Beranda / Pernikahan / Tuan Jake, Nyonya Laura Ingin Bercerai / 164. Yang Jujur Dan Yang Ingkar

Share

164. Yang Jujur Dan Yang Ingkar

Penulis: Almiftiafay
last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-15 13:53:00
Selagi Farren tercenung mendengar pandangan Laura, Jake membenarkannya.

“Tania yang polos bisa saja ditipu oleh si donatur itu,” katanya, menyetujui Laura. ‘’Kita sama-sama memiliki dugaan bahwa dia adalah si Fidel,” lanjutnya. Ada kebencian yang cukup kentara dari cara Jake menyebutkan nama ‘Fidel.’

“Tania menurut pada Fidel saat itu, bahkan memikul beban sendirian karena dia berpikir Fidel adalah satu-satunya orang yang akan menolongnya,” kata Jake, matanya yang beriris kelam jatuh pada cangkir kopinya yang mengepulkan asap. “Dan bahkan Tania masih berpikir begitu hingga dia ada di dalam penjara tanpa tahu yang dia percaya malah ingkar dan tidak melakukan kesepakatan untuk tetap membiayai adiknya.”

Laura mengangguk, seperti itulah yang tadi ia maksudkan.

Keheningan menyergap, mereka kembali terdiam untuk merenungi kalimat Jake barusan.

Sekarang Farren pun tahu bahwa dugaan Tuan dan Nonanya ini memiliki kemungkinan lebih dari lima puluh persen benar.

Ia mengangkat wajahnya saat
Almiftiafay

kira-kira... siapakah donatur mereka? apakah teori Jake dan Laura benar? apakah keinginan mereka untuk memiliki anak kembar akan berhasil?? mari simak terus, update setiap hari pukul 12.30 WIB hanya di Goodnovel 🦩 sampai jumpa besok kawan-kawan

| 10
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (6)
goodnovel comment avatar
Lilik Soeprijani
dpt zonk ya tania akibat ulahmu sendiri... paling Alina juga terlibat atas musibah yg dialami Laura dulu yg tdk sembuh2 ...
goodnovel comment avatar
Eva
Sungguh jahat sekali donatur nya itu! Tania ayo balas perbuatannya dengan berkata jujur, buka mulutmu Tania, katakan dengan jujur siapa yang nyuruh kamu
goodnovel comment avatar
Aya Melodi Agrifina
sudah lah Tania mengaku saja siapa yg membuat kamu seperti i i biar dia juga merasakan apa yg kamu rasakan yaitu masuk penjara... kamu bisa jujur sma Laura siapa yg mengganti obat²an yg Laura konsumsi samapi kondisi Laura memburuk....
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Tuan Jake, Nyonya Laura Ingin Bercerai   165. Dia Bukan Malaikat

    Rasanya habis kata Tania dibuat oleh ibunya. Yang tersisa hari itu hanyalah tangis hingga Farida pergi meninggalkannya. Di dalam tahanan, setelah Tania dibawa kembali ke sana, matanya berkabut air mata saat ia memandangi besi berjajar yang mengekangnya. Percakapannya dengan Farida membekas dan menyakiti hatinya. ‘Dia tidak pernah datang dan memberikan bantuan sejak kamu masuk tahanan.’ Terus saja terulang, puluhan, hingga ratusan kali, terngiang di indera pendengarnya, memukul dadanya, membuatnya sesak. Bibirnya terbungkam tanpa kata, tetapi sepasang netranya yang basah itu mengatakan lebih banyak sekecewa apa sekarang ia. “Kamu bohong ….” katanya lirih, meremas jemarinya yang gemetar dan kesemutan. “Ternyata kamu bukan malaikat seperti yang terlihat.” Tania menunduk, tangisnya tak terbendung. Air mata kian deras menghujani wajah dan bermuara di pipinya. Ia merasa sangat bersalah pada Amara, adiknya yang nyawanya telah terenggut. Dan bahkan ... jauh sebelum itu ia pernah membua

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-16
  • Tuan Jake, Nyonya Laura Ingin Bercerai   166. Perihal Dosa Dan Mandi Bersama

    “Mama memang memiliki dosa yang besar pada ayahnya Jake, pada Jake juga, padamu, pada keluarga Heizt yang menjadikan Mama sebagai seorang Nyonya terhormat,” kata Alina, suaranya bertambah parau sebab ia berbicara dengan menahan air mata. “Mama sangat takut dosa itu diketahui oleh kalian, jadi Mama memilih untuk merahasiakannya. Tapi—“ Alina menjedanya, menggosok matanya yang perih dan menggigit bibirnya, menahan rasa malu. “Tapi justru hal itu diketahui oleh Fidel yang memanfaatkannya sebagai celah agar dia mendapatkan apa yang dia mau.” “Mama ….” panggil Laura lembut, menggapai tangan Alina lewat celah sempit yang berada di hadapan mereka. “Mama sangat menyesal, Laura. Maafkan Mama ….” Laura mendapati Alina yang lain, sosok ibu mertuanya yang sangat berbeda dengan pribadinya yang dulu kerap menyerang Laura secara verbal dengan hinaan fisik atau ketidakmampuannya menjalankan kewajiban sebagai seorang istri karena dianggap mandul. Ia termangu sejenak, menemukan sebuah garis terang

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-16
  • Tuan Jake, Nyonya Laura Ingin Bercerai   167. Kecanggungan Di Pesta Kecil

    Beberapa waktu berjalan, Laura sudah mendapati butik yang selesai dari masa perbaikan. Kali ini bangunannya lebih bagus.Akhirnya, setelah bekerja sementara di gedung milik Jake, ia dan para staf yang lainnya kembali ke tempat asal.Malam hari ini, butik miliknya cukup ramai. Ada acara kecil yang ia buat untuk meresmikan tempat baru di sebelah timur bangunan utama.Tidak banyak yang hadir di sana. Hanya beberapa teman dekat Laura, dan staf yang ia perbolehkan untuk mengajak serta keluarganya.Salah satunya yang hadir di sana adalah Elsa. Laura melihat kedatangannya bersama Zafran.Meski sempat tercenung dengan kedatangan mereka yang bersamaan, Laura tetap menyambut dengan senyum yang ceria. Mempersilahkan keduanya untuk masuk.Selagi Zafran bergabung dengan para pria yang lain, Elsa berdiri berhadapan dengan Laura. Temannya itu membawa buket bunga yang cukup besar yang ia berikan pada Laura sembari mengatakan, “Terima kasih sudah mengundangku, Lau,” ucapnya.“Mana mungkin aku tidak me

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-17
  • Tuan Jake, Nyonya Laura Ingin Bercerai   168. Perang Dingin Telah Usai

    Karena terlanjur menanyakan hal aneh yang tak selaras dengan apa yang ada di dalam angan-angannya, dan tidak mungkin memutar waktu untuk memperbaikinya, maka Jake memperjelasnya—dengan sedikit alasan.“M-maksudku, a-pakah kamu sudah makan di dalam barusan? Kenapa buru-buru keluar?” tanyanya.Zafran menunduk, memijit ruang sempit di antara kedua alis lebatnya, Jake tahu ia sedang menahan tawa atas situasi aneh yang mereka buat ini.“Sudah,” jawab Zafran akhirnya, kemudian mengangkat wajahnya, memandang Jake yang mengangguk beberapa kali sebagai sebuah tanggapan. “Selamat untuk butik Laura yang berkembang, Jake,” lanjutnya setelah beberapa detik berlalu.“Kenapa kamu memberi selamat padaku?” tanggap Jake. “Ini acara Laura, kamu bisa mengucapkan selamat padanya secara langsung.”Salah satu alis Zafran terangkat, sedikit terkejut menjumpai responnya yang berbeda dengan saat mereka terakhir kali bertemu di hotel malam hari itu.“Ah, baiklah,” kata Zafran, tak ingin ambil pusing.“Bagaimana

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-17
  • Tuan Jake, Nyonya Laura Ingin Bercerai   169. Skenario Pengkhianatan

    Mendapatkan jalan untuk melancarkan aksinya … Fidel menyusun strategi. Seperti yang ia pikirkan sebelumnya, bahwa ia akan membuat Jake dikhianati oleh istri dan tangan kanannya, ia tak ingin mengulur waktu. Johan—ayahnya Fidel—telah kembali mendesaknya untuk mengenyahkan diri dari Jakarta dalam waktu dekat. Alasan yang ia utarakan adalah, ‘Aku tidak ingin melihatmu melakukan hal tidak berguna dan membuang uangku, Fidella Magali!’ hardiknya tadi pagi. Hal itu bukan tanpa sebab, hardikan itu terjadi karena semalam ayahnya memergokinya pulang dalam keadaan mabuk dan sempoyongan berjalan memasuki rumah hingga tumbang di dekat tangga. Johan pasti berpikir tak ada gunanya memarahi orang mabuk sehingga menunggu hingga pagi hari, saat Fidel mendapatkan kembali kesadarannya, lalu kalimat pengusirannya kembali ia perdengarkan. ‘Belajarlah bertanggung jawab dengan apa yang kamu minta, Fidella!’ ucapan ayahnya saat mereka tadi duduk di ruang makan. ‘Kamu meminta pada Papa toko pakaian di

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-17
  • Tuan Jake, Nyonya Laura Ingin Bercerai   170. Kamu Terlalu Candu

    “Ah ….”Suara dua orang yang tengah memadu cinta terdengar menggema lirih di dalam kamar milik Jake dan Laura. Fajar menyingsing, matahari pun mulai meninggi tetapi tampaknya itu tak membuat mereka segera beranjak dari atas tempat tidur.Dikarenakan semalam tidak saling menyentuh sebab keduanya tertidur pulas setelah pulang menemui partner Jake yang datang dari luar negeri, maka pagi ini pun jadi!Kala pergumulan panjang berlalu, kini menyisakan dua manusia yang masih mengatur napas.Laura menatap langit-langit kamar, nyawanya belum sepenuhnya kembali. Sentuhan lembut bibir Jake pada bagian-bagiannya yang sensitif masih terasa hingga beberapa menit berselang.“Kamu pergi ke butik hari ini?” tanya Jake, yang berbaring di sisi kirinya. Ujung jari telunjuknya menyentuh pipi Laura yang kemudian menoleh dan memberinya jawaban dengan sebuah anggukan, “Iya, Jake.”“Aku sangat malas untuk pergi ke kantor. Tidak bisakah aku libur sehari saja?”“Baru juga weekend,” tanggap Laura, membalas tata

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-18
  • Tuan Jake, Nyonya Laura Ingin Bercerai   171. Istri Di Kamar Sekretaris

    “Yang hampir menabrakku di depan butik?” ulang Laura memperjelas. “Iya, Bu Laura,” jawab gadis itu yakin. “Sedan hitam yang hari itu melindas tangan Pak Jake lalu kabur begitu saja, hari di mana Anda pingsan dan berakhir koma,” lanjutnya dengan keterangan yang cukup jelas seolah hari itu juga meninggalkan trauma baginya. “Saya masih ada di depan kafe dan melihat seorang perempuan yang mengendarai mobilnya,” katanya. “Hanya tampak dari samping, tapi saya ingat-ingat wajahnya. Lalu di malam peresmian bangunan baru kita itu, saat saya melihatnya mengawasi butik ... saya berpikir mereka adalah orang yang sama.” Dada Laura berdebar, sebuah perasaan yang tidak bisa ia jelaskan hinggap tatkala kesaksian Hani membuatnya merasakan gelombang kejut hingga ia lupa caranya menjawab. “Tapi ini hanya pendapat saya, Bu Laura,” ucap Hani, menghela dalam napasnya. Sepasang netranya mengisyaratkan agar Laura tidak mempercayainya begitu saja. Karena .... “Karena ini hanya dugaan,” katanya, seolah tah

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-18
  • Tuan Jake, Nyonya Laura Ingin Bercerai   172. Asal Suara Erotika

    Jake melihat dengan mata kepalanya sendiri, seorang pria yang ia kenal betul sebagai orang yang ia percayai, Farren. Pemuda itu berada di atas ranjang, bersama dengan— “Jake?!” panggil sebuah suara, seorang wanita yang terdengar manis di telinganya. Itu adalah suara Laura. Tetapi datangnya suara itu tidak dari dalam, melainkan dari lantai bawah. Jake urung masuk ke dalam kamar Farren dan lebih dulu mengintip dari atas, Laura sedang berada di bawah, tampak kebingungan menengok ke kanan serta ke kiri, mencari keberadaannya. Tak ada satu orang pun di rumah ini selain seorang security di depan dan pelayan rumah tangga yang bekerja dari pagi hingga siang saja—setidaknya begitu yang pernah didengar Jake dari Farren. “Di atas, Sayang,” jawab Jake yang membuat Laura—yang tampak mungil dari atas sini—menengadahkan kepalanya. Mata mereka bertemu, Jake melambaikan tangannya sehingga Laura menaiki tangga untuk menyusulnya. “Kenapa kamu tidak menungguku di bawah?” tegur Laura, sedi

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-19

Bab terbaru

  • Tuan Jake, Nyonya Laura Ingin Bercerai   336. Jika Aku Ditanya Ingin Menjadi Seperti Siapa Pada Kehidupan Berikutnya Seandainya Itu Ada, Aku Akan Menjawab, Menjadi Milik Eve Laura.

    Tiga tahun kemudian .... .... Musim yang tak menentu membuat siang hari ini sedikit lebih mendung ketimbang hari-hari biasanya. Hembusan angin dari timur membelai rambut Laura yang baru saja keluar dari mobil. Ia tak bisa untuk tak tersenyum saat melihat anak-anaknya yang berlarian sekeluarnya dari sedan yang pintunya baru saja dibukakan oleh si papa—Jake. “Jangan tarik tangannya Senna, Jayce!” pinta Jake. “Nanti Adik jatuh loh!” “Iya, Papa,” sahut Jayce dari seberang sana, pada sisi lain halaman dan memelankan langkahnya yang baru saja menarik Jasenna. Jake memang tak pergi ke kantor hari ini. Ia menyempatkan diri untuk mengantar Jayce dan Jasenna untuk pergi ke preschool mereka. Dan baru saja ia menjemput si kembar bersama dengan Laura. "Kamu tidak akan pergi ke kantor?" tanya Laura, menoleh pada Jake yang malah duduk di teras alih-alih masuk ke dalam rumah. "Tidak, Sayang," jawabnya. Ia mengarahkan tangannya ke depan, meraih tangan Laura agar duduk di sebelahnya.

  • Tuan Jake, Nyonya Laura Ingin Bercerai   335. Selamat Tinggal

    “Seandainya aku memperlakukannya dengan lebih baik, dan memintanya untuk mengakui kesalahan apa yang pernah dia perbuat pada Laura, dia pasti tidak akan sehancur itu di tangan takdir yang memberikan karmanya.” Laura dan Jake tahu betul bahwa yang disebutkan oleh Erick itu adalah Fidel. “Tapi kamu ‘kan juga tidak tahu kalau Fidel melakukan itu pada Laura,” tanggap Jake. “Kamu tahu saat semuanya sudah terlambat. Bukan sepenuhnya salahmu juga, kamu jangan menyalahkan dirimu sendiri.” Erick tersenyum saat sekilas menoleh pada Jake, kemudian kembali memandang Jayce dan Jasenna yang sangat tampan dan cantik. Dua bayi mereka, anugerah setelah penderitaan panjang tak berkesudahan itu. “Mulailah hidup barumu, Erick,” kata Jake. “Kamu berhak mendapatkan hidupmu yang baru, dan terlepas dari semua ini.” Erick lalu bangun dari berlututnya. Ia menghadap pada Jake dan Laura yang tampak tulus saat memberinya nasehat. Ia mengangguk, “Iya, aku pikir juga begitu,” jawabnya. “Tapi mungkin tidak d

  • Tuan Jake, Nyonya Laura Ingin Bercerai   334. Bukan Hanya Jayce dan Jasenna Kesayanganku, Tapi Eve Laura Juga

    Sejak si kembar sudah dalam fase merangkak, Jake dibuat sedikit kewalahan menghadapi mereka yang sangat aktif.Setahunya, cheetah adalah salah satu pemilik lari tercepat di dunia dengan kecepatan seratus tiga puluh kilometer per jam, tapi apa itu cheetah?! Jayce dan Jasenna lebih cepat daripada cheetah dewasa yang tengah berlari saat mereka merangkak.Pagi ini saja, Jake baru selesai membawa Jayce keluar dari kamar mandi setelah berendam bersama dengan Laura. Tapi saat ia mengambilkan diapers, Jayce sudah pergi dari kamar dengan keadaan tanpa pakaian dalam sekejap mata.Jika Jake tak mendengar gelak tawanya yang seolah mengejek di luar, ia tak akan menemukan di mana anak lelakinya itu berada."Jayce, pakai baju dulu, Nak!" ucapnya saat menjumpai Jayce yang bermain slipper di dekat anak tangga.Ia menggendongnya untuk masuk ke dalam kamar, melihat Laura yang tak bisa menahan tawa saat membawa Jasenna keluar dari kamar mandi dengan handuknya yang bergambar panda."Loh? Aku kira sudah s

  • Tuan Jake, Nyonya Laura Ingin Bercerai   333. Di Atas Meja Yang Paling Berkesan

    "Jadi, mengajakku bulan madu ke Edinburgh adalah caramu untuk mewujudkan apa yang pernah kamu tulis di dalam kafe itu?" tanya Elsa pada Zafran setibanya mereka di dalam kamar hotel tempat keduanya menghabiskan waktu selama berada di sini. Setelah mereka menikmati kunjungan di kafe tadi, mereka pulang saat hari beranjak petang. "Iya," jawab Zafran yang menyusul dari belakangnya. "Tadinya aku ingin menjadikan Edinburgh sebagai tempat penutup yang kita datangi, tapi kamu ingin pergi ke sini lebih dulu, makanya ini jadi tujuan pertama kita," tuturnya panjang. "Tapi aku senang karena artinya saat itu prasangka buruk yang aku tuduhkan padamu itu terbukti salah." Elsa melepas coat panjang yang ia kenakan lalu menoleh pada Zafran yang berdiri di dekat ranjang, sedang melepas coatnya juga. "Prasangka apa?" tanya Zafran memperjelasnya. "Aku 'kan pernah berpikir kalau kepergianmu tahun lalu saat gosip kencanmu dengan Xandara berhembus kencang itu kamu mengkhianati hubungan kita," jawab Els

  • Tuan Jake, Nyonya Laura Ingin Bercerai   332. Late Honeymoon

    Mungkin ini sangat terlambat untuk disebut sebagai ‘bulan madu’ karena pernikahan mereka sudah berlalu cukup lama dan tidak juga layak bagi Elsa dan Zafran menyebut diri mereka sebagai ‘pengantin baru’—kecuali pengantin baru yang istrinya juga baru keluar dari rumah sakit.Setelah melihat keadaan Laura pasca melahirkan Jayce dan Jasenna, Elsa dan Zafran terbang meninggalkan Jakarta untuk menuju ke tempat ini, Edinburgh.Tempat di mana asal rasa cemburu menggila kala hubungan jarak jauh memisahkan keduanya, tahun lalu.Sekarang, Elsa benar-benar menginjakkan kakinya ke tempat ini bersama dengan Zafran. Wanita pertamanya yang ia ajak melihat pohon maple yang gugur, dan air mancur di sela dinginnya udara pergantian musim.“Cantik sekali,” puji Elsa yang bergandengan tangan dengan Zafran saat mereka berdua melewati sebuah kafe bernuansa klasik yang ramai oleh kehadiran wisatawan lokal dan asing. “Tapi sayang ramai,” lanjutnya.“Kamu ingin minum sesuatu?” tanya Zafran saat keduanya beranj

  • Tuan Jake, Nyonya Laura Ingin Bercerai   331. Berapa Kali Kamu Jatuh Cinta?

    Setelah meninggalkan rumah sakit dan membawa anak-anak mereka pulang, Jake tidak berbohong saat mengatakan bahwa ia akan menjaga keluarganya, menemani Laura merawat si kembar Jayce dan Jasenna untuk mereka bertumbuh. Karena saat Laura membuka mata dan melihat pada jam yang ada di atas meja, waktu menunjukkan pukul tiga dini hari tetapi Jake tak ia jumpai tidur di samping kirinya. Prianya itu sedang berdiri di dekat jendela, tengah menggendong Jasenna. Laura perlahan bangun dan turun dari ranjang. Ia menghampiri anak lelakinya terlebih dahulu yang terlelap di dalam box bayi miliknya sebelum mendekat pada Jake yang menoleh ke arahnya dengan gerak bibirnya yang bertanya, ‘Kenapa bangun?’ Laura tak serta merta menjawabnya. Ia lebih dulu menengok Jasenna yang juga tengah terlelap. “Kenapa kamu menggendongnya?” tanya Laura, membelai lembut pipi Jasenna sebelum beralih pada pipi Jake. “Tadi dia bangun,” jawab Jake sama lirihnya. “Kenapa kamu tidak membangunkan aku?” “Untuk apa? Kamu

  • Tuan Jake, Nyonya Laura Ingin Bercerai   330. Laura, Jake, Jayce dan Jasenna

    Satu hari, bulan demi bulan yang berganti menjadi tahun di belakang sana terkenang seperti gambar-gambar di layar proyektor.Melewati itu, Laura sangat bersyukur ia tiba pada hari ini.Melihat Jake yang berada di sampingnya dan memasrahkan diri saat Laura mencengkeram tangannya untuk meredam rasa sakit yang bergejolak di perutnya menyadarkannya bahwa waktu benar-benar mengambil alih luka-luka itu dan menggantinya dengan kebahagiaan.Meski sekarang dirinya merasakan sakit, tapi ia tak bisa membendung senyumnya.Dadanya berdebar saat Jake menunduk dan berbisik, "Apakah sakit sekali?" tanyanya. "Operasi saja bagaimana? Aku tidak bisa melihatmu kesakitan seperti ini."Bibir Jake jatuh di kening Laura."Tidak perlu," jawab Laura. "Dokter bilang semuanya baik-baik saja, 'kan? Jangan khawatir, asalkan kamu denganku di sini, aku akan melewati hari ini, Jake.""Tentu aku di sini," balasnya. "Kamu bisa mengatakan padaku apapun hadiah yang kamu mau nanti setelah anak-anak kita lahir. Hm?"Laura

  • Tuan Jake, Nyonya Laura Ingin Bercerai   329. Kontraksi

    Sejak pulang dari resepsi pernikahan sekretarisnya Zafran—Andy—semalam, rasanya frekuensi rasa sakit yang diterima oleh perut Laura berinterval semakin sering. Rasanya berdenyut, nyeri berpusat lebih ke bawah. Dan ... si kembar yang ada di dalam perutnya juga lebih tenang. 'Apa aku akan melahirkan sebentar lagi?' tanya Laura dalam hati saat pagi ini baru saja keluar dari dalam kamar. Ia ingin menyusul Jake yang sedang berada di ruang gym, melakukan rutinitas yang hampir tak pernah ia lewatkan. "Selamat pagi," sapa para pelayan yang ada di dapur dan melihat kedatangannya. "Selamat pagi," balas Laura dengan melemparkan senyum pada mereka. "Mau mencicipi sedikit, Nona?" tawar Rani, yang membawa semangkuk besar soto ayam yang dibuatnya. Sarapan pagi ini bertemakan masakan Nusantara karena semalam Jake berpesan pada Rani ingin makan yang sedikit berbumbu, sehingga yang pagi ini menu-menu itu bisa dicium aromanya oleh Laura. "Nanti saja, Bu Rani," jawab Laura simpul. "Baiklah kal

  • Tuan Jake, Nyonya Laura Ingin Bercerai   328. Bagiku Sudah Usai

    Ketukan palu hakim menggema memenuhi ruang sidang. Fidel tertunduk dalam isak tangis.Sudah sejak awal dibacakannya vonis, Laura melihatnya tak kuasa menahan air mata.Laura lebih dulu bangun dari duduknya dan meminta Jake untuk segera pergi dari sana."Ayo, Jake!" ucapnya. Dan melihat istrinya yang tak ingin berlama-lama di sini, Jake pun dengan cepat bangun dari duduknya. Membiarkan Laura meraih dan melingkarkan tangan pada lengannya untuk beranjak."Laura," panggil suara yang dikenal betul oleh Laura adalah milik Fidel.Terdengar dari belakangnya, seperti penuh harap agar Laura menoleh sehingga mereka bisa berbicara.Laura memang berhenti. Tapi ia tidak menoleh pada wanita itu. "Aku ... ingin pergi dari sini," katanya lirih, sehingga Farren yang berada di depan bersama dengan Roy dan tim kuasa hukum keluarga Heizt dengan cepat membuka jalan untuk mereka dari kerumunan reporter yang meliput berita."Laura."Suara Fidel terdengar sekali lagi, nelangsa penuh dengan nestapa.Tapi Lau

DMCA.com Protection Status