"Sekali kamu berada di ruang sidang pribadiku, maka tak ada jalan keluar! Tubuhmu hanyalah milikku!" *** Persahabatan tiga Jaksa Penuntut Umum di Kota Los Angeles. Xavion Young, Ezra Wu, dan Chaiden Black. Tiga nama yang selalu menggetarkan hasrat wanita mana pun bila mendengarnya. Berasal dari keluarga politikus serta petinggi gedung kehakiman membuat mereka digilai banyak wanita. Kaum hawa berlomba untuk merasakan satu malam dengan para Tuan Muda. Akan tetapi, siapa yang mengira jika masa lalu ketiga lelaki itu berhubungan dengan seorang wanita yang berasal dari panti asuhan yaitu .... Lelaki macam Xavion Young tidak akan pernah tertarik dengan gadis culun, polos, ceroboh, dan lusuh macam Hanae Liason Tan. Akan tetapi, gadis itu telah membakar sesuatu yang sangat berharga baginya. Sesuatu yang tidak bisa diganti oleh uang dalam jumlah berapa pun. Dan kini Hanae Tan tidak punya pilihan selain membayar atas kesalahan fatal yang sudah dia lakukan. Xavion Young is a beast that no one knows. Hanae Tan adalah wanita pertama yang merasakah gilanya ruang sidang khusus sang jaksa tampan.
View MoreMenjelang waktu acara tahunan untuk memperingati berpulangnya Billy Young, keluarga Mendoza selalu hadir turut mendoakan sahabat mereka yang terpaksa mengembuskan napas terkahir secara tragis.“Setiap har ini tiba, Xavion biasanya mabuk. Aku akan merawat dia saat mabuk. Sebagai calon istrinya, aku harus bisa merawat dia, bukan?” kekeh Jessica sedang berkendara bersama kedua orang tuanya. Di dalam mobil mewah itu keluarga Mendoza tengah menuju kediaman Gladys Young. Wanita berusia di atas setengah abad menanggapi ucapan putrinya. “Sejak dulu kamu hanya bisa jatuh cinta dengan satu pria, yaitu Xavion. Kamu menghabiskan seluruh usia dan masa mudamu untuk mengejarnya. Mommy harap kali ini kamu benar-benar bahagia.”“Tentu saja dia bahagia, Eve. Putri kecil kita akhirnya akan menikahi pangeran impian. Gladys sudah mengatakan pada kita kalau Xavion pasti akan mau menikahi Jessica. Lambat laun pasti dia akan jatuh cinta padanya. Hanya tinggal tunggu waktu.”“Aku yakin kamu benar, Jorge,” a
Dengan dada kembang kempis dan suara gemetar, Kelinci Kecil berkata, “Kenapa kamu mengulang semua kejadian dini hari tadi? Kamu sengaja ingin membuatku malu?”Xavion tertegun, “Jadi, itu semua benar? Aku tidak sedang berhalusinasi karena mabuk?""Apa maksudmu? Tentu saja semua itu benar terjadi! Apa kamu sudah lupa bagaimana kamu terus menyentuhku meski aku sudah memintamu untuk berhenti?” Hanae mengerang dengan sorot protes dan gamang. Lalu, satu kalimat pertanyaan terlontar dari bibir Tuan Jaksa, “Kalau kamu ingin aku berhenti, kalau kamu tidak menikmati semua yang terjadi di antara kita tadi malam, kenapa aku mengingat menyentuh liang kewanitaanmu yang sudah basah?”Dan Hanae tak bisa menjawab. Mati kutu! Jangan ditanya bagaimana panasnya paras manis sang gadis. Tentu saja wanita sepolos dia akan merasa sangat malu saat liang kewanitaannya dibahas, bukan?Di antara engah serta dentuman jantung dalam dada, lelaki itu kembali bergumam sendiri. “Jadi, kamu memang masih sungguh perawa
Xavion mendengkus kasar. Kepala yang pengar dipijit-pijit. Ucapan ibunya seperti antara nyata dan tidak. Tanpa sadar bergumam sendiri, “Am I still fucking drunk?”“Tidak, kamu tidak sedang mabuk!” jawab Gladys dengan nada kesal. “Mommy serius ingin berbicara denganmu mengenai jodoh. Usiamu sudah 30 tahun lebih dan kamu sama sekali tidak memikirkan untuk berumah tangga!”“Yeah, well, berumah tangga bagiku tidak ada gunanya saat ini. Aku lebih suka fokus ke pekerjaan dan Mommy tahu itu!” sahut Xavion, mengusap matanya berkali-kali, lalu memandangi jendela kamarnya yang diterpa mentari pagi. Gladys kembali berucap tegas, “Dengan tidak memiliki istri, kamu sama saja memberi jalan seluas-luasnya bagi para wanita materialistis penggali emas untuk mendekatimu, memanfaatkanmu, lalu menghancurkanmu!”Embusan kasar meluncur dari bibir Xavion yang masih beraroma alkohol. Ceramah ini sudah entah berapa ratus bahkan ribu kali dia dengar sejak masih baru duduk di bangku sekolah menengah atas. “Po
Hanae mengangguk ketakutan, “A-aku ... iya, aku masih perawan! Aku tidak pernah punya pacar sebelum ini! Aku belum pernah bercinta dengan siapa pun!”“Kamu bohong!” Xavion kembali membentak lagi. Kali ini, ia keluarkan tangannya dari balik celana dalam Hanae, lalu kedua telapak menghantam dinding di sisi kanan-kiri telinga wanita tersebut.Suara Tuan Muda Young menggelegar, “Aku akan menyakitimu kalau kamu berbohong! Jawab yang jujur! Apa benar kamu masih perawan!” ancamnya melotot, menakutkan.Hanae kembali mengangguk dengan ketakutan. Apa yang mau dia jawab karena kenyataannya memang dia masih perawan. “Aku ... aku ti-tidak ... aku tidak berbohong!”“Kamu sungguh tidak punya pacar sebelum ini?” engah Xavion masih menatap melotot.“I-iya ....”“Belum pernah ada yang menyentuhmu?”Hanae menggeleng.“Belum ada yang pernah melihatmu telanjang?”Lagi, wanita itu menggeleng.Xavion makin tersengal hebat. Perlahan, ia lepaskan kurungannya dari tubuh Hanae. Suara berat beraroma alkohol ker
“Pl-please ... kamu sedang mabuk. Kamu ... auuhhh ... mmmhhh!” pekik Hanae menahan keinginan untuk menjerit sangat kencang.Ia reflek merapatkan dua paha saat jari tengah Xavion mulai bergerak pelan mengusap inti tubuh, butiran kecil yang mengandung jutaan syaraf nikmat. Sebuah G sp ot bagi wanita mana pun. Hanya saja, semakin ia merapatkan kakinya semakin lelaki itu bersemangat untuk terus membuat aliran darahnya mengalir lebih deras dari biasa. Semakin paha Hanae merapat, semakin jari Xavion bergerak lincah di tengah kewanitaan. Tak mau berhenti bergerak, terus mengusap dan menekan-nekan. Satu desahan meluncur dari bibir Hanae tanpa bisa ia tahan dan kendalikan. Di mana kemudian sang gadis cepat menggigit bibirnya karena malu telah mengeluarkan suara seperti itu.Xavion tertawa mengejek, "Sudah kubilang, kamu akan menikmatinya. ini baru jariku, belum anggota tubuhku yang lain, Little Rabbit!"“Xa-Xavion! H-hentikan ... please?” rintih Hanae didera rasa nikmat dan pikiran bahwa di
Hanae mengerang tertahan ketika jari tengah Xavion yang besar dan panjang menelisik masuk ke celah di kewanitaannya. “Please ... ja-jangan, jangan ...,” engahnya berusaha menghentikan semua sentuhan mendebarkan luar biasa tersebut. Mengucapnya dengan engah hebat, mencoba untuk menahan segala sensasi panas mendebarkan yang tengah menjalari tubuhnya dini hari ini. Wajah Xavion terus terbenam di antara leher dan pundak. Bibir lelaki itu kian basah menjelajahi kulit putih mulus hingga ke telinga, juga tengkuk.Dan bersamaan dengan semua embusan panas napasnya, bersamaan dengan permintaan Hanae untuk berhenti, jari Xavion justru bergerak lebih intim.Ia tekan ke bawah jari tengahnya hingga terasa mengenai sebuah butiran kecil di antara dua dinding lembut yang lembab, hangat.“Kamu sungguh menggairahkan, Little Rabbit!” desah Xavion. “Sudah lama aku ingin melihatmu telanjang lagi,” kekeh lelaki setengah mabuk tersebut.Kagetlah Hanae. “Lagi? Lagi, bagaimana?Memang ya kamu pernah melihatku
Xavion terkekeh cuek mendengar ancaman sahabatnya. Ia hanya melirik sekilas, lalu membuang tatap ke angkasa, “Kamu pikir aku peduli dengan semua ucapanmu? Teruslah menggonggong dan kafilah tetap berlalu!” Ia merengkuh tepian jas, merapikan penampilan, lalu mulai berjalan. “Keluarlah dari ruanganku, karena aku juga mau pulang. Chaiden mengajakku bersenang-senang di klub malam untuk melupakan kejadian persidangan kemarin.” “Kejadian di mana saksimu dibantai oleh pengacaranya Maurice Zambrota? Kamu akan menemukan cara untuk membalasnya. You always do,” tukas Ezra. “Hmm, thanks,” gumam Xavion, mulai membuka pintu dan melangkah keluar dari kantornya. Unik memang persahabatan keduanya. Sedetik lalu mereka saling menaikkan nada bicara karena Hanae, detik berikutnya mereka saling bercerita dan mendukung dalam masalah pekerjaan. “Ingat untuk memakai pengaman, Xavion! Klub malam dengan Chaiden selalu berakhir dengan kamu meniduri wanita asing!” seru Ezra tertawa renyah. Tuan Muda Y
Di kantor kejaksaan, dua orang lelaki sedang berbincang dingin. Mereka sama-sama berdiri di depan kaca jendela ruang kerja Xavion, menatap ke tengah jalan, bagian depan gedung tersebut. “Kenapa kamu tidak mengatakan pada orang-orang kalau kamu yang membelikan tas Gucci itu? Kamu bisa saja membuat Jessica dan Fanty bungkam, tapi kamu tidak melakukannya.” Ezra memandang sahabatnya dengan kekecewaan. “Apa kamu tidak punya rasa kasihan dengan Hanae?” “Kalau aku tidak punya rasa kasihan, aku tidak akan menyuruh semua bubar dan pergi. Aku tidak akan mengancam fanty pindah ke gudang. Aku juga tidak akan mengancam Jessica untuk menutup semua pintu keluargaku,” sahut Xavion sambil menyeringai, tetap menatap ke luar jendela. “Lalu, kenapa kamu tidak mengatakan kalau kamu yang membelikan tas Gucci itu?” Tuan Muda Young terkekeh ketus. “Aku punya reputasi untuk dijaga. Kalau orang tahu aku membelikan tas itu, mereka akan bergosip. Aku tidak suka dijadikan bahan gosip.” “Mau sampai kap
Pergi dari kantor Xavion dengan kesal, sekarang Jessica sudah ada di rumah masa kecil sang jaksa. “Aunty Gladys, aku mulai berpikir kalau wanita miskin dan jelek itu meracuni otak putramu.” Ibunda Xavion yang sedang ada di dapur mencicipi kue buatan pelayannya. Mata sipit Gladys menoleh dan memandang terkejut. “Meracuni otak Xavion bagaimana?” Lalu, ia mengajak Jessica pergi ke ruang tamu khusus keluarga agar pembicaraan mereka tidak didengar oleh pelayan dan menjadi gosip nasional. Sepanjang jalan menuju ruang tamu tersebut Jessica terus berkeluh kesah dengan resah. “Wanita brengsek itu pencuri, Aunty. Namanya Hanae. Dia adalah orang miskin. Bajunya itu seperti baju nenek-nenek!” “Setiap aku melihatnya sejak pertama, aku tahu kalau dia datang dari tingkat kemiskinan yang paling bawah! Dan maksudku sangat-sangat palint bawah!” dengkusnya menggeleng kesal. Gladys mempersilakan wanita yang dianggapnya sebagai putri sendiri itu untuk duduk. Dengan suara lembut keibuan, ia bertan
"M-maafkan aku! Sungguh! Aku tidak sengaja membakar mobilmu!" pekik Hanae Liason Tan. Wanita itu terduduk di atas kedua lutut yang menyentuh tanah kotor berlumpur. Seluruh tubuhnya sudah dipenuhi kotoran tanah, sisa permainan menjijikkan dari para senior. Sementara ia memohon, seorang Jaksa Penuntut Umum pemilik mobil yang kini sudah dilahap jago merah berdiri menatap tajam. Bak elang sedang mengincar anak ayam, begitu pula otaknya bekerja.Xavion Young, lelaki dewasa dengan birahi seperti anak remaja. Tubuhnya gagah, menjulang dengan tinggi yang nyaris mencapai 190cm. Wajah angkuh menyebalkan, tetapi entah kenapa sekaligus menawan. Mungkin ini yang dinamakan aura gila-gilaan? "Gadis bodoh! Sejak pertama yang kamu lakukan hanyalah merusak barang orang! Yang kamu lakukan hanyalah kecerobohan!" dengkus pemilik sebuah mobil tua yang sedang terbakar hebat.Mobil itu memiliki kenangan yang tak akan bisa diganti dengan uang sejumlah apa pun. Ada memori ayah Xavion yang telah meninggal d...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments