Tawa Ashley pecah melihat Lucas memegang juniornya, ia pun merasa puas dengan tindakan beraninya, memelintir junior Lucas sampai Lucas kesakitan.
"Ckk.. Kenapa sakit, huh, bagaimana rasanya, ku harap juniormu masih bisa berdiri tegak dan tidak mengalami impoten dini"- Ashley menyindir Lucas dengan kekehan nya dan memincingkan matanya mengejek Lucas yang kesakitan
Lucas kesal melihat Ashley terkekeh dan mengejek dirinya, ia pun segara bangkit dari posisi merunduknya, berjalan tertatih-tatih menghampiri Ashley sambil memegang juniornya
Melihat pergerakan Lucas yang menghampirinya, dengan sigap Asley membalikan badan, berusaha melarikan diri dari Lucas agar ia tidak kena amukan Lucas akibat perbuatannya
"Sialan, awas kau Ashley, akan ku balas perbuatan mu"-
"Hahahhaha..Kau pikir, kau bisa membalas dan menangkap ku Lulu.. Lihatlah kau berjalan seperti ayam pincang"- ejek Ashley memperagai jalan Lucas dengan tawanya sambil berlari ke arah pintu
Ketika sampai di pintu, Ashley langsung membukanya dan membanting pintu itu sangat kencang dan mengenai Lucas yang masih mengejarnya
"Brakkkk"
"Jedugggg, auu.. " - ringis Lucas tepat di saat ia ingin keluar, pintu terpanting oleh ashley dengan kencang dan mengenai pelipis Lucas
©©©©©©©©
Di sisi lain Matthew baru saja mendapat panggilan telepon dari pihak rumah sakit. Dokter yang menangani istrinya mengatakan bahwa kondisi istrinya semakin memburuk dan meminta Matthew untuk segara datang ke Itali
Matthew memijat pangkal hidungnya yang terasa pusing memikirkan istri tercinta dan putri kesayangannya. Ia harus segera memutukan semua ini demi kebaikkan keluarganya terutama kesembuhan sang istri walaupun ia harus merahasiakan ini dari Ashley
Ya Metthew memutuskan untuk pergi besok pagi, ia akan memberi tahu tentang keberangkatannya pada Ashley
Ia pun kembali masuk ke dalam mansion dan berjalan menuju keruang kerjanya
Belum sempat Matthew masuk kedalam ruang kerjanya, Matthew dikejutkan oleh Ashley yang keluar dari dalam ruang kerjanya, dengan wajah yang mencurigakan
"Apa yang kau lakukan disini, dimana Lucas?"- tanya Matthew
Ashley nampak terkejut melihat sang ayah, ia pun tersenyum pada ayahnya dan memperlihatkan deretan gigi putih miliknya
"Hai, daddy sudah kembali, aku pikir daddy akan pergi lama"-
Matthew mengerutkan keningnya, menatap Ashley yang masih tersenyum padanya.
"Sepertinya, kau tidak suka kalau daddy berada disini"-jawab Matthew, mengintimidasi Ashley dan ia merasa aneh pada putrinya ini yang masih memegang gagang pintu.
Ashley merasa gugup melihat tatapan ayahnya yang sedikit mengintimidasi dirinya. "Bu.. Bu.. Bukan seperti itu dad, sungguh"- jawab Ashley mencoba meyakinkan ayahnya
" Lalu, kenapa kau keluar, apa kalian sudah.. "-
Ucapan Matthew terpotong dengan kehadiran Lucas yang keluar dari ruang kerja miliknya.
" Ada apa paman menyebut nama ku"- tanya Lucas yang keluar dari dalam ruang kerja Matthew setelah Lucas mendengar namanya disebut
" Kebetulan kau keluar, paman baru ingin masuk kedalam, ada yang ingin paman sampaikan kekalian berdua, masuklah"- Matthew meminta Lucas dan Ashley untuk masuk kedalam ruang kerjanya lagi. Matthew masuk kedalam ruang kerjanya dan di ikuti oleh Lucas dan Ashley
©©©©©©©©
Lucas dan Ashley pun masuk dan duduk bersebelahan di sofa yang sama.
"Hal apa yang akan Daddy sampaikan"- tanpa berbasa-basi Ashley langsung menanyakan pada ayahnya, Ashley tak mau berlama-lama di ruangan itu bersama pria sinting seperti Lucas
"Solusi apa yang kalian dapatkan tadi. Setelah Daddy meninggalkan kalian berdua"-
Sontak hal itu membuat keduanya kaget. Matthew menatap mereka berdua. Menunggu salah satu dari mereka untuk menjawab.
Lucas yang ingin menjawab di dahului oleh Ashley- "Lucas mau mengganti mobil ku dengan yang baru, dan aku bebas memilih mobil apa pun yang aku suka"- jawab Ashley tanpa memikirkan ucapannya terlebih dahulu
Tentu saja jawaban Ashley membuat kedua pria berbeda usia tercengang, terutama Lucas. Lucas sangat terkejut mendengar penuturan Ashley, Lucas tidak percaya Ashley bisa mengatakan itu padanya dan ayahnya.
Dalam hatinya, Lucas mengutuk Ashley " Sial, jika bukan anak dari sahabat ayahku, sudah ku pastikan gadis itu ku tendang dari bumi ini,"- Lucas melirik Ashley sekilas dengan pandangan kesalnya
Sedangkan Ashley tersenyum puas melihat reaksi Lucas yang sangat terkejut dan kesal atas ucapanya.
Matthew memperhatikan mereka berdua terutama putrinya Ashley yang tersenyum puas menatap Lucas, Matthew memang tidak percaya dengan ucapan putrinya apalagi melihat Ashley tersenyum mengejek Lucas.
Tak mau ambil pusing dengan masalah mereka. Matthew akhirnya menyudahi pertikaian kecil antara Lucas dan Ashley walaupun tidak ada keributan, tatapan mereka berdua sudah bisa di nilai oleh Matthew.
"Apa kalian akan terus bersitatap seperti itu"- tanya Matthew menyudahi tatapan mereka berdua, keduanya pun menoleh bersamaan mendengar ucapan Matthew
"Ada hal yang ingin aku bicarakan pada kalian berdua, bukan ingin melihat kalian beradu pandang seperti itu"- ucap Matthew setelah mereka kembali fokus padanya.
"Apa yang ingin daddy katakan"- tanya Ashley penasaran
"Daddy harap kau tidak berteriak setelah kau mendengar ucapan daddy"-
"Ayolah dad, jangan membuat ku penasaran"-
Dengan sekali tarikan nafasnya, Matthew pun mengutarakan niatnya- "Besok pagi daddy harus pergi ke italia, dan kau harus tinggal di tempat Lucas sampai daddy datang menjemput mu, Lucas yang akan menjagamu selama daddy tidak berada di sampingmu"-
"Jadi aku harus tinggal di tempat Lu.. WHATTTT!!!!!! bisakan daddy mengatakannya sekali lagi, atau pendengaran ku yang salah. Daddy menyebut aku akan tinggal bersama pria sinting yang berada di samping ku"- Ashley tersentak saat ayahnya menyebut nama pria sinting yang membuat moodnya buruk, bahkan Ashley mengingat saat Lucas menciumnya di ruangan ini.
"Kau tidak salah mendengarnya honey, daddy sudah membicarakannya terlebih dulu pada Lucas, dan Lucas menyetujuinya"- jelas Matthew melirik ke arah Lucas untuk membantunya berbica
"Kenapa aku harus tinggal bersama pria sinting ini dad, aku tidak mau"- jawab Ashley, dengan tegas, Ashley menolak keinginan ayahnya.
Sikap penolakan Ashley ini lah yang membuat Matthew pusing, di tambah lagi Lucas yang menabrak mobil baru Ashley membuat Ashley tidak suka dengan Lucas.
Setelah berpikir panjang, Matthew menemukan cara agar Ashley mau tinggal bersama Lucas- "baiklah, Daddy tidak keberatan asal kau menaruh semua barang-barang yang kau gunakan di tambah dua black card yang kau pegang"- tidak ada pilihan lain, matthew mengucapkan, akan mengambil seluruh fasilitas yang Matthew berikan pada Ashley, dan Matthew yakin putrinya tidak akan bisa hidup tanpa fasilitas yang Matthew berikan padanya.
Ashley terkejut mendengar ancaman ayahnya, di dalam hatinya Ashley merutuki nasib sialnya hari ini.
Sedangkan Lucas puas melihat raut wajah Ashley yang berubah menjadi kesal terhadap ayahnya terutama pada dirinya.
"Tidak ada penolakan lagi, dan ingat kesepakatan kita tadi pagi honey"- Matthew menegaskan pada putrinya Ashley, dan mengingatkan Ashley tentang kesepakatan antara dirinya dengan putrinya Ashley.
Dengan terpaksa Ashley mengiyakan, ucapan ayahnya, percuma saja menolak jika ayahnya sudah mengancam akan menarik semua fasilitasnya teruma kartu hitam andalannya.
"Besok pagi, kau sudah harus tinggal bersama Lucas dan hari ini kau bisa kemasi barang-barang yang kau perlukan disana, daddy harap kau tidak membuat kekacauan, dan ingat jangan pergi ke club tanpa sepengetahuan Lucas"- Matthew menambahkan lagi ucapannya dan menegaskan Ashley, agar Ashley tidak membuat kekacauan di saat Ashlety tidak tinggal bersamanya melainkan bersama orang lain
Mendengar ocehan-ocehan ayahnya, membuat Ashley semakin muak di tambah lagi saat Lucas mengejeknya dengan senyuman puas. Ingin sekali rasanya Ashley mencabik-cabik Lucas dan membuangnya ke antartika atau melemparnya dari planet bumi ini atau mengirimnya ke planet Mars agar Ashley tidak melihat tampang Lucas yang mejengkelkan di matanya
©©©©©©©©
Setelah memastikan Ashley menirima permintaannya, Matthew mengajak Lucas keluar dari dalam ruang kerjanya, meninggalkan Ashley yang masih terlihat kesal dengan keputusannya.
Lucas hanya menganggukan kepalanya tampak setuju, ia pun pergi mengikuti Matthew dari belakang. Di saat Lucas melirik Ashley, Lucas mendapat tatapan berang dari Ashley, Lucas pun meminta Matthew untuk menunggunya sebentar di luar
"Paman, bisakah kau menunggu ku diluar, adahal penting yang ingin aku katakan pada putrimu"- pinta Lucas pada Matthew, Matthew hanya tersenyum pada Lucas sebagai jawabannya.
Mendapat persetujuan dari Matthew, Lucas menghampiri Ashley, dan Lucas pub menutup pintu ruangan itu tanpa menguncinya.
Sesudah memastikan pintu tertutup sempurna, Lucas menghampiri Ashley secara diam-diam tanpa sepengetahuan Ashley.Lucas berjalan tanpa membunyikan sepatunya secara perlahan-lahan.Hanya tinggal beberapa meter dari tempat Ashley duduk. Lucas tertegun melihat Ashley mengikat cepol rambutnya dengan asal sampai memperlihatkan leher jenjang milik Ashley yang mulusJangkun Lucas naik turun dan Lucas pun meneguk ludahnya secara kasar.Lucas mengutuk dirinya yang terpesona akan keindah leher jenjang Ashley.Sampai Lucas pun meyakinkan dirinya untuk tidak terpesona dengan gadis seperti Ashley.©©©©©©© &
Lucas masih tertawa melihat Ashley keluar dari ruangan ini dengan wajah memerah menahan malu.Jujur saja tingkah Ashley seperti membuat Lucas gemas. Lucas menggeleng-gelengkan kepalanya, mengingat kejadian yang baru saja terjadi membuat Lucas tak percaya."Sial, kenapa aku bisa melakukan itu padanya. Kenapa otak dan pikiran ku selalu saja tidak bekerja setiap bersamanya, sialan" Umpat Lucas di dalam hatinya.Lucas tersadar, pengaruh Ashley begitu besar pada dirinya, setiap Lucas berada di dekat Ashley, Lucas selalu saja kehilangan kendalinya, seperti yang terjadi hari ini.Di tempat ini, Lucas mencium Ashley tanpa permisi sebanyak dua kali. Dan itu membuat juniornya harus menahan segala hasrat dalam dirinya.Mengingat juniornyq, Lucas menundukan kepalanya. Benar saja, juniornya masih mengembang di balik celana yang Lucas gunakan. Begitu sesak sampai Lucas pusing untuk meniduri juniornya kembali."Tunggu sebentar
Ashley baru saja selesai membersihkan dirinya, ia pun bergegas untuk mengambil pakaian di dalam walk-in closet miliknya.Setelah mendapatkan pakaian yang Ashley suka. Ashley pun memakainya dan memutar-mutar tubuh indahnya di depan cermin.Melihat sesuatu yang merah pada Lehernya, Ashley pun mendekatkan dirinya di cermin. Ashley meraba bagian yang merah pada lehernya.Sontak saja Ashley membulatkan matanya, terkejut dengan apa yang Ashley lihat di lehernya. Ashley tau ruam merah di lehernya bukan sengatan binatang terbang melainkan binatang buas yang melakukannya. Ya, Ashley teringat kejadian yang baru saja terjadi bersama Lucas di ruang kerja Daddynya."Lucas sialannnnnnnn, brengsekkk, arrrrgggghhhhhhhhhhh...." Teriak Ashley menggema seisi ruangan kamarnyaAshley mencoba menghilangkan ruam merah pada lehernya. Dengan menggunakan tangannya, tapi usaha Ashley hanya sia-sia, ruam kemerahan pada lehernya tidak hilang.Tak
Lucas baru saja keluar dari lorong itu, setelah mendapat kesadaran penuhnya. Ia pun pergi meninggalkan Ashley disana dalam keadaan sedikit kacau akibat ulahnya.Sementara Ashley masih terdiam disana, mengingat ucapan Lucas sepuluh menit yang lalu. Sebelum Lucas pergi meninggalkannya"Kau lah satu-satunya wanita yang berani mengatai ku, membuat mobil ku rusak dengan jepit rambut mu, dan di hari yang sama, kita bertemu di mansion mu, tepatnya di ruang kerja ayah mu, kau tidak merasa bersalah saat melihat ku, bahkan kau menantang ku dan mengejek ku di depan ayahmu, di saat aku mencium mu kau memilinti junior ku. Sedangkan leher jenjang mu dan dua gundukan dadamu membuat akal sehat ku tidak berfungsi. Membuat ku ingin selalu menyesapnya, menjitatinya bahkan meresmasnya sampai kau berteriak dan menyebut nama ku dengan suara sexy mu"Ashley mengingatnya jelas semua ucapan Lucas, bahkan sebelum Lucas pergi, Lucas sekilas mengecup keningnya. Hal itu, membuat jantu
Ashley ragu untuk menaiki motor Lucas. Karena ini adalah pengalaman pertama Ashley menaiki motor.Seumur hidupnya. Ia tidak pernah menaiki motor dengan siapa pun bahkan Daddynya sendiri pun tidak pernah mengendarai motor kemana pun Daddynya pergi."Kenapa masih diam, kau mau aku tinggal hah" Ucapan Lucas menyadarkan Ashley yang sempat terdiam melihat motor Lucas.Ashley berdecak sebal melihat wajah Lucas yang sedang mengejeknya. "Puas mengejekku huh" Sinis Ashley yang kesal pada Lucas.Lucas terkekeh mendengar ucapan sinis Ashley. Yang tidak pernah ramah terhadapnya. "Ckk.. Buat apa aku mengejek mu heh, tampang mu saja yang membuat ku ingin selalu menertawaimu""Dasar sialan. Apa kau pikir, tampang ku aneh" Sarkas Ashley, ia muak melihat Lucas sedang menertawainya"Aku tidak berpikir seperti itu, kau saja yang selalu berpikir buruk tentang ku" Ucap
Mendengar ucapan Lucas memanggil Ashley dengan sebutan sweety. Membuat Rafael sontak terkejut. Ia tidak meyangka ada seorang pria asing yang memanggil Ashley dengan sebutan itu.Dulu saja, disaat Rafael memanggil Ashley dengan sebutan sayang. Ashley menolaknya."Apa aku tidak salah mendengar. Kau memanggil Ashley dengan sebutan sweety. Siapa kau sebenarnya. Kenapa kau datang merusak pertemuan ku dengan Ashley" Tanya Rafael pada Lucas sembari membalikan tubuh Lucas dan bertanya padanya."Akhh.. Aku sampai lupa memperkenalkan diri ku. Aku Lucas suami Ashley. Dan wanita yang kau ajak berbicara tadi adalah istri ku yang sedang mengandung anak ku" Kata Lucas dengan fasihnya menjawab pertanyaan Rafael dengan menekan kata Ashley adalah istrinyaAshley pun terkejut. Mendengar ucapan Lucas menyebut dirinya sebagai istri Lucas. "What.. Apa yang kau... Ka.. " Ashley yang belum selesai bicara. Di bekap mulutnya oleh Lucas. Lucas pun menarik tangan Ashley
Alena merapihkan tatanan make-upnya agar terlihat sempurna dan mempesona di mata Lucas. Ya malam ini, seperti di katakan Lucas. Alena akan pergi menemuinya di hotel Franklyn tempat mereka bertemu.Menggunakan baju dress ketat berbetuk kamen Menampilkan dua buah dada Alena yang besar. Membuat Alena semakin percaya diri. Lucas akan terpesona padanya."Aku, akan membuat mu jatuh pada pesona ku. Dan aku akan menjadikan mu pria satu-satunya hanya menoleh pada ku"- kata Alena berucap pada dirinya sendiri. Saat ia melihat pantulan dirinya di depan cermin.Sesudah melihat penampilannya sudah sempurna. Alena mengambil handbag dan coat berbulu. Alena sengaja menggunakan coat berbulunya agar menutupi pakaian terbukanya.Setelah semua siap. Alena bergegas meninggalkan kamarnya dan pergi menuju tempat mobilnya berada.Baru saja Alena turun dari tangga. Alena berpapasan dengan Matthew. Matthew mengerutkan keningnya. Meneliti tampila
Franklyn hotel. Franklyn hotel. Alena tiba di lobby hotel. Berjalan angkuh menuju meja recepsionist. Untuk meminta kunci kamar Lucas pada staff yang sedang berjaga. "Selamat malam. Ada yang bisa saya bantu nona" tanya recepsionist wanita itu pada Alena. Alena tersenyum simpul. Menatap recepsionist itu dengan sombong."akhh ya.. Aku minta kunci kamar pemilik hotel ini" kata Alena sombong. Tanpa berbasa-basi. "Mohon maaf nona. Saya tidak bisa memberikan kunci kamar Mr. Franklyn ke sembarang orang. Karena Mr. Franklyn sendiri yang mengatakannya kepada semua staffny" jelas receptionist itu. "Kau tidak tahu siapa aku. Aku kekasih tuan mu. Pemilik hotel ini" kata Alena. Mengklaim Lucas kekasihnya. Recepsionist itu menatap dan meneliti penampilam Alena dari atas sampai bawah. "Maaf nona. Banyak di antara wanita-wanita yang datang ke hotel ini, mengaku sebagai kekasih Mr. Franklyn