Share

Tuan CEO, Mari Bercerai!
Tuan CEO, Mari Bercerai!
Penulis: Aww Dee

1. Luka Yang Tak Berjejak

“Kau yakin dengan apa yang kau lihat?"

“Iya, Nyonya Radha,” katanya dengan suara rendah. “Tuan Krisna ... bersama wanita yang bernama Nindy itu ... kini tengah berada di Keraton.”

Tubuh wanita berambut panjang hitam bergelombang itu nyaris tumbang ke lantai, andai saja tidak segera berpegangan pada sandaran kursi yang ada di sampingnya.

'Sudah sejauh itukah hubungan mereka berdua sekarang?' batin Radha bergejolak. Dadanya kian terasa sesak.

Pernikahan mereka memang terjadi karena ikatan bisnis. Kakek Krisna meminta Radha menjadi istri cucunya sebagai ganti dana investasi untuk perusahaan mendiang ayah Radha. Meski begitu, Radha tetap bersikap sebagai istri sempurna dengan harapan suatu saat nanti, sikap dingin dan tak acuh Krisna padanya secara perlahan bisa mencair.

Namun faktanya, selama lima tahun pernikahan, Krisna tak kunjung membuka hati pada Radha. Bahkan setelah Nindy, mantan kekasihnya hadir kembali di kehidupan sang suami, keberadaannya sudah tak dianggap sama sekali.

Bagi Krisna, Nindy adalah prioritas utamanya. Dan Radha, hanyalah istri 'boneka' pemberian kakeknya.

Radha menarik napas dalam-dalam ketika mobil Camry putihnya sudah berhenti di depan gedung apartemen yang megah. Pintu griya tawang secara perlahan terbuka dengan bunyi klik yang hampir tidak terdengar. Langkah-langkah kecil milik kaki jenjang Radha kian terasa berat saat dirinya mencoba masuk lebih dalam.

Deg!

Di ujung ruangan, di atas sebuah sofa panjang yang terbuat dari kulit mewah, Radha melihat pemandangan yang seketika itu juga membuat dunianya runtuh.

Krisna duduk di sana, bersama dengan Nindy di sampingnya sambil tersenyum. Senyuman yang selama ini tak pernah ia tunjukkan kepada Radha itu mengukuhkan kenyataan pahit yang selama ini coba diabaikan olehnya.

Perasaan marah, sedih, dan kecewa berputar-putar dalam diri Radha bagaikan pusaran angin. Pandangannya mengabur, seiring air mata menggenang dan menetes perlahan kala menyaksikan suaminya sedang berbahagia bersama wanita lain.

Krisna yang pertama kali menyadari kehadiran Radha, terkejut. Namun hanya beberapa detik saja, raut wajah Krisna kembali berubah menjadi dingin dan acuh. “Apa yang kau lakukan di sini?" suara berat khas Krisna memotong keheningan.

Radha mencoba mengatur napasnya sembari melangkahkan kakinya lebih dekat ke tempat Krisna dan Nindy tadi duduk. "Aku yang seharusnya bertanya. Apa yang kau lakukan di sini, bersamanya?”

“Bukankah kau sudah cukup lama mengetahui hal ini? Kupikir kau tidak mempermasalahkannya?” sahut Krisna enteng. “Sebaiknya kau pulang saja ke rumah dan tidurlah dengan nyenyak."

Air mata Radha semakin tidak bisa dihentikan. Dengan upaya yang cukup keras, ia mencoba mengatur kata-katanya agar bisa terdengar. "Aku butuh penjelasan, Kris!"

"Penjelasan?" sungut Krisna. "Apa gunanya? Kau sudah tahu sejak awal bahwa pernikahan kita ini tidak lain hanyalah kesepakatan bisnis. Sebuah perjanjian busuk antara keluargamu dengan kakekku.”

Kata-kata Krisna menusuk langsung ke hati Radha. Ia merasa seperti terperosok ke dalam jurang yang tak berdasar, saat di hadapkan pada kenyataan yang tak pernah diinginkan.

Nindy yang sejak tadi duduk diam di samping Krisna, mendadak melepaskan tangannya dari genggaman Krisna. "Mungkin aku harus pergi, Kris..."

Namun Krisna segera menahannya dengan lembut, "Tetaplah di sini, Nindy."

Nindy menatap Krisna dengan tatapan yang membuat darah Radha semakin mendidih.

“Tapi sepertinya kalian membutuhkan waktu secara privasi untuk bicara berdua., Kris.” Nindy berkata seolah penuh pengertian.

Krisna menggeleng cepat. “Tidak ada yang perlu dibicarakan lagi di antara kami berdua, Nindy.” Ia menatap ke arah Radha tanpa empati. “Kau tidak seharusnya datang ke sini. Bersikaplah seperti biasanya. Tetap diam di tempatmu, dan mainkan peranmu sebaik mungkin sebagai istri terhormat dari Krisna Adiyaksa Harlingga.”

Radha bisa merasakan seluruh tubuhnya gemetar oleh emosi yang berkecamuk. “Maksudmu, aku harus tetap diam membiarkan suamiku bermesraan dengan wanita lain?”

Krisna melepaskan tangan Nindy, melangkahkan kakinya lebar-lebar, dan mencengkeram dagu Radha. Mata elangnya yang hitam pekat berkilat marah seakan siap menembus tepat ke jantungnya.

“Sadarlah, wanita lain di sini bukanlah Nindy. Tapi kau, Radha. Kau yang menikahiku hanya karena kekayaan sialan itu!”

Plakk!

Satu tamparan keras mendarat di pipi Krisna. Isakan kecil tanpa suara mulai muncul dari bibir Radha.

Tak tahu ingin berkata apa, Radha pun akhirnya memilih pergi bersama luka hati yang baru saja ia terima. Kakinya serasa melemah, membuat wanita itu merembet-rembet mengandalkan kekuatan tangannya yang bertumpu pada dinding toko yang ia lewati.

Lalu sesaat sebelum tubuh Radha benar-benar ambruk ke tanah, sebuah lengan kokoh berhasil menangkap dirinya.

Radha?”

Dari balik punggung, Radha mendengar suara bariton khas milik seseorang yang cukup ia kenal.

Ia berusaha mengangkat kepalanya yang kian terasa berat, untuk melihat sosok pria yang sudah berbaik hati menolongnya agar tidak terjatuh.

Wajah pucat Radha menunjukkan ekspresi keterkejutan yang sama. Dia adalah Saga Ashlan Diandra. Pria berambut coklat pasir dengan sepasang mata kelabu yang menawan. Kakak tiri Krisna.

“Kak Saga? Kau ....” Radha terbata-bata. Tangisnya yang semula pelan, perlahan justru semakin kuat.

“Oh, jadi seperti ini rupanya kelakuan kalian berdua di belakangku?”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status