Lucas baru saja keluar dari lorong itu, setelah mendapat kesadaran penuhnya. Ia pun pergi meninggalkan Ashley disana dalam keadaan sedikit kacau akibat ulahnya.
Sementara Ashley masih terdiam disana, mengingat ucapan Lucas sepuluh menit yang lalu. Sebelum Lucas pergi meninggalkannya
"Kau lah satu-satunya wanita yang berani mengatai ku, membuat mobil ku rusak dengan jepit rambut mu, dan di hari yang sama, kita bertemu di mansion mu, tepatnya di ruang kerja ayah mu, kau tidak merasa bersalah saat melihat ku, bahkan kau menantang ku dan mengejek ku di depan ayahmu, di saat aku mencium mu kau memilinti junior ku. Sedangkan leher jenjang mu dan dua gundukan dadamu membuat akal sehat ku tidak berfungsi. Membuat ku ingin selalu menyesapnya, menjitatinya bahkan meresmasnya sampai kau berteriak dan menyebut nama ku dengan suara sexy mu"
Ashley mengingatnya jelas semua ucapan Lucas, bahkan sebelum Lucas pergi, Lucas sekilas mengecup keningnya. Hal itu, membuat jantung Ashley berdetak dengan cepat.
Kemudian Ashley memegang jantungnya, merasakan detak jantungnya yang tak seperti biasanya, sampai Ashley berbicara pada dirinya sendiri, sambil menetralkan detak jantungnya yang begitu cepat. " Lucas sialan, brengsek.dia membuat jantungku berdetak kencang dan meninggalkan ku begitu saja. Arggghhhh sialan"
Ashley pun tak ingin mengingatnya lagi, akhirnya Ashley memutuskan untuk pergi dari tempat itu.
©©©©©©©©
Lucas tersenyum penuh arti sembari melangkahkan kakinya keluar dari lorong itu.
Tak di sangka oleh Lucas. Alena sudah berada di depannya. Bersandar di dinding lorong tepatnya tidak jauh dari keberadaan Ashley
Melihat Lucas berjalan tanpa mau meliriknya, Alena mengatakan sesuatu pada Lucas "Wow.. Tak kusangka, jalang kecil itu bisa menggodamu" Tanya Alena dengan kekehannya.
Lucas tak menghiraukan ucapan Alena. Menganggap Alena hanya sebuah angin yang lewat di kupingnya. Ia pun terus berjalan. Tanpa memberhentikan langkahnya.
Sampai pada akhirnya. Lucas berhenti di saat Alena mengatakan hal buruk tentang Ashley "Aku tidak menyangka, jalang bodoh itu bisa membuat mu tergoda, atau jangan-jangan, jalang kecil itu sudah memberikan mu sesuatu yang sangat menggiurkan. Ckk.. Aku bisa saja melaporkan kejadian ini pada Paman Matthew. Dan kemungkinan... "Alena tidak meneruskan ucapannya. Ia melihat Lucas berhenti dan menatapnya sembari tersenyum mengejek Alena
"Ckk.. Apa aku tidak salah mendengarnya, kau menyebut Ashley jalang kecil, dan bodah, lalu sebutan apa yang pantas untuk mu? Pelacur, bitch, atau wanita murahan. Asal kau tau, tanpa Ashley menggoda ku, aku sudah tergoda olehnya, bahkan Ashley jauh lebih hebat darimu, dan satu lagi, jika Paman Matthew melihat kejadian itu, kemungkinan besar aku dan Ashley akan di nikahkan. Akhh aku menjadi ingat perkataan Paman Matthew di ruang kerjanya. "Lucas menimpali ucapan Alena dan tersenyum mengejeknya sembari melipat kedua tangannya di dada bidangnya.
Alena mencoba mengontrol emosinya di depan Lucas dan berpura-pura tidak terpancing emosi dengan ucapan Lucas yang terdengar begitu sarkas di telinganya.
"Ckk.. Tapi yang jelas Ashley tidak bisa memuaskan mu di ranjang. Seperti ku" Kata Alena, menimpali ucapan Lucas. Alena muak, dengan semua orang yang selalu membandingkan dirinya dengan Ashley. Hal itu membuat Alena semakin membenci Ashley.
Tanpa di duga, Alena mencium bibir Lucas. Melumatnya sampai mensesep bibir atas Lucas dengan rakus.
Lucas terdiam, Ia tidak membalas ciuman Alena sedikit pun. Lucas hanya ingin tau sampai dimana Alena bisa menguasai dirinya. Ia sama sekali tidak menikmati bibir Alena.
Sangat berbeda dengan bibir Ashley yang selalu menggiurkan. Yang selalu membuat Lucas ingin menciumnya lagi-lagi sampai bibir Ashley bengkak karena ciuman Lucas.
Setelah beberapa menit, barulah Alena melepaskan ciumannya. Ia menatap Lucas dengan nafas tersendat
"Kau sudah merasakannya sekarang, aku bahkan lebih ahli ketimbang Ashley yang seorang pemula. Terutama urusan ranjang. Kau tidak perlu cemas, aku bisa memanjakan juniormu dengan tangan dan mulut ku" Kata Alena sembari mengelus junior Lucas dengan begitu lihainya.
Sontak saja, perlakuan Alena membuat Lucas memejamkan matanya. Ia tak bisa menaham gairahnya di saat garaihnya yang sempat tertunda belum Lucas punuhi. Justru Alena menambahkan gairahnya lagi dengan mengelus juniornya dengan gerakan sensual.
"Sialan. Jangan memancing ku Alena. Lepaskan tangan mu dari junior ku. Atau kau akan tau akibatnya" Ucap Lucas menahan gairahnya.
Alena tersenyum puas melihat Lucas yang sudah di selimuti kabut gairah, ia pun berjinjit membisiki Lucas sambil menjilati daun telinga Lucas dengan lidahnya "Aku tau, apa yang kau ingin kan, bagaimana kalau kau mengundang ku ke tempat mu, dan aku akan memberikan mu lebih dari ini semua"
Sesudah membisiki Lucas. Alena terdiam menunggu respon Lucas. Yang masih berpikir untuk menuruti kemauannya.
Sementara Lucas berusaha untuk mengendalikan gairahnya. Dan ia pun berpikir. Untuk menerima tawaran Alena.
"Kenapa kau terdiam hmm, kau tidak perlu berpikir lama baby, apa pun yang kau ingin kan, aku siap untuk menghangatkan ranjangmu"
"Baiklah, aku terima tawaranmu, kau bisa datang ke hotel ku. Dan tunggu aku di kamar 5101 "Akhirnya Lucas menjawab. Lucas meng-iyakan tawaran Alena. Setelah berperang dengan pikirannya.
Alena tersenyum sumringah mendengar jawaban Lucas yang mau menerima tawarannya. Sekilas Alena mengecup bibir Lucas dan berlalu pergi. Setelah mendapatkan apa yang ia mau.
©©©©©©©©©
Ashley terus berjalan sembari memegang jantungnya yang masih berdetak dengan cepat.
Ia pun tak meyangka melihat Lucas masih berada satu lorong dengannya.
Melihat Lucas yang diam di depannya. Ashley berpura-pura untuk tidak melihatnya. Malah ia dengan sengaja menabrak Lucas yang sedang terdiam seperti patung.
"Auwwhh" Badan Lucas sedikit terhuyung akibat ulah Ashley yang sengaja menabraknya.
"Apa kau tidak punya mata hah" Kesal Lucas. Yang melihat Ashley dengan senyuman tanpa dosanya.
"Aku punya mata, mata yang sangat indah berwarna hijau yang begitu memukau, dan banyak orang yang sangat mengagumi mata indah ku" Jawab Ashley sambil menunjuk mata hijaunya yang indah pada Lucas.
"Aku tau kau punya mata, maksud ku. Apa kau tidak lihat di depan mu ada seseorang yang sedang berdiri"
"Wah.. Kau menyebut dirimu manusia. Aku pikir, kau itu makhluk astral atau sejenisnya" Lanjut Ashley sedikit mengejek Lucas.
Mendengar ucapan Ashley yang selalu mengejeknya makhluk astral membuat Lucas sedikit kesal. Ia pun mendekatkan dirinya pada Ashley.
Sedangkan Ashley tau Lucas ingin mendekat pada dirinya. Langsung saja Ashley berlari meninggalkan Lucas sambil tertawa dan berteriak dengan kecang. Hingga suaranya menggema di lorong itu. "Ayo, tangkap aku Lulu. Hahahah.. Tangkap aku" Sembari menjulurkan lidahnya mengejek Lucas.
Sementara Lucas. Tersenyum melihat tingkah Ashley yang seperti anak kecil.
©©©©©©©©
Matthew berada di ruang tengah mansion miliknya. Menunggu Ashley dan Lucas yang masih berada di ruang kerjanya tak kunjung keluar. Hingga dua jam menunggu.
Sampai Matthew menyuruh maidnya untuk memanggilkan kedua anak itu di ruang kerjanya.
"Panggilkan Ashley dan Lucas di ruang kerja ku. Suruh mereka ke meja makan sekarang juga"
Maid itu mengangguk Tanpa banyak bicara dan langsung melaksanakan perintah tuan besarnya untuk mencari Ashley dan Lucas.
Baru saja maid itu ingin berjalan, Ashley sudah menampakan dirinya. Dengan tawa bahagianya setelah mengejek Lucas dan membuat Lucas kesal.
"Daddy" Panggil Ashley berteriak. Walaupun jarak antara Ashley dan Daddynya tidak begitu jauh dari tempatnya berdiri
Matthew mendengar teriakan Ashley sedikit mengusap kupingnya yang pengang. Akibat teriakan Ashley.
"Kenapa kau suka sekali teriak sayang. Tanpa kau teriak Daddy mu ini tidak tuli" Tanya Matthew. Mendapatkan Ashley yang tersenyum menampilkan deretan giginya yang nampak putih dan kecil.
"Akhh.. Daddy, Dad tau sendirikan. Teriak itu adalah hobby ku, dan aku suka sekali teriak ketimbang menangis" Jawab Ashley apa adanya.
Matthew tersenyum membenarkan ucapan Ashley. Ia tahu putri ke sayangannya ini tidak suka menangis dan selalu tersenyum bahagian.
"Kau sama percis dengan Mommy mu sayang. Jadi apa yang membuat mu senang hari ini sampai kau berteriak begitu kencangnya"
Ashley memeluk Daddynya dan mengecup pipi Daddynya. Sebelum membalas ucapan Daddynya "Tidak ada Dad, aku hanya ingin berteriak, karena hari ini, hari terakhir aku bertemu Daddy, aku yakin pasti Daddy akan merindukan teriakan ku di saat Daddy jauh dari putrimu yang cantik ini "
Matthew mendengar ucapan Ashley yang begitu yakin. Bahwa ia akan merindukan Putri ke sayangannya. "Tanpa teriakan mu. Daddy pasti sangat merindukanmu dan Mommy juga sangat merindukanmu disana" Jawab Matthew sambil mengelus rambut Ashley yang lembut.
"Aku juga sangat merindukan Mommy, andai saja Mommy berada disini, aku pasti akan melaporkan perbuatan pria sialan itu.- " Yang berani mencium ku tiga kali tanpa seizinku dan membuat kissmark di leherku" Lanjut Ashley dalam hatinya.
"Sudahlah sayang, tidak bagus menaruh dendam pada seseorang, lupakan saja, sesudah urusan Daddy selesai. Daddy berjanji akan memberikan apa pun yang kau mau" Jawab Matthew. Meminta Ashley untuk tidak menaruh dendam pada Lucas.
"Aku tidak dendam, aku hanya kesal"
"Lebih baik kita makan malam dan buang semua ke kesalan mu. Daddy yakin pasti kau lapar "Matthew sempat berpikir sebentar dan mengingat Lucas yanv tak kunjung datang. Sebelum melanjutkan ucapannya me. "Dimana Lucas, bukan kah tadi kalian berdua berada di ruang kerja Daddy.
"Mungkin sudah di makan wewe gembel. Entahlah, aku tidak tau dan tidak mau tau pria sialan itu dimana." Jawab Ashley dengan nada malasnya.
Matthew terkekeh mendengar ucapan Ashley yang absurd, ia hafal dengan putrinya yang selalu mengeluarkan ucapn-ucapan itu.
Akhirnya Matthew memutuskan untuk menunggu Lucas sambil bercengkrama dengan putrinya. Bercanda gurau di ruang tengah mansion miliknya.
©©©©©©©
Tak berselang lama Lucas datang. Lucas pun langsung menyapa Matthew yang sedang bercengkrama denga putrinya.
"Apa aku menganggu kalian" Tanya Lucas yang tiba-tiba muncul dari arah lorong itu.
Mendengar suara Lucas. Ashley menoleh ke arahnya dengan eajah tak suka. Lalu Ashley pun menjawab pertanyaan Lucas.- " Tentu saja kau menganggu. Dasar jailangkung."-
Sedangkan Matthew ayah Ashley, tersenyum pada Lucas dan meminta Lucas untuk mendekatkan dirinya di dekat Ashley.
"Kau tidak menganggu kami, justru kami yang sedang menunggu mu, kemarilah son" Pinta Matthew agar Lucas mendekatkan dirinya.
Sambil melambaikan tangannya untuk mendekat
Lucas berjalan memenuhi permintaan Matthew, ia berdiri di samping Ashley yang tidak terlalu jauh darinya.
"Karena kau sudah datang, sebaiknya kita makan malam bersama"- ucap Matthew yang tidak ingin berbasa-basi. Setelah Lucas mendekatkan dirinya dan Ia pun mengajak Ashley dan Lucas kemeja makan untuk makan malam bersama.
©©©©©©©©
Sesampainya di meja makan. Matthew menduduki kursi paling ujung. Tepat khusus untuk kepala keluarga, sedang kan Ashley berada di sisi kanan Ayahnya. Sementara Lucas berada di sebelah Ashley dan Alena berada di kursi kedua sebalah kiri. Ia sudah berada di meja makan sejak tadi menunggu mereka bertiga untuk bergabung.
Alena memasang wajah sok polosnya. Berpura-pura tidak terjadi apa-apa di antara mereka. Terutama Ashley.
Alena bersandiwara di depan Lucas. Menyapa Ashley begitu ramah untuk mencari perhatian Lucas.- " Hai. Ash, aku dari mana? Aku sempat mencarimu di kamar, tapi kau tidak ada" Tanya Alena pada Ashley sambil tersenyum penuh kepalsuan.
Ashley tak menjawab. Ia tak peduli Alena berkata apapun. Malah Ashley menulikan telinganya dari ucapan Alena.
Merasa tak di perdulikan. Alena berusaha untuk mencari muka di depan Lucas. Ia masih berusaha untuk berbicara pada Ashley. Terkadang Alena membuat lelucom yang tidak lucu padanya.
Sampai Ashley kesal, mendengar ocehan Alena yang tidak berhenti.
"Bisakah kau diam hah, kau membuat kuping ku tuli dengan suara cempreng mu itu" Ucap Ashley kesal. Membentak Alena agar diam.
Alena berpura-pura sedih setelah ia di bentak Ashley. Ia pun mengadu pada Matthew pamannya. "Paman, Paman lihat sendirikan. Bagaimana sikap Ashley padaku, padahal aku ingin sekali berbaikan denganya"
Matthew yang sedang menyantap hidanganyan, menaruhnya di piring dan menatap Ashley dan Alena tidak suka.
Sedangkan Ashley tidak terpengaruh oleh tatapan Ayahnya dan dengan santainya Ashley masih menikmat hidangan itu.
Malah sebaliknya. Alena menunduk takut dengan tatapan Matthew pamannya yang menakutkan.
Setelah Matthew memberi peringatan, tak ada satu pun dari mereka yang berbicara. Sampai Mathhew pun membuka suaranya.
"Ashley, apa kau sudah mengemasi barangmu" Tanya Matthew pada putrinya.
Ashley hanya mengangguki kepalanya sebagai respon dari jawabannya. Ia tak bersuara karena masih mengunyah makanan yang ia santap.
"Kalau begitu, malam ini kau bisa tinggal bersama Lucas"
Sontak, Ashley menyemburkan makanannya yang ia kunyah. Setelah ia mendengar ucapan Ayahnya. Menyuruh Ashley untuk tinggal bersama Lucas malam ini.
Belum sempat Ashley menolak, Matthew sudah terlebih dahulu berbicara. "Tidak ada penolakan. Malam ini Daddy harus terbang ke Italy. Kau tau Mommy mu seperti apa. Apa kau tega membuat Daddy harus terkurung di luar tanpa memeluk Mommy mu" Tanya Matthew lagi sedikit alasan pada Ashley.
Mendengar alasan Daddynya. Ashley hanya bisa pasrah. Ia tidak biaa menjawab apa pun. Kalau sudah menyangkut persoalan Mommynya. Sang Ratu di mansion ini. "Kalau sudah menyangkut Mommy, aku bisa apa Dad" Jawab Ashley terdengar Pasrah.
Matthew tersenyum penuh arti, akhirnya putri ke sayangannya bisa ia taklukkan tanpa berdebat panjang.
"Terima kasih sayang, Daddy sangat menyangimu" Matthew menggenggam jemari Ashley dan mengecup kening Ashley dengan sayang.
Ashley tersenyum mendapati kecupan Daddynya.
Lucas yang melihat itu pun ikut tersenyum. Terutama di saat melihat senyum Ashley yang begitu manis menambah kecantikannya beribu-ribu kali lipat.
Sementara Alena. Yang mendengar Ashley tinggal bersama Lucas dan menatap Lucas yang tersenyum karena Ashley. Mengepalkan tangannya. Ia tak suka jika Ashley selalu bersama Lucas setiap harinya. Bahkan melihat Lucas tersenyum untuknya.
©©©©©©©©©
Sehabis makan malam selesai. Ashley mengambil beberapa koper miliknya dari dalam kamar dan menyuruh Lucas untuk mengangkat koper itu tanpa harus menyeret kopernya dari lantai atas menuju pintu utama mansion.
Ashley yang sudah berada di bawah berteriak pada Lucas.- " Luke, jangan membawa koper ku seperti itu nanti bisa rusak. Cukup mobil ku yang kau rusak dan tidak untuk barang ku yang lain. Cepat sedikit jalannya"
"Jangan berteriak, aku tidak tuli" Kata Lucas membalas ucapan Ashley. Sembari menuruni anak tangga sambil menjinjing koper ashley.
Setelah sampai di anak tangga terakhir. Lucas memberikan koper itu pada Ashley. " Kopermu" Kata Lucas menyerahkan koper Ashley yang Lucas bawa.
"Kau menyuruhku untuk membawa koper ku sendiri, yang benar saja Luke, seharusnya itu kau yang membawa koper ku, kau tuan rumahnya, sudah seharunya kau menjamu tamu mu ini dengan ramah dan sopan dan juga harus melayani tamu mu dengan baik"
Lucas mengumpati Ashley, dengan sumpah serapah. "Gadis gila, gadis sialan, gadis aneh, arghhh "Teriak Lucas dalam hatinya
Ashley tersenyum puas setelah ia dapat mengerjai Lucas lagi dan meninggalkan Lucas yang kualahan menjinjing kopernya.
Sementara Daddynya melihat tingkah Ashley yang sedang mengerjai Lucas hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya.
Akhirnya Matthew pun menghampiri Lucas yang terlihat letih menjinjing koper ashley.
"Tinggalkan saja koper itu disinu, biarkan supir pribadi Paman yang mengantarnya" Kata Matthew menyuruh Lucas melepas jinjingan koper itu dari tangannya.
"Terima kasih Paman, kau memang yang terbaik"-
Lucas pun meninggalkan koper itu dan menyusul Ashley yang sudah berada di luar mansion.
©©©©©©
Ashley menatap tidak percaya dengan apa yang ia lihat. Sebuah motor di hadapanya untuk ia tumpangi malam ini.
"Selain kau sinting, kau juga gila. Kau menyuruhku untuk menaiki motor ini. Tidak, aku tidak mau" Protes Ashley pada Lucas.
Lucas memutar bola matanya dengan malas, ia tau pastinya akan ada drama dari Ashley. Terbukti Ashley tidak mau naik motor dengannya.
Lantas Lucas pun bersuara.- " Paman, anak mu benar-benar manja, lihatlah sekarang, Ashley tidak ingin naik motor bersama ku, lalu apa yang harus aku lakukan, apa aku harus menyuruh anak buah ku untuk membawa helikopeter kesini" Lucas bertanya pada Matthew yang sudah berdiri di belekangnya.
"Kau tidak perlu menyuruh anak buah mu membawa Helikoptermu kesini, atau mobilmu, biarkan saja anak manja itu jalan kaki dari mansion ini ke penthouse mu, paman juga tidak akan menyuruh supir paman untuk mengantarnya" Jawab Matthew yang membuat Ashley menoleh ke arahnya.
"WHATT.... Daddy menyuruh ku jalan kaki"
Matthew mengangguk-angguk kepalanya menjawab pertanyaan Ashley
"Dan Daddy tidak membiarkan supir ini menganturku"
"Lebih tepatnya tidak mengizinkan" Matthew membenerkan ucapannya.- " Jadi... Apa kau bersedia untuk... "
"Iya, aku bersedia, menaiki motor bersama Lucas"-
"Good girl, ini baru kesayangan Daddy" Matthew tersenyum mendengar jawab Iya dari Ashley.
Sesudah itu Matthew menyuruh Lucas untuk pulang agar Mereka berdua dapat beristirahat.
Lucas pamit pada Matthew. Sedangkan Ashley masih memeluk Daddynya sangat erat. Ashley enggan untuk meninggalkan mansionnya.
Ashley ragu untuk menaiki motor Lucas. Karena ini adalah pengalaman pertama Ashley menaiki motor.Seumur hidupnya. Ia tidak pernah menaiki motor dengan siapa pun bahkan Daddynya sendiri pun tidak pernah mengendarai motor kemana pun Daddynya pergi."Kenapa masih diam, kau mau aku tinggal hah" Ucapan Lucas menyadarkan Ashley yang sempat terdiam melihat motor Lucas.Ashley berdecak sebal melihat wajah Lucas yang sedang mengejeknya. "Puas mengejekku huh" Sinis Ashley yang kesal pada Lucas.Lucas terkekeh mendengar ucapan sinis Ashley. Yang tidak pernah ramah terhadapnya. "Ckk.. Buat apa aku mengejek mu heh, tampang mu saja yang membuat ku ingin selalu menertawaimu""Dasar sialan. Apa kau pikir, tampang ku aneh" Sarkas Ashley, ia muak melihat Lucas sedang menertawainya"Aku tidak berpikir seperti itu, kau saja yang selalu berpikir buruk tentang ku" Ucap
Mendengar ucapan Lucas memanggil Ashley dengan sebutan sweety. Membuat Rafael sontak terkejut. Ia tidak meyangka ada seorang pria asing yang memanggil Ashley dengan sebutan itu.Dulu saja, disaat Rafael memanggil Ashley dengan sebutan sayang. Ashley menolaknya."Apa aku tidak salah mendengar. Kau memanggil Ashley dengan sebutan sweety. Siapa kau sebenarnya. Kenapa kau datang merusak pertemuan ku dengan Ashley" Tanya Rafael pada Lucas sembari membalikan tubuh Lucas dan bertanya padanya."Akhh.. Aku sampai lupa memperkenalkan diri ku. Aku Lucas suami Ashley. Dan wanita yang kau ajak berbicara tadi adalah istri ku yang sedang mengandung anak ku" Kata Lucas dengan fasihnya menjawab pertanyaan Rafael dengan menekan kata Ashley adalah istrinyaAshley pun terkejut. Mendengar ucapan Lucas menyebut dirinya sebagai istri Lucas. "What.. Apa yang kau... Ka.. " Ashley yang belum selesai bicara. Di bekap mulutnya oleh Lucas. Lucas pun menarik tangan Ashley
Alena merapihkan tatanan make-upnya agar terlihat sempurna dan mempesona di mata Lucas. Ya malam ini, seperti di katakan Lucas. Alena akan pergi menemuinya di hotel Franklyn tempat mereka bertemu.Menggunakan baju dress ketat berbetuk kamen Menampilkan dua buah dada Alena yang besar. Membuat Alena semakin percaya diri. Lucas akan terpesona padanya."Aku, akan membuat mu jatuh pada pesona ku. Dan aku akan menjadikan mu pria satu-satunya hanya menoleh pada ku"- kata Alena berucap pada dirinya sendiri. Saat ia melihat pantulan dirinya di depan cermin.Sesudah melihat penampilannya sudah sempurna. Alena mengambil handbag dan coat berbulu. Alena sengaja menggunakan coat berbulunya agar menutupi pakaian terbukanya.Setelah semua siap. Alena bergegas meninggalkan kamarnya dan pergi menuju tempat mobilnya berada.Baru saja Alena turun dari tangga. Alena berpapasan dengan Matthew. Matthew mengerutkan keningnya. Meneliti tampila
Franklyn hotel. Franklyn hotel. Alena tiba di lobby hotel. Berjalan angkuh menuju meja recepsionist. Untuk meminta kunci kamar Lucas pada staff yang sedang berjaga. "Selamat malam. Ada yang bisa saya bantu nona" tanya recepsionist wanita itu pada Alena. Alena tersenyum simpul. Menatap recepsionist itu dengan sombong."akhh ya.. Aku minta kunci kamar pemilik hotel ini" kata Alena sombong. Tanpa berbasa-basi. "Mohon maaf nona. Saya tidak bisa memberikan kunci kamar Mr. Franklyn ke sembarang orang. Karena Mr. Franklyn sendiri yang mengatakannya kepada semua staffny" jelas receptionist itu. "Kau tidak tahu siapa aku. Aku kekasih tuan mu. Pemilik hotel ini" kata Alena. Mengklaim Lucas kekasihnya. Recepsionist itu menatap dan meneliti penampilam Alena dari atas sampai bawah. "Maaf nona. Banyak di antara wanita-wanita yang datang ke hotel ini, mengaku sebagai kekasih Mr. Franklyn
Alena di usir keluar dari hotel Lucas. Setelah ia membuat keributan besar disana dan mengganggu para tamu yang menginap di hotel Franklyn. Dengan terpaksa petugas keamanan yang berjaga. Menyeret Alena, memaksanya keluar dan meninggalkan lobby hotel. Untuk kenyamanan para tamu dan pengunjung hotel. "Lepas.. Lepaskan aku.." teriak Alena pada petugas keamanan. Alena meronta-ronta minta di lepaskan. Putugas keamanan itu. Tak menyahuti Alena. Seakan tuli. Berpura-pura tidak mendengar teriakannya "Brengsek... Sialan.. Kau tidak tahu siapa aku. Lepaskan.. Lepaskan aku.. Brengsek " lanjut Alena lagi. Memaki petugas keamanan itu dengan sumpah serapahnya. Petugas keamanan itu mendorong Alena. Setelah sampai di luar lobby hotel. Tid
"Brengsekk.. Bughh.. Bughh.. Bughh.. Kau pikir, aku pembantumu, hah" kesal Ashley, sesudah selesai membaca isi surat tersebut.Ashley langsung menghadiahi Lucas pukulan. Dengan menggunakan map itu.Lantas Lucas pun mencoba untuk menghindari serangan demi serangan Ashley."Heii.. Heii ada apa dengan mu. Kenapa kau memukulku seperti orang kesetanan" tanya Lucas heran."Yeahh. Kau benar, setan sudah masuk kedalam tubuhku dan ingin membunuh mu sekarang juga" timpal Ashley. Yang masih memukul Lucas tanpa henti.Sedangkan Frans bergedik ngeri melihat Ashley memukul Lucas. Ia pun tidak mau ikut campur,Akhirnya Frans pun berdiri untuk menghindar dari amukan Ashley. Ia tidak ingin menjadi korbannya lagi."Sweety, awww.. hentikan.." Lucas menutup wajahnya dengan punggung tangannya. Sebisa mungkin untuk Menghalau setiap pukulan yang Ashley berikanTetapi yang ter
Penthouse Lucas. 8.00 am Belum genap 24 jam. Seisi ruangan penthousenya. Sudah hancur berantakan akibat ulah Ashley Dua pria yang sedang berkutat di dapur, hanya bisa pasrah. Melihat Ashley yang selalu bolak-balik mengambil cemilannya di dalam lemari pendingin. Lucas menghela nafas panjangnya, melihat tingkah Ashley yang jauh berbeda dari wanita pada umumnya. "Ayolah sweety. Sampai kapan kau mengerjai kami berdua, apa kau belum puas membuat ku menderita seperti ini" kata Lucas Frustasi. Memohon pada Ashley untuk menghentikan hukamannya. "Terus, aku harus peduli padamu, enak saja. Kau yang mengacaukan sarapan pagiku, mengambil seluruh sereal favorite ku hingga tak ada satu pun yang tersisa. dan sekarang nikmatilah hukumannya, tapi ngomomg-ngomong, kau cantik juga berdadan ala wanita seperti itu, Luke. Ckkk..." kata Ashley. Mencemooh penampilan Lucas di iringi tawanya. Ya. Lucas terkena getahn
Semenjak kejadian beberapa hari yang lalu, Lucas jarang bertemu Ashley, ia selalu pulang malam. Atau pun tidur di kantornya.Pekerjaan yang begitu banyak. Menuntut Lucas untuk lembur dikantornya, Dan terkadang pekerjaannya ia bawa pulang ke penthouse. Hanya sekadar melihat gadis singanya. Yang telah tertidur lelap di dalam kamar pribadinya.Bukan berarti Lucas dan Ashley tidur berbarengan. Hanya kamarnya saja Lucas tukar.Seperti sekarang ini. Lucas tiba di penthousenya pukul 1 malam. Dan menemukan Ashley yang sudah tertidur pulas di sofa panjang ruang tengah penthousenya.Dengan televisi yang masih menyala. Dan berbagai cemilan berserakan di sofa .Lucas hanya bisa menggelengkan-gelengkan kepalanya. Melihat penthousenya berantakan seperti kapal pecah akibat ulah Ashley."Ckk... Selalu saja begini. Dasar tuan putri pemalas" ucap Lucas dengan kekehannya Yang tidak akan di dengar oleh Ashley yang sudah terti
Ashley menikmati setiap sentuhan Lucas. Ia menggeram, mendesah di sepanjang ciuman Lucas yang basah. Hingga pinggulnya tidak bisa lagi ia tahan. Mengikuti gerakan jari tangan Lucas yang berada di dalam titik pusatnya."Ahhh Luke, please fuck me!!" pinta Ashley. Memohon pada Lucas untuk memasuki dirinya."Tidak, sebelum kau menjawab, kau kekasih ku, kau milikku"- tolak Lucas, mengusap Lonceng kecil Ashley dengan ibu jarinya. Membuat Ashley semakin menggeliatkan pinggulnya."Luke.. Ahh.. Please""Katakan, sweetheart, kau milikku, kau kekasihku"- tekan Lucas memaksa Ashley untuk mengatakan bahwa Ashley miliknya, kekasihnya.
Lucas tak segan-segan memesan makanan dari 5 restoran termahal dengan menu yang berbeda-beda.Lucas tidak tau makanan apa yang Ashley suka. Ia hanya memesan dan menyajikannya begitu saja. Tanpa mau bertanya terlebih dahulu.Saat Ashley keluar dari kamar Lucas. Matanya melotot melihat meja di penuhi berbagai macam hidangan. Yang tidak mungkin Ashley menghabiskannya dalam waktu sekejap."Ya.. Tuhan. Apa yang kau pikirkan Luke, kau sengaja memesan semua jenis makanan ini untukku, dan kau tak berpikir, apa aku siap menghabiskan makanan ini semuanya"- omel Ashley. Kesal dengan pikiran Lucas yang seenak jidatnya."Aku tidak tahu, makanan apa yang kau suka, makanya aku memesan makanan dari 5 restora
Lucas dan Ashley sama-sama mendominasi aktivitas panas mereka. Bertukar posisi atau berganti gaya bercinta mereka lakukan, secara bergiliran.Dan Lucas tak menyangka, Ashley pandai melakukan gaya bercinta dengan begitu panas dan liar, membuat Lucas mengeran, setiap Ashley bergerak liar diatas tubuhnya"Argghhh.. Sweety. Aku ingin keluar." kata Lucas. Saat ia sudah berada di puncaknya dan ingin mengeluarkan cairan bening dari dalam juniornya. Kelima kali.Lucas pun berganti posisi. Ia membalikkan tubuh Ashley, di bawahnya. Dan segera memompa Ashley dengan cepat dan kerasTak lama cairan beningnya pun keluar, menyembur ke dalam rahim Ashley untuk kelima kalinya.
"Dor""Dor"Dua tembakan Frans melesat tepat mengunus perut dan jantungnya. Pria itu terkapar tak berdaya. Dan mati seketika begitu saja.Ya, Franslah yang menembak pria itu, saat Pria itu ingin menusuk Lucas.Ashley berteriak histeris. Ketakutan, tubuhnya bergetar hebat, melihat pria itu tertembak di depan matanya.Lucas merasakan tubuh Ashley bergetar. Lantas, Lucas memeluk Ashley dengan erat, menenangkannya dan mengecup keningnya.- "its okay baby. Jangan takut, ada aku yang selalu di samping mu" Kata Lucas menangkup wajah Ashley dan berakhir dengan sebuah ciuman lembut darinya.Sementara Clarissa menyaksikan Lucas mencium Ashley, ia merasa muak, ia jengkel, kesal, dan marah. Ada rasa cemburu dan ke tidak sukaan dalam dirinya."Sudah terlihat jelas, di depan matamu, bagaimana sahabatku memuja gadis itu, bahkan Lucas me
Ashley berada di satu club yang sama dengan Lucas. Ia datang ke club ini, hanya untuk menghilangkan sedikit penatnya.Ashley duduk di sebuah meja bar, tanpa ada teman atau pun orang-orang yang duduk di sekitarnya. Ashley nampak berpikir, apakah ia datang terlalu sore. Atau ia datang terlalu malam.Ia pun menghembuskan nafasnya. Tidak ingin terlalu banyak berpikir. Dan tidak peduli ada atau tidaknya pengunjung club ini.Sampai Ashley pun mendengar suara bariton milik seorang pria. Yang tidak lain merupakan sahabatnya Joshua thomason."Bagaimana kabarmu, tumben sekali kau nongol di tempat ini"- kata Josh. Melihat Ashley yang sudah berada di depan meja barnya"Tidak terlalu baik, tapi juga tidak terlalu buruk. Entahlah Josh, yang jelas aku ingin menghabiskan malamku di club ini, dan berikan racikan minuman terbaikmu, karena aku merindukannya"-
Lucas mengacak-ngacak rambutnya, ia Frustasi. Ia tidak tau harus berbuat apa, agar Ashley mau memaafkannya. Ia tidak pandai dalam hal itu. Lucas hanya pandai, membuat wanita mendesahkan namanya dan mengukung wanita di atas ranjang dan di bawah kendalinya. "Sial.. Siall.. Siallllllll.... Arrrghhh!!"- teriak Lucas Frustasi. "Kenapa wanita, kalau marah susah sekali di bujuk, apa yang harus aku lakukan sekarang, apa aku harus memberikannya bunga, atau mengajaknya makan malam romantis, sebagai tanda permintaan maafku, tidak.. Tidak.. Tidakk.. Seorang Lucas Samuel Franklyn tidak akan pernah melakukan hal itu. Tapi, aku harus bagaimana," ucap Lucas bermonolog pada dirinya sendiri. Dan pusing memikirkan cara agar Ashley memaafkannya Frans dan Peter, sejak tadi mendengar ucapan Lucas. Menyaksikan sahabat bejatnya yang tengah frustasi, mengadapi seorang gadis bernama Ashley.
Ciuman Lucas yang lembut, berubah menjadi kasar. Lucas semakin menyesap bibir Ashley hingga menimbulkan bengkak dibibirnya. Lidahnya pun ikut membelit kedalam rongga mulut Ashley tanpa memberinya jeda sedikit pun.Tubuh Lucas semakin mendorong Ashley, kesisi lift bagian kanan. Tangannya pun ikut mengambil peranan mengungkung Ashley. Agar Ashley tidak melakukan pemberontakan terhadap dirinya.Ashley berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan ciuman kasar Lucas dari kukungan tubuhnya. Mata Ashley mulai berkaca-kaca. Melihat perlakuan Lucas yang merendahkan dirinya. Layaknya seorang jalang.Ashley memberentok, memukul Lucas sekuat tenaga. Tetapi tenaganya tidak sebanding dengan kekuatan tubuh Lucas.Akhir, Ashley pasrah. Menerima ciuman Lucas yang kasar, tanpa harus membalas ciumannya. Ia hanya tinggal menunggu sedikit cela. Untuk membalas perbuatan bejat Lucas terhadapnya.Dan hasilnya. Waktu yang ia tunggu itu pun datang.
Wanita bernama Elliana Rustav berkata kasar dan dengan lantangnya di depan para rekan kerjanya.Menghina Ashley dengan sebutan jalang. Bahkan menyebut Ashley hanya untuk mencari popularitas kariernya dan menjadikan Lucas tempat mesin uangnya."Aku yakin, wanita itu pasti jalang baru Mr. Franklyn, ya walaupun bajunya tidak begitu terbuka dari jalang-jalang yang biasanya sering datang kesini. Tapi lihatlah. Jalang itu pasti menginginkan sesuatu untuk mendobrak kariernya. Atau bisa saja Mr.Franklyn dimanfaatkan olehnya. Hanya untuk uangnya saja" imbuh Elliana dengan suara lantang dan sinisnya dihadapan Lucas dan AshleySontak saja. Perkataan Elliana menjadi sorotan para staff yang berada satu lobby dengannya. Memandang Elliana tidak percaya. Dengan ucapannyaSedangkan Ashley yang mendengar Elliana mengejek dan menghinanya, geram. Baru kali ini, Ashley mendapat hinaa serendah itu. Di depan umum. Tepat di depannyaAsh
Semenjak kejadian beberapa hari yang lalu, Lucas jarang bertemu Ashley, ia selalu pulang malam. Atau pun tidur di kantornya.Pekerjaan yang begitu banyak. Menuntut Lucas untuk lembur dikantornya, Dan terkadang pekerjaannya ia bawa pulang ke penthouse. Hanya sekadar melihat gadis singanya. Yang telah tertidur lelap di dalam kamar pribadinya.Bukan berarti Lucas dan Ashley tidur berbarengan. Hanya kamarnya saja Lucas tukar.Seperti sekarang ini. Lucas tiba di penthousenya pukul 1 malam. Dan menemukan Ashley yang sudah tertidur pulas di sofa panjang ruang tengah penthousenya.Dengan televisi yang masih menyala. Dan berbagai cemilan berserakan di sofa .Lucas hanya bisa menggelengkan-gelengkan kepalanya. Melihat penthousenya berantakan seperti kapal pecah akibat ulah Ashley."Ckk... Selalu saja begini. Dasar tuan putri pemalas" ucap Lucas dengan kekehannya Yang tidak akan di dengar oleh Ashley yang sudah terti