Penthouse Lucas. 8.00 am
Belum genap 24 jam. Seisi ruangan penthousenya. Sudah hancur berantakan akibat ulah Ashley
Dua pria yang sedang berkutat di dapur, hanya bisa pasrah. Melihat Ashley yang selalu bolak-balik mengambil cemilannya di dalam lemari pendingin.
Lucas menghela nafas panjangnya, melihat tingkah Ashley yang jauh berbeda dari wanita pada umumnya.
"Ayolah sweety. Sampai kapan kau mengerjai kami berdua, apa kau belum puas membuat ku menderita seperti ini" kata Lucas Frustasi. Memohon pada Ashley untuk menghentikan hukamannya.
"Terus, aku harus peduli padamu, enak saja. Kau yang mengacaukan sarapan pagiku, mengambil seluruh sereal favorite ku hingga tak ada satu pun yang tersisa. dan sekarang nikmatilah hukumannya, tapi ngomomg-ngomong, kau cantik juga berdadan ala wanita seperti itu, Luke. Ckkk..." kata Ashley. Mencemooh penampilan Lucas di iringi tawanya.
Ya. Lucas terkena getahnya. Akibat ia merebut serealnya, lalu memakannya hingga tandas tak tersisa. Sampai beberapa kemasan yang lainnya pun Lucas makan. Tanpa melihat protes keras dari Ashley.
Akibatnya. Ashley marah, dan menghukum Lucas. Ashley menghukum lucas dengan menyuruhnya berdandan seperti wanita.
"Tapi tidak dengan memakai baju ini dan berdandan seperti wanita sweety. Kau bisa menghukumku dengan cara lain"
"Menghukummu dengan cara lain. Lalu kau mengulanginya lagi dan lagi. Begitu maksud mu.. Tidakk.. Tidakk.. Tidakk.. Aku tidak mau"- jawab Ashley. Tidak mau mendengar rengekan Lucas lagi. Ia pun mengangkat bokongnya dari sofa. Dan pergi ke kamar Lucas.
"Arrgghh.. Sial, kenapa gadis itu susah sekali untuk di bujuk" geram Lucas, setelah ia mendengarkan lagi penolakan yang Ashley ucapkan.
Frans yang tak jauh darinya. Terkekeh, melihat penderitaan sahabatnya. Frans pun menghampiri Lucas, dan membawa satu gelas juice yang ia bikin.
"Sudahlah Luke. Percuma saja kita melawan singa betina itu. Ashley tidak akan pernah merubah keputusannya" ucap Frans, duduk disebelah Lucas dan memberikan juicenya, yang ia bikin untuk meredakan emosi Lucas
"Yeah.. Kau benar, Frans. Kita, dua pria yang sama mengenaskan" timpal Lucas. Meratapi nasibnya di tangan Ashley.
••••••••
Alena terbangun di sebuah kamar hotel. Ia mengerjap-ngerjapkan matanya. Menyesuaikan indara penglihatannya sambil memegang kepalanya yang terasa pusing dan mengingat-ingat kejadian semalam.
"Brengsek.. Sial.. Argghh.." ucap Alena. Setelah memory ingatannya, mengingat jelas
Ya. Setelah pengusirannya di hotel Franklyn dan semua rencananya gagal total. Alena pergi ke sebuah club malam. Tempat yang sering ia kunjungi. Atau pun menjajakan tubuhnya dengan lelaki hidung belang, demi pundi-pundi nominal yang Alena pinta.
Tetapi malam itu, Alena yang sudah mabuk. Mau saja di ajak oleh seorang pria. Pria yang tidak jelas asal usulnya. Dengan wajah sangar dan beberapa tatto menghiasi lengan tangannya.
Alena di bawa ke sebuah hotel yang berada di sudut pinggir kota. Hotel yang jauh dari kata layak. Dan sekarang Alena di tinggal sendiri. Tanpa adanya sedikit bayaran untuknya.
Justru, beberapa lembar dollar milik Alena, di ambil berserta ponsel pribadinya.
Alena tersadar saat ia melihat handbagnya yang terbuka. Secapat kilat ia bangun dari atas ranjang. Tanpa mempedulikan tubuh telanjangnya.
Alena memeriksa seluruh barang-barangnya. Tetapi yang ia dapatkan hanya secarik kertas yang berisi tulisan dari pria itu
Lantas, Alena segera membacanya. "Terima kasih nona. Kau sangat hebat di ranjang. Dan terima kasih untuk uang dab ponselnya. Ku harap kita tidak bertemu lagi. Bye bye "R"
Alena mengepalkan tangannya setelah membaca isi kertas itu. Ia tidak menyangka. Semua barang-barangnya di bawa lari oleh pria bajingan itu.
Alena tidak terima. Pria itu harus mendapar ganjarannya. Karena telah berani. Membuatnya murka.
••••••••••
Ashley baru saja selesai membersihkan dirinya. Lalu ia pun keluar menuju ruang tengah. Untuk menanyakan sekali lagi kopernya yang tak kunjung datang pada Lucas.
Melihat kedua pria sedang melamun di sofa. Membuat Ashley mengernyitkan matanya. Tampak bingung dan tidak biasanya kedua pria itu terdiam
"Apa yang mereka lakukan. Kenapa mereka diam seperti mayat hidup. Atau kedua pria itu telah menjadi zombie"- kata Ashley bergedik ngeri pada kedua pria itu
Diam-diam Ashley menghampiri Lucas dan Frans tanpa menimbulkan bunyi dari suara sandalnya.
Tiba dihadapan kedua pria itu. Ashley duduk. Dan melambaikan kedua tangannya di depan wajah Lucas dan Frans
Tetapi Lucas dan Frans sama sekali tidak merespon Ashley. Kedua pria itu malah sibuk dengan dunianya masing-masing
"Baiklah. Kalau itu yang menbuat kalian diam. Aku akan pergi dari sini. Dan kau Luke. Jangan mencariku"ucap Ashley kesal. Karena diabaikan begitu saja. Ia pun hendak bangun. Tetapi tangannya di tahan oleh Lucas.
••••••••••
Leonardo Da Vinci, international Airport, Roma italia
Matthew tiba di bandar udara internationa Leonardo Da Vinci, Roma Italia dengan menempuh waktu 9 jam 30 menit. Menggunakan jet pribadinya.
Matthew menginjakan kakinya di Roma italia, walaupun hari sudah hampir memasuki tengah malam. Tidak membuat Matthew merasa lelah. Sebelum ia bertemu dengan istri tercintanya.
Ya, Matthew sengaja mengambil penerbangan siang, ada beberapa hal yang Matthew urus, menyangkut putrinya dan Alena. Keponakan tirinya.
Matthew tidak ingin melepaskan Alena begitu saja. Rubah kecil itu. Pasti mempunya niat jahat pada putrinya.
Sama halnya dengan ibunya. Yang hampir membuat keluarganya berantakan. Tapi sayangnya. Sebelum rencana itu di mulai. Matthew tau akal bulus kedua parasit itu.
Dengan sedikit menjebak Eliana, rencana itu pun, di gagalkan denganya. Tanpa adanya campur tangan orang lain.
Hanya saja, Williiam memberi hukuman yang tidak setimpal. Pada Eliana. Will hanya mengirim Eliana jauh dari keluarganya. Meninggalkan Alena sendiri di saat ia berumur 16 tahun.
Jika di ingat, Matthew sangat tidak setujuh dengan keputusan William. William hanya mengatakan. "Bagaimana pun Eliana tetap putri ku. Adik dari istri mu. Walaupun hanya darah ku saja yang mengalir di dalam tubuh Eliana"
Sementara ayah Alena. Tidak tau keberadaannya dimana. Menghilang begitu saja. Setelah membawa lari beberapa aset milik William.
Maka dari itu. Matthew tidak ingin. Keluarganya hancur. Walaupun Matthew tau putrinya tidak akan bisa di hancurkan begitu saja. Oleh Alena.
••••••••••••
Gabrielle terlebih dulu tiba di bandara. Ia bersama istrinya Elena. Menunggu sang kakak. Yang masih berada di dalam jet pribadinya.
"Kenapa, pria tua itu, tidak cepat turun dari pesawatnya"- ucap Gabrielle kesal pada sang kakak. Yang tidak menampakan batang hidungnya.
Padahal pesawatnya sudah landing dari 30 menit yang lalu.
"Tenanglah Gab, mungkin ada sesuatu yang harus ia urus di dalam pesawatnya"- timpal Elena. Menenangkan sang suami yang kesal terhadap Matthew kakak kandungnya.
"Ayah dan anak sama saja, selalu lama, datangnya"- Gabrielle menghembuskan nafasnya. Menahan emosinya sesat.
Tak begitu lama, Matthew datang bersama asisten pribadinya, bernama Noah Muller, Dengan membawa beberapa map di tangannya. Dan koper satu koper yang Noah giring.
Tanpa dosanya, Matthew bertanya pada sang adik. Membuat Gabrielle muak.- "Apa kalian sudah lama menunggu"-
"2 jam 30 menit aku menunggumu, dan disaat jet pribadimu telah landing. Kau malah tidak langsung turun dan aku harus menunggunya lagi selama 30 menit. Apa yang kau lakukan di dalam sana. Pak tua"- geram Gabriel pada sang kakak. Ia tak segan-segan menyebut Matthew pak tua. Saat Gabrielle kesal terhadap sang kakak.
"Sudah lah Gab. Tidak perlu marah-marah. Lebih baik, kita langsung menuju rumah sakit"- timpal Matthew tanpa menjelaskan apapun.
Mengajak Gabrielle menuju rumah sakit. Tempat sang istri tercinta di rawat.
Tanpa ada bantahan. Gabrielle mengikuti Matthew dengan sang istri di sampingnya.
Dan setelah itu Gabrielle berpisah dari sang kakak untuk menaiki mobilnya. Dan mengikuti mobil Matthew.
Semenjak kejadian beberapa hari yang lalu, Lucas jarang bertemu Ashley, ia selalu pulang malam. Atau pun tidur di kantornya.Pekerjaan yang begitu banyak. Menuntut Lucas untuk lembur dikantornya, Dan terkadang pekerjaannya ia bawa pulang ke penthouse. Hanya sekadar melihat gadis singanya. Yang telah tertidur lelap di dalam kamar pribadinya.Bukan berarti Lucas dan Ashley tidur berbarengan. Hanya kamarnya saja Lucas tukar.Seperti sekarang ini. Lucas tiba di penthousenya pukul 1 malam. Dan menemukan Ashley yang sudah tertidur pulas di sofa panjang ruang tengah penthousenya.Dengan televisi yang masih menyala. Dan berbagai cemilan berserakan di sofa .Lucas hanya bisa menggelengkan-gelengkan kepalanya. Melihat penthousenya berantakan seperti kapal pecah akibat ulah Ashley."Ckk... Selalu saja begini. Dasar tuan putri pemalas" ucap Lucas dengan kekehannya Yang tidak akan di dengar oleh Ashley yang sudah terti
Wanita bernama Elliana Rustav berkata kasar dan dengan lantangnya di depan para rekan kerjanya.Menghina Ashley dengan sebutan jalang. Bahkan menyebut Ashley hanya untuk mencari popularitas kariernya dan menjadikan Lucas tempat mesin uangnya."Aku yakin, wanita itu pasti jalang baru Mr. Franklyn, ya walaupun bajunya tidak begitu terbuka dari jalang-jalang yang biasanya sering datang kesini. Tapi lihatlah. Jalang itu pasti menginginkan sesuatu untuk mendobrak kariernya. Atau bisa saja Mr.Franklyn dimanfaatkan olehnya. Hanya untuk uangnya saja" imbuh Elliana dengan suara lantang dan sinisnya dihadapan Lucas dan AshleySontak saja. Perkataan Elliana menjadi sorotan para staff yang berada satu lobby dengannya. Memandang Elliana tidak percaya. Dengan ucapannyaSedangkan Ashley yang mendengar Elliana mengejek dan menghinanya, geram. Baru kali ini, Ashley mendapat hinaa serendah itu. Di depan umum. Tepat di depannyaAsh
Ciuman Lucas yang lembut, berubah menjadi kasar. Lucas semakin menyesap bibir Ashley hingga menimbulkan bengkak dibibirnya. Lidahnya pun ikut membelit kedalam rongga mulut Ashley tanpa memberinya jeda sedikit pun.Tubuh Lucas semakin mendorong Ashley, kesisi lift bagian kanan. Tangannya pun ikut mengambil peranan mengungkung Ashley. Agar Ashley tidak melakukan pemberontakan terhadap dirinya.Ashley berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan ciuman kasar Lucas dari kukungan tubuhnya. Mata Ashley mulai berkaca-kaca. Melihat perlakuan Lucas yang merendahkan dirinya. Layaknya seorang jalang.Ashley memberentok, memukul Lucas sekuat tenaga. Tetapi tenaganya tidak sebanding dengan kekuatan tubuh Lucas.Akhir, Ashley pasrah. Menerima ciuman Lucas yang kasar, tanpa harus membalas ciumannya. Ia hanya tinggal menunggu sedikit cela. Untuk membalas perbuatan bejat Lucas terhadapnya.Dan hasilnya. Waktu yang ia tunggu itu pun datang.
Lucas mengacak-ngacak rambutnya, ia Frustasi. Ia tidak tau harus berbuat apa, agar Ashley mau memaafkannya. Ia tidak pandai dalam hal itu. Lucas hanya pandai, membuat wanita mendesahkan namanya dan mengukung wanita di atas ranjang dan di bawah kendalinya. "Sial.. Siall.. Siallllllll.... Arrrghhh!!"- teriak Lucas Frustasi. "Kenapa wanita, kalau marah susah sekali di bujuk, apa yang harus aku lakukan sekarang, apa aku harus memberikannya bunga, atau mengajaknya makan malam romantis, sebagai tanda permintaan maafku, tidak.. Tidak.. Tidakk.. Seorang Lucas Samuel Franklyn tidak akan pernah melakukan hal itu. Tapi, aku harus bagaimana," ucap Lucas bermonolog pada dirinya sendiri. Dan pusing memikirkan cara agar Ashley memaafkannya Frans dan Peter, sejak tadi mendengar ucapan Lucas. Menyaksikan sahabat bejatnya yang tengah frustasi, mengadapi seorang gadis bernama Ashley.
Ashley berada di satu club yang sama dengan Lucas. Ia datang ke club ini, hanya untuk menghilangkan sedikit penatnya.Ashley duduk di sebuah meja bar, tanpa ada teman atau pun orang-orang yang duduk di sekitarnya. Ashley nampak berpikir, apakah ia datang terlalu sore. Atau ia datang terlalu malam.Ia pun menghembuskan nafasnya. Tidak ingin terlalu banyak berpikir. Dan tidak peduli ada atau tidaknya pengunjung club ini.Sampai Ashley pun mendengar suara bariton milik seorang pria. Yang tidak lain merupakan sahabatnya Joshua thomason."Bagaimana kabarmu, tumben sekali kau nongol di tempat ini"- kata Josh. Melihat Ashley yang sudah berada di depan meja barnya"Tidak terlalu baik, tapi juga tidak terlalu buruk. Entahlah Josh, yang jelas aku ingin menghabiskan malamku di club ini, dan berikan racikan minuman terbaikmu, karena aku merindukannya"-
"Dor""Dor"Dua tembakan Frans melesat tepat mengunus perut dan jantungnya. Pria itu terkapar tak berdaya. Dan mati seketika begitu saja.Ya, Franslah yang menembak pria itu, saat Pria itu ingin menusuk Lucas.Ashley berteriak histeris. Ketakutan, tubuhnya bergetar hebat, melihat pria itu tertembak di depan matanya.Lucas merasakan tubuh Ashley bergetar. Lantas, Lucas memeluk Ashley dengan erat, menenangkannya dan mengecup keningnya.- "its okay baby. Jangan takut, ada aku yang selalu di samping mu" Kata Lucas menangkup wajah Ashley dan berakhir dengan sebuah ciuman lembut darinya.Sementara Clarissa menyaksikan Lucas mencium Ashley, ia merasa muak, ia jengkel, kesal, dan marah. Ada rasa cemburu dan ke tidak sukaan dalam dirinya."Sudah terlihat jelas, di depan matamu, bagaimana sahabatku memuja gadis itu, bahkan Lucas me
Lucas dan Ashley sama-sama mendominasi aktivitas panas mereka. Bertukar posisi atau berganti gaya bercinta mereka lakukan, secara bergiliran.Dan Lucas tak menyangka, Ashley pandai melakukan gaya bercinta dengan begitu panas dan liar, membuat Lucas mengeran, setiap Ashley bergerak liar diatas tubuhnya"Argghhh.. Sweety. Aku ingin keluar." kata Lucas. Saat ia sudah berada di puncaknya dan ingin mengeluarkan cairan bening dari dalam juniornya. Kelima kali.Lucas pun berganti posisi. Ia membalikkan tubuh Ashley, di bawahnya. Dan segera memompa Ashley dengan cepat dan kerasTak lama cairan beningnya pun keluar, menyembur ke dalam rahim Ashley untuk kelima kalinya.
Lucas tak segan-segan memesan makanan dari 5 restoran termahal dengan menu yang berbeda-beda.Lucas tidak tau makanan apa yang Ashley suka. Ia hanya memesan dan menyajikannya begitu saja. Tanpa mau bertanya terlebih dahulu.Saat Ashley keluar dari kamar Lucas. Matanya melotot melihat meja di penuhi berbagai macam hidangan. Yang tidak mungkin Ashley menghabiskannya dalam waktu sekejap."Ya.. Tuhan. Apa yang kau pikirkan Luke, kau sengaja memesan semua jenis makanan ini untukku, dan kau tak berpikir, apa aku siap menghabiskan makanan ini semuanya"- omel Ashley. Kesal dengan pikiran Lucas yang seenak jidatnya."Aku tidak tahu, makanan apa yang kau suka, makanya aku memesan makanan dari 5 restora