Omorfia Pou diarkey. Atau yang kerap di sebut 'Ratu Fia'. Nama itu sendiri memiliki arti ‘kecantikan yang abadi’ jika di terjemahkan dalam bahasa Yunani. Sosok wanita paruh baya yang usianya kini mencapai setengah abad. Tidak percaya adanya kematian. Dan sulit menerima kenyataan hidup yang begitu menyakitkan. Menyerah menjalani hidup yang sulit ia hadapi sendirian, ratu Fia, memilih jalan pintas dengan mempercayai hal Ghoib yang ia temukan beberapa waktu lalu di sebuah hutan belantara yang tidak jauh dari pemukiman. Setiap tahun Fia harus melahirkan seorang anak untuk mahkluk tak kasatmata itu, demi mengabadikan semua harta serta kecantikan yang ia punya. Tak memiliki seorang suami, Fia juga rela bersetubuh dengan makhluk yang sulit di jelaskan lewat kata-kata. Setiap kelahiran anak itu, Fia harus melakukan hal yang sama setiap tahunnya, agar hidup awet muda selalu berpihak padanya. Mencungkil kedua bola mata bayi malang itu, dan melahapnya mentah-mentah tanpa sisa. Beberapa kali melahirkan seorang bayi. Pada suatu malam yang mencekam. Fia melahirkan lagi seorang bayi, yang sudah ia kandung berbulan-bulan lamanya. Sosok makhluk tak kasatmata itu memberi Fia sebuah penawaran yang sulit ia tolak. “Besarkan kedua bayi ini, maka kau tidak perlu melahirkan setiap tahunnya lagi.” Tanpa berpikir dua kali, Fia mengangguk menerima penawaran itu. Thyisia dan Symfonia, nama yang Fia berikan pada kedua putri kembarnya. Januar Benedikt. Seorang mahasiswa dari universitas Harvard, Amerika. Datang jauh-jauh demi mencari tahu apakah rumor yang menjadi mitos itu benar adanya atau hanya bualan semata. Berhasil memasuki Castil megah. Januar di buat bingung bukan kepalang. Masalahnya ia mencintai gadis yang tidak sengaja ia temui di dalam Castil. bagaimana kisah cintanya dengan Thyisia dan juga Symfonia yang saat itu juga ikut menaruh hati padanya? Ini bukan tentang kisah mistis atau mitos saja. Namun, kisah cinta yang menguras air mata serta kebahagiaan seorang gadis yang terlahir bukan dari bangsa manusia.
View More15 tahun kemudianSuara tepuk tangan menggema di persimpangan lampu merah jalanan. Riuh piuh terdengar gaduh, didominasi dengan suara sepeda motor yang terus menarik pedal gas. Orang-orang menyoraki beberapa pemain favorit mereka.“Januar! Januar! Januar!”Begitu seterusnya hingga satu orang gadis berpakaian mini mendekat ke arah sepeda motor yang sudah berbaris tepat di pembatas yang sudah di tentukan.Suaranya semakin gaduh, kala gadis berpakaian mini itu menghitung mundur.“Tiga...dua...satu!”Sepeda motor yang jumlahnya lebih dari tiga orang itu pun melaju dengan kecepatan penuh. Bagai angin yang melintas di permukaan kulit, mereka dengan cepat menghilang dari pandangan.“Gue jamin. Januar bakalan menang,” seru salah satu gadis berambut sebahu.“Bener banget. Secara Januar’ kan kepala kapten dari geng motor Rejoks. Ya kali bakalan kalah,” sahu
Lima tahun sudah Fia menjalani hidup yang hampir tak mengenal lagi dunia yang bersifat sementara. Kekayaan yang ia raup kini semakin melimpah. Tidak tahu akan ke mana dan untuk apa. Namun, kekayaan itu terus bertambah seiring berlalunya waktu dan kontrak yang ia jalani dengan sosok tak kasatmata.Sejak lima tahun terakhir ini, Fia, tidak pernah berhenti melahirkan seorang bayi yang menjadi perjanjian mereka tempo lalu. Kadang bayi perempuan, dan juga bayi laki-laki. Hanya hitungan detik, bayi itu kembali pada tempatnya, mengembuskan napas di tangan ibunya sendiri.“Kenapa harus wajah suamiku yang kau gunakan? Tidak ada sosok yang lainkah?”“Memangnya ada apa? Kau merindukan suamimu?”Fia memutar bola matanya menatap sinis. “Kau benar-benar iblis!” gumamnya kesal, setelah mendengar jawaban Incubus.Fia yang sedari tadi duduk santai menikmati sarapan paginya, bangun dan
‘Gia Panta’ julukan yang diberikan oleh Fia pada rumah barunya. Bukan rumah, bisa dikatakan istana. Namun, tempat itu tak tampak seperti istana pada umumnya.Jika biasanya istana terlihat megah, penuh warna, dan identik dengan warna yang terang benderang, dipenuhi beberapa penjaga, dan ditumbuhi bunga-bunga di sekitar halamannya.Berbeda dengan istana yang di miliki Fia. Suram, mencekam. Aura yang dipancarkan istana itu benar-benar terlihat sangat menyeramkan. Castel yang di beri nama ‘Gia Panta’ dalam bahasa Yunani yang berarti ‘Abadi selamanya'.Berdiri kokoh di tengah perbatasan kota B. Setiap pengendara yang melintasi Castil megah itu, tak sedikit yang bergidik ngeri. Tak jarang juga orang yang tidak sengaja melintasi bangunan megah itu, memilih memutar balik arahnya karena aura yang terpancar dari sana benar-benar berbeda.Omorfia Pou diarkey. Atau Fia. Wanita penikmat harta tahta dari makhluk tatkasat mata
Setelah hubungan terlarang yang di lakukan Fia dengan sosok yang sulit dicerna oleh akal sehat. Kini wanita itu mengandung seorang anak yang menjadi permintaan dari sosok bertubuh kekar itu.Tapi ada yang aneh dari kehamilan Fia. Meski usia kandungannya sudah menginjak bulan kelahiran bayinya, perutnya tampak tak terlihat membesar atau pun sekedar memberikan pertanda bahwa ia sedang mengandung.Tubuhnya tetap memperlihatkan tubuhnya yang sempurna. Lekukan tubuh itu masih saja terlihat jelas.“Ini bulan kelahiran bayi ini, tapi kenapa perutku sama sekali tidak membesar?” gumamnya pada pantulan bayangannya di cermin.“Ini benar-benar gila,” ucapnya lagi tak percaya.“Itu karena dia anakku.” Tiba-tiba suara berat membalas ucapan Fia, sedikit mengejutkan wanita yang masih asik memandangi tubuhnya di pantulan cermin itu.“Brengsek!” gerutunya kasar.“Tidak bisakah kau data
Hutan belantara menjadi saksi bisu perbuatan keji Fia. Setelah melakukan aktivitas yang sulit digambarkan dalam satu ucapan, wanita yang sudah menikah itu akhirnya keluar dan menghirup udara segar di alam terbuka.Wanita yang kini menginjak usia 48 tahun itu, tersenyum bebas sesaat melihat sebuah rumah yang cukup mewah tepat saat ia menatap lurus pandangannya.“Itu milikku?” Tanyanya entah pada siapa.Lagi-lagi senyuman simpul terpatri jelas di wajah ovalnya. Wanita yang tak bisa di katakan muda lagi, perlahan menarik langkah menuju rumah yang cukup mewah yang tidak jauh darinya.Rumah mewah di pinggir aspal hitam, yang jarang dilalui para pengendara. Bisa dikatakan jalan itu hanya jalan pintas jikalau ada pemeriksaan serentak dari pihak kepolisian yang menjalankan tugas negara.Rumah mewah berwarna abu-abu gelap itu, hanya terlihat tunggal di sana. Tak ada rumah atau tempat apa pun lagi yang tampak menemani rumah mewah it
Fia, terjatuh lunglai sesaat sesosok makhluk tak kasatmata keluar dari tubuhnya. Wajahnya kembali terlihat berwarna, bola matanya terlihat sayup menggeledah tempat yang masih terlihat samar.Rintik hujan perlahan mereda, di gantikan tiupan angin yang terasa mencekam. Wanita bermata monolid itu sejenak menghembuskan napas kasar, sesaat tubuhnya terjatuh di dasar tanah yang di alasi rumput liar yang merambat bebas.Bagai orang yang habis melakukan lomba lari dengan jarak beberapa kilo meter, terdengar suara desahan napas Fia tak beraturan. Seluruh dahinya di penuhi peluh yang mengalir membasahi wajahnya. Kedua telapak tangannya kompak menopang tubuhnya, bokongnya terduduk tak mengenal tempat.Bola matanya terpaku pada satu titik. Tubuh kaku tak bergerak, yang terlihat di hadapannya, membuatnya sedikit menahan napas.“Mark,” gumamnya tak yakin.Fia menarik langkah, membangunkan tubuhnya berjalan perlahan m
Rintik hujan di tengah hutan belantara, samar perlahan membasahi permukaan kulit, dingin menusuk tulang, secara perlahan mulai mencekam.“Apa yang kau lakukan di sini? Sudah kukatakan padamu, bersabarlah!”“Aku sudah tidak tahan denganmu! Aku muak hidup seperti ini terus menerus!”“Fia, aku akan berusaha lagi, dan aku akan memberikan apa pun yang kau inginkan.”“Simpan saja omong kosongmu itu Mark!”Fia terus berjalan menyusuri hutan semakin dalam, rintik hujan yang mulai terdengar kasar, mengiri langkahnya yang tergesa-gesa. Mark mengikuti ke mana perginya, Fia. Walau pun berusaha menghentikan langkah yang begitu tak karuan.“Ini sudah sangat larut! Ke mana kau akan pergi?” ujar Mark lagi menghentikan langkah istrinya itu, mencekal perlahan pergelangan tangannya, menahan langkah yang tak tahu akan ke mana.“Diamlah!” H
Rintik hujan di tengah hutan belantara, samar perlahan membasahi permukaan kulit, dingin menusuk tulang, secara perlahan mulai mencekam.“Apa yang kau lakukan di sini? Sudah kukatakan padamu, bersabarlah!”“Aku sudah tidak tahan denganmu! Aku muak hidup seperti ini terus menerus!”“Fia, aku akan berusaha lagi, dan aku akan memberikan apa pun yang kau inginkan.”“Simpan saja omong kosongmu itu Mark!”Fia terus berjalan menyusuri hutan semakin dalam, rintik hujan yang mulai terdengar kasar, mengiri langkahnya yang tergesa-gesa. Mark mengikuti ke mana perginya, Fia. Walau pun berusaha menghentikan langkah yang begitu tak karuan.“Ini sudah sangat larut! Ke mana kau akan pergi?” ujar Mark lagi menghentikan langkah istrinya itu, mencekal perlahan pergelangan tangannya, menahan langkah yang tak tahu akan ke mana.“Diamlah!” H...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments