.

"Ayah mau kemana?" bertanya

"Ayah mau pergi kerja. Selama Ayah tidak di rumah, kamu yang jaga Ibu! Jangan membantah apa yang dikatakan Ibu!" pesan Ayah.

Aku hanya menjawab dengan anggukkan, karena aku tak paham dengan apa yang dikatakan ayah.

Menjaga Ibu?

Bagaimana caranya aku menjaga Ibu? Apakah harus ku cubit bila Ibu main ke kali, seperti yang sering dilakukan Ibu saya?

"Ayah pulangnya kapan?" tanya kemudian.

"Mungkin kali ini Ayah pulangnya agak lama."

"Apakah sampai azan maghrib?" ingin memastikan.

Bagiku bila Ayah pulang ketika azan maghrib, itu adalah waktu yang sangat lama untuk menunggu.

Dulu, hal itu pernah terjadi. Hasil kami tidak sempat ke langgar untuk salat berjamaah.

"Lebih lama lagi dari itu, tapi percayalah. Suatu saat nanti Ayah akan bertemu mu," jawab Ayah pelan.

Artinya aku menunggu Ayah lebih lama lagi dari waktu itu? Waktu yang membuat kami gagal sholat berjamaah di langgar.

Tiba-tiba hatiku merasa sedih, ingin rasanya menangis. Tapi aku malu menangis di depan Ayah, karena Ayah pernah berkata, anak lelaki tidak boleh cengeng.

"Kenapa masih berlama-lama di sana?! Nanti busnya keburu berangkat!"

Kami kagetkan oleh suara Ibu yang tiba-tiba muncul. Suara itu terasa memekkan telinga. Suara Ibu memang keras, bicara saja seperti berteriak, apalagi sedang membentak seperti saat ini.

Ibu berdiri di depan pintu kamarku sambil bertolak pinggang. Wajahnya terlihat penuh tantangan yang membuat aku jadi takut.

Sekali lagi Ayah menciumku, lalu berdiri. Aku melihat pipi Ayah dibaahi oleh air yang mengalir dari mata baliau.

Kenapa Ayah menangis? lelaki tidak boleh cengeng?

Owh ... mungkin menangis tanpa mengeluarkan suara bukan cengeng namanya, pikirku.

Ayah melangkah menuju pintu, ketika berpapasan dengan Ibu, tak ada yang terucap dari mulut mereka.

Ayah mengambil tas ransel yang teronggok di atas kursi, kemudian menyandangnya. Ayah melangkah keluar rumah meninggalkan kami.

Sebenarnya aku ingin berteriak memanggil Ayah. Tapi saya tidak berani, karena Ibu melihat dengan mata melotot.

Aku mengungkapkan punggung Ayah yang terus berjalan tanpa menoleh lagi ke arah kami. 

Akhirnya Ayah menghilang di tikungan, hatiku semakin sedih. Tak dapat kutahan air mata yang menyiram pipi ini.

"Kenapa menangis?! Dasar cengeng!" bentak Ibu.

Aku mengusap pipiku, menghapus air mata yang ada di sana. Aku tidak mau dikatakan cengeng. 

Tapi, kenapa Ibu bilang aku cengeng? Padahal aku menangis tanpa mengeluarkan suara.

****

Sejak itu, tiap sore aku selalu duduk di depan pintu. Karena lewat pintu inilah Ayah meninggalkan kami, dan di pintu ini pula aku menunggu Ayah kembali. 

Namun, Ayah tak pernah pulang. Entah sudah berapa hari, aku tak bisa menghitungnya, yang jelas sudah berhari-hari.

Hatiku selalu bertanya-tanya, kenapa Ayah tidak pulang? Apakah Ayah telah melupakanku?

kadang aku berpikir, mungkin Ayah tidak mau pulang gara-gara Ibu.

Ya, aku masih ingat kejadian malam itu. Ketika Ibu memarahi Ayah. Malam itu tanpa objek, ribut sekali.

Aku masuk ke kamar, tapi aku masih bisa mendengar suara mereka, dan besoknya Ayah pergi.

Mereka memang sering menolak, persoalannya selalu masalah uang. Pernah suatu ketika saya bertanya tentang itu pada Ibu.

"Ayah itu tidak akan mencari uang! Kerja dari pagi hingga sore, hasilnya cukup cukup untuk membuat makan doang. Anda jangan jajan terus!" jawab Ibu.

Jajan terus?

Aku heran dengan jawaban itu. Aku kan jarang jajan. Bagaimana mau jajan, giliran minta uang sama Ibu malah diomelin. Paling yang ngasih juga Ayah, itupun sore doang, setelah Ayah pulang dari kerja.

Kalau yang namanya Dudun, itu baru jajan mulu kerjanya. Setiap dia minta jajan selalu dikasih sama Ibunya, dan ibunya juga tidak pernah marah seperti Ibuku.

Kalau upah Ayah hanya cukup buat makan doang, seharusnya jangan Ayah yang diomelin, yang ngasih upahkan Pak Haji Duloh, seharusnya Pak Haji Duloh yang dimarahin. Bukan Ayah!

Tapi, orang tua Dudun tak pernah ribut soal upah. Bapak Dudun dan Ayahku bekerja di tempat yang sama, pabrik genteng milik Haji Duloh. Upahnya juga sama-sama di bayar tiap hari. Bahkan Dudun juga punya kakak yang telah duduk di kelas tiga yang jayanya juga gede. Keluarga mereka baik-baik saja, tidak pernah ribut.

Dia berlari....

****

Sekarang aku sudah jarang main, aku lebih suka duduk di depan pintu menunggu Ayah. 

Banyak yang melarang aku, agar tidak melakukan itu. Tapi aku tidak mau. Karena menunggu Ayah pulang merupakan hal yang hatiku bahagia. 

Menunggu sambil membayangkan masa lalu. Di saat aku bersama Ayah ke langgar, pergi memancing, mandi di kali, bahkan belajar bersama Ayah.

Bila ingat itu, aku suka senyum dan tertawa sendiri, tapi kadang kala aku juga menangis ... tanpa suara. Hanya air mata yang meleleh di pipi.

****

Sudah hampir lebaran, Ayah belum juga pulang. 

Apakah Ayah tidak tau kalau aku sedang menunggu?

Aku rindu!

Tapi yang selalu datang adalah Om Darto. Sejak Ayah pergi, dia semakin sering ke sini. Dulu, Sewaktu Ayah Masih Ada, dia juga pernah datang ke rumah beberapa kali.

"Jangan cerita ke Ayah, kalau Om Darto ke sini. Awas kalau kamu cerita!"

Setiap Om Darto berkunjung, Ibu selalu berpesan seperti itu. Aku bangganya karena takut dimarahin.

Lebaran kali ini, Om Darto yang membelikan baju lebaran. Tentu aku senang, walau tidak sesenang bila Ayah yang membelikannya.

"Mulai sekarang, kamu panggil Om Darto dengan sebutan Ayah, ya!" perintah Ibu padaku, saat takbir sedang berkumandang. Aku menjawab dengan gelengan.

"Kenapa tidak mau?" tanya ibu.

"Aku sudah punya Ayah," jawabku.

"Om Darto juga akan menjadi Ayahmu!"

"Aku tidak mau Om Darto jadi Ayahku! Aku ingin Ayah kembali pulang," jawabku, sambil menunduk mengungkapkan jemari yang sedang kumainkan.

"Ayahmu tak akan kembali lagi ke sini! Om Darto yang akan menggantikannya. Kamu harus mengikuti apa yang Ibu katakan!" Ibu membentak.

"Aku tidak mau! Aku akan tetap menunggu Ayah," jawabku.

"Kamu tak perlu lagi mengharap Ayah mu! Dia tidak akan kembali lagi ke sini ... melihat apa yang diberikan Om Darto untukmu!"

Ibu melemparkan pakaian yang masih terbungkus ke arahku. Itu pakaian yang dibelikan Om Darto berapa hari yang lalu.

Aku mengambil pakaian itu, meletakkannya di depan Ibu. Kemudian aku berlari ke kamar.

Aku menghempaskan tubuh ke atas ranjang, hatiku terasa sedih. Air mata tak terbendung lagi. Aku menangis tapi tak bersuara, karena aku tidak mau dikatakan cengeng.

Ayah, kapan pulang?

Aku tidak butuh baju baru untuk lebaran, yang aku order kebersamaan dengan Ayah. 

Bersama ayah mengumandangkan takbir di langgar. Besok, kita bersama melangkahkan kaki menuju masjid untuk melaksanakan shalat idul fitri. Setelah itu kita teruskan dengan salam-salam ke rumah tetangga. 

Kapan Ayah pulang?

Aku akan selalu menunggu Ayah. Ayah telah meminjamkan, suatu saat akan menemuiku. Aku yakin, Ayah pasti datang. Karena Ayah pernah berkata, kita tidak boleh berbohong.

Suara takbir di langgar semakin menggema. Sementara, aku hanya berbaring di atas ranjang. Ingin rasanya aku pergi ke langgar. Bertakbir seperti lebaran yang lalu.

Tapi, tanpa Ayah... semua terasa tak indah. Biarlah lebaran kali ini, hanya air mata yang bertakbir di pipi.

Bersambung.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
SRP
............ ceritanya sedih dan mengharukan
2022-04-20 00:53:05
3
197 Chapters
KAPAN AYAH PULANG
KAPAN AYAH PULANG   BAB KE : PERTAMA    ADA APA DENGAN AYAH    18+   POV   :  FAIZ      Ayah menciumku bertubi-tubi, tak biasanya Ayah seperti itu. Biasanya kalau Ayah mau pergi kerja, beliau hanya mencium pipi dan memperhatikan, setelah itu pamitan ... hanya itu.
last updateLast Updated : 2022-03-28
Read more
DIPUKUL IBU
KAPAN AYAH PULANG  BAB KE  :  2 DIPUKUL IBU POV  :  FAIZ  18+"Tina! Urus anak kamu itu! Sudah sore belum juga mandi. Ngapain tiap hari duduk di depan pintu. Sudah gila anak kamu itu, ya?!" Suara Om Darto melengking dari dalam rumah, diiringi dengan kasak-kusuk Ibu yang keluar dari kamar. Pertanda sebentar lagi aku akan digiring Ibu untuk mandi.Walau suara itu mengagetkan, tapi aku tidak beranjak dari duduk. Mataku hanya melirik sebentar ke dalam. Ke arahnya. Setelah itu beralih lagi menatap gang jalan yang cukup jauh dari rumahku.Gang yang selama ini selalu menghadirkan harapan di hati. Harapan kemunculan seseorang dari sana. Sosok yang sangat aku rindu.... Ayah!Tapi, sejauh ini. Harapan itu masih sia-sia, yang membuat hatiku selalu kecewa. Karena Ayah tidak pernah muncul dari sana. Entah kemana Ayah pergi! Begitu lama bel
last updateLast Updated : 2022-03-28
Read more
FAIZ PINGSAN
KAPAN AYAH PULANG BAB :  3  FAIZ  PINGSAN  18+ POV :  DUDUN "Ya Allah ... kenapa si Faiz, Mas?!"Aku dikejutkan oleh teriakan Ibu. Sarung kembali ku lemparkan ke atas ranjang. Gegas aku keluar kamar. Mengabaikan niatku untuk pergi salat berjama'ah ke langgar."Faiz kenapa, Yah?!" tanyaku penuh cemas, ketika melihat Ayah memasuki rumah dengan menggendong Faiz. "Di pukul Tina," jawab Ayah. Mungkin jawaban itu untuk Ibu, tapi aku jadi tau apa sebenarnya yang terjadi dengan Faiz, sahabatku itu.Kasihan Si Faiz! Sejak Ayahnya pergi, dia semakin sering dimarahi. Bahkan tidak jarang dipukul. Dulu Faiz juga sering diomelin Ibunya, tapi tidak sampai dipukul, karena selalu ada Ayahnya yang melindungi.Kini yang melindungi itu telah pergi. Kata orang, aAyah Faiz pergi merantau dan tak pulang-pulang. Kata orang juga ... Ta
last updateLast Updated : 2022-03-28
Read more
ULTIMATUM MAS DARTO
KAPAN AYAH PULANG BAB KE :  4ULTIMATUM MAS DARTO 18+POV :  TINA "Tidak bisa lagi, Tina! Aku tidak bisa lagi bertahan di sini. Aku sudah tidak memiliki pekerjaan, aku tidak bisa hidup tanpa uang, sementara semua simpananmu telah habis. Mencari pekerjaan di sini, jelas aku tidak mampu ... mau cari kerja di mana? Apa lagi sikap masyarakat sini yang selalu sinis terhadap kita, membuat aku semakin tidak betah. Setelah kamu memukul Faiz sampai berdarah, pasti mereka semakin tidak senang terhadap kita. Lihatlah, betapa bencinya tatapan Mas Kemal waktu itu. Bisa saja orang tidak waras seperti dia menggor*k kita suatu saat. Kalau kamu masih kekeh tetap ingin tinggal di sini, terserah! Aku akan kembali ke kampungku sendiri. Itu artinya rumah tangga kita bubar!"Ultimatum Mas Darto siang tadi membuat aku gelisah. Walau kantuk telah menyerang namun mata tidak mau terpejam. Mungkin hal
last updateLast Updated : 2022-03-28
Read more
MENYESAL
MENYESALBAB KE 5POV  :  TINA"Belum tidur?"Lamunanku dibuyarkan oleh suara Mas Darto. Aku menggeleng setelah menoleh ke arahnya."Kenapa?" tanyanya, lalu menggeliat. Terdengar suara gemeretuk dari tubuhnya, mungkin dari tulang persendian yang beradu.Dia bangun dan duduk bersandar di sisi ranjang. Akupun ikut bangun dan melakukan hal yang sama. Kini kami duduk sejajar sambil bersilonjor."Aku bingung dengan apa yang harus aku lakukan," jawabku sambil merapikan rambut."Soal rencana mau pergi ke kampung aku itu?" tanyanya menebak."Iya, aku seperti menghadapi buah simalakama.""Kenapa harus begitu? Itu kan cuma pilihan! Kamu boleh memilih apa yang kamu inginkan. Kalau mau ikut bersamaku, ayo! Kalau tidak, aku tidak memaksa!"Aku me
last updateLast Updated : 2022-04-04
Read more
MENJEMPUT FAIZ
BAB KE 6MENJEMPUT FAIZ POV : NITA"Faiz ... jangan menangis! Ibu mu kan telah datang!"Suara Dudun beriring isak membuat aku mengangkat wajah. Dari sela bahu dan leher Faiz aku mengarahkan pandangan pada bocah itu. Dudun perlahan menghampiri kami, terlihat dari matanya menggulir tetesan bening yang jatuh di pipi.
last updateLast Updated : 2022-04-04
Read more
KEINDAHAN BERSAMA IBU
BAB KE  :  7KEINDAHAN BERSAMA IBU Malam itu Faiz di lepas dengan lambaian tangan oleh keluarga Mas Kemal."Hati-hati di sana ya, Faiz! Kalau Om Darto melotot, kabur aja ke sini!" teriak Dudun dalam isak, ketika Tina dan Faiz baru berjalan berapa langkah.Jelas teriakan Dudun itu membuat keki hati Tina. Bocah ini benar-benar tukang hasut kelas berat, batin Ibu Faiz tersebut."Iya, Dun!?" balas Faiz dengan teriakan juga. Dia menoleh ke belakang sambil melambaikan tangan.Dengan cepat Tina meraih tangan Faiz, meraih dengan lembut dan tak melepaskannya. Sehingga mereka berjalan sambil bergandeng tangan.Peringatan Dudun mungkin karena rasa persahabatan yang kental antara mereka. Rasa takut akan terjadi sesuatu yang buruk terhadap Faiz.Apa lagi hati Dudun sedang dipenuhi oleh rasa khawatir. Khawatir tidak akan bertemu lagi dengan Faiz ... khawatir Faiz akan di pelototin Om Darto dan khawa
last updateLast Updated : 2022-04-04
Read more
TIDUR BERSAMA IBU
TIDUR BERSAMA IBU BAB KE :  8Di ambang pintu, Tina tidak mengetuk seperti perkiraan Faiz. Cukup sekali dorong, pintu itu telah terbuka. Mereka masuk tanpa salam.Faiz merapat mengikuti langkah Ibunya dari belakang, dengan kedua tangan berpegangan pada baju Tina. Sekali-kali mata Faiz mengintip lewat punggung Ibunya.  Menyapu ruang depan mencari sosok Darto. Entah kenapa ada rasa malas di hati Faiz untuk bertemu dengan Darto. Untunglah di dekat meja ruang depan, sosok itu tak terlihat.Walau menurut Tina, Om Darto sudah jadi baik. Tapi Faiz tetap tidak berani bertemu dengannya. Faiz takut di pelototin.Tina terus melangkah menuju ruang tengah yang berbatas dengan dapur dan kamar mandi. Sebelum memasuki ruang tengah, Faiz menghentikan langkahnya. Sehingga bagian baju Tina yang dipegang Faiz seperti ditarik dari belakang.Tina pun menghentikan langkahnya dan menoleh ke belakang menatap Faiz."Aku tidak mau ke san
last updateLast Updated : 2022-04-04
Read more
CELENGAN FAIZ
KAPAN AYAH PULANG BAB KE : 9CELEENGAN FAIZSetelah Faiz tidur, perlahan Tina turun dari ranjang. Dia turun dengan hati-hati, memastikan tidak ada suara atau gerakkan yang bisa mengganggu kenyenyakkan Faiz. Bahkan ketika menuju pintu kamar, Tina berjalan dengan mengendap-endap. Menjaga langkahnya agar tidak menimbulkan suara sedikit pun.
last updateLast Updated : 2022-04-06
Read more
KESEDIHAN THORIQ
KESEDIHAN THORIQ BAB KE  :  10Bus berjalan pelan di sela perbukitan membelah jalan utama antar provinsi. Medan yang sulit, dengan belokan dan tanjakkan di sisi lereng membuat awak armada harus ekstra hati-hati.Berapa kali penumpang seperti di ayun saat bus merambah area yang tak rata dan menurun. Perjalanan ini sangat berat dan melelahkan bagi sebagian besar penumpang. Wajah mereka begitu kuyu dan terlihat letih.Wajah kuyu dan letih itu juga tersirat dari muka Thoriq. Lelaki yang hanya duduk diam dekat jendela. Bangku di sebelahnya kosong, sehingga sepanjang perjalanan tidak ada orang yang bisa diajak untuk mengobrol.Tapi, andaipun ada. Mungkin dia akan tetap memilih diam, karena Thoriq bukanlah tipe lelaki yang suka banyak bicara. Apa lagi seperti saat ini, dimana dia lebih sibuk dengan pikirannya sendiri. Pikiran yang berkecamuk dengan segala kesedihan. Kes
last updateLast Updated : 2022-04-06
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status